Anda di halaman 1dari 29

0

ANALISIS PEMASARAN SAYURAN HIDROPONIK


DI UD AL-KAROMAH

(ANALYSIS HYDROPONIC VEGETABLE MARKETING


IN UD AL-KAROMAH)

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:
BAID LAWI AZHARI
C1G116019

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
1

ANALISIS PEMASARAN SAYURAN HIDROPONIK


DI UD AL-KAROMAH

(ANALYSIS HYDROPONIC VEGETABLE MARKETING


IN UD AL-KAROMAH)
(Year:2022)

Baid Lawi Azhari*; Dr. Ir. Edy Fernandez., MP**; dan Dr. Ir. Tajidan, MS **

ABSTRAK

BAID LAWI AZHARI. Analisis Pemasaran Sayuran Hidroponik Di Ud Al-


Karomah. Pembimbing Utama: Dr. Ir. Edy Fernandez., MP, dan Pembimbing
Pendamping Dr. Ir. Tajidan, MS.
Teknologi hidroponik merupakan metode bercocok tanam dengan
menggunakan larutan nutrisi sebagai media tanam dan teknologi hidroponik dilakukan
dalam rumah tanam atau green house. Teknologi hidroponik ini memiliki banyak
keunggulan dibanding dengan teknik bertanam secara tradisional, diantaranya ramah
lingkungan, produk yang dihasilkan higenis, pertumbuhan tanaman lebih cepat,
kualitas hasil tanaman dapat terjaga, dan kuantitas dapat lebih meningkat.
Masifnya pembangunan di perkotaan membuat lahan pertanian semakin
berkurang. Membuka lahan untuk menanam sayuran dan perkebunan pun mustahil
dilakukan. Kehadiran teknologi hidroponik sebagai alternatif pertanian dinilai sebagai
solusi yang tepat sebagai pengganti media tanam tersebut. Kehadiran UD Al Karomah
membantu dalam pemenuhan kebutuhan sayur yang sehat dan bebas pestisida di Kota
Mararam pada khususnya yang memiliki tingkat konsumsi sayur yang tinggi.
Hidroponik Al-Karomah di kelurahan Jempong Kecamatan Ampenan Utara
merupakan Greenhouseyang didirikan oleh Nuruzzaman Karomi, S.Pd pada tahun
2018. Ia yang memiliki ketertarikan dengan tanaman hidroponik dan permintaan pasar
yang besar sehingga ia mulai mengembangkannya menjadi sebuah bisnis. Tujuan
penelitian ini adalah untuk ; (1) mengetahui saluran pemasaran sayuran Hidroponik di
UD Al Karomah, (2) mengetahui efisiensi pemasaran dari masing-masing saluran
pemasaran Sayuran Hidroponik di UD AL Karomah Penelitian dilakukan di
Lingkungan Jempong Ampenan Utara, menggunakan metode deskriptif dan unit
penelitian ini adalah usaha yang dilakukan petani pengusaha sayuran hidroponik
2

maupun usaha pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Penelitian


dilakukan secara purposive sampling. Responden dalam penelitian ini adalah petani
pengusaha sayuran hidropohik berjumlah 1 responden yang diperoleh dengan metode
sensus dan responden lembaga pemasaran berjumlah 5 (terdiri dari 1 responden
petani, 1 responden Pedagang Pengumpul dan 3responden Pedagang Pengecer dan
konsumen akhir) yang diperoleh dengan metode snow ball. Sumber data adalah data
primer yang diperoleh dari responden dan data sekunder yang bersumber dari dinas /
instansi terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:1). Terdapat tiga saluran
pemasaran yang digunakan oleh pengusaha sayuran hidroponik di Ampenan Utara
dalam memasarkan Sayuran Hidroponik, yaitu:Petani→pedagang pengumpul →
pedagang pengecer → konsumen dan Petani→ pedagang pengecer → konsumen. 2).
Saluran pemasaran ke-I lebih efisien dari saluran pemsaranan II dimana saluran
pemsaran I memiliki Margin pemsaran yang lebih kecil yakni Rp 5.000/Kg sedangkan
saluran pemasaran II Rp 10.000. jika dilihat dari hasil Share petani saluran pemsaran I
memperoleh hasil yang lebih besar dari saluran II yakni saluran I 80% sedangkan
saluran II kayni 71%. Kemudian dari hasil perhitungan distribusi keuntungan saluran I
lebih adil pendistribusiannya karena diatas standard yakni diperoleh hasil 0,79 yang
artinya efeisen.

Kata Kunci :Saluran Pemasaran, Share Petani, Margin Pemasaran.

ABSTRACT

BAID LAWI AZHARI. Marketing Analysis of Hydroponic Vegetables in Ud


Al-Karomah. Main Advisor: Dr. Ir. Edy Fernandez., MP, and Counselor Dr. Ir.
Tajidan, MS
Hydroponic technology is a farming method using nutrient solutions as a
growing medium and hydroponic technology is carried out in planting houses or green
houses. This hydroponic technology has many advantages compared to traditional
farming techniques, including being environmentally friendly, the products produced
are hygienic, plant growth is faster, the quality of crop yields can be maintained, and
the quantity can be increased.
3

Massive development in urban areas has reduced agricultural land. Clearing


land to grow vegetables and plantations is impossible. The presence of hydroponic
technology as an alternative to agriculture is considered the right solution as a
substitute for the planting media. The presence of UD Al Karomah helps in meeting
the needs of healthy and pesticide-free vegetables in Mararam City, especially those
with high levels of vegetable consumption. Al-Karomah Hydroponics in Jempong
Village, North Ampenan District is a Greenhouse founded by Nuruzzaman Karomi,
S.Pd in 2018. He has an interest in hydroponic plants and a large market demand so he
started to develop it into a business. The purpose of this research is to; (1) knowing
the marketing channels of Hydroponic vegetables at UD Al Karomah, (2) knowing the
marketing efficiency of each marketing channel of Hydroponic Vegetables at UD AL
Karamah hydroponic vegetable farmer as well as marketing efforts carried out by
marketing agencies. The research was conducted by purposive sampling. Respondents
in this study were hydrophobic vegetable farmers, totaling 1 respondent obtained by
the census method and 5 respondents from marketing institutions (consisting of 1
farmer respondent, 1 respondent from collector traders and 3 respondents from
retailers and final consumers) obtained by the snow ball method. Sources of data are
primary data obtained from respondents and secondary data sourced from related
agencies/institutions. The results of this study indicate that: 1). There are three
marketing channels used by hydroponic vegetable entrepreneurs in North Ampenan in
marketing Hydroponic Vegetables, namely: Farmers → collectors → retailers →
consumers and farmers → retailers → consumers. 2). The first marketing channel is
more efficient than the second marketing channel where the first marketing channel
has a smaller marketing margin of Rp. 5,000/Kg while the second marketing channel
is Rp. 10,000. if seen from the results of the farmers' share, marketing channel I
obtained greater results than channel II, namely channel I 80% while channel II kayni
71%. Then from the results of the calculation of the distribution of profits in channel I,
the distribution is fairer because it is above the standard, which is 0.79, which means it
is efficient.

