Anda di halaman 1dari 26

I.

Pendahuluan
Bawang putih (Allium sativum; bahasa
Inggris: garlic) adalah
nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari
umbi yang dihasilkan. Mempunyai sejarah penggunaan
oleh manusia selama lebih dari 7.000 tahun, terutama
tumbuh di Asia Tengah, dan sudah lama menjadi bahan
makanan di daerah sekitar Laut Tengah, serta bumbu
umum di Asia, Afrika, dan Eropa.
Bawang Putih dikenal di dalam catatan Mesir kuno,
digunakan baik sebagai campuran masakan maupun
pengobatan. Umbi dari tanaman bawang putih
merupakan bahan utama untuk bumbu dasar
masakan Indonesia.
Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa
sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang
membuat bawang putih mentah terasa getir.

A. Asal Usul Bawang Putih


Tidak diketahui secara pasti asal-usul tanaman
umbi berbau menyengat ini. Menurut Mrs. M. Grieve
dalam karya bukunya yang berjudul ”A Modern
Herbal” mengatakan bahwa bawang putih didapati
dari belahan dunia bagian utara dan selatan Siberia
1
dan kemudian berkembang sampai ke selatan negara
Eropa, tumbuh secara liar di Sicily. Mrs. M. Grieve
menambahkan bawang putih kini tumbuh meluas di
negara-negara seluruh penjuru dunia. Bawang Putih
(Allium Sativum ) telah masuk dalam buku-buku
sejarah China terdahulu sekitar tahun 2000 SM. Selain
itu ia juga disebut dalam kebanyakan dalam karya-
karya sastra seperti Shakespeare, Chancer dan Danten.
Bawang putih pada zaman dahulu dikaitkan menjadi
sebuah benda mistis pada sebuah kepercayaan agama
tertentu, namun hal itu sirna seiring berkembangnya
zaman. Kini bawang putih dipercaya sebagai obat
penawar berbagai jenis penyakit kronis, seperti
penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, radang,
panu dan lain sebagainya.
Bawang putih adalah komoditi pertanian yang
banyak dibutuhkan penduduk di dunia, terutama
dimanfaatkan sebagai bahan penambah penyedap atau
pewangi beberapa jenis makanan. Umbi berbau
menyengat ini juga dimanfaatkan dalam bentuk
olahan, seperti acar (pickle), tepung dan makanan
dalam kaleng. Hanya sebagian kecil diolah dalam

2
bentuk minyak bawang putih (garlic oil). Bawang
putih berkembang di dataran rendah.

B. Morfologi dan Ekologi Bawang Putih


Bawang putih termasuk dalam familia Liliaceae.
Tanaman ini memiliki beberapa nama lokal,
yaitu, dason
putih (Minangkabau), bawangbodas (Sunda), bawan
g (Jawa Tengah), bhabang poote (Madura), kasuna
(Bali), lasuna mawura (Minahasa), bawa
badudo (Ternate), dan bawa fiufer (Irian Jaya)
Bawang putih merupakan tanaman herba
parenial yang membentuk umbi lapis. Tanaman ini
tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai
setinggi 30-75 cm. Batang yang nampak di atas
permukaan tanah adalah batang semu yang terdiri dari
pelepah–pelepah daun. Sedangkan batang yang
sebenarnya berada di dalam tanah. Dari pangkal
batang tumbuh akar berbentuk serabut kecil yang
banyak dengan panjang kurang dari 10 cm. Akar yang
tumbuh pada batang pokok bersifat rudimenter,
berfungsi sebagai alat penghisap makanan.
Bawang putih membentuk umbi lapis berwarna
putih. Sebuah umbi terdiri dari 8–20 siung (anak
3
bawang). Antara siung satu dengan yang lainnya
dipisahkan oleh kulit tipis dan liat, serta membentuk
satu kesatuan yang kuat dan rapat. Di dalam siung
terdapat lembaga yang dapat tumbuh menerobos
pucuk siung menjadi tunas baru, serta daging
pembungkus lembaga yang berfungsi sebagai
pelindung sekaligus gudang persediaan makanan.
Bagian dasar umbi pada hakikatnya adalah batang
pokok yang mengalami rudimentasi
Helaian daun bawang putih berbentuk pita,
panjang dapat mencapai 30–60 cm dan lebar 1–2,5
cm. Jumlah daun 7–10 helai setiap tanaman. Pelepah
daun panjang, merupakan satu kesatuan yang
membentuk batang semu. Bunga merupakan bunga
majemuk yang tersusun membulat; membentuk
infloresensi payung dengan diameter 4–9 cm.
Perhiasan bunga berupa tenda bunga dengan 6 kepala
berbentuk bulat telur. Stamen berjumlah 6, dengan
panjang filamen 4–5 mm, bertumpu pada dasar
perhiasan bunga. Ovarium superior, tersusun atas 3
ruangan. Buah kecil berbentuk kapsul loculicidal.
Bawang putih umumnya tumbuh di dataran
tinggi, tetapi varietas tertentu mampu tumbuh di

