Anda di halaman 1dari 3

KEMERDEKAAN DIMASA PANDEMI

Sinar matahari pagi ini menembus jendela di dalam kamarku. Seketika aku langsung
terbangun dan mengusap-usap wajah seraya mengambil handuk untuk segera bergegas mandi.
Namaku Reina, aku terlahir dari keluarga sederhana dimana orang tuaku adalah seorang petani di
desa Gaung Asam. Kedua orang tuaku sama-sama bekerja di kebun untuk menyadap karet. Hari
ini tepat pada tanggal 11 Agustus 2021 aku baru ingat untuk mengumpulkan tugas ke sekolah.
Tugas yang sudah aku buat guna memenuhi tugas dari guru mata pelajaran hari itu.

Beberapa menit setelah aku selesai mandi, lalu aku berpakaian rapi, kemudian aku
menyisir rambut tak lupa pula aku memakai perlengkapan sekolah biar terlihat seperti pelajar
pada umumnya. Meskipun begitu aku sedih karn setiap pergi ke sekolah ayah dan ibu selalu saja
sudah pergi ke kebun. Mereka pergi pagi-pagi dikarenakan jarak kebun lumayan jauh dan hasil
sadapan lebih banyak apabila di sadap masih pagi. Setelah semuanya selesai aku segera
berangkat ke sekolah, SMKN 1 Belida Darat nama sekolahku. Langkah kaki yang begitu cepat
aku semangat untuk cepat sampai di sekolah, tidak berapa lama aku sampai di sekolah dan aku
langsung menuju kantor untuk memberikan tugas kepada guru mata pelajaran, kebetulah hari ini
pelajaran matematika.

Seketika aku baru ingat bahwa aku lupa memakai masker, aku langsung meminta maaf
kepada guru piket yang hadir pada hari ini. Maklum saja semenjak Indonesia wabah virus
Corona-19 semua orang yang berpergian ke luar rumah diwajibkan mematuhi protocol kesehatan
termasuk memakai masker. Semenjak masa pandemi ini sekolah kami laksanakan secara daring.
Sekolah daring yang dilakukan dirumah, guru memberikan siswa materi dan tugas dari grup
chating lalu siswa membuat tugas dan mengumpulkan kepada guru mata pelajaran melalui online
ada juga guru yang meminta tugasnya dikumpulkan ke sekolah secara langsung. Sudah hampir
dua tahun Indonesia dan Negara-negara tetangga yang terdampak virus covid-19 tidak bias
merayakan hari ulang tahun Negaranya masing-masing, termasuk Negara Indonesia tidak ada
yang namanya upacara bendera, tidak ada perlombaan, keramaian yang berbuntuk apapun.

Semakin hari pandemi ini semakin meningkat, semua tempat umum seperti pasar, tempat
ibadah, tempat liburan bahkan sekolah ditutup sementara. Di kota Jakarta PPKM terus
diperpanjang oleh pemerintah Indonesia demi menghindari bertambahnya penyebaran virus
covid-19, serta berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, akibat PPKM yang diperpanjang
ekonomi Indonesia sangat merosot. Pembatasan kegiatan masyarakat yang dilakukan oleh
pemerintah tentu juga berdampak pada dunia pendidikan. Kebijakan yang diambil sebagai tindk
lanjut adalah penghentian pembelajaran tatap muka sebagai gantinya diberlakukan pembelajaran
jaeak jauh, baik secara daring ataupun luring.

Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, Namun kemerdekaan yang dirasakan Negara


Indonesia dua tahun terakhir sangat mencekam, bangsa yang sangat kita cintai ini, dimana
Indonesia kembali terjajah oleh pandemi yang tak berkesudahan. Penyakit yang menyerang tiba-
tiba dan menyebabkan banyak korban yang meninggal dunia. Semoga dihari ulang tahun
Indonesia yang ke 76 tahun ini, kemerdekaan yang sebenarnyaitu kembali tanpa diwarnaioleh
ketakutan akan wabah Covid-19.

Waktu sudah menunjukkanpukul 09.00 wib, saatnya pulang dari sekolah, memang waktu
belajar atau mengumpulkan tugas itu hanya sebentar karena seperti kita ketahui semenjak wabah
covid-19 melanda bangsa ini, pembelajaran di sekolah ku dilakukan secara daring. Meskipun
begitu semangat belajarku tidak pernah surut karena pendidikan adalah senjata paling ampuh
untuk mengubah dunia dan dengan ilmu kita akan mudah diterima di dunia kerja yang kita
inginkan. Semoga apa yang apa yang saya impikan nantinya akan dengan mudah tercapai.
Harapan ku cepatlah membaik Negeriku tercinta, Indonesia.

Karya : Uci Nurfajriah

Kelas : X TKI 1

Sekolah : SMKN 1 BELIDA DARAT

Anda mungkin juga menyukai