Keywords : Marketing Channels, Farmer's Share, Marketing Margins


4

PENDAHULUAN porsi sayur dan 2-3 porsi buah


setiap hari atau setengah bagian
Sayuran dan buahan
piring berisi buah dan sayur
merupakan kebutuan pagangan
(lebih banyak sayuran) setiap
yang sangat penting bagi tubuh
kali makan.
manusia. Badan Kesehatan
Dari asil suervey Kepala
Dunia (WHO) secara umum
Badan Ketahanan Pangan
menganjurkan konsumsi
(BKP) Nusa Tenggara Barat
sayuran dan buah-buahan untuk
(NTB), tingkat konsumsi
hidup sehat sejumlah 400 gram
sayuran masyarakat di daerah
per orang per hari, yang terdiri
NTB paling tinggi diantara 33
dari 250 gram sayur (setara
provinsi di Indonesia.
dengan 2 porsi atau 2 gelas
Sedangkan di Kota Mataram
sayur setelah dimasak dan
hasil survei ekonomi sosial
ditiriskan) dan 150 gram buah,
nasional (Susenas) Badan Pusat
(setara dengan 3 buah pisang
Statistik (BPS) pada 2011,
ambon ukuran sedang atau 1
tercatat konsumsi sayuran
potong pepaya ukuran sedang
masyarakat di Kota Mataram
atau 3 buah jeruk ukuran
mencapai 68 kilogram (kg) per
sedang).
kapita per tahun atau di atas
Bagi masyarakat
rata-rata nasional sebanyak
Indonesia terutama balita dan
48,8 kg per kapita per tahun,
anak usia sekolah dianjurkan
bahkan paling tinggi di
untuk mengkonsumsi sayuran
Indonesia. Oleh karenanya
dan buah-buahan 300-400 gram
kebutuhan diperlukan
per orang per hari dan bagi
persediaan yang mencukupi
remaja dan orang dewasa
untuk memenuhi kebutuhan
sebanyak 400-600 gram per
konsumsi sayuran terlebih di
orang per hari. Dalam
Kota Mataram yang merupakan
mengkonsumsi sayur dan buah
kota yang padat penduduk
setiap hari sebenarnya kita
dengan ketersediaan lahan
perlu mengikuti Pedoman Gizi
pertanian yang sempit.
Seimbang yaitu sebanyak 3-4
5

Hidroponik menjadi keunggulan dibandingkan


salah satu alternative dalam dengan teknik bertanam secara
melakukan proses budidaya tradisional. Keunggulan
tanaman, sebagai hidroponik antara lain ramah
solusi dalam menghadapi lingkungan, produk yang
problematika alih fungsi atau dihasilkan higienis,
pergeseran lahan pertanian. pertumbuhan tanaman lebih
Hidroponik dapat mendorong cepat, kualitas hasil tanaman
pertanian berkelnjutan dengan dapat terjaga, dan kuantitas
meningkatkan dapat lebih meningkat. Sayuran
produktivitas tanaman sehingga yang diproduksi dengan sistem
kebutuhan pangan dalam negeri hidroponik juga menjadi lebih
dapat terpenuhi. Semakin sehat karena terbebas dari
meningkatnya pengetahuan ide kontaminasi logam berat
dan teknologi dibidang industri yang ada di dalam
pertanian saat ini dalam tanah, segar dan tahan
mengusahakan sayuran, lamaserta mudah dicerna
diantaranya media tanam yang (Indriasti, 2013).
dapat digunakan sebagai wadah Budidaya hidroponik
tempat tumbuhnya sayuran, berkembang dengan baik
yakni hidroponik, aeroponik karena mempunyai banyak
dan aquaponik. Metode – kelebihan yaitu dapat
metode tersebut dilakukan diusahakan di berbagi tempat,
karena lahan pertanian yang baik di desa, di kota, dilahan
semakin sempit (Herwibowo terbuka, atau di atas apartemen
dan Budiana, 2014 : 80). sekalipun. Luas tanah yang
sempit kondisi tanah kritis,
Teknologi hidroponik
hama dan penyakit yang tak
adalah metode bercocok tanam
terkendali, keterbatasan jumlah
yang menggunakan air, nutrisi
air irigasi, musim yang tidak
dan oksigen (Tim Karya Tani
menentu, dan mutu yang tidak
Mandiri: 2013),teknologi
hidroponik memiliki banyak
6

seragam bisa ditangulangi media tanam tersebut.


dengan sistem hidoponik. Kehadiran UD Al Karomah
Hidroponik dapat membantu dalam pemenuhan
diusahakan sepanjang tahun kebutuhan sayur yang sehat dan
tanpa mengenal musim, oleh bebas pestisida di Kota
karna itu harga panennya tidak Mararam pada khususnya yang
khawatir akan jatuh (Hartus memiliki tingkat konsumsi
2008). Sampai saat ini sayur yang tinggi. Hidroponik
komoditas hortikultura yang Al-Karomah di kelurahan
sering dibudayakan dengan Jempong Kecamatan Ampenan
sistem hidroponik adalah Utara merupakan
tanaman sayuran yakni salah Greenhouseyang didirikan oleh
satunya tanaman pakcoy. Nuruzzaman Karomi, S.Pd
Pakcoy (Brassica rapa L) pada tahun 2018. Ia yang
merupakan salah satu sayuran memiliki ketertarikan dengan
daun yang memiliki nilai tanaman hidroponik dan
ekonomis tinggi, kualitas hasil permintaan pasar yang besar
tanaman dapat terjaga dan sehingga ia mulai
kualitas dapat lebih meningkat. mengembangkannya menjadi
Tanaman ini juga dapat tumbuh sebuah bisnis. Pada awal
di dataran tinggi dan dataran ketertarikannya, ia hanya
rendah (Haryanto., et al 1995). memanfaatkan hasil hidroponik
Masifnya pembangunan di untuk konsumsi pribadi dan
perkotaan membuat lahan permintaan dari orang terdekat.
pertanian semakin berkurang. Namun semakin meningkatnya
Membuka lahan untuk permintaan UD Al Karomah
menanam sayuran dan terus melengkapi produk yang
perkebunan pun mustahil ditawarkan, mulai dari sayuran
dilakukan. Kehadiran teknologi pakcoy dan selada yang
hidroponik sebagai alternatif menjadi produk unggulan,
pertanian dinilai sebagai solusi benih dan paket peralatan
yang tepat sebagai pengganti hidroponik bagi pecinta
7

tanaman hidroponik dengan Sayuran Hidroponik yang dijalankan


harga yang terjangkau. UD Al Karomah ? Bagaimanakah
Meskipun dijual dengan harga efisiensi pemasaran sayuran hidroponik
yang murah, tak pernah UD Al Karomah ? Mengetahui saluran
mengurangi kualitas produk pemasaran yang dijalankan UD AL
yang ditawarkan kepada Karomah Mengetahui efisiensi
konsumen karena menjaga pemasaran sayuran hidroponik UD AL
kepuasan konsumen merupakan Karomah
prinsip usaha yang selalu Tujuan Penelitian
dipegang oleh UD Al Karomah. Penelitian ini bertuuan untuk :

Dari hasil survey awal 1. Mengetahui saluran pemasaran yang


dijalankan UD AL Karomah
yang masih menjadi
2. Mengetahui efisiensi pemasaran
permasalahan adalah banyak sayuran hidroponik UD AL
dari konsumen di UD Al Karomah

Karomah yang hanya


melakukan pembelian tidak METODOLOGI PENELITIAN
tetap atau tidak menjadi
pelanggan. Saluran pemasaran Metode Penelitian

yang dijalankan oleh UD Al Metode yang digunakan dalam

Karomah belum jelas karena penelitian ini adalah metode deskriptif

masih banyaknya kendala yaitu metode yang bertujuan untuk

dalam melakukan pemasaran memecahkan masalah yang ada pada

sayuran hidroponik. Oleh waktu sekarang dengan

karena itu intuk mengetahui mengumpulkan data, menyusun data

lebih lanjut maka perlu dan kemudian menarik kesimpulan

dilakukan penelitian tentang (Nazir, 2014).