4
dataran rendah. Tanah yang bertekstur lempung
berpasir atau lempung berdebu dengan pH netral
menjadi media tumbuh yang baik. Lahan tanaman ini
tidak boleh tergenang air. Suhu yang cocok untuk
budidaya di dataran tinggi berkisar antara 20–25ᵒC
dengan curah hujan sekitar 1.200–2.400 mm pertahun,
sedangkan suhu untuk dataran rendah berkisar antara
27–30ᵒC.

C. Klasifikasi Tanaman Bawang Putih


Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Alliaceae
Upafamili : Allioideae
Bangsa : Allieae
Genus : Allium
Spesies : A. Sativum
Nama binomial : Allium sativum

D. Kandungan Senyawa Bawang Putih


Khasiat bawang putih memang diketahui sangat
berguna untuk kesehatan manusia kerana membantu
dalam membunuh parasit, membantu dalam sistem
pernafasan. Bawang putih telah digunakan sejak
5
jaman dahulu kala di China sebagai tumbuhan herbal
untuk kesehatan manusia. Kajian sains menunjukkan
setiap 100 gram bawang putih mengandung 623 kJ
kalori, karbohidrat (33 g), gula (1 g), serat (2.1 g),
lemak (0.5 g), protein (6.39 g), beta karotin ( 5
microgram), thiamine (vitamin B1) (0.2 microgram),
riboflavin (vitamin B2) (0.11 microgram), niacin (0.7
mucrogram), asid panthitenik (0.59 microgram),
Vitamin B6 (1.2535 micragram), folate (3
microgram), vitamin C (31.2 mg), kalsium (181 mg),
zat besi (1.7 mg), magnesium (25 mg), fosforus (153
mg), kalium (401 mg), natrium (17 mg) dan zink (1.16
mg). Kandungan zat lain didalam bawang putih adalah
mangan (1.672 mg) dan selenium (14 micrograms).
Kandungan berbagai macam nutrisi tersebut
bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia.

E. Manfaat dan Kegunaan Bawang Putih


Bawang putih merupakan jenis tanaman
budidaya yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai
bumbu masakan. Umbi ini wajib ada disetiap rumah
tangga di Indonesia, hampir semua jenis masakan
Indonesia menggunakan bawang putih sebagai bumbu
tambahan. Biasanya bawang putih dimemarkan,
6
dirajang, diiris tipis atau digiling dan dicampur bumbu
lainnya untuk menyedapkan rasa masakan.
Selain untuk dikonsumsi, umbi bawang putih
dapat dimanfaatkan secara tradisional untuk
mengobati tekanan darah tinggi, gangguan pernafasan,
sakit kepala, ambeien, sembelit, luka memar atau
sayat, cacingan, insomnia, kolesterol, flu, gangguan
saluran kencing, dan lain-lain. Sedangkan berdasarkan
penelitianpenelitian ilmiah yang telah dilakukan, umbi
bawang putih dapat digunakan sebagai obat anti-
diabetes, anti-hipertensi, anti-kolesterol, anti-
atherosklerosis, anti-oksidan, anti-agregasi sel platelet,
pemacu fibrinolisis, anti-virus, anti-mikrobia, dan
antikanker. Senyawa bioaktif utama bawang putih
adalah alliin, allisin, ajoene, kelompok allil sulfida,
dan allil sistein. Efek samping dan toksisitas bawang
putih tidak ditemukan sehingga, aman untuk
dikonsumsi.

