Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI TANAMAN HIAS

MELATI (Jasminum Sambac L)

Disusun oleh

1. Salwa Nabila Fatiiha D31211898


2. Sahril Asirak D31212312
3. Rafsanjani Febio Rachim D31211922
4. Veni Melinda D31212502

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
BUNGA MELATI
(Jasminum sambac L)

Bunga melati adalah jenis tumbuhan perdu atau semak-semak. Namun, ada
juga melati yang hidup merambat. Melati merupakan tanaman dari keluarga zaitun
atau Oleaceae. Nama latinnya adalah Jasminum sp. yang kemudian populer dikenal
dengan istilah Jasmine dalam bahasa Inggris. Setidaknya ada sekitar 200 spesies
bunga melati yang tersebar di seluruh dunia. Bunga yang memiliki aroma wangi
khas ini dapat hidup dengan baik di daerah tropis dan kawasan bersuhu hangat
seperti Eurasia dan Oceania. Aroma melati sangat khas dan harum. Wanginya terasa
segar dan menyenangkan. Oleh karena itu ekstraknya sering digunakan untuk bahan
baku pembuatan produk pembersih wajah maupun kulit, serta produk perawatan
kecantikan lainnya. Karena wangi bunga melati cenderung awet dan tahan lama.
Sistematika Bunga Melati
Kingdom : Plantea
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac (L). W. Ait

1. Morfologi Bunga Melati


a. Akar
Akar melati merupakan akar tunggang. Akarnya sulit dipatahkan karena ulet
atau lentur dan tidak memiliki serat. Pada beberapa jenis melati memiliki akar
berbuku-buku, namun ada juga yang tidak.
b. Batang
Batang melati berbentuk bulat dan teksturnya berkayu. Tingginya tanaman
mulai dari 30 cm hingga 3 meter. Batangnya memiliki cabang-cabang dan berwarna
cokelat.
c. Daun
Daun melati putih termasuk jenis daun tunggal. Tangkai daunnya pendek, yaitu
sekitar 5 mm dan letaknya berhadapan. Helai daun berbentuk bulat telur dan agak
lonjong. Bagian ujungnya meruncing dengan bagian pangkal agak bulat dan bagian
tepi daun rata. Tulang daun berbentuk menyirip, serta ukuran daunnya sekitar 5-10
cm x 4-6 cm.
d. Bunga
Melati menghasilkan bunga berjenis majemuk dengan pertumbuhan bunga di
bagian ketiak daun. Dalam satu pangkal bunga akan ditumbuhi 3 bunga sekaligus,
sehingga akan terlihat padat. Bunga melati memiliki 2 benang sari dengan filamen
yang sangat pendek. Kelopak bunga biasanya berjumlah 4 hingga 9 buah. Bunga
ini juga memiliki 4 ovula dan 2 kantong sari atau lokulus. Pada umumnya ukuran
bunga melati putih cukup kecil, yaitu sekitar 2,5 cm. Warnanya putih seperti lilin
dengan tekstur kelopak seperti lembaran dengan bentuk mengerut seperti terompet.

2. Siklus hidup bunga melati


a. Tahap awal pertumbuhan

Ketika air masuk di dalam biji, sejumlah enzim mulai aktif jadi bisa
menghasilkan beragam jenis reaksi kimia. Kerja enzim ini diantaranya bisa
mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan cara mensintetis cadangan
makanan menjadi persediaan cadangan makanan di waktu perkecambahan
melangsungkan diri untui dipakai sebagai berkecambah.

b. Perkecambahan

Perkecambahan ialah munculnya plantula (tanaman kecil) di dalam biji yang


termasuk hasil pertumbuhan serta perkembangan embrio. Di dalam perkebangan
embrio ketika berkecambah, bagian plumula tumbuh serta berkembang sebagai
bagian batang, sementara untuk radikula sebagai akar.

c. Pertumbuhan primer

Sesudah dalam fase perkecambahan diikuti dengan pertumbuhan 3 sistem


jaringan meristem primer yang letaknya di akar serta batang. Di dalam fase tersebut
tumbuhan akan membentuk akar, daun dan batang. 3 sistem jaringan primer yang
bentuknya berikut ini :

1. Protiderm yakni lapisang paling luar yang nantinya membentuk jaringan


epidermis

2. Meristem dasar akan berkembang sebagai jaringan dasar yang akan mengisi
lapisan korteks di akar anatar lain epidermis dan style

