PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat
akan dampak dari sistem pertanian konvensional terhadap
lingkungan, kesehatan dan keamanan pangan,
mengakibatkan saat ini pertanian organik menjadi suatu
bisnis dalam dunia pertanian. Bisnis pertanian organik
selain memproduksi suatu produk yang aman untuk
dikonsumsi, diharapkan pula dalam jangka panjang dapat
meningkatkan dan mempertahankan tingkat produksi serta
kesuburan lahan (Salikin, 2003). Menurut United States
Department of Agriculture Consumer Brochure, produk
pertanian organik adalah produk yang dihasilkan dengan
mengutamakan penggunaan sumbersumber terbarukan
(renewable resources), serta terdapat konversi lahan dan air
untuk meningkatkan kualitas lingkungan bagi generasi
mendatang (Gold, 2009). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa kandungan gizi pangan organik lebih tinggi
dibandingkan dengan pangan konvensional. Selain unggul
dari sisi nutrisi dan cita rasa, bahan pangan organik juga
bebas bahan kimia berbahaya, sehingga baik untuk
kesehatan (Anwar et al., 2009). Manfaat mengkonsumsi
sayuran organik yang lebih besar dibandingkan sayuran
anorganik, tentu saja akan meningkatkan permintaan
1
sayuran organik, sehingga bisnis ini masih berpeluang
besar untuk dikembangkan.
Meskipun usahatani sayuran organik berprospek ke
depannya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pertanian
merupakan sebuah bisnis yang sangat tergantung dengan
alam. Sifat khas ini mengakibatkan harga komoditas
pertanian relatif mengalami perubahan dari waktu ke waktu
yang dapat mengancam keberlanjutan usahatani. Selain itu,
biaya produksi dalam usahatani organik tergolong cukup
tinggi, karena pemeliharaan dan pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) masih mengandalkan tenaga
kerja manusia. Menurut Reijntjes et al. (1992), keberlanjutan
dapat diartikan sebagai menjaga agar suatu upaya terus
berlangsung, kemampuan untuk bertahan dan menjaga
agar tidak merosot. Dalam konteks pertanian, keberlanjutan
pada dasarnya berarti kemampuan untuk tetap produktif
sekaligus tetap mempertahankan basis sumber daya.
Dalam menilai pertanian untuk dikatakan pertanian
berkelanjutan jika mantap secara ekologis, bisa berlanjut
secara ekonomis, adil, manusiawi, dan luwes. Keberlanjutan
secara ekonomis, berarti bahwa petani bisa cukup
menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan atau
pendapatan sendiri, serta mendapatkan penghasilan yang
2
mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang
dikeluarkan.
Menurut Suratiyah (2008), sebagai ilmu
pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara petani menentukan,
mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan
faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin
sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan
semaksimal mungkin. Sampai saat ini, Kebun Citra Sehat
Organik belum secara rinci melakukan kegiatan ekonomi
yang terkait dengan perhitungan usahataninya. Hal tersebut
perlu dilakukan, mengingat pentingnya analisis usahatani
dalam membantu pelaku bisnis dalam mengambil
keputusan secara tepat dalam memanajemen faktor-faktor
produksi yang ada secara efektif dan efisien. Karena itu,
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana
keberlanjutan usahatani, kelayakan finansial serta trend
permintaan dan harga dari komoditas sayuran organik:
Buncis (Phaseolus vulgaris), Brokoli (Brassica oleraceae),
Tomat (Solanum lycopersicum), Wortel (Daucus carota),
Bayam Hijau (Amaranthus hybridus), dan Bawang Daun
(Allium fistulosum).
3
B. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22
September–12 Desember 2012 berlokasi di Desa
Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan di lokasi
tersebut terdapat perusahaan-perusahaan yang
mengusahakan sayuran organik.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive
research). Dalam penelitian deskriptif ini, tidak dilakukan
pengujian hipotesa melainkan hanya mengolah dan
menganalisa data menggunakan pengolah statistik yang
bersifat deskriptif (statistic descriptive) (Faisal, 2007).