F. Toksisitas dan Efek Samping Bawang Putih


Beberapa literatur menyatakan adanya efek
negatif konsumsi bawang putih, namun sebagian besar
tidak memiliki bukti yang cukup, hanya berupa studi
awal, studi kasus atau studi epidemiologi. Dugaan diet
7
bawang putih terkait dengan kangker mulut tidak
benar, mengingat bawang putih bersifat antikanker.
Kanker tersebut merupakan akibat cara menyikat gigi
untuk menghilangkan bau menyengat yang salah.
Salah satu kajian ilmiah dengan bukti cukup mengenai
efek negatif bawang putih adalah kajian hepatosit pada
tikus.
Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang
putih sangat bernilai untuk detoksifikasi dan
antioksidasi pada kadar 1 mM, namun pada kadar 5
mM secara nyata dapat menurunkan viabilitas sel,
mengubah morfologi sel, dan menurunkan
aktivitasnya (Sheen et al., 1996). Umbi bawang putih
aman untuk dikonsumsi manusia pada takaran normal,
yakni kurang dari tiga umbi per hari. Pada takaran
tersebut, toksisitas dan efek samping konsumsi umbi
bawang putih belum ada. Bahkan untuk wanita hamil
dan menyusui, umbi bawang putih tidak menunjukkan
efek negatif. Pada kasus yang jarang terjadi, bawang
putih dapat menyebabkan alergi.
Bawang putih juga tidak berefek negatif
terhadap sekresi enzim pencernaan. Efek positif
konsumsi bawang putih jauh lebih tinggi

8
dibandingkan efek negatifnya. Penelitian-penelitian
terbaru menunjukkan bawang putih merupakan obat
mujarap untuk meningkatkan vitalitas tubuh bagaikan
ginseng.

G. Manfaat lain Bawang Putih


Dewasa ini bawang putih diketahui bermanfaat
dalam dunia pertanian. Ekstrak bawang putih diketahui
dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada
tanaman budidaya. Ekstrak bawang putih bekerja sebagai
penolak hama, dengan aromanya yang menyengat
membuat hama menjauh dari tanaman. Selain itu juga
dapat digunakan sebagai nematisida, fungisida, antibiotik
dan bakterisida. Ekstrak bawang putih dapat digunakan
untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan
oleh jamur dan bakteri.

9
II. Aspek Budidaya
Tanaman bawang putih (allium sativum) adalah
merupakan salah satu dari jenis tanaman sayuran umbi
semusim yang tumbuh tegak sampai ketinggian 41-84
cm, tergantung dari varietasnya. Pada varietas dataran
tinggi, bawang putih tumbuh hingga 60 cm.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
agar budidaya bawang putih dapat berhasil dengan
maksimal. Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan
diantaranya, yaitu : waktu tanam, bibit yang akan di
tanam, pengolahan tanah, teknik menanam, dan
pemeliharaan tanaman.

A. Waktu Tanam
Waktu tanam bawang putih sebaiknya dilakukan
pada saat menjelang musim kemarau tiba, walaupun
bawang putih memerlukan air yang banyak dalam
kelangsungan hidupnya, namun kondisi tanah yang
terlalu becek kurang baik bagi perkembangan bawang
putih.
Maka diusahakan penanaman bawang putih
sebaiknya pada bulan April sampai Juni, dimana
bulan-nulan tersebut sudah memasuki musim
kemarau.
10
B. Pemilihan Bibit yang Akan Ditanam
Pemilihan bibit yang berkualitas sangat penting,
karena hasil dari bibit yang berkualitas akan
memberikan hasil yang maksimal. Untuk
mendapatkan bibit yang berkualitas biasanya para
petani bawang putih memilih dua cara.
Pertama, dengan cara membeli bibit, dengan
cara ini pemilihan bibit cukup efektif dari segi waktu
tidak harus menanam bibit sendiri yang membutuhkan
waktu. Jika membeli bibit yang perlu diperhatikan
adalah ukuran umbinya, pilihlah ukuran umbi yang
kecil atau yang sedang, selain harganya relatif lebih
murah penanganannya pun lebih mudah dan satu hal
yang perlu diperhatikan dalam membeli bibit yaitu
pilih yang sudah bersertifikat karena kualitasnya
terjamin.
Kedua, dengan bibit sendiri, pada pilihan kedua
ini yang perlu diperhatikan adalah pilih bibit yang
berasal dari pertumbuhan tidak cacat, sehat, normal,
dan bebas penyakit.
Untuk bibit sendiri, sebaiknya gunakan tempat
khusus untuk menanam, jangan sampai tercampur
dengan tanaman yang akan dikonsumsi. Jarak yang