3. Prokambium yakni lapisan dalam yang nantinya akan berkembang sebagai


silinder pusat yakni xilem dan floem.
4. Pertumbuhan primer dalam akar

5. Akar muda yang keluar ini berasal dari biji yang akan segera masuk di dalam
tanah, kemudian membentuk sebuah sistem perakaran tanaman. Di ujung akar
yang masih muda ada 4 daerah pertumbuhan. Daerah pertumbuhan akar masih
muda, diantaranya:

• Tudung Akar (kaliptra)


Tudung akar atau dikenal dengan kaliptra fungsinya menjadi pelindung dari
benturan fisik ujung akar dari tanah sekeliling pertumbuhan. Fungsi lain dari
ujunng akar, yakni memudahkan akar menembus tanah sebab tudung akar
akan lengkap dengan sekresi cairan polisakarida.
• Meristem
Meristem adalah bagian dari ujung akar yang selnya akan senantias
melakukan pembelahan dengan mitosis. Meristem tersebut letaknya ada di
belakang tudung akar. Di dalam pertumbuhan dikotil, sejumlah sel tudung
akar yang rusak ini akan digantikan oleh sejumlah sel baru yang di hasilkan
oleh sejumlah sel meristem primer terhadap perkembangan sejumlah sel
meristem apikal.
• Daerah diferensiasi
Di daerah tersebut, sejumlah sel letaknya ada di belakang daerah meristem.
Sejumlah sel dari hasil pembelahan meristem tumbuh dan juga berkembang
dengan memanjang di daerah tersebut. Kegiatan pertumbuhan serta
perkembangan memanjang dari sel memicu pembelahan sel pada daerah
tersebut sehingga menjadi lebih lambat terhadap bagian lain. Pemanjangan
sel ini perannya penting guna membantu daya tekan akar serta proses
pertumbuhan memanjang akar.
• Daerah diferensiasi
Di daerah tersebut, sejumlah sel hasil pembelahan serta pemanjangan akan
berkelompok sesuai dengan samanya struktur. Sejumlah sel yang
mempunyai kesamaan struktur, lalu akan mendapatkan tugas yang
membentuk jaringan khusus.
d. Pertumbuhan primer dalam batang

Pertumbuhan serta perkembangan primer di batang ini mencakup daerah


pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan serta daerah diferensiesi.
Meristem apikal dalam batang dibentuk oleh sejumlah sel yang senantiasa akan
membelah di ujung tunas yang biasa dikenal dengan nama kuncup.
Di dalam kuncup, maka ruas batang serta tonjolan daun kecil (primordia)
mempunyai jarak pendek sekali sebab jarak intermodus (antar ruas ) pendek sekali.
Pertumbuhan, pembelahan serta pemanjangan sel mengalami ddi dalam
intermodus.

e. Pertumbuhan sekunder

Sesuah meristem primer ini membentuk sebuah jaringan yang permanen, lalu
meristem sekunder akan terjadi pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder
Cuma terjadi dalam tumbuhan dikotil, yakni pembentukan kambium yang
bentuknya dari kolenkim dan parenkim. Demikianlah tadi informasi mengenai
Proses pertumbuhan tanaman bunga melati dan penjelasannya. Media pertumbuhan
bunga melati ini cocok sekali ditanam jenis tanah latosol serta andosol.

3. Tempat hidup

Bunga melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak
yang hidup menahun. Bunga Melati termasuk salah satu genus dari semak dan
tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae). Di Indonesia, bunga melati
banyak ditemukan di pekarangan rumah maupun perkebunan warga. Perawatannya
yang mudah menjadikan bunga melati sebagai salah satu tanaman hias favorit
banyak orang. Selain itu bunga melati bisa tumbuh mulai dari dataran rendah
sampai ketinggian 1600 m dpl.
4. Budidaya bunga melati
a. Syarat Tumbuh
Agar bunga melati dapat bertumbuh secara optimal, bunga melati
membutuhkan banyak cahaya matahari, karenanya tanaman ini cocok di tanaman
di tempat terbuka, dengan tingkat kelembaban udara 50 – 80%. Suhu yang ideal
untuk pertumbuhan tanaman ini adalah antara 28 – 36ºC pada siang hari, dan 24 –
30 ºC pada malam hari.
Untuk media pertumbuhannya, tanaman bunga melati sangat cocok ditanam
pada jenis tanah latosol dan andosol. Tanah latosol adalah tanah yang banyak
mengandung zat besi dan alluminium. Jenis tanah ini memiliki tingkat kesuburan
yang lebih rendah karena sudah sangat tua.
Iklim yang cocok untuk pertumbuhannya adalah iklim dengan 2 – 3 bulan
kering dan 5 – 6 bulan basah. Tanaman melati akan tumbuh dan memiliki
produktivitas yang baik bila ditanaman pada lingkungan yang sesuai. Dataran
rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 10 – 1.600 meter di atas permukaan
laut (dpl) adalah ketinggian yang ideal.