“Analisis Pemasaran Sayuran Unit Analisis

Hidroponik di UD Al Penelitian dilakukan di

Karomah”. UD Al Karomah Kelurahan

Rumusan masalah dan tujuan Jempong Kecamatan Ampenan

dari penelitian ini adalah : Utara.

Bagaimanakah saluran pemasaran Metode Penarikan Sampel


8

Sampel dalam kualitatif. Data kuantitatif


penelitian ini adalah petani dan adalah data yang berupa angka-
konsumen sayur hidroponik di angka seperti data umur,
UD AlKaromah Kelurahan pengalaman berusaha,
Jempong Kecamatan Ampenan produksi, biaya produksi,
Utara. modal, keuntungan dan angka
Penentuan Responden dalam bentuk lainnya. Data
Responden dalam kualitatif adalah data yang
penelitian ini adalah petani bukan dalam bentuk angka
yang mengusahakan sayuran seperti tingkat pendidikan, jenis
selada hidroponik di Kota kelamin, jenis perkerjaan dan
Mataram. Penentuan jumlah data lainnya yang bukan dalam
responden secara sensus yakni bentuk angka.
mengambil sebanyak 30 Variabel Dan Cara Pengukuran
responden yang mengusahakan Variabel-variabel yang
sayuran hidroponik yang akan diukur dalam penelitian
tersebar di wilayah Kota ini antara lain :
Mataram. Adapun rinciannya 1) Biaya pemasaran adalah biaya
adalah sebagai berikut. pemasaran selada tiap tiap saluran
n1 = 1 orang responden / petani pemasaran (Rp)
pengusaha hidroponik 2) Harga jual adalah harga jual
n1 = 1 orang pedagang pengepul sayuran hidroponik yang diterima
n1 = 28 pedagang pengecer. petani dan setiap lembaga
Keterangan : pemasaran pada saat penujalan,
n1 = Responden petani pengusaha diukur dengan satuan rupiah setiap
hidroponik satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).
n2 = Respondan Pedagang Pengumpul 3) Harga beli adalah harga beli pada
n3 = Responden Pedagang Pengecer setiap lembaga pemasaran dan
Jenis Dan Sumber Data konsumen akhir yang dinyatakan
Jenis data yang akan dalam satuan rupiah per kilogram
digunakan dalam penelitian ini ( Rp/kg)
adalah data kuantitatif dan data
9

4) Saluran pemasaran adalah aliran dengan menggunakan teknik survei


barang ( sayuran hidroponik) dari yakni wawancara secara langsung
produsen (petani) kekonsumen dengan responden dengan berpedoman
akhir. Pengukurannya dengan pada daftar pertanyaan yang telah
penelusuri saluran pemasaran disediakan.Teknik survei digunakan
sayuran hidroponik dari tingkat terutama untuk penelitian yang unit
petani ke konsumen. analisisnya berupa orang perorangan
5) Volume penjualan adalah jumlah atau individu (Sjah, 2011).
produksi sayuran hidroponik yang Alat pengumpulan data yang
di jual oleh produsen dinyatakan digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam satuan kilogram (Kg) kuisioner. Menurut Arikonto (2016 :
6) Volume pembelian adalah jumlah 151) kuesioner merupakan pernyataan
produksi sayuran hidroponik ynag tertulis yang digunakan untuk
dibeli oleh lembaga pemasaran yag memperoleh informasi dari responden
dinyatakan dalam satuan kilogram dalam arti laporan tentang pribadi atau
(Kg) hal yang diketahui.
7) Margin pemasaran adalah selisih Analisis Data
harga tingkat produsen dan tingkat Untuk mengidentifikasi
konsumen akhir diukur dengan saluran pemasaran yang
satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg) digunakan analisis dekspritif
8) Share produsen adalah yaitu dengan menelusuri
perbandingan antara harga saluran pemasaran sayuran
ditingkat produsen dengan harga di selada hidroponik dari tingkat
tingkat konsumen yang dinyatakan produsen ke konsumen.
dalam satuan persen (%) Menurut Azzaino
9) Distribusi keuntungan adalah (1985) dalam Indra Gunawan
perbandingan antara keuntungan (2017) efisiensi pemasaran
pada biaya terendah dengan diukur dengan menggunakan
keuntungan pada biaya tertinggi. indikator margin pemasaran,
Teknik Pengumpulan Data distribusi keuntungan dan Share
Teknik pengumpulan data yang petani pada masing-masing
digunakan dalam penelitian ini adalah saluran pemasaran.
10

1) Margin Pemasaran Sp = Bagian (Share) yang diterima


Salah satu pendekatan petani (%)
untuk melihat efektifitas pf = Harga tingkat petani (Rp)
bekerjanya suatu system pr = Harga tingkat konsumen
pemasaran adalah dengan akhir/pengecer (Rp).
melihat margin 3) Distribusi Keuntungan
pemasaran.Margin pemasaran Distribusi keuntungan
terdiri atas biaya pemasaran dihitung dengan rumus, sebagai
dan keuntungan pemasaran. berikut: (Rahim, dan Hastuti,
Margin pemasaran dihitung 2008)
dengan rumus, sebagai berikut:
π
MP = Pr – Pf terendah
C
Keterangan: DK =
π
tertinggi
Mp: Margin Pemasaran C

Pf : Harga ditingkat produsen Keterangan :

Pr : Harga ditingkat konsumen DK = Distribusi Keuntungan

Kriteria keputusan: π = Keuntungan pemasaran

• Semakin besar margin maka C = Biaya pemasaran

semakin tidak efisien saluran Kriteria Keputusan:

pemasaran tersebut • Efisien, bila Distribusi

• Semakin kecil margin maka Keuntungan berada pada 0,5

semakin efisien saluran sampai 1

pemasaran tersebut • Tidak efisien, bila Distribusi


Keuntungan berada dibawah 0,5

2) Share Petani/Produsen
Besarnya share harga HASIL DAN PEMBAHASAN

yang diterima produsen di Gambaran Umum Daerah Penelitian

hitung dengan rumus sebagai Ampenan Utara adalah

berikut (Rahim dan Hastuti, salah

2008) : satu kelurahan di Kecamatan


pf Ampenan, Kota Mataram, Nusa
Sp = x 100 %
pr Tenggara Barat, Indonesiayang
Keterangan :
11