11
ideal untuk bibit ini yaitu 10cm x 10cm. dengan jarak
tanam tersebut akan menghasilkan umbi bawang putih
berukuran sedang yang lebih tinggi dan berjumlah
lebih banyak.
Kebutuhan bibit untuk budidaya bawang putih
tergantung luas area, ukuran bibit, dan jarak tanam.
Jika jarak tanam yang dibuat antara 10-15cm, maka
bibit yang dibutuhkan ±600.000 buah suing setiap
hectare. Jika setiap suing beratnya 3 gram, bibit yang
dibutuhkan sekitar 1.350-1.400 kg bawang putih
setiap hectare.

C. Pengolahan Tanah
Untuk mendapatkan hasil yang baik, pengolahan
tanah yang akan ditanami bawang putih sangat penting
supaya bawang yang ditanam tumbuh dengan subur.
Pengolahan tanah yang harus dilakukan, meliputi
penggemburan tanah, pembuatan bedengan,
pengapuran tanah, terutaman untuk tanah yang bersifat
asam, dan pemberian pupuk dasar.
Penggemburan tanah. Tanaman bawang putih
akan dapat tumbuh dengan baik apabila tanahnya
gembur. Penggemburan bisa dilakukan dengan

12
cangkul, bajak, atau traktor. Setelah itu siap dibuat
bedengan-bedengan.
Pembuatan bedengan. Hal pertama yang
harus dilakukan untuk pembuatan bedengan ialah
dengan menggali tanah untuk parit atau saluran air.
Ukuran dan kedalaman saluran sekitar 40 cm. tanah
galian dari parit, disimpan di kiri kanan parit, dan
digunakan untuk membuat bedengan. Panjang
bedengan biasanya sekitar 300 m dengan lebar 80 cm
dan tinggi 15-30 cm.

D. Pengapuran
Pengapuran dilakukan bagi tanah yang sifat
keasamannya cukup tinggi. Untuk memastikan apakah
tanah perlu ditambah kapur atau tidak, perlu dilakukan
pengukuran keasaman tanah dengan alat pHmeter.
Kapur yang dipakai adalah kapur karbonat,
kapur yang berasal dari batu kapur yang langsung
digiling tanpa melalui proses pembakaran. Waktu
yang baik untuk pengapuran tanah dilakukan 2-4
minggu sebelum dilakukan penanaman. Dan

13
pemberian kapur sebaiknya dilakukan pada saat tidak
terjadi hujan.

E. Pemberian Pupuk Dasar


Sebelum dilkaukan penanaman perlu dilkakukan
pemupukan terlebih dahulu, pemupukan dasar ini
dilakukan sebelum dilakukan penanaman sekitar
seminggu sebelum ditanami.

F. Teknik Menanam
Cara menanam bawang putih, umbi bawang
putih yang akan ditanam terlebih dahulu dipipil atau
dipecah, untuk mempermudahnya umbi dijemur
selama beberapa jam. Sebelum ditanami bedengan
dibasahi terlebih dahulu, kemudian bibit yang berupa
suing ditanam dilubang yang telah dipersiapkan.
Lubang tanam jangan terlalu dalam supaya suing tidak
terbenam semuanya, kedalaman suing yang ditanam
sekitar 3-4 cm, agar tidak mudah busuk dan tidak
mudah rebah.
Posisi suing harus tegak lurus dan ujung suing
menghadap ke atas, kalau terbalik tanaman akan
tumbuh tidak sempurna. Setelah selesai penanaman

14
kemudia permukaan tanah ditutupi dengan jerami
untuk menjaga kondisi permukaan tanah.

G. Pemeliharaan Tanaman
Untuk menghasilkan bawang putih seperti yang
diharapkan, tentu perlunya pemeliharaan pada
tanaman tersebut. Pemeliharaan yang harus dilakukan
pada tanaman bawang putih diantaranya : penyiraman,
penyiangan, penggemburan tanah, pemupukan, dan
pengendalian hama penyakit.

