Pendahuluan
Bawang putih (Allium sativum; bahasa
Inggris: garlic) adalah
nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari
umbi yang dihasilkan. Mempunyai sejarah penggunaan
oleh manusia selama lebih dari 7.000 tahun, terutama
tumbuh di Asia Tengah, dan sudah lama menjadi bahan
makanan di daerah sekitar Laut Tengah, serta bumbu
umum di Asia, Afrika, dan Eropa.
Bawang Putih dikenal di dalam catatan Mesir kuno,
digunakan baik sebagai campuran masakan maupun
pengobatan. Umbi dari tanaman bawang putih
merupakan bahan utama untuk bumbu dasar
masakan Indonesia.
Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa
sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang
membuat bawang putih mentah terasa getir.
2
bentuk minyak bawang putih (garlic oil). Bawang
putih berkembang di dataran rendah.
4
dataran rendah. Tanah yang bertekstur lempung
berpasir atau lempung berdebu dengan pH netral
menjadi media tumbuh yang baik. Lahan tanaman ini
tidak boleh tergenang air. Suhu yang cocok untuk
budidaya di dataran tinggi berkisar antara 20–25ᵒC
dengan curah hujan sekitar 1.200–2.400 mm pertahun,
sedangkan suhu untuk dataran rendah berkisar antara
27–30ᵒC.
8
dibandingkan efek negatifnya. Penelitian-penelitian
terbaru menunjukkan bawang putih merupakan obat
mujarap untuk meningkatkan vitalitas tubuh bagaikan
ginseng.
9
II. Aspek Budidaya
Tanaman bawang putih (allium sativum) adalah
merupakan salah satu dari jenis tanaman sayuran umbi
semusim yang tumbuh tegak sampai ketinggian 41-84
cm, tergantung dari varietasnya. Pada varietas dataran
tinggi, bawang putih tumbuh hingga 60 cm.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
agar budidaya bawang putih dapat berhasil dengan
maksimal. Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan
diantaranya, yaitu : waktu tanam, bibit yang akan di
tanam, pengolahan tanah, teknik menanam, dan
pemeliharaan tanaman.
A. Waktu Tanam
Waktu tanam bawang putih sebaiknya dilakukan
pada saat menjelang musim kemarau tiba, walaupun
bawang putih memerlukan air yang banyak dalam
kelangsungan hidupnya, namun kondisi tanah yang
terlalu becek kurang baik bagi perkembangan bawang
putih.
Maka diusahakan penanaman bawang putih
sebaiknya pada bulan April sampai Juni, dimana
bulan-nulan tersebut sudah memasuki musim
kemarau.
10
B. Pemilihan Bibit yang Akan Ditanam
Pemilihan bibit yang berkualitas sangat penting,
karena hasil dari bibit yang berkualitas akan
memberikan hasil yang maksimal. Untuk
mendapatkan bibit yang berkualitas biasanya para
petani bawang putih memilih dua cara.
Pertama, dengan cara membeli bibit, dengan
cara ini pemilihan bibit cukup efektif dari segi waktu
tidak harus menanam bibit sendiri yang membutuhkan
waktu. Jika membeli bibit yang perlu diperhatikan
adalah ukuran umbinya, pilihlah ukuran umbi yang
kecil atau yang sedang, selain harganya relatif lebih
murah penanganannya pun lebih mudah dan satu hal
yang perlu diperhatikan dalam membeli bibit yaitu
pilih yang sudah bersertifikat karena kualitasnya
terjamin.
Kedua, dengan bibit sendiri, pada pilihan kedua
ini yang perlu diperhatikan adalah pilih bibit yang
berasal dari pertumbuhan tidak cacat, sehat, normal,
dan bebas penyakit.
Untuk bibit sendiri, sebaiknya gunakan tempat
khusus untuk menanam, jangan sampai tercampur
dengan tanaman yang akan dikonsumsi. Jarak yang
11
ideal untuk bibit ini yaitu 10cm x 10cm. dengan jarak
tanam tersebut akan menghasilkan umbi bawang putih
berukuran sedang yang lebih tinggi dan berjumlah
lebih banyak.
Kebutuhan bibit untuk budidaya bawang putih
tergantung luas area, ukuran bibit, dan jarak tanam.
Jika jarak tanam yang dibuat antara 10-15cm, maka
bibit yang dibutuhkan ±600.000 buah suing setiap
hectare. Jika setiap suing beratnya 3 gram, bibit yang
dibutuhkan sekitar 1.350-1.400 kg bawang putih
setiap hectare.
C. Pengolahan Tanah
Untuk mendapatkan hasil yang baik, pengolahan
tanah yang akan ditanami bawang putih sangat penting
supaya bawang yang ditanam tumbuh dengan subur.
Pengolahan tanah yang harus dilakukan, meliputi
penggemburan tanah, pembuatan bedengan,
pengapuran tanah, terutaman untuk tanah yang bersifat
asam, dan pemberian pupuk dasar.
Penggemburan tanah. Tanaman bawang putih
akan dapat tumbuh dengan baik apabila tanahnya
gembur. Penggemburan bisa dilakukan dengan
12
cangkul, bajak, atau traktor. Setelah itu siap dibuat
bedengan-bedengan.
Pembuatan bedengan. Hal pertama yang
harus dilakukan untuk pembuatan bedengan ialah
dengan menggali tanah untuk parit atau saluran air.
Ukuran dan kedalaman saluran sekitar 40 cm. tanah
galian dari parit, disimpan di kiri kanan parit, dan
digunakan untuk membuat bedengan. Panjang
bedengan biasanya sekitar 300 m dengan lebar 80 cm
dan tinggi 15-30 cm.
D. Pengapuran
Pengapuran dilakukan bagi tanah yang sifat
keasamannya cukup tinggi. Untuk memastikan apakah
tanah perlu ditambah kapur atau tidak, perlu dilakukan
pengukuran keasaman tanah dengan alat pHmeter.
Kapur yang dipakai adalah kapur karbonat,
kapur yang berasal dari batu kapur yang langsung
digiling tanpa melalui proses pembakaran. Waktu
yang baik untuk pengapuran tanah dilakukan 2-4
minggu sebelum dilakukan penanaman. Dan
13
pemberian kapur sebaiknya dilakukan pada saat tidak
terjadi hujan.
F. Teknik Menanam
Cara menanam bawang putih, umbi bawang
putih yang akan ditanam terlebih dahulu dipipil atau
dipecah, untuk mempermudahnya umbi dijemur
selama beberapa jam. Sebelum ditanami bedengan
dibasahi terlebih dahulu, kemudian bibit yang berupa
suing ditanam dilubang yang telah dipersiapkan.
Lubang tanam jangan terlalu dalam supaya suing tidak
terbenam semuanya, kedalaman suing yang ditanam
sekitar 3-4 cm, agar tidak mudah busuk dan tidak
mudah rebah.
Posisi suing harus tegak lurus dan ujung suing
menghadap ke atas, kalau terbalik tanaman akan
tumbuh tidak sempurna. Setelah selesai penanaman
14
kemudia permukaan tanah ditutupi dengan jerami
untuk menjaga kondisi permukaan tanah.
G. Pemeliharaan Tanaman
Untuk menghasilkan bawang putih seperti yang
diharapkan, tentu perlunya pemeliharaan pada
tanaman tersebut. Pemeliharaan yang harus dilakukan
pada tanaman bawang putih diantaranya : penyiraman,
penyiangan, penggemburan tanah, pemupukan, dan
pengendalian hama penyakit.
1. Penyiraman
Walaupun tanaman bawang putih tidak
menyukai tanah yang becek namun tanaman ini
sangat membutuhkan banyak air, terutama pada
saat pembentukan umbi. Biasanya untuk memulai
melakukan budidaya bawang putih yaitu pada saat
musim kemarau. Dengan demikian pengairan
sangat perlu untuk dilakukan.
Agar tanah yang berada di sekitar tanaman
tidak mengalami kebecekan maka penyiraman bisa
menggunakan embrat atau dengan menggenangi
saluran air atau parit.
15
Frekuensi penyiraman perlu diperhatikan
supaya tanaman tidak kekurangan air dan tidak
juga sampai becek. Pada awal penanaman tanah
diusahakan tetap basah selama 2-3 hari. Jika
tanaman telah tumbuh dengan baik, pemberian air
dapat dikurangi, dengan tempo seminggu sekali.
Setelah umbi telah terbentuk, pengairan dapat
dilakukan sepuluh hari sekali. Namun demikian,
yang harus diperhatikan dalam pengairan ialah
penyesuaian dengan kebutuhan dan memperhatikan
kondisi.
3. Pemupukan
Untuk menjaga hasil bawang yang optimal
maka perlu dilakukan pemupukan. Karena kalau
mengandalkan unsure hara yang ada di dalam tanah
belum tentu mencukupi bagi pertumbuhan bawang
putih.
Unsur hara yang ditambahkan ialah nitrogen
(N), kalium (K), dan fosfat (P). pemberian pupuk
dilakukan dua tahap. Tahap pertama diberikan
sebelum penanaman, dan tahap kedua diberikan
setelah penanaman.
Jenis pupuk yang diberikan bisa berupa
alami, seperti kompos, pupuk kandang, atau
puppuk buatan, pemberian pun bisa
17
dikombinasikan antara alami dan buatan. Namun
untuk pemberian puppuk alami biasanya dilakukan
pada tahap pertama.
18
untuk lahan penanaman seluas 100 m2 dapat
menghasilkan bawang putih sebanyak 150 kg.
Pemanenan bawang putih dilakukan dengan cara
mencabut semua bagian tanaman. Kemudian akar dan
daun dibuang. Bagian yang disisakan hanya pangkal
daunnya saja.
Setelah dipanen, bawang putih dikeringanginkan
di tempat terbuka selama 15 hari. Setelah kering,
bawang putih dapat disimpan dalam gudang atau
diletakkan di atas para-para dari bambu.
Bawang putih yang akan dipasarkan dipilah-
pilah terlebih dahuluberdasarkan ukuran, yaitu besar
dan kecil. Kemudian bawang putih dimasukkan ke
dalam peti kayu berventilasi agar tidak rusak selama
pengangkutan atau dikemas dalam wadah khusus.
1. Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan
umbiumbi bawang putih menurut ukuran dan
mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-
umbi yang sudah kering dibersihkan. Akar dan
daunnnya dipotong hingga hanya tersisa pangkal
batang semu sepanjang ± 2 cm. Ukuran atau
kriteria sortasi umbi bawang putih adalah :
19
a) keseragaman warna menurut jenis.
b) ketuaan/umur umbi.
c) tingkat kekeringan.
d) kekompakan susunan siung.
e) bebas hama dan penyakit.
f) bentuk umbi (bulat atau lonjong).
g) ukuran besar-kecilnya umbi.
Berdasarkan ukuran umbi, bawang putih
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu
:
a) kelas A: umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
b) kelas B: umbi yang diameternya antara 3-4 cm.
c) kelas C: umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
d) kelas D: umbi yang kecil atau yang pecah dan
rusak.
2. Penyimpanan
Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya
disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannyadi
atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg.
Para-paranya dibuat dari kayu atau bambu dan
diletakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat
menguntungkan karena setiap kali dapur
dinyalakan, bawang putih terkena asap. Pengasapan
20
merupakan cara pengawetan yang cukup baik.
Dalam jumlah besar, caranya adalah disimpan di
dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus
mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran
udara yang baik. Suhu ruangan yang diperlukan
antara 25-30ᵒC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi,
akan terjadi proses pertunasan yang cepat.
Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70
persen.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
DINAS KETAHANAN PANGAN, TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
23
KATA PENGANTAR
Penyusun
24
i
DAFTAR ISI
I.Pendahuluan..........................................................................1
A. Asal Usul Bawang Putih.............................................1
B..Morfologi dan Ekologi Bawang Putih........................2
C..Klasifikasi Tanaman Bawang Putih............................4
D. Kandungan Senyawa Bawang Putih...........................5
E..Manfaat dan Kegunaan Bawang Putih........................6
F.. Toksisitas dan Efek Samping Bawang Putih...............7
G. Manfaat lain Bawang Putih.........................................8
25
ii
ii
26