memiliki empat lingkungan  Sebelah Selatan : Kelurahan Dayan


salah satunya dalah lingkungan Peken
Jempong. Ketersediaan sarana  Sebelah Timur : Kecamatan
informasi dan transportasi Selaparang
sudah sangat memadai,  Sebelah Barat : Kelurahan Bintaro.
sehingga dapat mempengaruhi Luas Wilayah
sosial budaya yang ada di Kelurahan Ampenan Utara
dalam masyarakat.Keadaan adalah sekitar + 249,361 Ha.
umum daerah penelitian ini Dari luas Wilayah Kelurahan
meliputi beberapa hal seperti tersebut, penggunaan lahan
letak geografis, keadaan iklim, terbagi menjadi 91,78 Ha
suhu udara, jumlah penduduk Wilayah Pemukiman, 16,88 Ha
(keadaan demografis), sarana wilayah pertokoan, 101,88 Ha,
dan prasarana. Kelurahan tersebut,
Letak Geografis penggunaan lahan terbagi
Ampenan Utara sebagai menjadi 91,78 Ha Wilayah
salah satu wilayah Kota Pemukiman, 16,88 Ha wilayah
Mataram yang terletak di pertokoan, 101,88 Ha
Provinsi Nusa Tenggara Barat, merupakan areal persawahan,
letaknya diapit antara 15,88 Ha, diperuntukan sebagai
Kabupaten Lombok Barat dan Fasilitas Umum dan Jalan, dan
Selat Lombok. Letaknya antara lain-lain mencapai 24,94 Ha
08° 33’ - 08° 38’ Lintang wilayah yang terdiri dari sekian
Selatan dan 116° 04’ - 116° 10’ persen pemukiman, sekian
Bujur Timur. Batas-batas Kota persen pertanian dan karangan,
Mataram adalah sebagai sekian persen fasilitas umum
berikut: lainnya.
 Sebelah Utara : Kab. Lombok Barat
12

Keadaan Iklim dan Agroklimat


Tabel 4.1 Keadaan Suhu Udara Dirinci Tiap Bulan Di, Kota Mataram Tahun 2018-
2020
Suhu Udara menurut bulan (Celcius)
Bulan Rata-rata Maksimum Minimum
2019 2020 2019 2020 2019 2020
Januari 27,1 29,62 31,6 33,8 23,9 23
Februari 27,6 29,29 32,2 33,4 23,3 22,3
Maret 26,8 28,77 31,9 33,8 23,3 22,2
April 27,1 29,32 32,5 33,6 23,4 22,4
Mei 26,6 29,17 31,9 33,8 22,1 22,8
Juni 25,1 28,39 30,7 32,6 20,6 19,2
Juli 21,6 27,7 30,6 32,2 19,5 18,8
Agustus 24,6 27,93 30,9 33,4 19,8 18,4
September 25,6 29,12 31,8 34,4 20,4 20,2
Oktober 27,5 28,85 34 33,4 21,5 20,8
November 28,4 29,36 35,8 35,2 20,2 21,8
Desember 27,8 28,57 35,8 34 21,4 22,4
Jumlah 26,32 28,84 32,48 33,63 21,62 21,19
Sumber : BPS Kota Mataram (2021)
Wilayah Ampenan Utara suhu udara maksimum yaitu 35,20C
merupakan daerah yang beriklim tropis dan udara minimum 18,40C.
yang dipengaruhi oleh dua musim yaitu Keadaan Penduduk
musim hujan dan musim kemarau. Penduduk merupakan sumber
Pada tahun 2019 suhu udara rata-rata daya manusia dan sebagai modal dari
di daerah Ampenan Utara adalah 26,32 pembangunan nasional. Penduduk
0
C sedangkan pada tahun 2020 suhu yang berkualitas tinggi akan
0
udara rata-rata adalah 28,84 C. menunjang pembangunan nasional,
Dengan rata-rata suhu udara sedangkan penduduk yang kurang
maksimum pada tahun 2019 yaitu berkualitas akan menghambat
32,48 0C dan suhu udara minimum pembangunan karena akan mengurangi
19.50C sedangkan pada tahun 2020 produktivitas tenaga yang ada. Kota
13

Mataram termasuk daerah yang padat di UD Al Karomah Tahun


2022
penduduknya.
No Kisaran Jumlah Persentase
Adapun untuk tahun 2020 Umur Responden (%)
(Tahun) (Orang)
Jumlah penduduk Kelurahan Ampenan
1 20-25 0
Utara adalah sebanyak 7.753 jiwa yang 2 26-32 1 100
terdiri dari 3.874 jiwa laki-laki dan 3 >32 0 0
Jumlah 1 100
3,879 jiwa perempuan, dengan jumlah Rata-Rata 32th
KK sebesar 2,020 orang, dan terbagi Sumber : Data Primer Diolah (2022

kedalam 21 Rukun Tetangga, dan 4


Lingkungan.
Pada Tabel 4.2 diatas diketahui bahwa
Umur Responden
kisaran umur responden secara umum
Umur merupakan salah satu
adalah 26-32 tahun, umur rata-rata
faktor yang mempengaruhi
responden adalah 32 tahun.Umur
produktivitas di dalam berusaha. Umur
petani pada kisaran 26-32 tahun
dapat mempengaruhi kemampuan fisik
sebanyak 1 orang (100%). Jika diliat
dalam bekerja, cara berfikir serta
dari segi umur, maka semua responden
keinginan untuk menerima inovasi atau
di daerah penelitian ini tergolong
ide-ide baru yang berkaitan dengan
dalam usia produktif. Tingkat
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
produktifitas meningkat sesuai dengan
membantu mengarahkan responden
pertambahan umur,kemudian menurun
dalam mengelola usahanya. Secara
kembali menjelang usia tua, dan
rinci kisaran umur responden dapat
semakin tua umur seseorang tanggung
diliat pada tabel 4.2. berikut ini.
jawabnya terhadap keluarga menjadi
semakin besar (Simanjuntak,1985).
Tabel 4.2. Sebaran umur Responden
usaha Sayuran Hidroponik
14

Tabel 4.3 Pedagang Pengumpul Sayuran Hidroponik Berdasarkan Umur Di UD Al


Karomah Tahun 2022
No Kisaran Umur (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)
(Orang)
1 20-25 0 0
2 26-32 1 100
3 >32 0 0
Jumlah 1 100
Rata-Rata 32th
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah pedagang pengumpul Sayuran
Hidroponik yang berumur pada kisaran >32 tahun sebanyak 1 orang (100%) dengan
rata-rata umur 39 tahun. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa umur
pedagang pengumpul sayuran hidroponik rata-rata masih dalam usia produktif.

Tabel 4.4 Pedagang Pengecer Sayuran Hidroponik Berdasarkan Umur DiUD AL


Karomah
No Kisaran Umur (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)
(Orang)
1 20-25 0 0
2 26-32 4 14
3 >32 24 85
Jumlah 28 100
Rata-Rata 32th
Sumber : Data Primer Diolah (2022)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat pengecer selada hidroponik rata-rata


bahwa jumlah pedagang pengecer masih dalam usia produktif.
sayuran hidroponik yaitu berkisar 26-
Berdasarkan data tersebut
32 tahun Sebanyak 4 orang dan yang
maka dapat dikatakan bahwa umur
berumur >32 dengan jumlah pedagang
pengusaha sayuran hidroponik rata-rata
24 dan rata-rata umur 32 tahun (100%).
masih dalam usia produktif. Bahwa
Berdasarkan data tersebut maka dapat
usia produktif seseorang berkisar
dikatakan bahwa umur pedagang
antara 15 – 64 tahun, dimana usia
15

tersebut seseorang secara fisik maupun tinggi yang ditunjang dari berbagai
mental telah mampu menghasilkan pengalaman akan dapat mempengaruhi
barang dan jasa. Artinya dengan umur produktifitas kemampuan kerja yang
yang masih produktif, seseorang lebih baik dan profesional. Tingkat
berkemungkinan besar untuk pendidikan yang lebih tinggi akan
mengembangkan pola pikir dan ide memudahkan sesorang atau masyarakat
idenya termasuk dalam untuk menyerap informasi dan
mengembangkan usahanya mengimplementasikannya dalam
(Simanjuntak,1985). prilaku dan gaya hidup sehari-hari,
Tingkat Pendidikan khususnya dalam hal kesehatan.
Tingkat pendidikan umumnya Tingkat pendidikan formal membentuk
mempengaruhi cara berfikir serta cara nilai bagi seseorang terutama dalam
bertindak dalam pengambilan menerima hal baru. Suhardjo, (2007).
keputusan seseorang dalam Tingkat pendidikan pengusaha Sayuran
menjalankan sebuah usaha. Secara Hidroponik dapat dilihat pada Tabel
umum tingkat pendidikan yang lebih berikut:

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Petani Sayuran Hidroponik DiUD Al Karomah 2022
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
(Orang)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 0 0
3 SMP 0 0
4 SMA 0 0
5 Perguruan Tinggi 1 100
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primar Diolah (2021)
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 100% dari petani Sayuran Hidroponik
sudah pernah menempuh pendidikan formal.Jumlah responden petani Sayuran
Hidroponik yang berpendidikan perguruan tinggi yaitu 1 orang (100%).
Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Pedagang Pengumpul Sayuran Hidroponik Di UD Al
KaromahTahun 2021
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
(Orang)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 0 0
3 SMP 0 0
4 SMA 1 100
16

5 Perguruan Tinggi 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primar Diolah (2022)
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 100% dari pedagang pengumpul Sayuran
Hidroponik sudah pernah menempuh pendidikan formal. Jumlah responden pedagang
pengumpul Sayuran hidroponik yang berpendidikan SMA yaitu 1 orang (100%).

Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan Pedagang Pengecer Di UD Al Karomah 2022


No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
(Orang)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 6 21
3 SMP 6 22
4 SMA 16 57
5 Perguruan Tinggi 0 0
Jumlah 28 100
Sumber : Data Primar Diolah (2022)
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat yang relatif besar merupakan sumber
bahwa 100% dari pedagang pengecer tenaga kerja yang potensial. Namun
Sayuran hidroponik sudah pernah demikian besarnya keluarga turut pula
menempuh pendidikan formal. Jumlah mempengaruhi beban seseorang dalam
responden pedagang pengecer sayuran menjalakan usaha itu sendiri karena
hidroponik yang berpendidikan SD keluarga yang jumlahnya besar tentu
yaitu 6 orang (21%), responden membutuhakan biaya hidup yang besar
pengecer sayuran hidroponik yang pula terutama untuk kebutuhan dalam
berpendidikan SMP yaitu 6 orang berumah tangga dan biaya untukanak-
(22%) dan jumlah respon pedagang anaknya.Pada usaha selada hidroponik
pengecer sayuran hidroponik yang sendiri tidak memerlukan banyak
berpendidikan SMA yaitu 16 orang tenaga kerja. Tenaga kerja yang
(57%). diperlukan berkisar antara 1-2 orang
Tanggungan Keluarga atau lebih. Jumlah tanggungan
Besarnya tanggungan keluarga keluarga pengusaha sayuran
dapat menunjang pemasaran sayuran hidroponik di Ampenan Utara dapat
hidroponik dilapangan karena keluarga dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 4.8 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sayuran Hidroponik Di UD Al


Karomah 2022
17

No Kisaran Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%)


(orang)
1 1-2 1 100
2 3-5 0 0
3 >5 0 0
Jumlah 3 100
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa petani Sayuran Hidroponik memiliki
jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1 orang di kisaran 1-2 (100%).

Tabel 4.9 Jumlah Tanggungan Keluarga Pedagang Pengumpul Sayuran


Hidroponik Di UD Al Karomah 2022
No Kisaran Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%)
(orang)
1 1-2 0 0
2 3-5 1 100
3 >5 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Pada tabel 4.9 dapat dilihat pedagang pengumpul Sayuran Hidroponik
memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1 orang di kisaran 3-4 (100%).

Tabel 4.10 Jumlah Tanggungan Pedagang Pengecer Sayuran Hidroponik di UD


Al Karomah
No Kisaran Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%)
(orang)
1 1-2 3 10
2 3-5 21 75
3 >5 4 15
Jumlah 100
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Pada tabel 4.10 dapat dilihat Menurut Ilyas (1998) yang
pedagang pengecer Sayuran menyatakan bahwa jumlah tanggungan
Hidroponik, jumlah tanggungan keluarga yang berkisar antara 1-2
keluarga sebanyak 1-2 orang sebanyak termasuk keluarga kecil, 3-4 termasuk
1 (10%) , jumlah tanggungan keluarga keluarga menengah dan ≥ 5 adalah
di kisaran 3-5 sebanyak 21 orang keluarga besar. Dengan demikian
(75%) dan jumlah tanggungan keluarga golongan responden berdarkan jumlah
dikisaran >5 sebesar 4 orang (15%) tanggungan dalam penelitian ini
18

tergolong dalam kelurga kecil dan menengah dapat lebih menguntungkan


menengah. dalam melakukan usaha selada
Dimana petani sayuran hidroponik karena dari pengolahan dan
hidroponik dalam penelitian ini teknisnya tidak memerlukan banyak
tergolong keluarga kecil dan menengah tenaga kerja karna mau kecil atau
karena rata-rata tanggungan keluarga menengah usaha selada ini akan tetap
responden 3 orang. Petani sayuran berjalan dengan efektif.
hidroponik dengan golongan
tanggungan keluarga kecil dan

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa responden rata-rata 1 orang.


sebagian besar responden yang ada di Responden yang memiliki pengalaman
daerah penelitian merupakan usaha kisaran 1-10 bulan sebanyak
responden pemula. Hal ini dapat 1orang (100%).
diketahui dari pengalaman berusaha
Tabel 4.12. Pengalamaan usaha Pedagang Pengumpul Sayuran Hidroponik Di
UD Al Karomah 2022
No Kisaran Pengalaman Usaha (Tahun) Jumlah(Orang) Persentase (%)

1 ≤5 0 0
2 6-10 1 100
3 > 10 0 0
Jumlah 1 100
Rata-Rata 10
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Pada Tabel 4.12 dapat dilihat diketahui dari pengalaman berusaha
bahwa responden pedagang pengumpul responden rata-rata 10 tahun.
yang ada di daerah penelitian Responden yang memiliki pengalaman
merupakan responden sudah lama usaha kisaran 6-10 tahun sebanyak
melakukan perdagangan. Hal ini dapat 1orang (100%).
Tabel 4.13 Pengalamaan usaha Pedagang Pengecer Sayuran Hidroponik Di UD Al
Karomah 2022
No Kisaran Pengalaman Usaha (Tahun) Jumlah(Orang) Persentase (%)