1. Penyiraman
Walaupun tanaman bawang putih tidak
menyukai tanah yang becek namun tanaman ini
sangat membutuhkan banyak air, terutama pada
saat pembentukan umbi. Biasanya untuk memulai
melakukan budidaya bawang putih yaitu pada saat
musim kemarau. Dengan demikian pengairan
sangat perlu untuk dilakukan.
Agar tanah yang berada di sekitar tanaman
tidak mengalami kebecekan maka penyiraman bisa
menggunakan embrat atau dengan menggenangi
saluran air atau parit.

15
Frekuensi penyiraman perlu diperhatikan
supaya tanaman tidak kekurangan air dan tidak
juga sampai becek. Pada awal penanaman tanah
diusahakan tetap basah selama 2-3 hari. Jika
tanaman telah tumbuh dengan baik, pemberian air
dapat dikurangi, dengan tempo seminggu sekali.
Setelah umbi telah terbentuk, pengairan dapat
dilakukan sepuluh hari sekali. Namun demikian,
yang harus diperhatikan dalam pengairan ialah
penyesuaian dengan kebutuhan dan memperhatikan
kondisi.

2. Penyiangan dan Penggemburan Tanah


Penyiangan ialah mencabut atau membuang
gulma. Penyiangan dilakukan untuk menghindari
tumbuhan pengganggu atau gulma. Seperti rumput
yang tumbuh disekitar tanaman apabila tidak
dibersihkan maka dia akan menggambil makanan
bawang putih yang sebelumnya kita berikan pada
tanaman tersebut. Untuk itu gulma yang tumbuh
disekitar tanaman harus segera dibuang.
Selain pembuangan gulma, yang perlu
dilakukan berikutnya yaitu penggemburan tanah.
Biasanya tanah yang terlalu sering tertimpa air,
16
baik air hujan maupun air siraman akan cepat
memadat, dan hal itu akan menghambat sirkulasi
udara. Pemadatan tanah tentunya akan berdampak
pada terganggunya umbi bawang putih.
Pembersihan gulma bisa dilakukan sekaligus
penggemburan tanah, cuma yang harus
diperhatikan jangan sampai akar dari tanaman
terganggu, penyiangan cukup dilakuakn dua kali
semasa tumbuh bawang.

3. Pemupukan
Untuk menjaga hasil bawang yang optimal
maka perlu dilakukan pemupukan. Karena kalau
mengandalkan unsure hara yang ada di dalam tanah
belum tentu mencukupi bagi pertumbuhan bawang
putih.
Unsur hara yang ditambahkan ialah nitrogen
(N), kalium (K), dan fosfat (P). pemberian pupuk
dilakukan dua tahap. Tahap pertama diberikan
sebelum penanaman, dan tahap kedua diberikan
setelah penanaman.
Jenis pupuk yang diberikan bisa berupa
alami, seperti kompos, pupuk kandang, atau
puppuk buatan, pemberian pun bisa
17
dikombinasikan antara alami dan buatan. Namun
untuk pemberian puppuk alami biasanya dilakukan
pada tahap pertama.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit


Seperti halnya tanaman lain, bawang
putih pun tidak luput dari serangan hama dab
penyakit. Bahkan penyeranga pada bawang putih
bisa seluruh bagian tubuhnya terkena, dari mulai
akar, umbi, batang, dan daun. Diantara banyaknya
hama, kutu paling sering menyerang tanaman ini.
Untuk menanggulanginya dengan penyemprotan
pestisida, misalnya Tamaron dan Folidol. Penyakit
yang sering menyerang tanaman bawang putih
ialah bercak daun, embun upas, dan cendawan.
Pemberian pestisida Diathene M-45 0,2-0,3% dapat
mengatasi penyakit ini.

H. Panen dan Pascapanen


Tanaman bawang putih dapat dipanen pada
umur 4 bulan setelah tanam. Pemanenan dapat
dilakukan jika lebih dari 50% tanaman memiliki ciri-
ciri daunnya menguning dan kering serta tangkai
batangnya mengeras. Dengan pemeliharaan yang baik,

