Anda di halaman 1dari 25

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
KOMODITAS TOMAT (Lycopersicon esculentumMill.)

Disetujui oleh:

Asisten Kelas

Maghfiroh
NIM 135040201111409

Asisten Lapang,

Atiqah Aulia Hanuf


NIM. 135040201111362

RINGKASAN

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan
Teknologi Produksi Tanaman dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan Teknologi Produksi Tanaman ini dibuat dengan berbagai
observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan laporan Teknologi
Produksi Tanaman. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan akhir praktikum Teknologi Produksi Tanaman ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
laporan praktikum Teknologi Produksi Tanamanini.Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan akhir Teknologi Produksi Tanaman ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Malang, 12 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. vii
1.

PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................... 1

2.

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................2
2.1 Produksi Tanaman Tomat Di Indonesia.............................................2
2.2 Botani Tanaman Tomat..................................................................3
2.3 Teknik Budidaya Tanaman.............................................................7
2.4 Perlakuan Tanpa Pewiwilan pada Tanaman Tomat............................10

3.

BAHAN DAN METODE...................................................................11


3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................11
3.2 Alat dan Bahan...........................................................................11
3.3 Cara Kerja................................................................................. 12
3.4 Parameter Pengamatan.................................................................13
3.5 Denah Petak Praktikum................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 15

DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1.Produktivitas tomat lima provinsi sentra..............................................................2
2. Jadwal Kegiatan.................................................................................................11

DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1.Kontribusi produksi tomat beberapa.....................................................................2
2. Akar, cabang, dan batang tomat...........................................................................5
3. Daun tomat ..........................................................................................................5
4. Buah tomat...........................................................................................................6
5. Biji tomat..............................................................................................................6

DAFTAR LAMPIRAN

1. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Tanamantomatadalahsalahsatusayuran

yang

cukup

popular

Indonesia.Tomatmerupakantanamanhortikultura

di
yang

berasaldarifamiliSolanaceae
yang.Tanamantomatdapattumbuhbaikpadadataranrendahsampaidatarantinggi
1500 meter dpl.Tanamantomatdapattumbuh optimal padatanahgemburdengan
pH

netral.Tanamantomatmerupakantanamanharipendek

memerlukanpenyinaran

minimal

yang

jam/hari.Tanamantomat

yang

sudahmengalamicukupmasavegetatif, jikamendapatkanpenyinarankurangdari
8

jam/harimakaakanmemasukimasageneratif

ditandaidenganmunculnnyabunga.Di

yang

kalanganmasyarakat

buahtomatbanyakdimanfaatkansebagaisayuran,

Indonesia

bahansambaldansaos,

jus

ataudinikmatidalambentukbuahsegar.
Dari

tahunketahunkonsumsibuahtomat

di

Indonesia

mengalamifluktuasi.Padatahun 2012-2013, konsumsitomatmenurunsebesar


8,61

%.

Namunpadaditahunberikutnyakonsumsitomatkembalimeningkatsebesar
9,73%

(Susenas,

BPS

dalamBuletinPangan,

2014).

Meningkatnyakonsumsitomatharusdiimbangiolehmeningkatnyaproduksitomat
lokal

agar

Indonesia

tidakmendatangkantomatimpor.Sedangkanproduksitomat
daritahunketahunmasihnaikturun.Hal

di

inidapat

disebakanolehkurangnyakesadaranpetanidalammenerapkandanmengembangk
anteknologiproduksi.Para
petanicenderungacuhtakacuhdenganteknologisederhanauntukmeningkatkanha
silproduksi.Maka dari itu, untuk dapat menerapkan teknologi yang dapat
meningkatkan produksi tanaman tomat dilakukan pengamatan pada budidaya
tomat dengan pewiwilan dan tanpa pewiwilan.

1.2 Tujuan
TujuandaripraktikumTeknologiProduksiTanaman kali iniadalah agar
mahasiswadapatmengetahuitentangperbedaanhasildaritanamantomat

yang

dibudidayakandenganduaperlakuan

yang

berbeda.Duaperlakuantersebutyaitutanamantomatdenganperlakuanpewiwilan
danperlakuantanpapewiwilan.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ProduksiTanamanTomat Di Indonesia
Tomat merupakan salah satu sayuran yang popular di Indonesia.
Masyrakat Indonesia mengonsumsi tomat dalam baik dalam bentuk segar
ataupun olahan. Menurut Badan Pusat Statistik (2014) produksi tomat
Indonesia dalam kurun lima tahun terkahir adalah 2010 sebanyak 891616
ton, 2011 sebanyak 954046ton, 2012 sebanyak 893,504 ton, 2013 sebanyak
992780 ton, dan 2014 sebanyak 916001 ton. Lima provinsi penghasil tomat
paling tinggi adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Produktivitas tomat pada lima provinsi sentra

ProduksiTanamanSayuran
Provinsi

Tomat (Ton)
2010

2011

2012

2013

2014

JAWA BARAT

30477
4

35483
2

29401
2

35333
9

30468
7

SUMATERA UTARA

84353

93386

11239
1

11416
8

84339

JAWA TENGAH

76462

73009

65173

66878

60281

SUMATERA BARAT

49712

58078

65315

78186

74139

JAWA TIMUR

56342

67646

62021

63431

64852

Gambar 1. Kontribusi produksi tomat beberapa provinsi sentra (Sumber:


3
BPS, 2014)

Dari kelima provinsi tersebut hanya memberikan share kumulatif


sebanyak 66,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa budidaya tomat Indonesia
menyebar pada beberapa provinsi dan tidak hanya beradapa provinsi
tertentu. Kontribusi produksi tomat terbesar adalah dari Prvinsi Jawa Barat
yaitu sebesar 34,6 % diikuti oleh Sumatera Utara (10,5 %), Jawa Tengah
(7.3 %), Sumatera Barat (7,001 %) danJawaTimur (6.7 %). Sisanyasebesar
33,6 % merupakan kontribusi produksi dari provinsi lain (Gambar.1)
Dewasainikebutuhantanamantomatsemakinmeningkat,
data

yang

berdasarkan

diperoleholehSusenas,

BPS

dandikelolaholehBuletinPangankonsumsitomatpadatahun

2013-2014

meningkatsebesar 9,73 %. Karenakonsumsitomat yang semakinmeningkat,


makauntukmeningkatakanproduksitanamantomatterdapatbeberapateknologi
yang

harusditerapkanolehpetani.Teknologitersebutadalah

Agriculture
penerapan

GAP

Practice).MenurutDirjenHortikulturadalamBudiani
GAP

(Good
(2011)

bertujuanuntukmeningkatkanproduksidanproduktivitas,

meningkatkankualitasdankeamanandariprodukbudidaya.Penerapan
meliputibeberapaaspekyaitulokasi,

struktur,

GAP

lingkunganlahanpertanian,

pemeliharaan, teknikusahapertanian (mencakupmanajemenpupuk, pestisida,


hamapenyakitdanpengolahanpascapanen )danmanagemenpertanian.
Salah

satuaspek

yang

menjadisorotanuntukmeningkatkanproduksiadalahpemeliharaantomatdenga
npewiwilan.Pewiwilanadalahpembuangan
yangsangat

vigor

pada

ketiak

daun

tunas
dan

air

atautunasadventif

sedikit

menghasilkan

bunga.Pewiwilan
bertujuanuntukmengurangipersaingancahayauntukdaundannutrisidaribatang
utama.

Pewiwilandapatdilakukanpadasaattanamanberusia

minggusetelahtanaman.Pewiwilandapatdilakukandenganmembuang

2-3
tunas

air dandaunpertamapadabatangdasar (Budiani, 2011)


2.2 BotaniTanamanTomat
2.2.1

KlasifikasiTanamanTomat

Menurut Wiryanta (2002), klasifikasi ilmiah tanaman tomat adalah:

2.2.2

Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dycotiledonae

Ordo

: Tubiflorae

Famili

: Solanaceae

Genus

: Lycopersicum

Spesies

: Lycopersicum esculentum Mill.

MorfologiTanaman
Menurut Pitojo (2005), bagian-bagian tubuh tanaman tomat dapat

dideskripsikan sebagai berikut:


1

Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, dan akar cabang
yang berwarna putih. Perakaran tidak terlalu dalam dan menyebar
ke segala arah hingga kedalaman 30-40 cm.

Batang
Batang tanaman tomat berbentuk bulat dengan cabang dekat
ketiak daun mulai dari tanah. Percabangan bagian bawah bertipe
monopodial, sedangkan percabangan bagian atas bertipe simpodial.
Batang dan cabang tomat tidak berkayu dan pada bagian dalam
batang hingga cabang terdapat empulur berwarna hijau. Batang
tomat berwarna hijau. Berdasarkan tipe pertumbuhan batangnya,
batang tomat dibagi menjadi 3 tipe:
5

Tipe determinate
Pertumbuhan batang diakhiri dengan rangkaian bunga atau buah,
periode tanaman relatif singkat, dan habitus yang pendek.

Tipe indeterminate
Pertumbuhan batang tanaman tidak diakhiri dengan rangkaian
bunga atau buah, periode tanaman lama, dan habitus yang relatif
tinggi.

Tipe semi-determinate
Batang tanaman tomat yang memiliki sifat antara 2 tipe tersebut.

Gambar 2. Akar, cabang, dan batang tomat (Sumber: Pitojo,


2005)
3

Daun
Daun tanaman tomat merupakan daun majemuk yang
bersirip gasal, yang duduk teratur pada batang dan membentuk
spiral dengan filotaksis 2/5. Daun berwarna hijau denga ukuran 1530 cm dan lebar 10-25 cm. Tangkai daun berbentuk bulat,
berukuran panjang 3-6 cm. Jumlah sirip daun 7-9, yang terletak
berhadapan. Sirip daun bergerigi dan tidak teratur.

Bunga

6
Gambar 3. Daun tomat (Sumber: Pitojo, 2005)

Munculnya bunga tanaman tomat tidak fotoperiod. Bunga


tomat merupakan bunga majemuk, terletak pada rangkaian bunga
antara 4-14 kuntum bunga, menggantung pada tangkai rangkaian
bunga. Kedudukan rangkaian bunga beragam, ada yang terletak di
buku, ruas, ujung batang, dan ujung akar. Bunga tomat adalah
bunga yang sempurna.
5

Buah
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna
hijau, dan berbulu serta relatif keras. Setelah tua atau matang
berwarna merah, merah muda, atau kekuningan serta bertekstur
lunak. Bentuk buah tomat beragam; lonjong, pipih, oval,
meruncing, dan bulat. Diameter buah tomat antara 2 -15 cm
tergantung varietasnya

Gambar 4. Buah tomat (Sumber: Pitojo, 2005)


6

Biji
Pada setiap bakal buah tomat terdapat 250 1.000 bakal
biji. Dari jumlah tersebut hanya 25 -50 % yang bisa ditanam. Biji
7

tomat berbentuk seperti ginjal dan berbulu, berukuran lebar 2-4


mm, dan panjang, 3-5 mm, dan berwarna coklat muda.

Gambar 5. Biji tomat (Sumber: Pitojo, 2005)


2.2.3 Stadia Pertumbuhan Tanaman
MenurutRukmana (1994) pertumbuhan tomat dibagi menjadi 2 fase,
yaitu:
a. Vegetatif
Fase ini terdiri dari penanaman benih, penyemaian, penanaman
sampai tanaman siap berbunga (memasuki fase reproduksi). Fase
vegetatif tanaman tomat berlangsung selama sekitar 30 hari setelah
penanaman benih. Fase ini terutama terjadi pada perkembangan akar,
daun dan batang baru. Fase ini berhubungan dengan 3 proses penting
yaitu: pembelahan sel,pemanjangan sel, dan tahap awal dari
diferensiasi sel.
Pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel-sel baru. Sel-sel
baru ini memerlukan karbohidrat dalam jumlah yang besar, karena
dinding-dindingnya terbuat dari selulosa dan protoplasmayang
kebanyakan terbuat dari gula.Pemanjangan sel terjadi pada pembesaran
sel-sel baru tersebut. Proses ini membutuhkan (1) pemberian air yang
banyak, (2) adanya hormon tertentu yang memungkinkan dinding-

dinding sel merentang, dan (3) adanya gula. Daerah pembesaran sel-sel
berada tepat di belakang titik tumbuh.
b. Generatif
Fase generatif tanaman berlangsung selama sekitar 40 hari.
Pada fase ini terjadi pada pembentukan dan perkembangan bunga,
buah, dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur
penyimpanan makanan.Akar-akar dan batang yang berdaging.
2.3 TeknikBudidayaTanaman
Tomat adalah salah satu dari tanaman hortikultura yang mudah
dikembangkan di Indonesia. Tanaman tomat dapat dibudidayakan pada
dataran rendah hingga dataran tinggi 1500 mdpl. Walaupun mudah
dibudidayakan perlu adanya teknik budidaya yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman. Menurut Gafur (2006) dalam budidaya tomat hal
yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengolahan Tanah dan Penyiapan Bedengan
Lahan yang akan ditanami tomat pada awalnya dapat diolah dengan
dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 20-30 cm. Setelah tanah
dibalik, tanah dibiarkan beberapa hari agar terpapar sinar matahari. Hal
ini bertujuan untuk membunuh hama dan penyakit yang mungkin
berada di lahan. Setelah itu, tanah disisir dan dibuat bedengan dengan
lebar 110 cm. Sebaiknya bedengan dibuat memanjang dari timur ke
barat agar semua tanaman mendapat sinar matahari yang cukup.
b. Persemaian
Benih tomat yang akan dibudidayakan hendaknya berasal dari buah
tomat yang sehat, tidak cacat dan matang sempurna. Sebelum diambil
bijinya, biji tomat diperam terlebih dahulu selama 3 hari. Setelah buah
tomat bewarna merah gelap dan lunak biji diambil dan dicuci
menggunakan air. Apabila biji tomat sudah bersih, biji tersebut
9

ditiriskan dan dikering anginkan tanpa terkena cahaya matahari


langsung selama 5-6 hari. Biji tomat yang telah kering lalu disemaikan
di tempat khusus, dan baru dipindahkan ke lahan ketika berumur 2-3
minggu atau saat sudah mempunyai 3-4 helai daun per tanaman.
c. Penanaman
Bibit tanaman yang sudah berumur 2-3 minggu dipindahkan atau
ditanam dilahan pada sore hari dengan jarak tanam 50-60 cm x 70 cm.
Setelah ditanam, segera diberi tutup dari daun-daunan atau pelepah
pisang dan dibuka setelah 4-5 hari.
d. Pemeliharaan
Tanaman tomat yang telah dipindahkan ke lahan setidaknya disiram 3
hari sekali. Namun setelah berbunga tanaman sebaiknya disiram 2 hari
sekali atau sesuai dengan curah hujan yang turun. Pemupukan pada
tanaman tomat diberikan 5-15 cm disekitar tanaman sesuai dengan
umur dan analisis tanah pada lahan. Menurut BTTP untuk
meningkatkan produktivitas tanaman tomat, pada lahan seluas 1 ha
diperlukan 80-100 kg Urea, 350-450 kg ZA, 200-250 SP36 dan 85-170
kg KCl.
Selain disiram dan dipupuk, tanaman tomat juga butuh disiangi.
Penyiangan bertujuan untuk mengurangi gulma yang dapat melakukan
persaingan unsur hara dan cahaya matahari dengan tanaman tomat.
Dalam satu kali masa tanam, penyiangan dapat dilakukan 2-3 kali
tergantung pada banyaknya gulma. Untuk mencegah batang dan
cabang-cabang tomat menjalar ke tanah, tanaman tomat perlu diberi ajir
sesuai dengan tinggi varietas masing-masing.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Ada beberapa hama dan penyakit yang biasanya menyerang tanaman
tomat, yaitu sebagai berikut:
10

Agrotis epsilon adalah ulat yang menyerang tanaman tomat saat


muda. Biasanya merusak tanaman tomat dengan memotong batang
dan daun. Pengendalian ulat ini dapat dilakukan secara mekanik
atau apabila jumlahnya terlalu banyak dapat menggunakan
insektisida berbahan aktif Dazomet.

Heolithis armigera, biasanya menyerang buah hingga bolong dan


busuk. Pengelian dari hama ini dapat dilakukan secara mekanik
dan dengan bantuan insektisida berbahan aktif betasiflutrin,
deltametrin dan karbsulfan.

Phytoptera infestan, adalah penyakit yang menyebabkan busuk


daun dan menyebabkan noda-noda seperti cacar pada buah tomat.
Noda-noda ini dapat membuat tomat kering atau busuk.

Fusarium oxysporium menyebabkan penyakit layu dengan gejala


tulang daun menjadi pucat, tangkai daun merunduk, layu kemudian
mati. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan kultur
jaringan, yaitu dengan mensterilkan tanah persemaian dan
penggunaan bibit unggul yang resisten.

Pseudomonas solanacearum dapat menyebabkan penyakit layu.


Gejalanya yaitu daun muda menjadi layu dan daun tua menjadi
kuning. Bila sudah parah, ketika batang tomat dipotong maka akan
mengeluarkan lender bewarna putih susu dari berkas pembulu.
Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit lendir. Pengendalian
penyakit ini yaitu dengan melakukan rotasi tanam dan menanam
tanaman yang resisten.

Penyakit lain yang biasanya menyerang tanaman tomat adalah


penyakit keriting dan mozaik yang disebabkan oleh virus. Cara
pengendaliannya adalah dengan mencabut dan membuang tanaman
tomat yang terserang.

11

2.4 PerlakuanpadaTanamanTomat
Budidaya tanaman tomat memerlukan perlakuan-perlakuan tertentu.
Tujuan pemberian perlakuan-perlakuan tersebut adalah agar tanaman
tanaman tumbuh dengan optimal. Selain itu, perlakuan juga dapat
meningkatkan produksi tanaman. Perlakuan yang umum dilakukan pada
tanaman tomat, yaitu:
a. Pewiwilan dan Tanpa Pewiwilan
Pewiwilan merupakan kegiatan membuang tunas atau cabang
yang tidak produktif agar pertumbuhan cabang produktif optimal dan
menghasilkan buah yang baik. Menurut Syukur (2015), pewiwilan
adalah pembuangan tunas air atau cabang yang tidak diperlukan. Tunas
air harus dibuang karena tidak akan produktif dan hanya akan
memanfaatkan hasil fotosintesis dari daun-daun yang lain sehingga
mengganggu pertumbuhan cabang lainnya. Tanpa pewiwilan tunas air,
pertumbuhan tanaman akan lambat. Sedangkan, perlakuan tanpa
pewiwilan bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan tanaman
tomat dengan tanaman tomat yang dilakukan pewiwilan.
b. Perendaman Benih dengan Fungisida
Perlakuan perendaman benih bertujuan untuk serangan OPT
tular benih maupun OPT tular tanah. Sebelum disemai benih tomat
terlebih dahulu direndam terlebih dahulu dengan larutan fungisida
Propamokarb

Hidroklorida

(1

ml/liter)

selama

setengah

jam

(Prabaningrum dkk, 2014).


c. Pemberian NaCl
Pemberia NaCl bertujuan untuk meningkatkan petumbuhan tanaman,
hasil, dan mutu buah tomat (padatan terlarut total). Pemberian NaCl
dilakukan dengan sistem irigasi dengan takaran optimum 2500 ppm
(Rahmawati dkk, 2013).

