Disusun oleh :
DEFI LIASARI
A. Latar Belakang
Sirih (Piper betle L.) merupakan tumbuhan merambat dengan bentuk daun menyerupai
jantung dan berwarna hijau. Minyak atsiri yang terkandung dalam sirih menyebabkan
tumbuhan ini mempunyai aroma yang khas. Sirih yang telah dikenal masyarakat sebagai
tanaman obat mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Secara tradisional, sirih sering
digunakan sebagai obat untuk pengobatan berbagai penyakit yang menyerang manusia. Salah
satu suku yang ada di Indonesia yang dikenal dalam pemanfaatan obat khususnya sirih (P.
betle) adalah masyarakat suku Madura. Berdasarkan penelitian, masyarakat di Kecamatan
Kalianget Kabupaten Sumenep Madura memanfaatkan sirih untuk pengobatan penyakit dalam
yaitu asam urat, ambeien, batuk rejan, disentri, jantung, keputihan, masuk angin, memperlancar
darah, mimisan, nyeri otot dan persendian, panas, panas dalam, serta stroke. Globalisasi yang
bergulir di masyarakat menyebabkan pertemuan antar budaya, salah satu adaptasi budaya luar
yang masuk ke Indonesia adalah makanan dan gaya hidup. Makanan dan gaya hidup
masyarakat sekarang dapat dikatakan kurang layak. Makanan seperti junk food, fast food, dan
makanan instan mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Masalah efisiensi waktu juga menjadi
alasan bagi sebagian orang lebih memilih makanan cepat saji, selain itu bumbu masakan
Indonesia yang terkenal kaya akan rempahrempah dan rumit pengolahannya juga dibuat
menjadi instan sehingga mudah digunakan dalam waktu yang lebih cepat. Zat-zat berbahaya
yang terkandung di dalam makanan, jika dikonsumsi terus menerus akan berdampak negatif
terhadap kesehatan. Makanan-makanan ini (junk food) jika dikonsumsi secara berlebihan dapat
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti obesitas (kegemukan), diabetes (kencing
manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), pengerasan pembuluh darah (ateroklerosis), penyakit
jantung koroner, stroke, kanker, dan lain sebagainya. Penyembuhan dengan menggunakan
obat-obatan kimia merupakan cara pengobatan yang banyak ditempuh masyarakat, akan tetapi
kandungan kimia yang ada di obatobatan tersebut akan membawa efek lain bagi organ tubuh.
Harga obat sintetis yang semakin meningkat seiring dengan efek sampingnya bagi kesehatan
mengakibatkan adanya peningkatan penggunaan obat tradisional oleh masyarakat dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar
Salah satu sumber daya alam berupa tanaman yang sering digunakan untuk obat tradisional
yaitu sirih (Piper betle L.). Sirih merupakan tanaman merambat yang mencapai ketinggian
hingga 15 m dan mempunyai batang berwarna coklat kehijauan yang beruas-ruas sebagai
tempat keluarnya akar. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daun
seperti jantung, tangkai daun panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun
berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun tipis. Permukaan daun berwarna hijau dan
licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau kecoklatan dan permukaan kulit batang kasar
serta berkerut-kerut. Daun sirih yang subur berukuran antara 8 cm -12 cm lebarnya dan 10 cm-
15 cm panjangnya. Tulang daun bagian bawah licin, tebal, berwarna putih. Panjang tulang
daun sekitar 5 cm – 18 cm, lebar 2,5 cm – 10,5 cm. Bunga berbentuk bulir, berdiri sendiri
diujung cabang dan berhadapan dengan daun. Daun pelindung berbentuk lingkaran, bundar
telur terbalik atau lonjong, panjang kirakira 1 mm. Bulir jantan memiliki panjang tangkai 2,5 cm –
3 cm, benang sari sangat pendek. Bulir betina memiliki panjang tangkai sekitar 2,5 cm – 6 cm.
Kepala putik berjumlah 3-5 buah. Buah buni, bulat, dengan ujung gundul. Bulir masak
berambut kelabu, rapat, mempunyai tebal 1 cm– 1,5 cm. Biji membentuk lingkaran. Daun sirih
mempunyai aroma yang khas karena mengandung minyak atsiri 1-4,2%, air, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C yodium, gula dan pati. Dari berbagai kandungan
tersebut, dalam minyak atsiri terdapat fenol alam (senyawa alami) yang mempunyai daya
fungisid yang sangat kuat tetapi tidak sporosid.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaiamana definisi sirih?
2. Bagaiamana cara membudidayakan sirih?
3. Bagaiamana khasiat dan manfaat daun sirih?
4. Bagaiamana cara pemanfaatan daun sirih untuk mengobati berbagai penyakit?
5. Bagaimana analisis daun sirih dengan menggunakan nilai UV dan ICF?
6. Apa itu tanaman sirih dan bagaiamana ciri-cirinya?
7. Senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam daun sirih?
8. Apa manfaat daun sirih sebagai obat tradisional?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk dapat mengerti dan memahami pengertian tentang sirih
2. Untuk dapat membudidayakan sirih
3. Untuk mengetahui khasiat dan manfaat daun sirih
4. Untuk mengetahui cara memanfaatkan daun sirih untuk mengobati berbagai penyakit.
5. Menjelaskan analisis daun sirih dengan menggunakan nilai UV dan ICF
6. Menjelaskan pengertian tanaman sirih dan menyebutkan ciri-cirinya
7. Menjelaskan senyawa kimia yang terkandung dalam daun sirih
8. Menjelaskan manfaat daun sirih sebagai obat tradisional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sirih
Kedudukan tanaman sirih dalam sistematika tumbuhan : ·
Klasifikasi Tanaman Sirih (Piper betle L.)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Spesies : Piper betle L.
Nama Lain Sirih (Piper betle L.) Daun sirih di Indonesia mempunyai nama yang berbeda– beda
sesuai dengan nama daerahnya masing-masing, yaitu si ureuh (Sunda); sedah,suruh Jawa);
sirih (Sampit); ranub (Aceh); cambia (Lampung); base seda (Bali) (Syamsuhidayat danHutapea,
1991). Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada
batang pohon lain. Tanaman ini banyak kita temukan diberbagai daerah dengan variasi bentuk
dan warna yang menarik. Ada beberapa jenis sirih yang dikenal masyarakat, misalnya sirih jawa
(daunnya lebih lembut, baunya kurang tajam dan warnanya hijau rumput), sirih belanda
(daunnya besar, hijau tuam rasa, bau tajam dan pedas), sirih cengkeh (kecil, daun kuning, dan
rasanya seperti cengkeh), sirih kuning, sirih merah dan sirih hitam. Sebagai budaya daun dan
buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir,pinang dan kapur. Namun
mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous
cell carcinoma yang bersifat malignan. Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka);
sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu. Tanaman
merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk
bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk
jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang
sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk
berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir
jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada
bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah
berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau
keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan. Tanaman sirih tumbuh
subur dan bagus di daerah pegunungan. Bila tumbuh pada daerah panas, sinar matahari
langsung, batangnya cepat mengering. Selain itu, warna daunnya akan pudar. Padahal
kemungkinan khasiatnya terletak pada senyawa kimia yang terkandung dalam warna daunnya.
Sirih yang biasanya dijadikan obat yaitu Sirih Merah. Sirih merah digunakan sebagai salah satu
bagian penting yang harus disediakan dalam setiap upacara adat ”ngadi saliro”. Air rebusannya
yang mengandung antiseptik digunakan untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan
menyembuhkan penyakit keputihan serta bau tak sedap. Penelitian terhadap tanaman sirih
merah sampai saat ini masih sangat kurang terutama dalam pengembangan sebagai bahan
baku untuk biofarmaka. Selama ini pemanfaatan sirih merah di masyarakat hanya berdasarkan
pengalaman yang dilakukan secara turun-temurun dari orang tua kepada anak atau saudara
terdekat secara lisan. Di Jawa, terutama di Kraton Jogyakarta, tanaman sirih merah telah
dikonsumsi sejak dahulu untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Bedasarkan
pengalaman suku Jawa tanaman sirih merah mempunyai manfaat menyembukan penyakit
ambeien, keputihan dan obat kumur, alkaloid di dalam sirih merah inilah yang berfungsi
sebagai antimikroba. Selain bersifat antiseptik, sirih merah juga bisa dipakai mengobati penyakit
diabetes, dengan meminum air rebusan sirih merah setiap hari akan menurunkan kadar gula
darah sampai pada tingkat yang normal. Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak
diderita orang dan sangat mematikan, dapat disembuhkan dengan menggunakan serbuk atau
rebusan dari daun sirih merah. Beberapa pengalaman di masyarakat menunjukkan bahwa sirih
merah dapat menurunkan penyakit darah tinggi, selain itu juga dapat menyembuhkan penyakit
hepatitis. Sirih merah dalam bentuk teh herbal bisa mengobati asam urat, kencing manis, maag
dan kelelahan, ini telah dilakukan oleh klinik herbal center yang ada di Jogjakarta, dimana
pasiennya yang berobat sembuh dari diabetes karena mengkonsumsi teh herbal sirih merah.
Sirih merah juga sebagai obat luar dapat memperhalus kulit. Secara empiris diketahui tanaman
sirih merah dapat menyembuhkan penyakit batu ginjal, kolesterol, asam urat, serangan jantung,
stroke, radang prostat, radang mata, masuk angin dan nyeri sendi. Senyawa fitokimia yang
terkandung dalam daun sirih merah yakni alkoloid, saponin, tanin, d a n flavonoid,
mengandung enzim diastase, gula, dan tanin. Namun, daun muda
mengandung diastase, gula, dan minyak atsiri lebih banyak ketimbang yang tua, sedangkan
tanin relatif sama. Menurut Ivorra, M.D dalam buku “ A Review of Natural Product and Plants as
Potensial Antidiabetic” senyawa aktif alkoloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau
penurun kadar glukosa darah. Hara (1993) menyatakan senyawa tanin dan saponin dapat
dipakai sebagai antimikroba (bakteri dan virus). Namun senyawa yang membuat daun sirih
mampu meredam seriawan memang belum terlacak. Yang pasti, dalam beberapa buku kuno
India dan Yunani, seperti dikutip Darwis S.N., disebutkandaun yang merupakan bahan utama
menginang ini memiliki sifat styptic (menahan perdarahan), vulnerary (menyembuhkan luka
kulit), stomachic (obat saluran pencernaan),menguatkan gigi, dan membersihkan tenggorok.
Runduk
Pilih batang sirih yang sudah panjang, kemudian cukup letakan di tanah atau di media
yang telah kita siapkan. Setelah beberapa minggu, akar akan tumbuh, dan batang sirih
siap di potong.
Steck Air.
Cara ini paling mudah. Cukup potong batang sirih, kemudian batangnya di rendam di air
sampai akarnya keluar. Tapi cukup batangnya saja yang di rendam, jangan dengan daun
sirihnya. Bisa kita masukan di botol bekas air mineral.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat suku Madura
Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep didapatkan 25 responden dari tiga desa yaitu Desa
Marengan Laok berjumlah 6 orang, Desa Kertasada berjumlah 14 orang, dan Desa Kalimo’ok
berjumlah 5 orang. Rentangan usia berkisar antara 30 tahun sampai 75 tahun. Terinventarisasi
sebanyak 14 kategori penyakit yang terbagi ke 55 penyakit dalam yang sering diobati oleh
masyarakat menggunakan obat tradisional. Untuk tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan
tradisional penyakit dalam terdapat 106 jenis tumbuhan, 9 jenis hewan, dan 10 jenis bahan
mineral. Berdasarkan analisis yang mempunyai nilai Use Value tertinggi dengan nilai Informant
Concencus Factor tertinggi dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Nilai Use Value dan Informant Concencus Factor Sirih (Piper betle L.)
No Sirih dan kegunaannya UV ICF
1. Sirih ( P. betle) untuk mimisan 0,87 0,88
2. Sirih ( P. betle) untuk asam urat 0,4 0,54
3. Sirih (P. betle) untuk ambeien 0,2 0
4. Sirih (P. betle) untuk batuk direjan 0,4 0,2
5. Sirih (P. betle) untuk disentri 0,2 0
6. Sirih ( P. betle) untuk jantung 0,04 ~
7. Sirih ( P. betle) untuk keputihan 0,4 0,18
8. Sirih ( P. betle) untuk masuk angin 0,4 0,18
9. Sirih ( P. betle) untuk memperlancar darah 0,2 0,5
10. Sirih (P. betle) untuk nyeri otot dan persendian 0,4 0,3
11. Sirih (P. betle) untuk panas 0,2 0,25
12. Sirih (P. betle) untuk panas dalam 0,4 0,29
13. Sirih (P. betle) untuk stroke 0,4 0,37
Berdasarkan hasil analisis UV dan nilai ICF, dari 96 jenis tumbuhan yang mempunyai
nilai Use Value tertinggi dengan nilai Informant Concencus Factor tertinggi adalah Sirih (P.
betle) untuk asam urat, ambeien, batuk rejan, disentri, jantung, keputihan, masuk angin,
memperlancar darah, nyeri otot dan persendian, panas, panas dalam, dan stroke
A. Kesimpulan
Tanaman sirih, mempunyai khasiat dan manfaat dibagian daunnya. Di bagian inilah,
terdapat banyak kandungan yang cukup baik untuk tubuh. Kandungan itu antaralain
saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. Kandungan saponin dan flavonoid berkhasiat
sebagai obat batuk. Dari situ lah daun sirih banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional
yang munjarab.
Berdasarkan penelitian dari 3 desa yaitu Desa Marengan Laok, Desa Kertasada, dan
Desa Kalimo’ok dapat ditarik kesimpulan: dari 96 jenis tumbuhan yang mempunyai nilai Use
Value tertinggi dengan nilai Informant Concencus Factor tertinggi adalah Sirih (Piper betle L.)
untuk pengobatan asam urat, ambeien, batuk rejan, disentri, jantung, keputihan, masuk
angin, memperlancar darah, nyeri otot dan persendian, panas, panas dalam, dan stroke.
B. Saran
Semua tumbuhan memiliki fungsi, manfaat dan khasiatnya sendiri. Jadi jangan dianggap
remeh dan tidak penting. Seperti tanaman sirih yang dapat digunakan untuk berbagai
macam penyakit. Tanaman inipun lebih murah dan mudah dibuat juga digunakan. Mari
lestarikan tanaman bermanfaat ini
DAFTAR PUSTAKA
Augusta,Shorea.Pemanfaatandaunsirih.
http://ulfiappriantirahayu.blogspot.com/2012/10/pemanfaatan-daun- sirih.html
Bialangi, N., Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B. (2016).
Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan (Peperomia pellucida)
extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMIA , 8(3), 33-37.
Ningtias, F., Apri, A. N., Iis, Pujiastuti. (2014) Manfaat Daun Sirih (Piper betle L.)
Sebagai Obat Tradisional Penyakit Dalam di Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep
Madura (Benefits of Betel Leaf (Piper betle L.) As Traditional Medicine for Internal
Disease in Kalianget District Sumenep Regency Madura. Jurnal Farmasi Higea,6(2), 1-3