1 >5 2 7
2 6-10 5 18
3 > 10 21 75
19

Jumlah 28 100
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Pada Tabel 4.13 dapat dilihat usaha kisaran<5 tahun 2 orang (7%),
bahwa sebagian besar responden yang 6-10 tahun sebanyak 5 orang (18%)
ada di daerah penelitian merupakan dan >10 Tahun 21 orang (75%) .Secara
responden sudah lama melakukan sistematis Saluran Pemasaran Sayuran
perdagangan.Hal ini dapat diketahui Hidroponik di Ampenan Utaratahun
dari pengalaman berusaha responden. 2022 sebagai berikut:
Responden yang memiliki pengalaman

UD Al Pedagang
SP I : Konsumen
Karomah pengepul

UD Al Pedagang Pedagang
SP II : Konsumen
Karomah pengepul pengecer
SP III :
UD Al Pedagang Konsumen
Karomah pengecer

Gambar 4.1 Bagan Penentuan Saluran Pemasaran Sayuran Hidroponik Pada UD Al


Karomah Ampenan
Berdasarkan gamabr 4.1 di atas menjual langsung ke pedagang
pemasaran sayuran hidroponik UD Al pengecer dan berakgir di konsumen.
Karomahterdiri atas dua saluran . Fungsi-fungsi pemasaran yang
pemasaran , yaitu saluran pertama (SP dilakukan oleh masing-masing
I) dan Saluran Pemasaran II (SP II) dan lembaga pemasaran adalah sebagai
saluran pemasaran III (SP III) Pada SP berikut :
I petani menjual sayuran hidroponik ke  Pemasaran ditingkat Responden
pedagang pengepul, kemudian berakhir Responden sayuran hidroponik
di tangan konsumen. Pada SP II petani sebanyak 1(satu) orang responden
menjual sayuran hidroponik ke melakukan seluruh fungsi pemasaran.
pedagang pengepul kemudian Pada fungsi pertukaran seluruh
pedagang pengecer kemudian berakhir responden selada hidroponik hanya
di tangan konsumen. Sedangkan melakukan penjualan, dimana
saluran pemasaran ke III petani responden menjual hasil panen sayuran
hidroponiknya kepada pedagang
20

pengumpul, pedagang pengecer pengumpul sebanyak 1 orang.


maupun konsumen langsung. Kegiatan Sedangkan jumlah petani yang menjual
penjualan yang dilakukan oleh sayuran hidroponik ke pengumpul
responden di daerah penelitian yaitu sebanyak 1 orang.
menjual hasil panen sayuran  Pemasaran ditingkat Lembaga
hidroponiknya setelah pemanenan dan Pemasaran ( Pedagang Pengecer)
melakukan pembersihan terhadap Pada tingkat pedagang
komoditi sayuran hidroponik yang pengecer selada hidroponik ini
dipanennya. pedagang pengecer berhubungan
 Pemasaran ditingkat Lembaga langsung dengan petani. Lalu pedagang
Pemasaran ( Pedagang Pengumpul) pengecer menjual sayuran hidroponik
Pada tingkat pedagang ke konsumen. Dalam penelitian ini
pengumpul selada hidroponik ini jumlah pedagang pengecer
pedagang pengumpul berhubungan sebanyak28 orang. Sedangkan jumlah
langsung dengan pengecer. Lalu petani yang menjual sayuran
pedagang pengecer menjual selada hidroponik ke pengecer sebanyak 1
hidroponik ke konsumen. Dalam orang.
penelitian ini jumlah pedagang

UD Al Karomah
(284 Kg)

III (120Kg)

PEDAGANG
PENGEPUL
I (160Kg)
II (4 Kg)

PEDAGANG
KONSUMEN
PENGECER

Keterangan : 1. UD Al Karomah merupakan


petani atau produsen sayuran
Hidroponik
21

2. Pedagang Pengepul merupakan pemasaran Sayuran Hidroponik.


pedagang yang membeli sayuran Setiap lembaga pemasaran melakukan
hidroponik UD Al Karomah fungsinya sesuai dengan kebutuhan
secara grosiran atau borongan lembaga tersebut seperti fungsi
3. Pedagang pengecer merupakan pembelian, penjualan,pengangkutan,
pedagang yang membli sayuran penyimpanan, sortir, serta informasi
Hidroponik dari UD Al Karomah pasar. Dalam penelitian ini diperoleh
secara eceran atau tidak dalam fungsi-fungsi pemasaran yang
jumlah yang besar dilakukan oleh setiap lembaga
4. Konsumen merupakan orang yang pemasaran yang terlibat dalam
membeli sayuran hidroponik memasarkan Sayuran Hidroponik
untuk dikonsumsi sampai kepada konsumen. Adapun
Fungsi Pemasaran Sayuran fungsi-fungsi pemasaran Sayuran
Hidroponik Hidroponik di Ampenan Utara dapat di
Fungsi–fungsi pemasaran lihat pada tabel berikut.
adalah hal yang penting dalam proses
Tabel 4.14 Fungsi-Fungsi Pemasaran Sayuran Hidroponik Di Saluran Pemasaran Ke I
2021
No Fungsi Pemasaran Petani Pedagang Pedagang Konsumen
Pengumpul Pengecer
1 Pembelian T Y Y Y
2 Penjualan Y Y Y T
3 Pengangkutan T Y T T
4 Penyimpanan T T Y T
5 Sortir T Y Y T
6 Informasi Pasar T Y Y T
Ket. : Y= Ya Melakukan, T= Tidak Melakukan
Pada tabel 4.14 pedagang
dapat diketahui bahwa pengumpul,pedagangan
pada saluran pemasaran pengecer dan langsung
pertama, petani melakukan kekonsumen.Lembaga
2 fungsi pemasaran yaitu : pemasaran pedagang
penjualan, dimana petani pengumpul kecamatan
melakukan kegiatan melakukan 5 fungsi
menjual sayuran pemasaran yaitu :
hidroponik kepada pembelian,
22

penjualan, penyimpanan, s memasakannya kepada


ortir dan informasi pasar. konsumen dan melalukan
Konsumen hanya melakuk penyimapan dan sortir
an fungsi pemasaran terhadap sayuran yang
pembelian. Dimana akan dipasarkan dengan
pembelian dari pedagang informasi pasar yang baik
pengumpul lalu dan benar.
Tabel 4.15 Fungsi-Fungsi Pemasaran Sayuan Hidroponik Di Saluran Pemasaran Ke II
2022
No Fungsi Pemasaran Petani Pedagang Konsumen
Pengecer
1 Pembelian T Y Y
2 Penjualan Y Y T
3 Pengangkutan T Y T
4 Penyimpanan T Y T
5 Sortir T Y T
6 Informasi Pasar T Y T
Ket : Y= Ya melakukan, T= Tidak melakukan
Pada tabel 4.15 dapat diketahui pasar. Konsumen hanya melakukan
bahwa pada saluran pemasaran ke dua, fungsi pemasaran pembelian. Untuk
petani melakukan 2 fungsi pemasaran pedagang pengecer ini melakukan
yaitu : penjualan, dimana petani disini pembelian dari petani serta
memasarkan hasil sayuran kepada memasarkannya lansgung ke
pedagang pengecer .Lembaga konsumen melakukan pengankutan
pemasaran pedagang pengecer sayuran dari petani untuk
melakukan 6 fungsi pemasaran yaitu : membawanya di pasar serta melakukan
pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan dan sortir untuk
penyimpanan, sortir dan informasi mendapatkan hasil sayuran yang baik.
Tabel 4.16 Fungsi-Fungsi Pemasaran Sayuran Hidroponik Di Saluran Pemasaran Ke
III 2022
No Fungsi Pemasaran Petani Konsumen
1 Pembelian T Y
2 Penjualan Y T
23

3 Pengangkutan T T
4 Penyimpanan T T
5 Sortir T T
6 Informasi Pasar T T
Ket : Y= Ya melakukan, T= Tidak melakukan
Pada tabel 4.16 dapat diketahui pembelian. Petani melakukan fungsi
bahwa pada saluran pemasaran ke tiga, penjualan dimana petani langsung
petani melakukan 2 fungsi pemasaran memasarkan hasil sayuran
yaitu : penjualan, sedangkan hidroponiknya ke konsumen.
Konsumen melakukan hanya fungsi
Tabel 4.17 Harga, Biaya, Keuntungan, Margin Pemasaran, Distribusi Keuntungan,
Volume Penjualan, Dan Share Petani Sayuran Hidroponik di UD Al Karomah 2022
Saluran Pemasaran
No Pelaku Pemasaran I II III
1 UD.Karomah
Harga Jual (Rp) 20.000 20.000 30.000
2 Pedagang Pengepul
a. Harga Beli (Rp) 20.000 20.000 -
b. Harga Jual (Rp/Kg) 25.000 25.000 -
c. Biaya Pemasaran (Rp/Kg) 500 500 -
d. Margin pemasran 5.000 5.000 -
e. Keuntungan(Rp) 4.500 4.500 -
f. ∏ /C (%) 1 1 -
3 Pedagang Pengecer
a. Harga Beli (Rp) - 25.000 30.000
b. Harga Jual (Rp/Kg) - 35.000 35.000
c. Biaya Pemasaran (Rp/Kg) - 613 613
d. Margin pemasaran - 10.000 5.000
e. Keuntungan (Rp) - 9.387 4.387
f. ∏ /C (%) - 15,31 7,15
4 Konsumen Akhir (Rp/Kg) 25.000 35.000 30.000
5 Total Margin Pemasaran 5.000 10.000 0
6 Share Petani % 80 71 100
7 Distribusi Keuntungan (%) 1 0,59 1
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Analisis Efisiensi Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan
Sayuran Hidroponik untuk menyalurkan suatu barang dari
24

seorang produsen ke konsumen. dengan harga yang diterima oleh


Diantara produsen dan konsumen konsumen akhir. Apabila nilai margin
tersebut terdapat lembaga-lembaga pemasaran pada suatu saluran
pemasaran yang akhirnya membentuk pemasaran lebih kecil dari nilai margin
saluran pemasaran. Proses pemasaran pemasaran pada saluran saluran
sayuran hidroponik mulai dari pemasaran yang lain , maka saluran
responden hingga konsumen akhir pemasaran pada tersebut lebih efisien.
melibatkan beberapa lembaga
Berdasarkan table 4.17 di atas,
pemasaran yaitu pedagang pengepul,
dapat dilihat bahwa margin pemasaran
pedagang pengecer dan konsumen
pada saluran pemasaran I sebesr Rp
akhir. Besarnya rata-rata biaya,
5.000/Kg sedangkan pada saluran II
keuntungan, dan marjin pemasaran
margin pemasaran yang terkecil yakni
sayuran hidroponik pada saluran
Rp 5.000/Kg sehingga bisa dikatakan
pemasaran pertama dan kedua dapat
saluran I memiliki margin pemasaran
dilihat pada tabel berikut.
yang lebih efektif. Untuk lebih jelasnya
Margin Pemasaran
dapat dilihat pada table 4.18 di bawah
Margin pemasaran adalah
ini:
selisih harga jual di tingkat produsen

Table 4.18.Margin Pemasaran Pada Masing-Masing Saluran Pemasaran Sayuran


Hidroponik UD Al Karomah tahun 2022

Saluran Harga (Rp/Kg) Margin


No
Pemasaran Petani Pengepul pengecer Konsumen Pemasaran

1 I 20.000 20.000 - 25.000 5.000


2 II 20.000 20.000 25.000 35.000 10.000

3 III 30.000 - 25.000 30.000 5.000

Sumber : Data primer diolah (2022)

Share Petani dalam bentuk persen (%). Pemasaran


Share petani merupakan dikatakan efisien apabila Share petani
besarnya bagian harga yang diterima lebih besar dari 60%. Besar bagian
petani dari harga yang dibayar oleh yang diterima petani terhadap harga
konsumen akhir yang dinyatakan yang dibayar oleh konsumen pada
25

setiap saluran pemasaran di sajikan dalam table 4.19 di bawah ini :

Table 4.19 Bagian harga yang diterima petani sayuran hidroponik pada setiap saluran
pemasaran di UD AL Karomah
Saluran Harga (Rp/Kg) Share Petani
No
Pemasaran Petani Konsumen (%0
1 I 20.000 25.000 80
2 II 25.000 35.000 71
3 III 30.000 30.000 100
Sumber : Data Primer Diolah (2022)
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas, setiap saluran pemasaran mampu
dapat di lihat bahwa harga pada setiap memberikan pembayaran yang adil
saluran berbeda-beda. Dari kedua pada petani
saluran pemasaran tersebut, Share Distribusi Keuntungan
tertinggi yang diterima oleh petani Distribusi keuntungan
berada pada saluran pemasaran I merupakan sebaran atau tingkat
dengan persentase 80% sedangkan keuntungan yang diperoleh pada setiap
pada saluran II diperoleh hasil lembaga pemasaran. Distribusi
71%.Dengan diperolehnya shere petani keuntungan juga merupakan
baik di saluran I maupun saluran ke II perbandingan antara rasio keuntungan
di atas 60% dan saluran ke III 100 dengan biaya terendah dengan rasio
maka ketiga saluran pemasaran keuntungan dengan biaya tertinggi.
tersebut dikatakan efisien. Artinya

Table 4.20. Distribusi keuntungan pada setiap saluran pemasaran di UD AL Karomah


Tahun 2022
No Saluran ∏ /C terendah (%) ∏ /C tertinggi (%) Distribusi
pemasaran keuntungan
1 I 7, 15 9 1
2 II - 15, 31 0,59
3 III - 7,15 1
Sumber: Data Primer Diolah (2022)
Distribusi keuntungan dapat dikatakan disajikan pada table 4.20 di bawah ini.
efisienapabila nilai distribusi Berdasarkan table 4.20 di atas, dapat
keuntungan pada saluran pemasaran dilihat bahwa pembagian keuntungan
lebih besar dari 0,5. Atau distribusi untuk saluran pemasaran I merata atau
keuntungan sama dengan 1. Distribusi adil karena distribusi keuntungan
keuntungan pada saluran pemasaran diatas 0.5.
26

sedangkan saluran pemasaran II


Rp 10.000 dan saluran III Rp
10.000. Jika dilihat dari hasil
Share Petani saluran pemsaran I