b. Penyemaian dan Pembibitan


1. Penyemaian dapat dilakukan di polybag atau di dalam pot. Kemudian membuat
beberapa lubang kecil di bawah polybag atau pot tersebut agar air tidak
mengendap di dalamnya. Lalu memasukkan media semai berupa campuran
tanah dan pupuk ke dalam wadah.
2. Lakukan penyemaian dengan cara memasukkan stek batang ukuran 14- 25 cm
ke dalam media semai yang telah disiapkan tadi. Setelah itu, kamu bisa
menutup wadah semai hingga kelembapan bisa tetap terjaga.
3. Setelah stek ditanam, maka perlu dilakukannya pemeliharaan sehingga stek
bisa tumbuh dengan baik. Pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara
melakukan penyiraman sekitar 1 – 2 kali sehari. Bibit tersebut juga harus
terkena sinar matahari setiap hari. Setelah berumur 3 bulan, bibit dapat
dipindahkan ke lahan budidaya.
c. Pengolahan lahan
Pada saat melakukan pengolahan lahan, sebaiknya dilakukan pada musim
kemarau atau 1-2 bulan sebelum musim hujan.
1. Melakukan pembukaan lahan dengan cara membersihkan lahan tersebut dari
batu, akar tanaman sisa, gulma dan sebagainya. Setelah dibersihkan, cangkul
lahan tersebut sedalam 30 – 40 sentimeter, sehingga tanah menjadi gembur.
Setelah itu, diamkan tanah selama 15 hari.
2. Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 120 sentimeter, tinggi 30 – 40
sentimeter. Adapun jarak antara bedengan sekitar 40 – 60 sentimeter.
3. Lakukan pengapuran jika pH tanah kurang dari 6 atau lebih dari 7. Pengapuran
dapat dilakukan dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2}, kapur
bakar (Quick lime,CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}. Pengapuran
dilakukan pada bagian atas bedengan.

d. Penanaman
Penanaman dilakukan seperti menanam tanaman hortikultura pada bedengan
secara umum, yakni dengan cara :
1. Lubangi bedengan dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak antar lubang
100- 150 cm.
2. Masukkan tanaman beserta akarnya ke dalam lubang tersebut. Pastikan agar
akar tanaman bersentuhan langsung dengan tanah.
3. Tututp kembali lubang dan siram dengan air.

e. Perawatan
Perawatan pada bunga melati perlu dilakukan secara rutin agar produksi bunga
yang dihasilkan dapat optimal.
1. Lakukan penyiraman secara rutin, maksimal 2 kali sehari pada pagi dan sore
hari.
2. Berikan pemupukan 3 bulan sekali sesuai dosis. Pemupukan tanaman melati
dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis Pupuk yang digunakan terdiri
atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI 100-300 kg/ha/tahun.
Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata dalam parit
diantara barisan tanaman/sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15 cm,
kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara
memasukan pupuk kedalam lubang tugal di sekeliling tajuk tanaman melati.
Waktu pemupukan adalah sebelum melakukan pemangkasan, saat berbunga,
sesuai panen bunga dan pada saat pertumbuhan kurang prima. Pemberian
pupuk dapat meningkatkan produksi melati, terutama jenis pupuk yang kaya
unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan
waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (Pukul 09.00) atau
sore hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik menyengat.
3. Lakukan juga penyulaman pada tanaman yang mati. Penyulaman dilakukan
dengan mengganti tanaman yang mati/tumbuhan abnormal dengan bibit yang
baru. Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana penanaman,
hanya saja dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu
diganti. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah
tanam. Penyulaman seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan
pemeliharaan tanam berikutnya dan pertumbuhan tanam menjadi seragam.
Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari, saat sinar
matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.
4. Lakukan penyiangan pada gulma yang tumbuh di sekitar tanaman melati. Pada
umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi rumput - rumput
liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati dalam
pemenuhan kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
5. Lakukan pemangkasan sehingga tanaman bisa tumbuh sesuai dengan bentuk
yang diinginkan.
6. Untuk merangsang pertumbuhan bunga melati dapat dilakukan penyemprotan
cairan perangsang. Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT) dapat
digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi bunga, zat
perangsang bunga yang berpengaruh baik terhadap pembunga’an melati adalah
Cycocel (Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman melati yang di semprot dengan
Cycocel berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil bunga yang paling tinggi,
yakni 1,45 kg/ tanaman. Cara pemberiannya: zat perangsang bunga
disemprotkan pada seluruh bagian tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-
tunas pembungaan. Konsentrasi yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk
Cycocel atau 500-1.500 ppm bila digunakan Ethrel.

f. Pengendalian hama penyakit


Tanaman melati tidak luput dari gangguan hama dan penyakit, untuk
mengendalikan/mengontrol hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara:
1. Penggunaan bibit sehat
2. Pemupukan secara rutin
3. Menyemprot insektisida dan fungisida untuk menjaga dari serangan hama.
Hama penyakit yang sering menyerang tanaman bunga melati, di antaranya:
a) Ulat palpita (Palpita unionalis Hubn)
Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae, Stadium hama yang
merusak tanaman melati adalah larva (ulat). Pengendalian: dilakukan dengan cara
memotong bagian tanaman yang terserang berat dan menyemprotkan insektisida
yang mangkus dan sangkil, misalnya Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 E/Curacron
500 EC .
b) Thips (Thpis sp)
Thrips termasuk ordo Thysanoptera dan famili Thripidae. Hama ini bersifat
pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Gejala: menyerang dengan cara mengisap
cairan permukaan daun, terutama daun-daun muda (pucuk). Pengendalian:
dilakukan dengan cara mengurangi ragam jenis tanaman inang disekitar kebun
melati dan menyemprotkan insektisida yang mangkus : Mesurol 50 WP, Pegasus
500 SC/Dicarzol 25 SP .
c) Hawar daun
Penyebab: cendawan (jamur) Rhizcotonia solani Kuhn. Gejala: menyerang
daun yang letaknya dekat permukaan tanah.
d) Hawar bunga (Flower Blight)
Penyebab: cendawan (jamur) Curvularia sp. Fusarium sp dan Phoma sp,.
Gejala: bunga busuk, berwarna coklat muda dan kadang-kadang bunga berguguran.
e) Karat daun
Penyebab: ganggang hijau parasit (Cephaleuros virescens Kunze). Gejala: pada
permukaan daun yang terserang tampak bercak-bercak kemerah-merahaan dan
berbulu. Penyakit ini umumnya menyerang daun-daun yang tua.

g. Masa Panen
Pada saat usia 6 bulan, bunga melati sudah dapat dipanen.
1. Pastikan bunga melati yang dipanen sudah memenuhi kriteria seperti kuntum
bunga sudah besar atau yang masih setengah mekar.
2. Bunga harus dipanen pada pagi hari sekali, agar bunga yang dipanen tidak layu
dan tetap terjhaga kesegarannya.
3. Hasil panen bunga melati terbanyak berkisar antara 1-2 minggu. Selanjutnya,
produksi bunga akan menurun dan 2 bulan kemudian meningkat lagi.
Kesimpulan

Bunga melati merupakan tanaman perdu atau semak- semak. Melati


merupakan tanaman dari keluarga Oleaceae. Dengan nama latin Jasminum
Sambac L. Bunga melati berdaun tunggal, berakar tunggang dam memeiliki ukuran
bunga 2,5 cm berwarna putih. Bunga melati banyak di temukan di pekarangan
rumah. Biasanya bunga melati ditanam pada musim kemarau atau sebelum musim
hujan, tanaman melati mulai berbunga pada umur 7- 12 bulan setelah tanam. Bunga
melati panen sepanjang tahun secara berkali- kali sampai umur tanaman 5- 10
tahun bunga melati berbunga setiap 12 minggu (3 bulan). Melati tumbuh maksimal
di dataran rendah dengan ketinggian tempat 10- 1.600 m dpl dengan banyak
pencahayaan matahari.
Daftar Pustaka

Cybex Pertanian go.id. 2019. Budidaya Melati di akses dari


http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/65046/Budidaya-Bunga-
Melati/. Pada tanggal 17 Maret 2023.
Distan.Jogjaprov.go.id. Tanaman Hias Melati di akses dar
ihttps://distan.jogjaprov.go.id/wp content/download/tanaman_hias/melati.
Pdf. Pada tanggal 17 Maret 2023.
Penjaskes.co.id. Proses Pertumbuhan Tanaman Bunga Melati dan Penjelesannya
di akses dari https://penjaskes.co.id/proses-pertumbuhan-tanaman-bunga-
melati-dan-penjelasannya/ di akses pada tanggal 17 Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai