Anda di halaman 1dari 5

Daun Sirsak

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnolipsida
Ordo : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L.

Karakteristik/Ciri-Ciri
a. Pohon sirsak memiliki kayu yang keras. Meskipun demikian, ukuran pohonnya biasanya
kecil dan mudah patah. Tajuk pohonnya tergolong unik karena memiliki cabang yang
banyak, hampir mulai dari pangkalnya. Cabang-cabang tersebut sangat sulit diatur karena
arahnya yang tidak menentu.
b. Tanaman ini juga bisa berfungsi sebagai pencegah erosi karena akarnya yang menembus
tanah cukup dalam hingga kedalaman 2 meter. Selain itu, akar sampingnya juga sangat
kuat dan banyak sehingga tanah semakin kokoh.
c. Bentuk daun bulat panjang dan berujung lancip. Ukurannya tidak terlalu panjang.
Sedangkan, tangkai daunnya memiliki panjang sekitar 3-7 mm. Jika masih muda,
daunnya berwarna hijau kekuningan dan berwarna hijau tua ketika sudah tua. Urat
daunnya menyirip dan tegak pada urat daun utama.
d. Tanaman ini tergolong istimewa karena bisa berbunga sepanjang tahun. Bunga-bunga
tersebut muncul dari ketiak daun, ranting, cabang, bahkan ujung cabang.
e. Tanaman ini memiliki buah dengan kulit yang berduri lembut dengan panjang sekitar 6
mm. Buahnya sendiri tergolong sebagai buah semu yang memiliki daging buah yang
lunak dan berwarna putih.
f. Biji dari buah sirsak tergolong cukup banyak. Bentuk bijinya bulat dengan warna cokelat
kehitaman dan permukaan yang mengkilap. (Ernawati, Lia., 2019)
Sifat Morfologi Daun Sirsak
Daun sirsak berbentuk lonjong, elips, atau lonjong dengan ujung lancip. Permukaan daun
halus dan mengkilap, bagian atas berwarna hijau tua sedangkan bagian bawah berwarna hijau
muda. Panjang daun dewasa antara 6 - 20 cm, dengan 1 lebar antara 2,5 - 6,5 cm. Daun
memiliki aroma yang khas saat diremas. Tanaman sirsak termasuk tanaman evergreen,
artinya daun tetap hijau sepanjang tahun dan tidak menggugurkan daun. (Warisno & Kres
Dahana., 2012)
Kandungan
Tanaman sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung
antioksidan tinggi dan telah banyak dijadikan sebagai tumbuhan obat. Bagian-bagian dari
tanaman sirsak yang dimanfaatkan sebagai obat mulai dari daun, batang, akar, buah dan biji.
Komponen bioaktif yang terdapat pada daun sirsak adalah flavonoid, tanin, dan alkaloid,
komponen bioaktif tersebut dapat diperoleh melalui proses ekstraksi. (Yuliantari, Ni Wayan
Ayuk., 2017). Pada suatu penelitian dapat diketahui bahwa dalam teh herbal daun sirsak
mengandung senyawa fenol seperti tanin dan flavonoid. Pada perlakuan dengan penambahan
minuman teh daun sirsak berpengaruh terhadap penurunan kadar asam urat. Hal ini
disebabkan oleh adanya kandungan flavonoid yang terlarut dalam ekstrak daun sirsak
Cara Mengatasi Asam Urat dengan Penggunaan Daun Sirsak
Proses pembuatan larutan teh daun sirsak: Ditimbang 1000 mg serbuk daun sirsak.
dimasukkan ke dalam penangas air, kemudian ditambahkan 10 ml air panas dan dididihkan
larutan teh daun sirsak yang diperoleh. Didinginkan dan disaring dengan kertas saring.
Setelah dingin filtrat digunakan sebagai larutan induk. Dibuat seri larutan uji 5 mg/mL, 10
mg/mL, 20 mg/mL, dan 30 mg/mL, dan 40 mg/mL. Pengukuran kadar asam urat dilakukan
dengan cara 500 µL larutan baku asam urat ditambahkan dengan 200 µL teh herbal sarang
semut kemudian ditambahkan dengan reagen Uric Acid pada Spektrofotometer ABX Pentra.
Pengukuran berdasarkan intensitas warna yang dihasilkan dari reaksi asam urat dengan
reagen Uric Acid.
Penurunan kadar asam urat karena terjadinya ionisasi oleh adanya flavonoid. Asam urat yang
telah terion kemudian akan berikatan dengan ion-ion mineral membentuk senyawa garam
yang mudah larut dalam air. Hal ini didasarkan pada sifat asam urat yang merupakan asam
lemah. Asam urat tersebut pada pH normal akan terionisasi menjadi ion urat. Dengan kation
yang ada, ion urat akan membentuk garam urat. Senyawa yang dapat menurunkan kadar asam
urat yaitu flavonoid. (Mutiara & Wildan., 2019)
Mahkota Dewa
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotylodeneae
Ordo : Thymelaeaceae
Family : Thymelaeceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria Macrocarpa Boerl

Karakteristik/Ciri-Ciri
Tanaman mahkota dewa dapat hidup baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi, yaitu
pada ketinggian 10 - 1200 dpi (dari permukaan laut). Perbanyakan tanaman ini dapat
dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan secara geneTatif dilakukan dengan
menggunakan biji, sedangkan perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan pencangkokan.
Tanaman mahkota dewa dapat ditanam di pekarangan atau pot. Buah mahkota dewa
merupakan ciri khas dari tanaman mahkota dewa dengan bentuk bulat dan warna merah
menyala. Permukaan buah licin dengan ukuran buah bervariasi dari sebesar bola pingpong
sampai sebesar apel merah. Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang, dan biji.
Kulit buah muda berwarna hijau dengan ketebalan sekitar 0,5 - 1 mm.Daging, cangkang, dan
biji berwarna putih.

Sifat Morfologi Mahkota Dewa


Tanaman mahkota dewa termasuk jenis perdu. Ketinggiannya sekitar 1,5 - 2,5 m dan jika
dibiarkan dapat mencapai 5 m. Mahkota dewa dapat hidup sampai puluhan tahun. Pohon
mahkota dewa terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akar berupa akar tunggang
dengan panjang mencapai 100 cm. Batangnya terdiri dari kulit dan kayu dimana kulitnya
berwarna coklat kehijauan dan kayunya berwarna putih. Diameter batang dapat mencapai 15
cm. Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal dengan bentuk lonjong langsing
memanjang berujung lancip. Warna daun hijau dengan permukaan licin dan tidak berbulu.
Panjang daun dapatmencapai 7 - 10cm sedangkan lebarnya 3-5 cm. Bunga mahkota dewa
berwarna putih, berbentuk terompet kecil dan berbau harum. Bunga mahkkota dewa
merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam 2-4 bunga dan pertumbuhannya di batang
danketiak daun.

Kandungan

Tanaman mahkota dewa (Phaleria macrocarpa L.) merupakan tanaman obat asli Indonesia
yang berasal dari Papua dan termasuk dalam tanaman jenis perdu yang dapat tumbuh subur di
daerah tropis (Dyah dan Firman, 2008). Tanaman ini berkhasiat sebagai obat, karena
mengandung senyawa bioaktif jenis Alkaloid, Saponin, Flavanoid dan Polifenol. Senyawa-
senyawa aktif tersebut dapat berkhasiat sebagai penawar racun dalam tubuh karena
mengandung alkaloid, anti bakteri dan anti virus karena mengandung saponin, melancarkan
peredaran darah dalam tubuh karena mengandung senyawa flavonoid dan sebagai anti alergi
karena mengandung senyawa polifenol. (Mutmainna, et al., 2017)

Cara Mengatasi Asam Urat dengan Penggunaan Daging Buah Mahkota Dewa

Tanaman mahkota dewa berpotensi untuk dikembangkan sebagai jamu, obat tradisional obat
herbal terstandar bahkan berpotensi sebagai fitofarmaka. Sehingga perlu dilakukan penelitian
untuk membuktikan keefektifan tanaman mahkota dewa sebagai penurun kadar asam urat.
Sediaan uji yang digunakan untuk menurunkan asam urat dalam adalah infusa daging buah
mahkota dewa yang disari dengan metode infundasi. Metode ini merupakan cara yang mirip
dengan penggunaan bahan nabati sebagai obat tradisional yaitu dengan merebus bahan dan
mengambil konsentratnya untuk diminum sehingga kesetaraan perlakuan penggunaan secara
tradisional dan perlakuan dalam penelitian identik. Daging buah mahkota dewa yang
digunakan adalah berupa simplisia. Senyawa kimia yang terkandung dalam buah mahkota
dewa antara lain golongan alkaloid, tannin, flavonoid, fenol, saponin, lignin, minyak atsiri
dan sterol. (Sutrisna, EM, et al., 2010)
Daftar Pustaka
Ernawati, Lia. 2019. Manggis dan Sirsak Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta:
Laksana.
Mutiara, E. V., & Wildan, A. (2019). Uji Aktivitas Minuman Teh Daun Sirsak (Annona
Muricata Linn.) Sebagai Penurun Asam Urat Dan Kolesterol Secara In Vitro. Media
Farmasi Indonesia, 14(1), 1427-1434.
Mutmainna, M., Sahiri, N., & Adrianton, A. (2017). Pertumbuhan Bibit Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa L.) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam. AGROTEKBIS: E-
JURNAL ILMU PERTANIAN, 5(2), 196-203.
Sutrisna, E. M. (2010). Efek Infusa Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa
(Sceff.) Boerl.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit Putih Jantan
Yang Diinduksi Dengan Potassium Oxonate. Pharmacon: Jurnal Farmasi
Indonesia, 11(1), 19-24.
Warisno & Kres Dahana. 2012. Daun Sirsak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yuliantari, N. W. A., Widarta, I. W. R., & Pe rmana, I. D. G. M. (2017). Pengaruh suhu dan
waktu ekstraksi terhadap kandungan flavonoid dan aktivitas antioksidan daun sirsak
(Annona muricata L.) menggunakan ultrasonik. Media Ilmiah Teknologi
Pangan, 4(1), 35-42.

Anda mungkin juga menyukai