Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PROYEK

TANAMAN LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan I Yang dibimbing oleh
Dr. Murni Sapta Sari, M. Si dan Umi Fitriyati, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Dina Novita Sari (210341627205)
Offering B 2021

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM

S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

Mei 2022
A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki kelembaban tinggi


sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman. Salah satu pemanfaatan
tanaman adalah sebagai obat tradisional. Saat ini penggunaan tanaman sebagai alternatif
pengobatan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan masyarakat
yang menerapkan gaya hidup back to nature atau kembali ke alam. Hal tersebut juga
dipengaruhi oleh adanya efek samping obat tradisional yang relatif kecil dibandingkan
obat kimia dan harganya yang lebih terjangkau oleh masyarakat luas. kekayaan hayati
Indonesia yang beraneka ragam dengan berbagai tanaman yang berkhasiat mencegah,
mengurangi atau menghilangkan gangguan fisiologis tubuh, serta ada pula yang memiliki
daya antibakteri dan antijamur, diantaranya adalah lengkuas. Lengkuas termasuk salah
satu suku dari Zingiberaceae (Hariana, 2016). Lengkuas tumbuh di tempat terbuka, yang
mendapat sinar matahari langsung, dan hidup baik di tanah lembab dan gembur.
macam-macam lengkuas, yaitu lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) dan
lengkuas putih (Alpinia galanga W.) Lengkuas putih biasanya digunakan sebagai bumbu
rempah untuk tambahan masakan, sedangkan lengkuas merah biasanya dimanfaatkan
sebagai obat. Secara tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat sakit perut,
antigatal, antijamur, antiinflamasi, antialergi dan antihipoglikemik (Darmawan, 2013).
Rimpang lengkuas juga digunakan untuk mengatasi ganggguan lambung, menambah
nafsu makan, dan melancarkan buang air kecil. Selain itu, rimpang lengkuas juga
dianggap memiliki khasiat antioksidan sebagai antitumor atau sebagai anti kanker
terutama di bagian mulut dan lambung (Sugiaman, 2015).
Dalam tugas proyek kali ini saya memilih tanaman lengkuas merah dikarenakan di
rumah saya banyak terdapat tanaman lengkuas merah yang sering digunakan untuk
bumbu dapur atau dijadikan obat tradisional oleh keluarga saya.

B. TUJUAN
1. Mengetahui morfologi dari tanaman lengkuas merah
2. Mengetahui manfaat dari tanaman lengkuas merah
C. HASIL PENGAMATAN

Habitus Habitat

Batang

Daun

Rimpang
Bunga

Buah

Akar

D. PEMBAHASAN
1. Tanaman Lengkuas Merah
Tanaman lengkuas ini juga biasa dikenal dengan sebutan ‘laos’ di Indonesia.
Selain banyak digunakan sebagai bumbu masakan oleh masyarakat Indonesia,
tanaman lengkuas juga dapat berkhasiat sebagai obat tanaman herbal karena tanaman
lengkuas ini memiliki banyak manfaat yang sangat baik untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit. Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpangnya yang
beraroma khas dan memiliki rasa yang gurih dan manis namun sedikit sengak
(Ernawati, 2011). Biasanya lengkuas digunakan di Indonesia pada kuliner makanan
yang berciri khas kaya akan rempah dan rasanya gurih seperti rending, sayur asem,
balado dan lain sebagainya. Tanaman lengkuas merah berkhasiat untuk obat
kesehatan yang mana dapat digunakan untuk mencegah terjadinya tumor serta dapat
mencegah radang. Jenis lengkuas merah dicirikan dengan daging rimpangnya
berwarna merah. Tinggi tanamannya lebih kecil, pada umumnya hanya sekitar 1-1,5
meter saja. Hal tersebut dikarenakan pada rimpangnya mengandung saponin, tanin,
flavonoida dan minyak atsiri, sedangkan pada batangnya mengandung saponin, tanin
dan flavonoida (Arief, 2013).

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Species : Alpinia purpurata K. Schum

3. Habitus dan Habitat


Lengkuas, laos atau kelawas (bahasa Karo) (Alpinia galanga) merupakan jenis
tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran
rendah. Lengkuas adalah salah satu jenis rempah-rempah yang banyak ditanam di
Asia, seperti India, Arab, Cina, Sri Lanka, dan Indonesia. Adapun jenis lengkuas yaitu
terbagi menjadi lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) dan lengkuas putih
(Alpinia galanga W.) (Anonim, 2020).
Habitat tanaman lengkuas dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai
dataran tinggi, kurang lebih 1200 meter di atas permukaan laut. Curah hujan tahunan
di daerah tempat tumbuh berada pada kisaran 2500-4000 mm/tahun. Bulan basah (di
atas 100 mm/tahun) lamanya antara 7-9 bulan, sedangkan bulan kering (di bawah 60
mm/bulan) lamanya antara 3-5 bulan. Suhu berkisar antara 25-29 derajat C,
kelembapan udara sedang, dan intensitas penyinaran tinggi. Untuk tumbuh, lengkuas
menyukai tanah gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang
air. Untuk mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan
rimpang yang sudah memiliki mata tunas. (Anonim, 2020).

4. Morfologi
Morfologi lengkuas merah secara umum terdiri atas struktur akar, rimpang, batang,
daun, bunga, dan buah.
a. Akar
Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diametersekitar 2-4
cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklatagak kemerahan atau
kuning kehijauan pucat,mempunyai sisik-sisikberwarna putih atau kemerahan,
keras mengkilap, sedangkan bagiandalamnya berwarna putih. Daging rimpang
yang sudah tua berseratkasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi
agak kehijauan,dan seratnya menjadi keras dan liat.
b. Rimpang
Rimpang lengkuas merayap, berdaging dengan akar serabut yang berkembang
dan tidak memiliki umbi akar. Rimpang berukuran besar dan tebal, berdaging,
berbentuk silindris, berdiameter sekitar 2-4 cm dan bercabang-cabang. Bagian
luarnya berwarna cokelat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat,
mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras mengilap,
sedangkankan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua
berserat kasar. Rimpang ini akan berubah menjadi agak kehijauan dan berserat
keras dan liat jika sudah kering. Oleh karena itu, untuk mendapatkan rimpang
yang masih berserat halus, panen sebaiknya dilakukan sebelum tanaman berumur
3 bulan. Rasa rimpangnya tajam pedas, mengigit dan berbau harum karena
kandungan minyak atsirinya.
c. Batang
Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu
membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda
keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Biasanya pohon lengkuas berwarna
putih memiliki ukuran yang lebih tinggi, dimana ketinggiannya dapat mencapai
sekitar 3 meter sedangkan yang berwarna merah biasanya hanya mencapai 1 – 1,5
meter.
d. Daun
Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling.Daun
disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil daripada yang ditengah. Bentuk
daun lanset memanjang dan ujungnya runcing, pangkaltumpul dengan tepi daun
rata. Pertulangan daun menyirip, panjang daunsekitar 20- 60 cm, dan lebarnya 4 -
15 cm. Pelepah daun kira-kira 15 -30 cm, beralur dan berwarna hijau

e. Bunga
Bunga pada tanaman lengkuas merupakan Bunga majemuk yang memiliki
bentuk seperti lonceng dan memiliki bau yang harum dan memiliki warna putih
kehijauan hingga putih kekuningan. Dalam bunga lengkuas ini juga memiliki
tandan yang bergagang cukup panjang serta ramping dan terletak tegak dibagian
ujung batang. Tanaman lengkuas mempunya bunga dengan ukuran berkisar lebih
dari 10 – 30 cm x 5 – 7 cm. Jumlah dari bunganya di bagaian bawah tandan
memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan bunga dibagian atas, sehingga
tandannya tampak seperti bentuk piramida yang memanjang. Panjang bibir
bunganya berkisar 2,5 cm dan memiliki warna putih serta bergaris miring
berwarna merah muda pada tiap sisi.
f. Buah
Buahnya berupanya buah buni, berbentuk bulat, keras. ketika mudaberwarna
hijau-kuning, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan,berdiameter ± 1 cm.
Ada juga yang buahnya berwarna merah.