KESIMPULAN DAN SARAN memperoleh hasil yang lebih besar


dari saluran II yakni saluran I 80%
Kesimpulan sedangkan saluran II yakni 71%.
Berdasarkan hasil penelitian maka Kemudian dari hasil perhitungan
dapat ditarik kesimpulan sebagai distribusi keuntungan saluran I
berikut: lebih adil pendistribusiannya
 Terdapat tiga saluran pemasaran karena diatas standard yakni
yang digunakan oleh pengusaha diperoleh hasil 0,79 yang artinya
sayuran hidroponik di Ampenan efeisen.
Utara dalam memasarkan Sayuran Saran
Hidroponik, yaitu:
• UD Al Karomah→pedagang  Dianjurkan kepada petani untuk

pengumpul → konsumen mendapatkan keuntungan yang


besar sebaiknya langsung
• UD Al Karomah→Pedagang
memasarkan sayuran pada
Pengepul → pedagang pengecer →
konsumen akhir.
konsumen
 Diharapkan kepada pengusaha
• UD al Karomah → Pengecer → sayuran hidroponik di daerah
Konsumen penelitian agar dalam proses
 Dari hasil analisis efisensi saluran pemasaran hasil produksinya agar
pesaran dengan indikator distribusi menjualnya kepada pedagang
keuntungan dan margin pemasaran pengecer dan langsung ke
maka diperoleh hasil bahwa : konsumen karena nilai efisiensi
Saluran pemasaran ke-I lebih pemasaran II merupakan nilai
efisien dari saluran pemsaranan II yang sudah efisien
dan III dimana saluran pemsaran I
memiliki Margin pemasaran yang
lebih kecil yakni Rp 5.000/Kg
27

Pemasaran Hasil Usahatani


Kelapa di Kabupaten
Bombana .AGIRPLUS
Handi, Irawan., 2015. 10 Prinsip Kepuasan
Pelanggan. PT Elex Media
Komputindo:Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Hartus T, 2008. Berkebun Hidroponik
Anonim, 2006.Measuring Customer Secara Murah. Penebar Swadaya: Jakarta
Satisfaction, (Tehnik Harun, Al Rasyid, 2017. Pengarh kualitas
Mengukur dan Strategi layanan dan pemanfaatan
Meningkatkan Kepuasan teknologi terhadap kepuasan
Pelanggan), Serta Analisis PLN dan loyalitas pelanggan gojek:
JP. Gramedia Pustaka Utama: Semarang.
Jakarta.
Haryanto, Eko, Tina Suhartini, Estu
Anonim. 2010. Pedoman Budidaya Secara Rahayu, dan Hendro Sunarjono.
Hidroponik. Nuansa Aulia. 2003. Sawi dan Selada.Penebar
Bandung. Swadaya: Jakarta.
Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian
Hastuti D. R. Dan Rahim A.
Suatu Pendekatan Praktik. 2007.Ekonomika Pertanian
Rineka Cipta:Jakarta (Pengantar, Teori, dan
Azzaino,Z.1985. Pengantar Tataniaga Kasus).Penebar Swadaya.
Pertanian .Fakultas Jakarta.
Pertanian.Institut Pertanian Herwibowo Kunto dan Budiana, N. S.
Bogor 2014.Hidoponik Sayuran untuk
Dahl Dc,Hammond.1997. Market and Hobi dan Bisnis. Penebar
Price Analysis The Swadaya: Jakarta Timur
Agricultural Industry. Mc
Indriasti, Ratna. 2013. Analisis Usaha
Grawhill Book Company.
Sayuran Hidroponik Pada PT
New York.
Kebun Sayur Segar Kabupaten
Edi, S., dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya
Bogor.
Tanaman Sayuran. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian. Kotler Philip. Gray Amstrong, 2016.
Jambi. Manajemen Pemasaran, Edisi
12 jilid 1 & 2 PT Indeks
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis
Kelompok .Gramedia: Jakarta
Multivariate dengan Program
IBM SPSS 25. Badan Penerbit Limbong, W .H ; dan Pengabean
Universitas Diponegoro: Sitorus. 1987. Pengantar
Tataniaga Pertanian. Jurusan
Semarang
Ilmu Sosial Ekonomi
Hastian. 2010.Analisis Efisiensi Pertanian .Fakultas
Pengelolahan Dan
28

Pertanian .Institut Pertanian Simanjuntak, Payaman . 1985.


Bogor. Bogor.
Pengantar Ekonomi Sumber
Mubyarto. 1989. Dalam Puspitadewi W.
Daya Manusia. LPFEUI.
2008. Skripsi.Analisis Usahatani
dan Pemasaran Jamur Tiram di Jakarta.
Pulau Lombok.Fakultas Sjah, T. 2011. Metodologi Penelitian
Pertanian. Universitas Mataram Sosial Ekonomi.Mataram University
Nazir, M. 2014. Metode Penelitian. Sugiyono.2014. Metode Penelitian
Ghalia Indonesia. Bogor. Administrasi. Bandung: CV
Rangkuti., F. 2015. Analisis SWOT Tehnik Alfabeta: Bandung
Membedah Kasus Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani.
Bisnis.Gramedia Pustaka
Cetakan I. Penerbit Penebar
Utama:Jakarta.
Swadaya. Jakarta.
Riduwan dan Engkos Achmad
Kuncoro.2012.Cara Mudah Soeseno, S. 1999. Bisnis Sayuran
Menggunakan dan Memakai Hidroponik. PT. Gramedia
Path Analysis (Analisis Jalur). Pustaka Utama. Jakarta.
Alfabeta:Bandung. Swastika,Sri.Ade Yulfida, Yogo Sumitro.
2017. Budidaya Sayur idroponik (
Rukmana, R. 1994. Bertanam selada Bertanam Tanpa Media Tanah).
dan Andevi. Penerbit Riau: Balai Pengkajian Teknologi
Kanisius. Jogjakarta Pertanian (BPTP) Balitbangtan
Riau, Badan Penelitian dan
Sastradihardja, Singgih. 2006. Sukses Pengembangan Pertanian,
Bertanam Sayuran Secara
Kementerian Pertanian.
Organik.Angkasa. Bandung
Sarido, L. dan Junia.2017.Uji Thamrin, M., Desi, N., dan Uswatun,
Pertumbuhan dan Hasil H. 2018. Kontribusi
Tanaman Pakcoy (Barassica Pendapatan Petani Hidroponik
Rapa L.) Dengan Pemberian Terhadap Pendapatan
Pupuk Organik Cair Pada Sistem Keluarga.Journal of
Agribusiness Sciences. Vol. 2
Hidroponik. Jurnal Agrifor. ISSN
P : 1412-6885 ISSN O : 2503- Tjiptono, Fandy. 2014, Pemasaran
4960. Jasa – Prinsip, Penerapan,
Siswandi, 2006. Tanaman Hidroponik. PT
dan Penelitian, Andi Offset:
Yogyakarta.
Citra Aji Prama:Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai