Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM

TEHNIK BUDIDAYA BIOFARMAKA

Oleh
Kelompok 1
ANGGORO PUTRA RAGIL

: C1L 212 006

MEISY SYAHRONI

: C1L 012 051

ANGGA JATI PUTRA

: C1L 012 005

ISTIANAH

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


UNIVERSITAS MATARAM
2016

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan praktikum Tehnik bididaya
Biofarmaka.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Irwan Mahakam Lesmono Aji,S.Hut.,M.For.Sc


NIP : 197911192003121001

Co.Asst

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat-Nya dan kesempatan yang
diberikan-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan laporan praktikum Tekhnik Budidaya
biofarmaka ini dengan baik. Adapun tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk
mengetahui jenis tanaman obat apa saja yang ada di TWA Suranadi serta sebagai persyaratan
untuk memenuhi standar kelulusan mata kuliah Takhnik Budidaya Gaharu yang memiliki 3
sks dalam program studi Kehutanan Universitas Mataram.
Tentunya ucapan terima kasih kepada teman-teman kelompok yang telah bekerja
sama dalam menyelesaikan praktikum ini dengan baik serta tak lupa kami ucapkan terima
kasih kepeda co.assisten yang dengan sabar membimbing kami dalam pelaksaan praktikum,
yang tak terlupa lagi dosen pembimbing praktikum kami ucapkan terima kasih
Kami menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Semoga laporan praktikum Tekhnik Budidaya Gaharu ini dapat memberi manfaat.

Mataram, Januari 2016

Praktikan

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan kekayaan alam. Hal ini tentunya
didukung oleh iklim tropis yang dimiliki Indonesia sehingga memungkinkan beraneka ragam
tumbuhan hidup dan berkembang. Sebagian dari tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit, tumbuhan tersebut
biasa disebut sebagai tanaman obat. Faktor biotik maupun abiotik akan menunjang
keberlangsungan hidup dari tanaman tersebut.
Tanaman obat merupakan salah satu tanaman yang sensitif terhadap lingkungan tumbuh.
Lingkungan tumbuh yang tidak sesuai akan mengurangi kualitas maupun kuantitas yang
dihasilkan tanaman obat baik ripang, daun, maupun batangnya. Kandungan senyawa aktif
yang ada pada tanaman obat sensitif terhadap lingkungan tumbuhnya. Lingkungan tumbuh
yang dimaksud meliputi tanah, iklim maupun curah hujan.
Tanaman yang bermanfaat sebagai obat sangat beragam, antara lain temulawak,
sambiloto, lempuyang, kunyit, kumis kucing, kapulaga, jahe, broto wali, iler, lavender,
kemuning dan masih banyak tanaman lain. Setiap tanaman obat memiliki kebutuhan
lingkungan tumbuh yang berbeda-beda.
1.2 Tujuan
Mengenal dan mendeskripsikan berbagai jenis tanaman obat, komponen biotic dan
abiotik pada ekosistem tanaman obat serta teknik budidaya yang diterapkan untuk
mendukung pertumbuhan tanaman.

BAB II. TINJUAN PUSTAKA

Tanaman obat didefinisikan sebagai tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan
eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan.
Masyarakat memanfaatkan bahan-bahan asal tanaman obat masih dalam keadaan segar,
maupun yang sudah dikeringkan sehingga dapat disimpan lama yang disebut dengan
simplisia (Agus & Jacob, 1992 dalam Mumpuni 2004). Penggunaan obat tradisional secara
umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern (Lusia
2006).
Tumbuhan obat terdiri beberapa habitus antara lain pohon, perdu, herba, liana dan
semak (Tjitrosoepomo 1988). Tumbuhan obat mempunyai khasiat yang bekerja sebagai
antioksidan, antiradang, analgesik, dan lain-lain, mengarah pada penyembuhan suatu
penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya kandungan bahan kimia tumbuhan obat yang
berasal dari metabolisme sekunder. Setiap tumbuhan menghasilkan bermacam-macam
senyawa kimia yang merupakan bagian dari proses normal dalam tumbuhan.
Tanaman obat atau biofarmaka didefinisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian,
seluruh tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau
ramuan obat-obatan. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman
atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zatzat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari
tanamannya. Dalam penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum,
ditempel, untuk mencuci/mandi, dihirup sehingga penggunaannya dapat memenuhi konsep
kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum ini di laksanakan pada hari kamis 17 Desember 2015 bertempat di Taman
wisata alam Suranadi
3.2 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam Praktikum Tehnik budidaya
biofaramaka anatara lain
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Sasak
Meteran
Pita ukur
Tali rapia
Spritus
Kamera
Dan alat tulis

3.3 Prosudur Kerja


Acara 1 pengenalan tanaman obat
a. Di identifikasi tanaman obat yang pada herbarutum Taman Wisata suranadi dengan
melihat atau mendokumentasi dengan kamera
b. Catat nama tanaman obat yang telah di identifikasi dengan cari naman lokal ilmiah
dan khasiat tanaman obat tersebut.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Acara 1
Pengenalan tanaman obat

-Nama Daerah

: Kates

-Nama Daerah

: Lolon buak

-Nama Indonesia

: Pepaya

-Nama Indonesia

: Pinang

-Nama Ilmiah

: Carica

-Nama Ilmiah

: Areca

cetachu

papaya L.
-Suku

: Caricaceae

-Suku

: Arecaceae

-Bagian Yang Dimanfaatkan : Daun, getah,

-Bagian Yang Dimanfaatkan : daun, buah,

buah, batang, biji, akar

biji

-Khasiat

-Khasiat

:Demam/malaria, sakit gigi, keputihan dll.

gatal dan diare berdarah.

-Nama Daerah

: Pace

-Nama Daerah

: Santeguri

-Nama Indonesia

: Mengkudu

-Nama Indonesia

: Sidaguri

-Nama Ilmiah

: Morinda

ujung daun berlekuk

cinta folia
-Suku

: Rubiaceae

-Bagian Yang Dimanfaatkan : Daun dan

: Obat gatal-

-Nama Ilmiah

: Sida retusa

-Suku

: Malvaceae

-Bagian Yang Dimanfaatkan : Akar dan

buah
-Khasiat

daun
: Obat sakit

perut,darah tinggi.

-Nama Daerah

-Khasiat
gigi, dan kudis.

: Kemuning

gawah

-Nama Daerah

: Paku jukut

-Nama Indonesia

: Paku

-Nama Indonesia

: Kamaler

beunyiur

-Nama Ilmiah

: Micromelum

-Nama Ilmiah

minutom
-Suku

: Bisul, sakit

: Diplazium

esculentum
: Rutaceae

-Suku

-Bagian Yang Dimanfaatkan : Daun

Cormophyta

-Khasiat

-Bagian Yang Dimanfaatkan : Daun

bisul

: Kudis dan

-Khasiat

: Obat batuk,

mengurangi bau keringat, obat disentri.

-Nama Daerah

: Anggrek

Larat
-Nama Indonesia

: Anggrek

Larat
-Nama Ilmiah

: Dendrobium

Phalaenopsis
-Suku

:Orchidaceae

Nama daerah : seledri


Nama indonesia : seledri
Nama ilmiah : Seledri (Apium

Graviolens)
Bagian yan dimamfaatkan : batang

sampai daun
Khasiat kesehatan : obat asam urat

-Bagian Yang Dimanfaatkan :Bunga dan


Buah
-Khasiat

:Kecantikan

dan Kesehatan
Pembahasan

: Pada acara pengenalan jenis tanaman obat ini, ada tujuh tanaman obat

tradisional yang diidentifikasi di kawasan

TWA Suranadi, antara lain yaitu

1. Pepaya (Carica papaya L.)

KLASIFIKASI PEPAYA
Kingdom (Dunia/Kerajaan):
Subkingdom:
Super divisi:
Divisio (Pembagian):
Classis (Kelas):
Sub Kelas :
Ordo (Bangsa):

Plantae (Tumbuhan)
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Dilleniidae
Violales

Familia (Suku):
Genus (Marga):
Species (Jenis):

Caricaceae
Carica
Carica papaya L.

DESKRIPSI TANAMAN PEPAYA


Tanaman ini berasal dari Amerika Tropis, Meksiko, dan India Barat dengan
tinggi antara 2,5-10 m.
KANDUNGAN ZAT TANAMAN PEPAYA
Dalam tanaman pepaya terdapat beberapa kandungan zat : enzim papain,
alkaloid karpaina, psudo karpaina, glikosid, karposid, saponin, beta karotene, pectin, dgalaktosa, l-arabinosa, papain, papayotimin papain, vitokinose, glucoside cacirin,
karpain, papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, siklotransferase.
Pepaya rendah mengandung lemak dan 0 kolesterol, namun kaya dengan
beragam nutrisi yang sangat dubutuhkan oleh tubuh setiap hari. Pepaya mengandung
Carbohydrates (9.81g), serta serat 1.80 g atau 4.5% dari total kebutuhan harian
disarankan.
Pepaya mengandung beberapa vitamin b kompleks dalam jumlah yang baik,
seperti folat, Niacin, Pantothenic acid, Pyridoxine, Riboflavin, serta Thiamin. Vitamin
penting lain yang bisa diperoleh dari pepaya adalah Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E,
dan Vitamin K . Pepaya juga mengandung elektrolit dengan jumlah yang cukup baik,
yaitu kalium serta beberapa mineral penting seperti kalsium, zat besi, magnesium,
pospor, dan zinc. Fitonutrisi penting yang ditemukan dalam pepaya yaitu betakaroten
(276 g), Beta Crypto-xanthin (761 g) dan Lutein-zeaxanthin (75 g).

KHASIAT DAN MANFAAT PEPAYA


Percayalah jika buah pepaya mengandung jumlah Vitamin C 48 kali lebih
banyak dibanding buah apel. Oleh sebab itu, buah pepaya dapat dengan cepat
menghapus racun di dalam tubuh dan sangat bagus untuk menyegarkan kulit.
Enzim pepaya juga mampu mendorong metabolisme kulit, sehingga kulit terlihat lebih
cerah/bersinar.
Buah pepaya juga diyakini sangat membantu dalam pertumbuhan payudara,
hormon medium dan vitamin A yang terkandung dalam enzim pepaya, bisa merangsang
hormon wanita untuk menghasilkan jumlah ASI yang lebih banyak bagi mereka yang
Selain itu, enzim dan nutrisi penting lainnya di dalam buah pepaya juga mampu
menurunkan resiko terkena kanker Servik.
Meskipun Pepaya memiliki rasa yang manis, namun pepaya termasuk buahbuahan yang juga baik untuk penderita diabetes, suka makan buah pepaya juga akan
menjaga usus besar yang sehat, sehingga mengurangi resiko terjadinya kanker usus.
Berikut ini adalah beberapa ramuan obat menggunakan pepaya :
a. Kulit melepuh karena panas
Toreh kulit buah pepaya, tampung getahnya dan oleskan, diamkan sehari
semalam. Bila bagian yang melepuh agak luas, parutlah pepaya dan daging buahnya
ditempelkan.
b.Malaria dan demam
Tumbuk daun pepaya muda hingga menjadi 1/2 gelas, tambahkan air 3/4 gelas
dan garam, peras, saring. Minum 3 kali sehari; lakukan 5 hari berturut-turut.
c. Beruban
Jemur 2 sendok makan biji pepaya sampai kering, sangrai sampai hangus,
tumbuk sampai halus, campurkan sedikit minyak kelapa, aduk rata. Oleskan pada kulit
kepala

yang

sudah

dikeramas.

Gunakan

sebelum

tidur.

d. Jengkolan (susah buang air karena terlalu banyak makan jengkol)


1/2 tangkai daun pepaya, 10 helai daun kacang panjang, 6n tangkai daun
singkong dicuci, lumatkan, beri 1/2 gelas air matang, peras. Beri 1 sendok makan madu

sebelum diminum. Minum 2 kali sehari.


e. Buang air besar tidak teratur, Maag, Sariawan, dan sembelit
Makan buah pepaya segar 3 kali sehari.
f. Merangsang nafsu makan
Sehelai daun pepaya dicuci, lumatkan, beri garam dan air sedikit demi sedikit
sebanyak 1/4 gelas, peras. Minum airnya sekaligus.
g. Mencegah demam nifas
Sehelai daun pepaya muda dicuci, iris-iris, rebus dengan gula aren dan segelas
air sampai airnya tinggal 1/2. Minum sekaligus segera setelah melahirkan selama 2 hari
berturut-turut.
h. Melancarkan air seni dan mengeluarkan batu ginjal
3 jari akar pepaya dipotong-potong, rebus dengan 4 gelas air sampai airnya
tinggal setengah, dinginkan, saring. Minum 3 kali sehari 3/4 gelas. Boleh diberikan
sesendok madu.
i. Keputihan
Sehelai daun pepaya dicuci, iris halus, beri 50 gram akar alang-alang yang
bersih, pulasari, rebus dengan 1,5 liter air, didihkan, saring. Minum sekali sehari
segelas.
2. Pinang (Areca catechu L.)