5. Anatomi
Anatomi Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,5% v/b. Epidermis terdiridari
satu lapisan kecil agak pipih. Dinding berwarna kuning kecoklatan,kutikula jelas.
Korteks parenkimatik, jaringan korteks bagian luar terdiridari beberapa lapis sel
dengan dinding tipis berwarna kuning kecoklatan, jaringan korteks bagian dalm terdiri
dari sel parenkim besar,dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang-kadang bernoktah
halus, berisibutir pati. Pada parekim tersebar idioblas berisi minyak dan zat
samak,berwarna coklat muda atau tua yang dengan penambahan besi (III)klorida LP
warna berubah menjadi kehitaman. Butir pati tunggal, bentuk lonjong atau bulat telur,
lamela tidak jelas, panjang butir 8 μm – 60 μm,umumnya 25 μm –50 μm. Endodermis
terdiri dari sel yang lebih kecil dari sel parenkim, dinding seltipis, tidak berisi pati.
Berkas pembuluh kolateral, tersebar dalam parenkim, dikelilingi serabut. Serabut
kecil memanjang, dinding sel tebal, tidak berlignin, lebar lumen 20 μm-40 μm,
bernoktah. Xilem umumnya berupa pembuluh jala, pembuluh noktah dan pembuluh
tangga, lebar 20 μm - 60 μm, tidak berlignin. Floem sedikit dan tidak jelas.

6. MANFAAT DAN KANDUNGAN


Lengkuas merah biasanya digunakan sebagai bahan baku pengobatan. Dalam
farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lainnya disebutkan, bahwa lengkuas
merah mempunyai sifat antijamur dan antikembung. Secara tradisional sejak zaman
dahulu, parutan rimpang lengkuas kerap digunakan sebagai obat penyakit kulit,
terutama yang disebabkan oleh jamur serta dapat digunakan sebagai antilarva
(Utami, 2015).
Tanaman lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna
kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48%, sineol 20%-30%,
eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, dan δ-pinen (Mc vicar, 1994). Selain itu, lengkuas
juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut
kamferida yang galangin, kadinen, heksabridrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, dan
beberapa senyawa flavonoid (Anonim, 2020). Komponen bioaktif rempah-rempah,
khususnya dari golongan Zingiberaceae yang terbanyak yaitu dari jenis flavonoid
yang merupakan golongan fenolik terbesar dan terpenoid. Pada golongan flavonoid
dikenal golongan flavonol. Komponen flavonol yang banyak terbesar pada tanaman
misalnya yang terdapat pada lengkuas adalah galangin, kaemferol, kuerstin, dan
mirisetin. Salah satu golongan flavonoid adalah kalkon. Kalkon adalah komponen
yang berwarna kuning terang. Komponen laiinya yang ditemukan pada Alpinia adalah
flavonon yang dikenal sebagai senyawa yang bersifat fungistatik dan fungisida
(Anonim, 2020).

E. KESIMPULAN

F. DAFTAR PUSTAKA
Asmaedy, S. (2015). Uji Mikroorganisme terhadap Lengkuas yang Digunakan sebagai
Antijamur. Pusat Penelitian Universitas Andalas, Padang : 14 – 35.
Anonim. 2020. Apinia galanga (L). Sw. www.plants.usda.gov/cgi_bin.
Arief, D. D. 2013. Efektivitas Ekstrak Etanol Lengkuas Putih (Alpinia galangal L.) dalam
Menghambat Pertumbuhan Candida albicans secara In Vitro. Disertasi. Malang :
Universitas Brawijaya.
Darmawan, D.A. 2013. Efektivitas Ekstrak Etanol Lengkuas putih (Alpinia galanga L.
Willd).
Ernawati. (2011). Pengaruh Ekstrak Rimpang Lengkuas (Languas galanga) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan JAMUR
Candida albicans. Makasar: Skripsi Program Studi Biologi Universitas Islam Negeri
Alauddin makasar.
Hariana A., 2016. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Depok : Penebar Swadaya
Sugiaman, H. L. (2015). Daya Antibakteri Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia
purpurata K. Schum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans Secara In
Vitro. Makasar: Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makasar
Tjitrosuepomo, G. (2019). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Utami, Wahyuni Dwiwati. Perbedaan Daya Hambat Ekstrak dan Perasan Rimpang
Lengkuas (Alpinia galangal L.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Program
Studi Pendidikan Biologi MIPA. Jember : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.2015

Anda mungkin juga menyukai