18
untuk lahan penanaman seluas 100 m2 dapat
menghasilkan bawang putih sebanyak 150 kg.
Pemanenan bawang putih dilakukan dengan cara
mencabut semua bagian tanaman. Kemudian akar dan
daun dibuang. Bagian yang disisakan hanya pangkal
daunnya saja.
Setelah dipanen, bawang putih dikeringanginkan
di tempat terbuka selama 15 hari. Setelah kering,
bawang putih dapat disimpan dalam gudang atau
diletakkan di atas para-para dari bambu.
Bawang putih yang akan dipasarkan dipilah-
pilah terlebih dahuluberdasarkan ukuran, yaitu besar
dan kecil. Kemudian bawang putih dimasukkan ke
dalam peti kayu berventilasi agar tidak rusak selama
pengangkutan atau dikemas dalam wadah khusus.
1. Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan
umbiumbi bawang putih menurut ukuran dan
mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-
umbi yang sudah kering dibersihkan. Akar dan
daunnnya dipotong hingga hanya tersisa pangkal
batang semu sepanjang ± 2 cm. Ukuran atau
kriteria sortasi umbi bawang putih adalah :

19
a) keseragaman warna menurut jenis.
b) ketuaan/umur umbi.
c) tingkat kekeringan.
d) kekompakan susunan siung.
e) bebas hama dan penyakit.
f) bentuk umbi (bulat atau lonjong).
g) ukuran besar-kecilnya umbi.
Berdasarkan ukuran umbi, bawang putih
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu
:
a) kelas A: umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
b) kelas B: umbi yang diameternya antara 3-4 cm.
c) kelas C: umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
d) kelas D: umbi yang kecil atau yang pecah dan
rusak.

2. Penyimpanan
Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya
disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannyadi
atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg.
Para-paranya dibuat dari kayu atau bambu dan
diletakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat
menguntungkan karena setiap kali dapur
dinyalakan, bawang putih terkena asap. Pengasapan
20
merupakan cara pengawetan yang cukup baik.
Dalam jumlah besar, caranya adalah disimpan di
dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus
mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran
udara yang baik. Suhu ruangan yang diperlukan
antara 25-30ᵒC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi,
akan terjadi proses pertunasan yang cepat.
Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70
persen.

3. Pengemasan dan Pengangkutan


Untuk memudahkan pengangkutan bawang
putih dimasukkan ke dalam karung goni atau
karung plastik dengan anyaman tertentu. Alat
pengangkutan bisa bermacam-macam, bisa
gerobak, becak, sepeda atau kendaraan bermotor.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ? Budidaya Bawang Putih dan Cara Menanam


Bawang
Putih.http://www.bestbudidayatanaman.com/
2012/12/Budidaya-Bawang-Putih-dan-Cara-
Menanam-Bawang-Putih.html. Akses tanggal
14 Februari 2017.

Anonim. ? Cara membudidayakan bawang putih hingga


panen dengan komposisi cara yang benar.
http://bobo-lolo.blogspot.co.id/2012/02/cara-
membudidayakan-bawang-putih-hingga.html.
Akses tanggal 19 Februari 2017.

Mrs. M. Grieve. 1973. A Modern Herbal. Oxford University


Press. Inggris

Rukmana, R. 1995. Budidaya Bawang Putih. Edisi ke-1.


Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Santoso, H.B. 2000. Bawang Putih. Edisi ke-12. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius.

22
DINAS KETAHANAN PANGAN, TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

23
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas


segala limpahan Rahmat, Taufik dan Inayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan saduran buku ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
buku ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca sebagai materi
penyuluhan pertanian.

Harapan kami semoga buku ini membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, khususnya
bagi pelaku utama, pelaku usaha, penyuluh pertanian dan
masyarakat pada umumnya.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam


buku ini untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan
buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi
manfaat.

Makassar, Desember 2018

Penyusun

24
i
DAFTAR ISI

I.Pendahuluan..........................................................................1
A. Asal Usul Bawang Putih.............................................1
B..Morfologi dan Ekologi Bawang Putih........................2
C..Klasifikasi Tanaman Bawang Putih............................4
D. Kandungan Senyawa Bawang Putih...........................5
E..Manfaat dan Kegunaan Bawang Putih........................6
F.. Toksisitas dan Efek Samping Bawang Putih...............7
G. Manfaat lain Bawang Putih.........................................8

II. Aspek Budidaya...............................................................9


A. Waktu Tanam..............................................................9
B. Pemilihan Bibit yang Akan Ditanam..........................9
C. Pengolahan Tanah.....................................................11
D. Pengapuran...............................................................12
E. Pemberian Pupuk Dasar............................................12
F. Teknik Menanam.......................................................12
G. Pemeliharaan Tanaman.............................................13
H. Panen dan Pascapanen...............................................16

25
ii
ii

26

Anda mungkin juga menyukai