Metode penelitian yang digunakan adalah survey yang
merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur, serta seluruh
jawaban akan dicatat, diolah dan dianalisis (Prasetyo et
al., 2008).
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui catatan
kegiatan usahatani, observasi dan wawacara
langsung. Data sekunder diperoleh dari catatan
kegiatan usahatani yang berkaitan dengan
permintaan dan harga sayuran organik. Pengambilan
4
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Kebun Citra Sehat Organik ini
dipilih sebagai sampel penelitian karena merupakan
salah satu perusahaan usahatani sayuran organik
yang sudah beroperasi selama 3 tahun.
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Data
dianalisis dengan software Microsoft Excel 2007.
Dalam pengujian kestabilan harga tiap komoditas
sayuran, digunakan koefisien variasi. Menurut
Rachman (2005), analisis statistik sederhana seperti
koefisien variasi dari data harga komoditas secara
deret waktu banyak digunakan untuk mengetahui
stabilitas harga. Alat analisis yang digunakan dalam
mengukur kestabilan harga yaitu koefisien variasi
(Nawari, 2010) dengan kategori: Sangat Tinggi
(7,005%-9,995%), Tinggi (10,005%-12,995%),
Sedang (13,005%- 15,995%), Rendah (16,005%-
18,995%), Sangat Rendah (19,005%-21,995%)
5
sayuran meliputi; Buncis, Brokoli, Tomat, Wortel, Bayam
Hijau dan Bawang Daun.
7
banyak diminati konsumen. Hal inilah yang menyebabkan
Brokoli mempunyai R/C ratio > 1 yaitu 1,72 karena nilai
komoditas yang tinggi dibandingkan komoditas lainnya.
Selain itu, sayuran Brokoli merupakan komoditas unggulan
di Kebun Citra Sehat Organik.
10
Hijau perlu diseimbangkan dengan permintaan, sehingga
harga jualnya terjamin.
11
kestabilan harga produk, kontribusi produk terhadap
pendapatan petani, kontribusi produk terhadap pendapatan
asli daerah (PAD), transfer keuntungan, ketersediaan
lembaga pemasaran dan ketersediaan lembaga keuangan
(Mamat et al., 2006). Dalam penelitian ini, indikator yang
digunakan berupa kestabilan harga dan kontribusi
pendapatan tiap komoditas terhadap pendapatan.
13
Tabel 3. Kontribusi Sayuran Organik terhadap Pendapatan
Usahatani
14
Analisis Keberlanjutan Usahatani Sayuran Organik
Adapun analisis keberlanjutan usahatani setiap
komoditas sayuran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
15
harga jual di atas nilai BEP harga mempunyai keberlanjutan
usahatani dengan kategori tinggi dan sangat tinggi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Faisal dan Ali Khomsan. 2009. Makan Tepat, Badan
Sehat. Jakarta: PT Mizan Publika.
18
Irawan, Bambang. 2007. Fluktuasi Harga, Transmisi Harga
dan Marjin Pemasaran Sayuran dan Buah. Jurnal
Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 5, Nomor 4,
Desember 2007: 358-373.
19
Sitanggang, Nelda Yessi Romauli. 2008. Analisis Usahatani
Bawang Daun Organik dan Anorganik. Bogor:
Skripsi- Program Sarjana Eksistensi Manajemen
Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Sitanggang, Nelda Yessi Romauli. 2008.
Analisis Usahatani Bawang Daun Organik dan
Anorganik. Bogor: Skripsi- Program Sarjana
Eksistensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
20
DINAS KETAHANAN PANGAN, TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
21
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan saduran
buku ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga buku ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
sebagai materi penyuluhan pertanian.
Harapan saya semoga buku ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi buku
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Buku ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan buku ini.
Makassar, Desember 2018
Penyusun
i22
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan..................................................................1
B. Metode penelitian...........................................................4
ekonomi......11
23
ii