Anda di halaman 1dari 14

1.

Lengkuas

Lengkuas (Lenguas galangal atau Alpinia galanga) sering digunakan oleh para ibu di
dapur sebagai penyedap masakan. Manfaat lain tanaman dari India ini adalah sebagai
bahan ramuan tradisional dan penyembuh berbagai penyakit, khususnya penyakit yang
disebabkan jamur kulit. Namun, di luar dua manfaat tersebut, lengkuas ternyata juga
punya peran dalam memperpanjang umur simpan atau mengawetkan makanan karena
aktivitas mikroba pembusuk. Pendeknya, lengkuas dapat berperan sebagai pengganti
fungsi formalin yang sekarang sedang hangat diperbincangkan.
Kita mengenal ada dua jenis tumbuhan lengkuas, yaitu varietas dengan rimpang
umbi (akar) berwarna putih dan varietas berimpang umbi merah yang ukurannya lebih
besar. Lengkuas berimpang umbi putih umumnya digunakan sebagai penyedap masakan,
sedangkan lengkuas berimpang umbi merah banyak digunakan sebagai obat. Rimpang
umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas.
Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak atsiri,
minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan,
galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol,
galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. Beberapa kegunaan lengkuas sebagai
tanaman obat mulai dari mengobati rematik, sakit limpa, membangkitkan nafsu makan,
bronkhitis, morbili, panu, antibakteria, membersihkan darah, menambah nafsu makan,
mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mencairkan dahak, mengharumkan
serta merangsang otot bahkan dapat membangkitkan gairah seks.
Disamping itu, lengkuas merah bila di masak dengan cuka encer, dapat dijadikan
minuman untuk wanita yang baru melahirkan karena dapat mempercepat pembersihan
rahim. Bila dicampur dengan bawang putih yang telah dilumatkan dengan perbandingan
4 – 5 : 1 dan dimasak dengan sedikit cuka, lengkuas bisa menjadi obat kurap dengan cara
dioleskan pada kulit yang terserang kurap. Bahkan bila diremas-remas dengan cuka dan
dioleskan seperti lreewulur, lengkuas mampu menyingkirkan bercak-bercak kulit dan tahi
lalat (Afriastini,2005).

A. Klasifikasi Taksonomi Tumbuhan:


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachaeobionta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Zingiberidae
Order : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Alipinia
Spesies : Alpinia galang
B. Habitat dan Persebaran
Lengkuas tumbuh di tempat terbuka, yang mendapat sinar matahari penuh atau
yang sedikit terlindung.. Tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1200
meter di atas permukaan laut (DepKes RI, 1978). Untuk tumbuh, lengkuas menyukai
tanah gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang air. Untuk
mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan rimpang yang sudah
memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan memisahkan sebagian rumpun anakan.
Pemeliharaannya mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman
atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan. Terutama pupuk dasar (Anonim, 2009).
Di Indonesia banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau di dalam semak
belukar. Tumbuhan ini berasal dari Asia tropika tetapi tidak begitu jelas dari daerah mana.
Ada yang menduga berasal dari Cina, ada juga yang berpendapat berasal dari Bengali.
Tetapi sudah seiak lama digunakan secara luas di Cina dan Indonesia terutama di pulau
Jawa. Sekarang tersebar luas di berbagai daerah di Asia tropis, antara lain Indonesia,
Malaysia, Filipina, Cina bagian selatan, Hongkong, India, Bangladesh, dan Suriname. Di
Indonesia, mula-mula banyak ditemukan tumbuh di daerah Jawa Tengah, tetapi sekarang
sudah di budi-dayakan di berbagai daerah. Di Malaya, selain yang tumbuh liar juga
banyak yang ditanam oleh penduduk di kebun atau pekarangan rumah (Anonim, 2009).
C. Deskripsi Tumbuhan
Lengkuas merupakan terna berumur panjang, tinggi sekitar 1 sampai 2 meter, bahkan
dapat mencapai 3,5 meter. Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya tegak,
tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna
hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua.
Daun tunggal, berwarna hijau, bertangkai pendek, tersusun berseling. Daun di sebelah
bawah dan atas biasanya lebih kecil dari pada yang di tengah. Bentuk daun lanset
memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata. Pertulangan daun
menyirip. Panjang daun sekitar 20 - 60 cm, dan lebarnya 4 - 1 5 cm. Pelepah daun lebih
kurang 15 - 30 cm, beralur, warnanya hijau. Pelepah daun ini saling menutup membentuk
batang semu berwarna hijau. Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk berbentuk
lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan, terdapat dalam
tandan bergagang panjang dan ramping, yang terletak tegak di ujung batang. Ukuran
perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah tandan lebih
banyak dari pada di bagian atas, sehingga tandan tampak berbentuk piramida memanjang.
Panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada
tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih,
sedangkan pangkalnya berwarna hijau. Bunga agak berbau harum. Buahnya buah buni,
berbentuk bulat, keras. Sewaktu masih muda berwarna hijau-kuning, setelah tua berubah
menjadi hitam kecoklatan, berdiameter lebih kurang 1 cm. Ada juga yang buahnya
berwarna merah. Bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong, berwarna hitam. Rimpang besar
dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4cm, dan bercabang-cabang.
Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat, mempunyai
sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya
berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan,
rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. Untuk
mendapatkan rimpang yang masih berserat halus, panen harus dilakukan sebelum
tanaman berumur lebih kurang 3 bulan. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau
harum karena kandungan minyak atsirinya (Tyler, 1976).
Sebenarnya lengkuas ada dua macam, yaitu lengkuas merah dan putih. Lengkuas
putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang banyak
digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah. Pohon lengkuas putih umumnya lebih
tinggi dari pada lengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat mencapai tinggi 3 meter,
sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya sampai 1-1,5 meter. Berdasarkan
ukuran rimpangnya, lengkuas juga dibedakan menjadi dua varitas, yaitu yang berimpang
besar dan kecil. Oleh karena itu, paling tidak ada tiga kultivar lengkuas yang sudah
dikenal, yang dibedakan berdasarkan ukuran dan warna rimpang, yaitu lengkuas merah,
lengkuas putih besar, dan lengkuas putih kecil. Lengkuas mudah diperbanyak dengan
potongan rimpang yang bermata atau bertunas. Juga dapat diperbanyak dengan
pemisahan anakannya, atau dengan biji. Tanaman ini mudah dibudidayakan tanpa
perawatan khusus. Sebenarnya lengkuas ada dua macam, yaitu lengkuas merah dan putih.
Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang
banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat
mencapai tinggi 3 meter, sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya sampai 1-1,5
meter. Berdasarkan ukuran rimpangnya, lengkuas juga dibedakan menjadi dua varitas,
yaitu yang berimpang besar dan kecil. Oleh karena itu, paling tidak ada tiga kultivar
lengkuas yang sudah dikenal, yang dibedakan berdasarkan ukuran dan warna rimpang,
yaitu lengkuas merah, lengkuas putih besar, dan lengkuas putih kecil (Sinaga, E., 2009).
D. Kandungan Kimia
Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna kuning
kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % - 30 %, eugenol,
kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang juga
mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut
kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa
senyawa flavonoid, dan lain-lain. Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa
rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase
sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat,
asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida. Juga
mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang di- namakan 1-(4-hidroksifenil)-7-
fenilheptan-3,5-diol. Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan
asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor. Juga mengandung
kariofilen oksida, kario- filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, kaemferida,
galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7- hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Biji
lengkuas mengandung senyawa-senyawa diterpen yang bersifat sitotoksik dan antifungal,
yaitu galanal A, galanal B, galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-
ena-15,16-dial (Sinaga, 2009).
Keberadaan Minyak Atsiri dalam Tumbuhan
Dalam tumbuhan minyak atsiri terkandung dalam berbagai jaringan, seperti di dalam rambut
kelenjar pada suku Labiatae, di dalam sel-sel parenkim (pada suku Zingiberaceae dan
Piperaceae), di dalam saluran minyak (pada suku Umbelliferae), di dalam rongga-rongga
skizogen dan lisigen (pada suku Myrtaceae, Pinaceae dan Rutaceae), dan terkandung di dalam
semua jaringan (pada suku Coniferae) (Tyler, 1976).
Minyak atsiri pada tanaman berperan sebagai pengusir serangga pemakan daun dan
sebagai penarik serangga guna membantu proses penyerbukan, sebagai cadangan makanan,
mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan (Anonim, 2009).
Komposisi Kimia Minyak Atsiri
Umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman
penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi yang digunakan
dan cara penyimpanannya (Ketaren, 1985).
Minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal tetapi tersusun dari berbagai macam
komponen. Menurut asal-usul biosintetik minyak atsiri dapat dibedakan atas:
1. Turunan Terpenoid
Turunan terpenoid terbentuk melalui jalur biosintetis asam asetat-mevalonat. Terpenoid
berasal dari suatu unit senyawa sederhana yang disebut isoprene (Tyler, et al., 1976). Terpen
minyak atsiri terdiri dari monoterpen (C5) dan seskuiterpen (C15). Monoterpen tersebar luas dan
cenderung merupakan bagian dari kebanyakan minyak atsiri. Monoterpen dapat dibagi menjadi
tiga
2. Turunan Fenil Propanoid
Turunan fenil propanoid merupakan senyawa aromatic yang terbentuk melalui jalur
biosintesis asam sikimat. Fenil propanoid berasal dari suatu unit senyawa sederhana yang terdiri
gabungan inti benzene (fenil) dan propane. Dalam tanaman, senyawa ini dibentuk dari suatu
asam amino aromatikm fenilalanin dan tirosin yang akhirnya disintesis lewat jalur asam sikimat
(Tyler et al., 1976). Contoh komponen minyak atsiri turunan femil propanoid adalah eugenol yang
merupakan kandungan utama minyak cengkeh dan anetol yang terdapat dalam minyak adas
(Harborne, 1987).

Berdasarkan struktur kimia komponen, miyak atsiri dapat digolongkan menjadi: (1)
hodrokarbon, (2) alkohol, (3) aldehid, (4) keton, (5) fenol, (6) eter, (7) oksida, (8) ester. Minyak
atsiri karbon terdiri atas terpen tidak teroksigenasi dan seskuiterpen. Contohnya limonene pada
minyak jeruk, felandren (terpen monosiklik) pada minyak kayu putih dan zingiberin (seskuiterpen)
pada minyak jahe. Minyak atsiri alcohol terdiri atas alcohol alisiklik, monoterpen alkohol dan
seskuiterpen alcohol. Contoh alcohol asiklik adalah geraniol, linalool dan golongan, tergantung
apakah struktur kimianya asiklik (misalnya geraniol), monosiklik (misalnya limonene) atau bisiklik
( misalnya misalnya α- dan β-pinen). Dalam setiap golongan, monoterpen dapat berupa
hidrokarbon tak jenuh (misalnya limonene) atau dapat mempunyai gugus fungsi seperti alcohol
(misalnya linalool), aldehid (misalnya sitral) atau keton (misalnya menton). Secara kimia seperti
monoterpen seskuiterpen juga dapat dibagi berdasarkan kerangka karbon dasarnya. Yang umum
ialah asiklik (misalnya farnesol), monosiklik (misalnya bisabolen) atau bisiklik (misalnya karatol)
(Harbone,1987).
Contoh monoterpen alkohol adalah mentol (daripeppermint). Contoh seskuiterpen alcohol
adalah gingerol. Minyak atsiri aldehid terdiri atas asiklik dan aromatic. Contoh asiklik adalah sitral
dan sitronelal. Contoh aromatik adalah sinamaldehid dan vanillin. Minyak atsiri keton terdiri atas
terpen monosiklik keton, bisiklik keton dan non terpen keton contoh terpen monosiklik keton
adalah menton (peppermint) dan piperton (kayu putih), contoh bisiklik keton adalah kamfor.
Contoh minyak atsiri fenol adalah eugenol pada minyak cengkeh. Contoh minyak atsiri eter fenol
adalah anetol pada minyak adas. Contoh minyak atsiri oksida adalah eucalyptol (sineol) pada
minyak kayu putih. Contoh minyak atsiri ester adalah metal salisilat pada minyak gandapura
(Tyler et al., 1976).
Sifat Fisika Minyak atsiri
Minyak atsiri mempunyai konstituen kimia yang berbeda, tetapi dari segi fisiknya banyak
yang sama. Minyak atsiri yang baru diekstraksi (masih segar) umumnya tidak berwarna atau
berwarna kekuning-kuningan. Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu 1) bau yang karakteristik, 2)
mempunyai indeks bias yang tinggi, 3) mempunyai bobot jenis, dan 4) mempunyai sudut putar
yang spesifik dan bersifat optis aktif.
Parameter yang dapat digunakan untuk tetapan fisik minyak atsiri antara lain :
a. Berbau Karakteristik
Minyak atsiri dengan juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil,
volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut berbau wangi sesuai dengan bau
tanaman penghasilnya (Ketaren, 1985).
b. Indeks Bias
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. jika cahaya melewati media kurang padat ke media lebih padat maka
sinar akan membelok atau membias dari garis normal. Penentuan indeks bias menggunakan alat
Refraktometer. Indeks bias berguna untuk identifikasi suatu zat dan deteksi ketidakmurnian
(Ketaren, 1985).
c. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap bobot air
dengan volume dan suhu yang sama. Penetuan bobot jenis menggunkan alat Piknometer. Bobot
jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri
(Ketaren, 1985).
d. Putaran Optik
Setiap jenis minyak atsiri mempunyai kemampuan memutar bidang polarisasi cahay ke arah
kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi ditentukan oleh jenis minyak atsiri, suhu
dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Penentuan putaran optic menggunakan alat
Polarimeter (Ketaren, 1985).
Sifat Kimia Minyak Atsiri
Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri dari kerusakan minyak yang
mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak adalah proses oksidasi, hidrolisa, polimerisasi
(resinifikasi) dan penyabunan.
a. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam terpen.
Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, sehingga membentuk
senawa aldehid asam oragnik dan keton yang menyebabkan perubahan bau yang tidak
dikehendaki (Ketaren,1985).
b. Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi dalam minyak atsiri yang mengandung ester. Proses hidrolisis ester
merupakan proses pemisahan gugus –OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam bebas
dan alcohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan adanya air dan asam sebagai
katalisator (Ketaren, 1985).
c. Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan senyawa
polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi) minyak yang
mempergunakan tekanan dan suhu tinggi serta selama penyimpanan (Ketaren, 1985).
d. Penyabunan
Minyak atsiri yang mengandung fraksi monoester dan asam-asam organik dapat
bereaksi dengan basa sehingga membentuk sabun (Ketaren, 1985).
E. Penggunaan Tradisional
Rimpangnya sering digunakan untuk mengatasi gangguan lambung,
misalnyakolik dan untuk mengeluarkan angin dari perut (stomachikum), menambah
nafsu makan, menetralkan keracunan makanan, menghi- langkan rasa sakit
(analgetikum), melancarkan buang air kecil (diuretikum), mengatasi gangguan ginjal, dan
mengobati penyakit herpes. Juga digunakan untuk mengobati diare, disentri, demam,
kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak, radang paru-paru,
pembesaran limpa, dan untuk menghilangkan bau mulut. Rimpang lengkuas yang
dikunyah kemudian diborehkan ke dahi dan seluruh tubuh diyakini dapat meng- obati
kejang-kejang pada bayi dan anak-anak. Disamping itu rimpang lengkuas juga dianggap
memiliki khasiat sebagai anti tumor atau anti kanker terutama tumor di bagian mulut dan
lambung, dan kadangkadang digunakan juga sebagai afrodisiaka (peningkat libido).
Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian adalah
sebagai anti jamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala, parutan rimpang
lengkuas kerap digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh
jamur, seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan sebagainya. Di India dan
Malaysia, rebusan rimpang lengkuas atau rimpang yang dimasak bersama nasi diberikan
kepada para ibu sehabis melahirkan. Di banyak negara di Asia, rimpang lengkuas
digunakan sebagai bumbu masak. Demikian pula buahnya sering digunakan sebagai
bumbu masak atau rempah pengganti kapulaga. Minyak lengkuas (Oleum galanga) sering
ditambahkan sebagai aroma dalam pembuatan minuman keras dan bir. Oleum galanga
juga bersifat insektisida. Buah lengkuas dapat digunakan untuk menghilangkan rasa
dingin, kembung dan sakit pada ulu hati, muntah, mual, diare, kecegukan (singuitus), dan
untuk menambah nafsu makan. Juga dapat digunakan untuk menyembuhkan bisul. Biji
digunakan untuk mengatasi kolik, diare, dan muntah-muntah. Daunnya digunakan
sebagai pembersih untuk ibu sehabis melahirkan, untuk air mandi bagi penderita rematik,
dan sebagai stimulansia. Tunas muda lengkuas dapat digunakan untuk mengobati infeksi
ri ngan pada telinga. Batang yang sangat muda (umbut) dan tunas atau kuncup bunga
dapat dimakan sebagai lalap atau sayur setelah direbus atau dikukus terlebih dahulu
(Harbone, 1987).
F. Gambar Bunga

G. Foto Tanaman dan Bagian-bagiannya


KANDUNGAN DALAM
REMPAH HERBAL
LENGKUAS

POSTED ON FEBRUARY 27, 2014 BY ADMINBORO

Tanaman laos, kencur, kunir, kunyit, jahe memang secara kasat mata bentuk dari
rempah ini agak sama bahkan hampir mirip, tanaman ini adalah keluarga /
merupakan kelompok anggota dalam familia Zingiberaceae, hal ini merupakan
deretan tanaman yang memiliki bentuk hampir sama, Lengkuas memiliki sebutan
laos (Jawa) dan Iaja (Sunda). Seperti halnya rempah tanaman herbal lainnya yang
memiliki sebutan berdasarkan Negara / daerah tanaman ini tumbuh.

Rimpang lengkuas biasanya dimanfaatkan untuk membantu mengatasi rematik,


bronkhitis, paru-paru, dan meningkatkan nafsu makan. Lengkuas (Alpinia
galanga L.) merupakan anggota familia Zingiberaceae. Rimpang lengkuas sangat
mudah diperoleh di Indonesia, masyarakat juga menggunakan rempah lengkuas
sebagai obat gosok untuk penyakit jamur kulit (panu) sebelum obat-obatan
modern berkembang seperti sekarang. Lengkuas sejak dahulu digunakan sebagai
obat herbal alami yang dapat mengobati panu / jamur, namun dengan
berkembangnya tanaman ini diberbagai daerah, banyak penelitian dan juga
pemanfaatan masyarakat yang menggunakan lengkuas sebagai obat herbal untuk
mengobati penyakit tak nya untuk penyakit panu saja, melainkan penyakt dalam
dll.

Tanaman lengkuas mempunyai


dua macam, yaitu lengkuas merah dan putih. Lengkuas putih banyak digunakan
sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang banyak digunakan sebagai
obat adalah lengkuas merah. Pohon lengkuas putih umumnya lebih tinggi dari
pada lengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat mencapai tinggi 3 meter,
sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya sampai 1-1,5 meter.

Kandungan kimia yang terdapat pada lengkuas


Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna kuning
kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % – 30 %,
eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu
rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning
yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat,
kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain.

Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung


zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai
antitumor, yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol
asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida (Noro dkk., 1988).

Lengkuas Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang dinamakan 1-(4-


hidroksifenil)-7- fenilheptan-3,5-diol. Buah lengkuas mengandung
asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan
antitumor.

Juga mengandung kariofilen oksida, kario filenol, kuersetin-3-metil eter,


isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7-
hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Biji lengkuas mengandung senyawa-senyawa
diterpen yang bersifat sitotoksik dan antifungal, yaitu galanal A, galanal B,
galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-ena-15,16-dial
(Morita dan ltokawa, 1988).

Penggunaan lengkuas secara tradisional


Rimpangnya sering digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, misalnya
kolik dan untuk mengeluarkan angin dari perut (stomachikum), menambah nafsu
makan, menetralkan keracunan makanan, menghilangkan rasa sakit (analgetikum),
melancarkan buang air kecil (diuretikum), mengatasi gangguan ginjal, dan
mengobati penyakit herpes. Juga digunakan untuk mengobati diare, disentri,
demam, kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak,
radang paru-paru, pembesaran limpa, dan untuk menghilangkan bau mulut.
Rimpang lengkuas yang dikunyah kemudian diborehkan ke dahi dan seluruh tubuh
diyakini dapat mengobati kejang-kejang pada bayi dan anak-anak.

Khasiatnya yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui berbagai penelitian


adalah sebagai anti jamur. Secara tradisional dari sejak zaman dahulu kala,
parutan rimpang lengkuas kerap digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama
yang disebabkan oleh jamur, seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul,
dan sebagainya.

Languatis Rhizoma Extract (Lengkuas) Menghilangkan pegal, linu-linu, rematik


dan meringankan gatal-gatal akibat digigit serangga. Minyak lengkuas (Oleum
galanga) sering ditambahkan sebagai aroma dalam pembuatan minumankeras dan
bir. Buah lengkuas dapat digunakan untuk menghilangkan rasa dingin,
kembung dan sakit pada ulu hati, muntah, mual, diare, kecegukan (singuitus),
dan untuk menambah nafsu makan.
Adapun khasiat dan manfaat lengkuas bagi kesehatan antara lain:

1. Lengkuas mampu mencegah dan mengobati tumor. Senyawa


transkoniferil disasetat di dalam lengkuas diketahui mampu menghambat
kerja enzim xanthin yang merupakan salah satu pemicu tumor.
2. Lengkuas bersifat anti-inflamasi, dengan demikian ia ampuh
meredakan radang. Manfaat lengkuas ini terkait kandungan galangin, dan
karioferidanya.
3. Lengkuas ampuh mengobati penyakit rheumatoid arthritis.
4. Lengkuas bisa meredakan gelaja kurang nyaman akibat luka yang
terdapat di dalam perut.
5. Jika Anda mabuk laut, kunyahlah lengkuas dan permasalahan Anda
tersebut akan teratasi.
6. Dengan menggunakan lengkuas di dalam masakan Anda, secara
tidak langsung Anda telah mengkonsumsi obat alami untuk melancarkan
peredaran darah serta menangkal radikal bebas dari dalam.
7. Manfaat lengkuas lainnya adalah meredakan diare. Cukup dengan
beberapa kunyahan lengkuas, diare akan hilang dalam beberapa waktu.
8. Lengkuas bisa menyembuhkan rematik dan juga sakit limfa.
9. Jika Anda cermat, terkadang dalam produk penambah nafsu makan
selalu dicantumkan lengkuas atau Alpinna Galanga sebagai salah satu
bahan baku. Memang, salah satu manfaat lengkuas adalah untuk
membantu merangsang nafsu makan. Jadi jika anak atau anggota
keluarga Anda lainnya mengalami kondisi kurang nafsu makan, tak ada
salahnya meracik lengkuas menjadi minuman hangat untuk mereka.
Lengkuas/Laos

Nama ilmiah : Alpinia galanga

Nama daerah :
Nama-nama daerah bagi Lengkuas tersebut antara lain Lengkuas, langkuas (Melayu); laja
(Sunda), laos (Jawa), aliku (Bugis).

Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis Lengkuas


Mengandung minyak atsiri antara lain : galangol, galangin, alpinen, kamfer, methyl-
cinnamate. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam buah lengkuas di antaranya I'-
asetoksikavikol asetat; I'-asetoksieugenol asetat; kaiofilin oksida; kariofillenol; I, II,
pentadekana; 7-hetadekana; kuersetin 3-metil eter; isorhamneetin; kaempferida; galangin;
galangin 3-metil eter; ramnositrin; dan 7-hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Sementara
rimpangnya mengandung minyak atsiri 1% dengan kandungan metilsinamat, sineol, kamfer,
d-pinen, gaalangin, eugenol, kamfor, gaalangol, sesuiterpen, kadinena, hidrates,
heksahidrokadalene, dan kristal kuning.

Khasiat dan Manfaat Lengkuas


1. Rematik
Cara 1:
 Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam kampung,
 Cara membuat: lengkuas diparut dan diperas untuk diambil airnya, telur ayam
kampung mentah dipecah untuk diambil kuningnya, kemudian kedua bahan tersebut dioplos
sampai merata.
 Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.
Cara2:
 Bahan: 3 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk merica, 1 potong
gula merah, dan 2 gelas air santan kelapa,
 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama-sama hingga airnya tinggal 1
gelas.
 Cara menggunakan: diminum sedikit demi sedikit selama 1 minggu.

Cara 3:
 Pengobatan: Mandi air rebusan,
 Cara membuat: Cuci bersih rimpang lengkuas lalu rebus.
 Gunakan air rebusan yang masih hangat untuk mandi

2. Sakit limpa
 Bahan: 2 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi temulawak sebesar ibu
jari dan 1 genggam daun meniran.
 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

3. Membangkitkan gairah seks


 Bahan: 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 3 rimpang umbi halia / jahe sebesar
ibu jari dan 2 buah jeruk nipis, 1 sendok teh merica,
 1 sendok teh garam dan 1 ragi tape.
 Cara membuat: umbi lengkuas dan halia diparut dan diperas untuk diambil airnya,
kemudian dioplos dengan bahan-bahan yang lain dengan 1/2 gelas air masak sampai merata.
 Cara menggunakan: diminum.

4. Membangkitkan nafsu makan


Cara 1:
 Bahan: 1 rimpang lengkuas sebesar ibu jari, 3 buah mengkudu mentah, 0,5 rimpang
kencur sebesar ibu jari, 0,5 sendok teh bubuk ketumbar, 1 siung bawang putih, 3 mata buah
asam jawa yang masak, 1 potong gula merah, jakeling, jalawe dan jarahab.
 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 0,5 gelas, pagi dan sore.
Cara 2:
 Bahan: 1 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 rimpang temulawak sebesar ibu
jari, 1 pohon tumbuhan meniran dan sedikit adas pulawaras.
 Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.
 Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari.

5. Bronkhitis
 Bahan: rimpang umbi lengkuas, temulawak dan halia (masing-masing 2 rimpang)
sebesar ibu jari, keningar, 1 genggam daun pecut kuda,
 0,5 genggam daun iler, daun kayu manis secukupnya.
 Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 3
gelas air sampai mendidih.
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

6. Morbili
 Bahan: 4 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari, 1 sendok teh minyak kayu putih,
dan 2 sendok teh minyak gandapura.
 Cara membuat: umbi lengkuas diparut halus, kemudian dicampur dengan bahan
lainnya sampai halus.
 Cara menggunakan: dipakai untuk obat luar.

7. Panu
Cara 1:
 Bahan: rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih secukupnya.
 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus.
 Cara menggunakan: digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore.
Cara 2:
 Bahan: rimpang lengkuas dan spirtus,
 Cara membuat: rimpang lengkuas dipotong-potong,
 Cara menggunakan: bagian yang sakit digosok-gosok dengan potongan-potongan
lengkuas, kemudian diolesi dengan spirtus.

8. Sakit kepala, nyeri dada, menguatkan lambung, memperbaiki pencernaan


 Cara pengobatan: di jadikan bumbu dapur.
 Cara membuat: Rimpang lengkuas yang di jadikan bumbu dapur di campur dalam
masakan sehari-hari.

9. Anti jamur kulit


 Bahan: rimpang umbi lengkuas segar sebanyak satu jari, potong miring,
 Campurkan dengan kapur sirih secukupnya,
 Tumbuk kedua bahan tersebut sampai halus,
 Gosokkan pada bagian kulit yang belang akibat jamur, 2 X sehari pagi dan sore.

10. Obat gosok, pelancar kemih, dan obat penguat empedu


 Bahan: rimpang lengkuas,
 Cara Membuat: iris-iris, kemudian rendam dalam alkohol,
 Cara pengobatan: gosokkan pada perut.

Anda mungkin juga menyukai