12

3. BAHAN DAN METODE


3.1 WaktudanTempat
Praktikum lapang dilaksanakan setiap hari senin mulai jam 13.3016.30 di lahan Kepuharjo. Praktikum dilakukan tujuh kali, dari tanggal 25
September 2015 sampai 21 Desember 2015
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No
.

Tanggal

Kegiatan
Pengolahan lahan, pengaplikasian

1.

28 September 2015

2.

5 Oktober 2015

3.

12 Oktober 2015

4.

19 Oktober 2015

Perawatan dan pengamatan tanaman.

5.

26 Oktober 2015

Perawatan dan pengamatan tanaman

6.

3November 2015

7.

10 November 2015

pupuk kandang dan agen hayati.


Penanaman bibit tanaman tomat.
Pemberian pupuk SP36 dan
perawatan.

Perawatan, pengamatan tanaman,


dan penggunaan ajir.
Perawatan dan pengamatan tanaman

3.2 AlatdanBahan
Alat yang digunakan saat praktikum dibagi menjadi 3 macam, yaitu
alat penanaman dan penyiapan lahan, alat perawatan, dan alat pengamatan.
Pertama, alat penanaman dan penyiapan lahan berupa, cangkil, untuk
menggemburkan tanah; sprayer, penyemprotan agen hayati; papan nama,
untuk menandai lahan.

13

Kemudian, alat untuk perawatan yaitu, gembor atau timba, untuk


menyiram tanaman; cangkil, untuk membantu membersihkan gulma; plastik
besar, untuk wadah sampah setelah sanitasi; plastik kecil, untuk wadah
mengambil pupuk; ajir, untuk menegakkan tumbuhnya batang.
Selanjutnya adalah alat untuk pengamatan. Alat untuk pengamatan
berupa penggaris, untuk mengamati panjang batang; alat tulis, mencatat hasil
pengamatan; kamera, untuk mendokumentasikan tanaman.
Sedangkan bahan yang digunakan saat praktikum adalah bibit tomat,
untuk penanaman; pupuk kandang, untuk menambah unsur hara dan
memperbaiki sifat-sifat tanah; agen hayati, mencegah hama dan penyakit; dan
pupuk SP36, sebagai pupuk dasar; pupuk urea dan KCl, untuk memacu
pertumbuhan generatif tomat.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja pada teknologi produksi tanaman tomat, yaitu:
3.3.1

Penyiapan Lahan
Pertama, siapkan alat dan bahan yang diperlukan, seperti cangkil dan

lain-lain. Selanjutnya, penyiapan lahan berupa penggemburan tanah dengan


menggunakan

cangkil.

Fungsi

dari

pencangkilan

sendiri

untuk

menggemburkan tanah serta membersihkan gulma yang masih tersisa di


lahan. Setelah itu, pengaplikasian pupuk kandang dengan cara disebarkan di
permukaan tanah. Selanjutnya, pemberian agen hayati. Pemberian agen hayati
dilakukan dengan menggunakan sprayer. Kemudian, beri papan nama sebagai
penanda lahan.
3.3.2

Penanaman
Pertama, pengambilan bibit sesuai yang telah ditentukan, yaitu 20

bibit.Tanam bibit pada lahan yang telah disiapkan. Setelah ditanam, beri
naungan berupa pelepah pisang yang dibengkokkan di atas tanaman untuk
melindungi tanaman yang masih baru dipindahkan dari penyemaian.
14

3.3.3

Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan pada saat sebelum tanam dengan

menggunakan pupuk kandang, pupuk tersebut diaplikasikan dengan cara


disebar di permukaan tanah. Pemupukan kedua dilakukan pada 7 hari setelah
tanam dengan menggunakan pupuk SP-36. Dosis yang digunakan adalah 12,5
gram per tanaman. Pupuk SP-36 diaplikasikan dengan cara ditugal sekitar 5
cm dari batang utama. Kemudian pada 14 hst, dilakukan pemupukan urea dan
KCl. Pemupukan dilakukan dengan mencampur pupuk dengan perbandingan
urea : KCl sebesar 6:9 gram. Setelah itu, diaplikasikan dengan cara ditugal
seperti pengaplikasian pupuk SP-36
3.3.4

Perawatan
Selanjutnya, siram tanaman setiap hari dan lakukan pengamatan setiap

1 minggu sekali sesuai dengan parameter. Beri pupuk SP36 setelah 7 hst
dengan cara ditugal sekitar 5 cm disamping tanaman. Setelah tanaman cukup
besar atau sekitar 28 hst, beri ajir untuk menjaga agar tanaman tumbuh tegak.
Pengamatan tetap dilakukan sampai tanaman berbuah atau siap panen.
3.4 Parameter Pengamatan
Dalam kegiatan praktikum dilakukan pengamatan dari dua aspek, yaitu
aspek budidaya dan aspek hama dan penyakit. Parameter aspek budidaya
berupa tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, dan jumlah bunga.
Sedangkan aspek hama dan penyakit parameternya berupa intensitas serangan
penyakit (indeks penyakit), serangan dan jenis arthropoda pada tanaman
tomat.
a. Aspek Budidaya
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan alat ukur berupa
penggaris atau meteran jahit. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan
penggaris atau meteran jahit pada permukaan tanah yang datar lalu
melihat angka pada titik ujung batang atau tunas. Pengamatan jumlah
daun dilakukan dengan menghitung satu tangkai daun yang terdiri dari
15

beberapa helai daun, karena daun tomat majemuk. Pengamatan jumlah


buah dan jumlah bunga dilakukan saat tanaman telah berbunga dan
berbuah
b. Aspek Hama dan Penyakit
Pengamatan hama dan arthropoda dilakukan dengan melihat atau
mencari hama dan arthropoda pada bagian tanaman atau lahan tomat lalu
didokumentasikan. Penyakit dihitung dengan melihat intensitas serangan
(indeks penyakit) pada bagian tanaman. Apabila terdapat serangan
penyakit maka dihitung dengan metode skoring mulai skala 0-4. Skala 0
berarti tidak ada serangan yang terjadi, skala 1 adalah serangan 0-25%,
skala 2 adalah serangan 25-50%, skala 3 adalah serangan 50-75%, skala 4
adalah serangan 75-100%. Dari perhitungan skala kemudian dihitung
menggunakan rumus:
I=

(nxv ) x 100
NxZ

Keterangan :
I = Tingkat serangan (%),
n = jumlah skor yang sama,
v = nilai skor,
N = jumlah sampel yang diamati,
Z = nilai skor tertinggi

16

3.5 DenahPetakPraktikum

17

DAFTAR PUSTAKA
Billah, Tassim. 2014. Pusat Data Konsumsi Pangan: Tomat. Bulletin Konsumsi
Pangan. Vol 5 (4): 29-33.
BPS. 2014. Produksi Tomat http://bps.go.id/ diakses pada tanggal 9 November
2015.
Budiani, Sri Mei. 2011. Penerapan Good Agriculture Production (GAP) pada
Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicon esculentum var.
cerasiforme) di PT. Saung Mirwan Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Bogor: Bogor Agricultere University.
Gafur. 2006. Seri Hortikultura: Budidaya Tomat .Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
Departemen Pertanian. Sulawesi Tengah.
Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Yogyakarta: Kanisius.
Prabaningrum, dkk. 2014. Panduan Praktis Budidaya Tomat. Lembang: Balai
Penelitian Tanaman Sayuran.
Rahmawati, H dkk. 2013. Pengaruh Kadar NaCl Terhadap Hasil dan Mutu Buah
Tomat (Lycopersicum Esculentum Merr.)
Rukmana, H.R. 1994. Tomat& Cherry. Yogyakarta: Kanisius.
Syukur. 2015. Bertanam Tomat di Musim hujan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wiryanta, B. 2002. Bertanam Tomat. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

18

Anda mungkin juga menyukai