KLASIFIKASI TANAMAN PINANG


Pinang (Areca catechu)
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecaceae

Genus : Areca
Spesis : Areca catechu L.
Daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Pinang juga merupakan nama
buahnya

yang

diperdagangkan

orang.

Pelbagai

nama

daerah

di

antaranya

adalah pineung (Aceh), pining (Batak Toba), penang (Md.), jambe(Sd., Jw.), bua,

ua,

wua, pua, fua, hua (aneka bahasa di Nusa Tenggara dan Maluku) dan berbagai sebutan
lainnya.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Betel palm atau Betel nut tree, dan nama
ilmiahnya adalah Areca catechu.

KANDUNGAN KIMIA PINANG


Komponen utama biji pinang adalah karbohidrat, lemak, serat, polifenol yang
meliputi flavonoid dan tanin, alkaloid dan mineral (Jaiswal dkk., 2011). Kandungan
alkaloid dalam biji sebesar 0,3-0,7% yang bekerja kolinergik, seperti arecolin,
arecoidin, arecain, guvacolin, guvacin, homoarecolin, dan soguvacin. Selain itu,
mengandung tanin terkondensasi 15%, areca red lemak 14% (palmitic, oleic, linoleic,
palmitoleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, dan miristic acid), saponin (diosgenin),
steroid (kriptogenin, -sitosterol), asam amino, choline, catechin. Biji segar
mengandung sekitar 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan biji yang telah diproses
(Dalimartha, 2009).
Kulit buah pinang mengandung tanin terkondensasi. Arecolin bekerja sebagai
obat cacing dengan melumpuhkan taenia, terutama Taenia solium. Arecolin juga
berkhasiat penenang, antivirus, dan antijamur. Kerja kolinergiknya akan meningkatkan
sekresi dan peristaltik usus, melambatkan denyut jantung, dan menurunkan tekanan
darah (Dalimartha, 2009).
Ekstrak metanol pinang menunjukkan aktivitas anti-penuaan dan penghambatan
kuat terhadap radikal super-oksida (Jaiswal dkk., 2011). Lee dkk., (2003) membuktikan
adanya aktivitas antioksidan ekstrak metanol pinang yang tinggi terhadap radikal H2O2

begitu pula dalam menghambat radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).


KEGUNAAN PINANG
Tumbuhan pinang memiliki banyak peranan penting diantaranya air rebusan dari
biji pinang digunakan untuk mengatasi seperti haid dengan dara yang berlebihan,
hidung berdarah (mimisan), koreng, borek, bisul, eksim, kudis, difteri, mencret dan
disentri. (Oudhia 2002, Kristina dan Syahid 2007). Bahkan di India tumbuhan pinang

telah digunakan sebagai obat rumahan oleh masyaratat untuk mengobati penyakit.
(Oudhia 2003). Biji pinang aromatis memiliki efek antioksidan dan anti mutagenik,
astringent (bersifat menyiutkan), serta bersifat memabukkan, sehingga telah lama
digunakan sebagai taeniafuge untuk mengobati cacingan (Grieve 1995, Wang & Lee ,
1996). Selain itu pinang digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan
(edema), rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat menstruasi,
keputihan, beri-beri, malaria, dan memperkecil pupil mata (Kristina & Syahid 2001).
Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan bersama-sama dengan
sirih untuk menguatkan gigi goyah. Air rendaman biji pinang muda digunakan untuk
obat sakit mata Selain sebagai obat penguat gigi kebanyakan masyarakat juga
menggunakan biji pinang muda sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah
melahirkan dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum
selama seminggu (Kristina & Syahid 2007). Umbut tumbuhan pinang digunakan untuk
mengobati patah tulang dan sakit pinggang. Daun pinang berguna untuk mengatasi
masalah tidak nafsu makan, dan sakit pinggang. Selain untuk sebagai obat, pelepah
daun pinang digunakan untuk pembungkus makanan dan bahan campuran untuk topi.
Sabut pinang rasanya hangat dan pahit digunakan untuk gangguan pencernaan dan
sembelit. Pinang juga dapat dimanfaatkan untuk penanganan kesehatan ternak sehingga
dapat memperbaiki produktivitas ternak.
Pinang muda bisa dimanfaatkan oleh industriawan sebagai sumber bahan baku
cat arecared, pemerah kain katun
3. Mengkudu (Morinda Cintafolia)

ASAL USUL TANAMAN MENGKUDU


Mengkudu berasal dari Asia Tenggara. Pada tahun 100 SM, penduduk Asia
Tenggara bermigrasi dan mendarat di kepulauan Polinesia, mereka hanya membawa
tanaman dan hewan yang dianggap penting untuk hidup di tempat baru. Tanamantanaman tersebut memiliki banyak kegunaan, antara lain untuk bahan pakaian,
bangunan, makanan dan obat-obatan, lima jenis tanaman pangan bangsa Polinesia yaitu
talas, sukun, pisang, ubi rambat, dan tebu. Mengkudu yang dalam bahasa setempat
disebut "Noni" adalah salah satu jenis tanaman obat penting yang turut dibawa.
Bangsa Polinesia memanfaatkan mengkudu untuk mengobati berbagai jenis
penyakit, diantaranya : tumor, luka, penyakit kulit, gangguan pernapasan, demam, dan
penyakit usia lanjut. Pengetahuan tentang pengobatan menggunakan mengkudu
diwariskan dari generasi ke generasi melalui nyanyian dan cerita rakyat. Tabib

Polinesia, yang disebut kahuna adalah orang memegang peranan penting dalam dunia
pengobatan tradisional bangsa Polinesia dan selalu menggunakan mengkudu dalam
resep pengobatannya.
Laporan-laporan tentang khasiat tanaman mengkudu juga terdapat pada tulisantulisan kuno yang dibuat kira-kira 2000 tahun yang lalu, yaitu pada masa pemerintahan
Dinasti Han di Cina, dan juga dimuat dalam cerita-cerita pewayangan yang ditulis pada
masa pemerintahan raja-raja di pulau Jawa ratusan tahun yang lalu.
Perkembangan industri tekstil di Eropa mendorong pencarian bahan-bahan pewarna
alami sampai ke wilayah-wilayah kolonisasi, karena pada masa itu pewarna sintetis
belum ditemukan. Pada tahun 1849, para peneliti Eropa menemukan zat pewarna alami
yang berasal dari akar Mengkudu, dan kemudian diberi nama "Morindone" dan
"Morindin". Hasil penemuan inilah yang menjadi latar belakang nama "Morinda"

diturunkan ( Anonim, 2012 ).


HABITUS TANAMAN MENGKUDU
Tanaman mengkudu termasuk tanaman berperawakan pohon, tanaman menahun

dengan tinggi antara 3-8 meter.


KLASIFIKASI TANAMAN MENGKUDU
Menurut Anonim (2012) klasifikasi tanaman mengkudu adalah sebagai berikut :

kingdom

: Plantae

subkingdom

: Tracheobionta

super divisi

: Spermatophyta

divisi

: Magnoliophyta

kelas

: Magnoliopsida

subkelas

: Asteridae

ordo

: Rubiales

famili

: Rubiaceae

genus

: Morinda

spesies

: Morinda citrifolia L.

MANFAAT TANAMAN MENGKUDU

Tanaman mengkudu mengandung berbagai zat bermanfaat. Menurut Widiarti


(1999) zat yang terkandung dalam mengkudu antara lain:
1. Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap.
Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting,
tersedia dalam jumlah cukup didalam buah dan daun mengkudu. Selenium, salah
satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat.
Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,
alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antraquinines, trace
elemens, phenylalanine, magnesium, dll.
2. Terpenoid : Zat ini membantu dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel
tubuh.
3. Zat anti bakteri : Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu dapat
mematikan bakteri penyebab infeksi, sepertiPseudomonas aeruginosa, Protens
morganii, Staphylococcusaureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti
bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella
montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigelladusenteriae, S . flexnerii, S .
pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
4. Scolopetin : Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan antialergi.
5. Zat anti kanker : Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif
melawan sel-sel abnormal.
6. Xeronine dan Proxeronine : Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah
mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine,
tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine
dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid
lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang
tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
7. Zat pewarna : Zat yang terdapat dalam kulit mengkudu digunakan sebagai zat
pewarna tekstil.
4. Sidaguri (Sida retusa)

Sidaguri memiliki efek marmakologis :


Sidaguri bersifat sebagai tanaman yang manis, pedas dan sejuk. Masuk dalam
meridian jantung, hati, paru paru, usus besar, usus kecil. Anti radang (anti imflamasi),
peluruh kencing (diuretic) dan menghilangkan sakit (analgetik). Akar sidaguri bersifat
manis, tawar dan sejuk.

Manfaat
Sidaguri (Sida

rhombifolia

L.) adalah

satu

jenis

tanaman

obat

dari

famili Malvaceae. Tumbuhan ini biasa tumbuh liar di i tepi jalan, halaman berrumput,
hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung.
Tumbuhan Sidaguri tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah
sampai 1.450 m dpl. Sidaguri bermanfaat untuk kesehatan karena dapat mengobati

berbagai jenis penyakit.


Kandungan Kimia Sidaguri
Kandungan kimiawi di tumbuhan Sidaguri, yaitu alkaloid, kalsium oksalat,
tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak terbang, dan zat philegmatic. Daun
mengandung alkoloid, calsium oksalat, tanin, saponin, phenol, asam amino, minyak
terbang. Batangnya mengandung tanin dan kalsium oksalat. Akarnya mengandung

kaloid, steroid dan efedrine.


Manfaaat tanaman sidaguri
Sidaguri memiliki rasanya yang manis, pedas, sifatnya sejuk, masuk meridian
jantung, hati, paru-paru, usus besar, dan usus kecil. Seluruh bagian tanaman dapat
digunakan sebagaia obat. Pada pengobatan tradional, Sidaguri sering digunakan untuk
mengobati penyakit asam urat dan rematik. Selain itu herbal ini juga dapat
mengobati Influenza, demam, radang amandel (tonsilitis), difteri, TBC kelenjar
(scrofuloderma),radang usus (enteritis), disentri, sakit kuning (jaundice), malaria, batu
saluran kencing, sakit lambung, wasir berdarah, muntah darah, terlambat haid,
dancacingan. Khusus untuk akarnya, digunakan untuk mengobati influenza, asma, sakit
gigi, sariawan, disentri, susah buang air besar/sembelit dan rematik. Sedangkan bunga
Sidaguri digunakan sebagai pengobatan luar untuk Gigitan Serangga.
Pengolahan Sidaguri Secara Tradisional
Herba kering (15-30 g) atau herba segar (30-60 g), di rebus dan diminum
airnya. Jika menggunakan akar, dosisnya 10-15 g, atau menggunakan takaran besar
sebanyak 30-60 g, rebus, Ialu minum airnya.
Untuk pemakaian luar, herba segar atau akar yang telah digiling halus,
kemudian ditempelkan bagian tubuh yang sakit, seperti bisul, koreng, TBC kelenjar,
gigitan ular. Selain itu, bisa juga direbus, kemudian airnya digunaka untuk mencuci
ekzema pada kantung buah zakar atau untuk mandi pada cacar air.
5. Kamaler (Micromelum minutom)

Sifat dan Khasiat


Kemuning bersifat pedas, pahit, hangat, masuk meridian jantung, hati dan paru.

Berkhasiat sebagai pemati rasa (anestisia), penenang (sedatife), antiradang, antirematik, anti-tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah, dan penghalus

kulit.
Kandungan Kimia
Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, caryophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, sguaiazulene, osthole, paniculatin, tannin, dan coumurrayin. Kulit batang mengandung
mexotioin, 5-7-dimethoxy-8 (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. Sedangkan bunga

kemuning mengandung scopoletin, dan buahnya mengandung semi--carotenone.


Bagian yang Digunakan
Daun, ranting dan akar. Kulit batang juga berkhasiat obat.
Indikasi
Daun dan ranting berguna untuk mengatasi :

Radang buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronchitis),

Infeksi saluran kencing, kencing nanah,

Keputihan,

Dating haid tidak tertur,

Lemak tubuh berlebihan,

Pelangsing tubuh,

Nyeri pada tukak (ulkus), sakit gigi,

Kulit kasar.

Akar berguna untuk mengatasi :

Memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo,

Digigit serangga dan ular berbisa, bisul, eczema, koreng,

Epidemic encephalitis B.

Kulit batang berguna untuk mengatasi :

Sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka dikulit atau selaput lendir (ulkus).

Cara Pemakaian
Akar dan daun kering sebanyak 9-15 g atau daun segar sebanyak 30-60 g, direbus
atau direndam arak, lalu minum. Untuk pemakaian luar, daun segar dipipis lalu diletakkan
pada tempat yang sakit, atau direbus, airnya untuk cuci.
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Infuse daun kemuning dengan dosis 1.000 mg serbuk/kg bb mencitalbino pada
percobaan analgesik dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek
analgesik (Pudjiastuti, dkk., cermin Dunia Kedokteran No. 59, 1989).
Infuse daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mg/200 g bb
diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikan 0,2 ml larutan karagenin 1%
dalam NaCl fisiologis secara subplantar (zat pembuat udem buatan). Pada infuse daun
kemuning dengan dosis 840 mg/200 g bb menunjukan efek anti-anflamasi mendekati
natrium diklofenak dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding
(Farida Ibrahim, Juheini, Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA UI warta Perhipba
No. I/III, Jan- maret 1995).
Infuse daun kemuning 10%, 20%, 30%, 40% sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat
menurunkan berat badan secara bermakna (Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA
UNAIR, 1990).
Contoh Pemakaian

Bisul
Akar kemuning sebanyak 30 g g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus
dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring lalu diminum. Sehari 2 kali, masing-masing gelas.

Rematik, keseleo, memar


Akar kemuning kering sebanyak 15-30 g dicuci lalu dipotong-potong seperlunya.
Tambahkan arak dan air masing-masing 1 gelas, lalu direbus sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing gelas.

Memar
Kemuning dan kaca piring, masing-masing daun segar, sama banyak dicuci lalu
digiling halus. Tambahkan sedikit arak sambil diaduk diatas api. Hangat-hangat
ditempelkan pada bagioan tubuh yang memar.

Nyeri rematik sendi


Akar kemuning dan akar tembeleken (Lantana camara) dicuci, Tambahkan 3 pasang
kaki ayam. Semua bahan dipotong-potong seperlunya lalu tambahkan air secukupnya
sampai terendam. Semua bahan tersebut lalu ditim. Hangat-hangat diminum
sekaligus.

Sakit gigi
Minyak yang keluar dari kulit batang kemuning yang dibakar diteteskan kedalam gigi
yang berlubang.

Melangsingkan badan
Daun kemuning segar dan daun mengkudu (Morinda citrifolia) masing-masing
segenggam penuh dan temu giring sebanyak jari kelingking ditumbuk halus.
Tambvahkan 1 cangkir air masak sambil diaduk merata. Peras dengan sepotong kain.
Air yang terkumpul diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan.

6. Paku Beunyiur (Diplazium esculentum)


Paku jukut merupakan jenis pakis yang paling umum digunakan sebagai bahan sayuran di
Bali. Meskipun sangat digemari sebagai bahan sayuran, paku jukut tidak dibudidayakan,
melainkan dipanen dari tumbuhan yang tumbuh liar pada lahan tegalan dan lahan hutan
terbuka, terutama di tempat-tempat lembab dekat badan perairan. Terdapat beberapa jenis
paku jukut, tetapi yang paling umum adalah jenis dengan nama ilmiah Diplazium
esculentum (periksa nama ilmiah dan klasifikasi). Nama umum lain untuk jenis pakis ini
adalah paku beunyeur (Sunda) dan paku wilis (Bali), sedangkan dalam bahasa Inggris
disebut vegetable fern.
Tumbuh di tanah, tinggi dapat mencapai 2,5 m, rimpang tegak, dapat mencapai 1 m,
bagian bawah ditutupi akar berwarna gelap, bagian atas ditutupi sisik, sisik bergerigi,
berukuran 10 mm x 1,2 mm, berwarna coklat gelap, ujung agak memanjang bertepi
kehitaman. Daun bergerombol di bagian ujung rimpang tegak, panjang tangkai 50-70 cm,
kehitaman pada bagian pangkal, memucat ke bagian ujung, tidak berambut tetapi bersisik di
bagian pangkal, helai daun keseluruhan berbentuk lanset, berukuran 0,5-1,5 m x 0,5=1,0 m,
dengan sirip daun utama (pinnae) duduk menyirip pada tulang daun utama (costa). Sirip daun
utama berbentuk tumpul di bagian dasar, lancip di bagian ujung, berukuran 50 cm x 25 cm,
terdiri atas sirip daun sekunder (pinnule) berbentuk lanset, terbesar berukuran 10-15 cm x 2-4

cm, mudah lepas, melengkung ke arah ujung tulang daun utama, mempunyai 8-10 tulang
daun lateral. Sori memanjang, menempati hampir seluruh panjang tulang daun, dengan
indusiun sempit di bagian tepi. Spora berbentuk ginjal.
Jenis pakis ini dimanfaatkan terutama sebagai bahan sayuran. Perasan daun digunakan
sebagai tonik untuk ibu-ibu setelah melahirkan dan sebagai ekspektoran untuk mengobati
batuk. Ekstrak daun tua digunakan sebagai lulur untuk mengobati demam dan untuk
mengurangi bau keringat. Rimpang ditumbuk dan direndam dalam air untuk kemudian
diminum sebagai obat disentri
7. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)
Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo:
Orchidales; Famili: Orchidaceae; Genus: Dendrobium; Spesies: Dendrobium phalaenopsis.
Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) termasuk anggrek langka dari Maluku.
Bahkan anggrek Larat termasuk satu dari 12 spesies anggrek langka yang dilindungi di
Indonesia. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) juga ditetapkan sebagai flora identitas
provinsi Maluku.
Anggrek ini dinamakan Anggrek Larat lantaran pertama kali ditemukan di pulau Larat,
Tanimbar, Maluku. Namun lantaran keindahannya itu, semakin hari anggrek larat semakin
langka di habitat aslinya.
Anggrek Larat yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Cooktown Orchid, berkerabat
dekat dengan beberapa jenis anggrek lainnya seperti Anggrek Merpati, Anggrek Albert,
Anggrek Stuberi, Anggrek Jamrud, Anggrek Karawai, dan Anggrek Kelembai. Dalam bahasa
latin tumbuhan ini dikenal sebagai Dendrobium phalaenopsis dengan sinonimVappodes
phalaenopsis, dan Dendrobium bigibbum.
Diskripsi Anggrek Larat. Anggrek Larat yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi
Maluku ini mempunyai batang berbentuk gada dengan pangkal berukuran kecil, bagian
tengah membesar dan ujungnya mengecil kembali. Daun Anggrek Larat (Dendrobium
phalaenopsis) berbentuk lanset dengan ujung tidak simetris. Panjang daunnya kira-kira 12
cm, dengan lebar kira-kira 2 cm.
Bunga Anggrek Larat berwarna keungunan pucat hingga ungu tua. Tersusun dalam bentuk
tandan yang tumbuh pada buku-buku batangnya, agak menggantung. Panjang tandan

bunganya kurang lebih 60 cm dengan jumlah bunga tiap tandan 6 24 kuntum. Masingmasing bunga bergaris tengah kurang lebih 6 cm. Daun Kelopak berbentuk lanset, berwarna
keunguan. Daun Mahkota lebih pendek, tetapi lebih lebar dari pada kelopaknya. Pangkalnya
sempit dengan ujungnya runcing dan berwarna keunguan. Bibir bertajuk tiga membentuk
corong dengan tajuk tengahnya yang lebar, runcing atau meruncing. Buah berbentuk jorong,
panjang 3,2 cm namun bunganya jarang menjadi buah.
Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) yang pertama kali di temukan di pulau Larat,
Maluku tumbuh baik di daerah panas, pada ketinggian antara 0 150 m dpl. Di habitat
aslinya, Anggrek yang dijadikan bunga maskot provinsi Maluku ini tumbuh pada pohonpohonan dan karang-karangan kapur yang mendapat sinar matahari cukup.
8. Seledri
Mungkin tanaman yang satu ini tidak asing lagi bagi kita, selain enak dipakai sebagai
penyedap rasa ternyata seledri juga berfungsi sebagai obat alami karena kaya akan kalsium,
fosfordll. Contohnya seledri bisa dipakai sebagai Obat Asam Urat. Caranya Cukup rebus
beberapa biji seledri untuk segelas air didihkan lalu minum setiap pagi.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Praktikum ini adalah banyak berbagai
jenis tanaman obat yang ada taman wisata suranadi antara lain tanaman pepaya,
pinang,mengkudu, Sindaguri ujung, Kamaler, Paku bebunyir, Anggrek larat dan Seledri selain
itu banyak mamfaat yang terkandung di dalam tanaman obat tersebut.

ACARA II
Identifiakasi Tanaman obat

BAB I. METODOLOGI PRAKTIKUM

1.1 Waktu dan tempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari kamis 17 Desember 2015 bertempat di Taman
wisata alam Suranadi
1.2 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam Praktikum Tehnik budidaya
biofaramaka anatara lain
Sasak
Meteran
Pita ukur
Tali rapia
Spritus
Kamera
Dan alat tulis
1.3 Prosudur Kerja

Dalam praktikum ini menjelaskan berbagai macam tanaman biofarmaka yang ada
dalam TWA Suranadi kepada praktikan dari mahasiswa Progam Studi Kehutanan Universitas
Mataram dan praktikan mendengar, mencatat dan mengambil dokumentasi agar lebih
memahami lebih mendalam, dalam praktikum tersebut dapat berbagai macam tanaman obat
misalnya :Awar-awar, Putri malu, Pulai, Jambubatu, Mangkokan, Mahkota Dewa, Pegagang,
Picut Kuda, Sirih Hutan, Rambutan, Tapak Liman, dll

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Pembahasan
Pada acara ini dilakukan identifikasi tanaman obat dengan ukuran petak 20 m x 50
yang dibagi ke dalam identifikasi pohon dengan ukuran 20x20 meter, identifikasi tiang

dengan ukuran 10x10 meter, identifikasi pancang dengan ukuran 5x5 meter, dan identifikasi
semai dengan ukuran 2x2 meter. Pengamatan pada kelas pohon terdapat empat jenis tanaman
yaitu, mahoni berjumlah 2, jati berjumlah 2, jati putih berjumlah 2 dan bajur berjumlah 1.
Selanjutnya pada kelas tiang meliputi tanaman dao dengan jumlah 4, kumbi dengan jumlah 2,
dan mahoni dengan jumlah 8. Pada kelas pancang ada dua jenis tanaman yaitu dao dengan
jumlah 8 dan kumbi berjumlah 3, dan yang terakhir pada kelas semai meliputi paku
berjumlah 15, jukut dengan jumlah 8, mengkudu dengan jumlah 6, dan sirih hutan berjumlah
5. Terlihat bahwa tanaman obat yang lebih dominan yaitu pada tanaman kumbi di kawasan
TWA Suranadi. Dilihat dari data dan hasil identifikasi yang didapatkan bahwa masih sedikit
jenis tanaman obat yang berada di kawasan TWA Suranadi, hal ini diduga karena, pemerintah
maupun masyarakat setempat tidak dapat melestarikan atau menjaga potensi tanaman obat
yang dapat tumbuh di kawasan TWA Suranadi tersebut, untuk itu perlu adanya penanaman
kembali atau penghijauan agar hutan yang berada di TWA Suranadi potensinya sebagai
produksi tanaman obat.

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Praktikum pada acara ini vegetasi
tanaman obat yang ada di taman wisata suranadi untuk pohon anatara lain mahoni, bajur jati,

dan jati putih untuk tiang dao, kumbi dan mahoni. Pada kelas pancang ada tanaman dao dan
kumbi. Terakhir yaitu kelas semai yaitu paku, jukut, mengkudu dan sirih.

ACARA III
(Pembuatan Herbariuam)

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk
tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490- 1550) seorang Professor

Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di
bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah
(Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai
koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein Herbarium Celebense 39
praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003). Untuk koleksi
objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya.
Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan
pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan dapat
dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah
ataupun kering. Cara dan bahan pengawetnya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk
organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah.
Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium
(Suyitno, 2004). Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung
batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus.
Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun,
batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair
dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004).
1.2 Tujuan
a. Mengoleksi spesimen seranting daun dan kulit batang dari satu jenis pohon dengan cara
koleksi kering
b. Menguraikan risalah singkat dari pohon untuk di cantumkan pada label herbarium

BAB II .TINJAUAN PUSTAKA

Mahoni termasuk tumbuhan tropis dari famili Meliaceae yang berasal dari Hindia
Barat. Tumbuhan ini dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati, pinggir pantai, dan dijalanjalan sebagai pohon peneduh. Perkembang-biakannya dengan menggunakan biji, cangkokan,

atau okulasi. Untuk tanaman mahoni yang akan digunakan sebagai tanaman obat, maka tidak
boleh diberi pupuk kimia (anorganik) maupun pestisida. Buahnya pahit dan berasa dingin.
(Harianja, 2008).
Tanaman ini merupakan tanaman tahunan dengan tinggi 5-25 m, berakar tunggang,
berbatang bulat, percabangan banyak dan kayunya bergetah. Daunnya majemuk menyirip
genap, helaian daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya runcing, dan tulang daunnya
menyirip. Daun muda berwarna merah, setelah tua berwarna hijau. Bunganya majemuk
tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. Buahnya bulat telur, berlekuk lima,
berwarna cokelat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk pipih dengan ujung agak tebal dan
warnanya coklat kehitaman.(Yuniarti, 2008).

BAB III. METODOLGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari kamis 17 Desember 2015 bertempat di Taman
wisata alam Suranadi
3.2 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam Praktikum Tehnik budidaya
biofaramaka anatara lain
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Sasak
Meteran
Pita ukur
Tali rapia
Spritus
Kamera
Dan alat tulis

3.3 Prosudur Kerja


a.
b.
c.
d.
e.

Tanaman obat dicari ketika acara 2 yaitu identifikasi tanaman obat


Di dapatkan tanaman obat yaitu mahoni
Di ambil bagian ranting dengan daun untuk di jadikan herbarium
Di tanaman di semprot dengan spritus agar tanaman tidak layu
Tanaman di lapis dengan koran lalu di pres dengan sasak.

BAB IV PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu tentang pembuatan herbarium atau awetan herbarium, dimana
pembuatan awetan herbarium di bagi menjadi dua jenis yaitu herbarium kering dan herbarium
basah. Spesimen yang kami gunakan dalam pembuatan herbarium kering adalah batang,
ranting daun, daun dan akar dari Tumbuhan mahni. Sedangkan untuk pebuatan herbarium
basah

dari

spesimen

bunga

dan

akar

pada

tumbuhan

mahoni.

Pada pembuatan herbarium kering, bagian-bagian dari spesimen di recah menjadi dua

bagian yaitu akar dan daun, ranting daun dari tumbuhan sungsang (Gloriosa superba). Dari
bagian-bagian tersebut kemudian di cuci sampai bersih. Setelah itu, di awetkan dengan
alkohol 70% dengan cara di semprot semua bagian spesimen sampai basah, yang berfungsi
untuk menghindari kerusakan dari jamur dan serangga, kemudian letakan di atas koran yang
berlapis untuk dipress dengan mengunakan sasag dan di ikat dengan tali rapia, proses terahir
di jemur 7 hari. Setelah spesimen kering di tata di atas kertas BW dengan mengaunakan
isolasi bening serta manunjukan bagian-bagian pada spesimen dan diberi label herbarium.
Sedangkan pada pembuatan herbarium basah. Pertmanya spesimen di recah manjadi 2
bagian diantaranya bunga dan akar dari tumbuhan sedap malam (Polianthes tuberosa L.),
kemudian tata/atur bagian-bagian tersebut pada objek glass sesuai dengan ukuran botol jam
yang akan digunakan, kemudian dimasukan/di rendam ke dalam botol jam yang telah berisi
larutan

alkohol

70%,

dan

tutup

dengan

rapat,

lalu

beri

label

herbarium

Jika kami bandingkan dengan literature Menurut Bagus (2012). pembuatan herbarium
ditujukan sebagai acuan perbandingan pada saat kiranya ditemukan spesies yang menyerupai.
Dalam proses pembuata herbarium, larutan pengawet yang digunakan haru sesuai. Dan
spesimen yang akan diawetkan, harus terbasahi seluruh bagiannya agar awetan bertahan
dalam jangka waktu yang cukup lama dan menghindari kerusakan pada sepesimen yang
disebabkan jamur maupun serangga, maka dilakukan pengaweten dengan alkohol. Karena
jamur tidak aka tumbuh pada habitat yang kering. Serta proses terahir di beri keterangan yang
berupa label untuk memudahkan indentifikasi tumbuhan tersebut.

BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada peraktikum kali ini dapat di simpulkan bahwa pembuatan herbarium di bagi menjadi 2
cara yaitu herbarium basah dan herbarium kering, dimana pembuatan herbarium pada awetan
kering dengan cara menyerprotkan spritus70% pada spesimen smpai benar-benar basah

sedangkan spesimen yang kami gunakan pada herbarium kering yaitu daun dan akar pada
tumbuahan mahoni (swetenia mahagoni.

DAFTAR PUSTAKA

Matnawi, H. 1989. Perlindungan Tanaman jilid 1. Kasinus : Yogyakatra Nuraenina


Sama, Surya. 2009. Pengaweatan Tanaman dan Pengawetan Hewan. UPI : Bandung
Triharto, Ahmad. 1996. Dasar-dasar perlindungan Tanaman. UGM press : Yogyakatra

ACARA IV
Pembibitan tanaman obat

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Tumbuhan memerlukan kondisi media tanaman yang sesuai untuk tempat tumbuhnya.
Kondisi tempat tumbuh tersebut berkaitan dengan sifat fisik tanah, sifat kimia tanah kondisi
topografi dan kondisi geografi. Masing-masing tanaman memiliki kriteria tersendiri untuk
tempat tumbuhnya. Tumbuhan kencur merupakan tanaman biofarmaka yang telah
dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk keluhan sakit tertentu. Pertumbuhan
tanaman kencur juga dipengaruhi oleh kondisi tempat tumbuhnya.
Beberapa kondisi yang menunjang pertumbuhan tanaman kencur yaitu kondisi media
tanam. Namun masih belum banyak referensi yang menjelaskan dengan pasti kondisi lahan
yang tepat sehingga mampu menunjang pertumbuhan kencur. Oleh karena itu diperlukan
percobaan komposisi tanah terhadap tanaman kencur agar dapat dketahui dengan pasti
kondisi yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh berbagai
macam media terhadap terhadap pertumbuhan tanaman Jahe.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Media tanam adalah tempat tumbuh tanaman baik yang alami maupun buatan dan
menjadi penunjang dalam memenuhi kondisi tumbuh tanaman. Media tanam merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perbanyakan tanaman dan pertumbuhan

awalnya. Media tanam berfungsi sebagai tempat akar melekat, mempertahankan kelembaban
dan sebagai sumber makanan. Media yang baik dapat menyimpan air untuk kemudian dapat
dilepaskan sedikit demi sedikit dan dimanfaatkan oleh tanaman (Budiyati,1994).
Unsur-unsur yang penting dan harus tersedia pada media tanam adalah N,P,K. Unsur
N berfungsi mempercepat pertumbuhan klorofil ,menambah lebar daun, besarnya benih.
Dosis yang digunakan tergantung pada varietas benih dan keadaan tanah. Pupuk P berfungsi
untuk pembentukan akar, pertumbuhan tanaman, menstimulasi pembentukan buah dan
mempercepat panen. Unsur P berpengaruh untuk kandungan total benih terutama dalam
bentuk Fitin. Fitin berfungsi sebagai cadangan fosfor dan untuk pemeliharaan energi yang
diperlukan untuk perkecambahan (Benyamin, 2000).
Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat tempat
tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Media tanam banyak macam ragamnya, dapat
merupakan campuran dari bermacam-macam bahan atau satu jenis bahan saja asalkan
memenuhi beberapa persyaratan, antara lain cukup baik dalam memegang air, bersifat porous
sehingga air siraman tidak menggenang (becek), tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman,
dan yang paling penting media tanam tersebut cukup mengandung unsur-unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman (Widarto, 1996).
Pemberian pupuk kandang yang berupa pupuk kotoran ayam diharapkan akan dapat
membantu menetralkan pH tanah, menetralkan racun akibat adanya logam berat dalam tanah,
memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur, membantu penyerapan hara dari pupuk
kimia yang ditambahkan, membantu mempertahankan suhu tanah sehingga fluktuasi tidak
tinggi, mendorong kehidupan jasad renik, dan sebagai sumber unsur mikro yang dibutuhkan
tanaman, sehingga keseimbangan unsur hara di dalam tanah menjadi lebih baik. Semakin
baiknya kondisi fisik tanah dan semakin meningkat kandungan unsur hara di dalam tanah
menyebabakan laju pertumbuhan fotosintesis meningkat dan tersedia fotosintat yang cukup
untuk meningkatkan jumlah polong isi per tanaman (Nurjen, 2002).

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum teknik budidaya biofarmaka ini dilaksanakn pada hari Kamis 24
Desember 2015 di kebun Program Studi Kehutanan Universias Mataram.

3.2 alat dan bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu polybag, gembor, Ember,
Cangkul , Ayakan, Paranet ( 1 lapis ), Kertas label, ATK dan penggaris. Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu benih kencur, Tanah, pupuk

kompos, dan pupuk

kandang.
3.3 Prosudur Keraja
Adapun cara kerja pada praktikum teknik budidaya gaharu acara II tentang
pertumbuhan semai pada berbagai media tanam ini adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan ember, ayakan dan cangkul
2. Disiapkan tanah, pupuk kandang, dan pupuk kompus kemudian media tanah diayak.
3. Dicampurkan berbagai media (pupuk kompos+tanah (11), pupuk kompos+tanah (1:2),
pupuk kandang+tanah (1:1), pupuk kandang+tanah (1:2) ).
4. Dimasukkan berbagai media kedalam polibag ( 3 kali ulangan )
5. Ditempelkan kertas label sebagai penanda media
6. Dipilih benih kencur, seragamkan ukuran, kenampakan warna, kesehatannya ( tidak
cacat fisiknya )
7. Benih ditanam pada polybag dengan telah disiapkan berbagai media tersebut.
8. Diletakkan percobaan tersebut dibawah naungan 65 % ( paranet 1 lapis
3.4 Persentase hidup
no
1
2
3
4

Perlakuan
P1
P2
P3
P4

Persentase hidup (%)


100%
100%
100%
100%

3.5 Rancanagan acak


P1KUU3

P1KUU1

P2KUU3

P2KUU2

P2KUU1

P1KUU2

K2KUU1

K1KUU2

K1KUU3

K1KUU1

K2KUU3

K2KUU3

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
(Terlampir)

4.2 PEMBAHASAN
Praktikum acar empat ini yaitu pembibitan tanaman biofarmaka yaitu kencur dengan
menggunakan empat perlakuan. Perlakuan pertama (P1) yaitu dengan menggunakan media
pupuk kompos

ditambag tanah dengan komposisi 1:1. Perlakuan kedua (P1) juga

menggunakan media yang sama yaitu pupuk kompos dan tanah tetapi komposisi berbeda
yaitu 1:2. Untuk perlakuan ketiga (P3) menggunakan campuran pupuk kandang dan tanah
dengan komposisi 1:1. Perlakuan keempat (P4) menggunakan campuran pupuk kandang dan
tanah dengan komposisi 1:2. Keempat perlakuan tersebut diberi benih kencur dan diletakkan
pada paranet serta dilakukan penyiraman setiap hari.
Parameter yang diamati dalam praktikum ini yaitu tinggi tanaman dan kapan mulai
bertunas. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan selama 3 minggu sekali. Benih kencur pada
saat dilakukan pengamatan hari pertama terlihat semua perlakuan mulai bertunas. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman kencur mudah untuk pematahan proses dormansi. Pada
perlakuan pertama (P1) terlihat bahwa dari tiga kali ulangan hanya satu tanaman yang tidak
tumbuh yaitu P1 ku u1 sedangakan yang alai memiliki tinggi 0,5cm untuk P1 kuu3 dan 1cm
untuk P2 KU U3. perbedaan tinggi tanaman tersebut menunjukkan bahwa pemberian
campuran pupuk kompos dan tanah dengan komposisi 1:1 tidak memberikan pengaruh yang
besar terhadap pertumbuhan tanaman jahe.
Perlakuan kedua (P2) terlihat hasil yang lebih baik dari perlakuan pertama. Dari
ketiga ulangan menunjukkan tinggi tanaman yaitu 2.5cm dan 1.7cm. hanya satu tanaman
yang memiliki tinggi paling kecil yaitu 0.5cm. dapat diketahui dari hasil pengamatan bahwa
pemberian pupuk kompos dengan dosis yang lebih banyak dari media tanam dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman jahe. Hal ini menunjukkan bahwa dosis pemberian
pupuk kompos berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan tanaman jahe.
Perlakuan ketiga

(P3) yaitu campuran pupuk kandang dan tanah dengan

perbanndingan 1:1 menunjukkan tinggi yang berbeda tiap ulangannya. Dari ketiga ulangan
yang menunjukkan pertumbuhan paling cepat yaitu pada ulangan K1kCU2 dengan tinggi
mencapai 5,4cm. sedangankan kedua ulangan lainnya mencapai tinggi dibawah 1cm. terdapat
kesamaan hasil perlakuan P3 terhadap P1. Tanaman tersebut menunjukkan pertumbuhan yang
kurang baik. Dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang dengan campuran tanah
pada komposisi yang sama kurang menunjang dalam pertumbuhan tanaman.
Perlakuan keempat (P4) menunjukkan hasil yang lebih baik dari P3. Terdapat dua
ulangan yang menunjukkan pertumbuhan tinggi dengan cepat yaitu 1.3cm dan 1.2cm.
penggunaan pupuk kompos dan pupuk kandang pada media tanam menunjukkan hasil yang

tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan tanaman kencur. Yang perlu diperhatikan yaitu
komposisi pemberian pupuk. Semakin banyak dosis pupuk yang dilakuan dalam praktikum
ini menunjukkan hasil yang semakin baik terhadap pertumbuhan tanaman terutama pada
parameter tinggi.

BAB V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan menunjukkan tinggi tanaman yang paling baik yaitu pada
perlakuan P2 yaitu pupuk kompos dan tanah dengan komposisi 2:1.
2. Urutan pertumbuhan benih dari yang paling baik sampai teendah yatu P2, K2, K1, dan
P1.

DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Lakitan, 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Budiyati,1994. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo.

Nurjen, 2002. Teknologi Benih I. Angkasa Raya, Bandung.


Widarto, 1996. Teknologi Pembenihan Hijauan. PT Angkasa, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai