Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL ( RESIDU PESTISIDA PADA TANAMAN HORTIKULTURA (STUDI KASUS DI DESA

CIHANJUNG RAHAYU KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT))

INTI PERMASALAHAN

Dampak dari penggunaan pestisida secara berlebihan atau tidak sesuai dengan standar
penggunaan sehingga menimbulkan residu pestisida. Dan residu pestisida tersebut
mengakibatkan gangguan kesehatan pada para petani. Dan juga ingin mengetahui jenis
konsentrat residu pestisida yang ada pada tanaman hortikultura. Banyak petani menggunakan
pestisida secara berlebihan sehingga residu pestisida lebih besar dibandingkan dengan standar
maksimumnya. Sehingga berdampak buruk bagi kesehatan para petani,seperti petani
mengalami mual-mual,gatal-gatal pada kulit,muntah dan juga asumsi asupan yang beresiko.

PENDAHULUAN

Komoditi pertanian memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan perolehan devisa
terutama pada era perdagangan seperti komoditi hortikultura.Hortikultura adalah ilmu dan seni
memproduksi, memperbaiki, pemasaran dan menggunakan buah-buahan, sayur-sayuran, dan
juga tanaman hias. Permintaan pasar dalam negeri ataupun luar negeri mengalami peningkatan
pada sektor komoditi hortikultura terutama pada buah-buahan dan sayur-sayuran.

Komoditi hortikultura terutama buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan produk yang


rawan akan residu pestisida. Produk hortikultura cenderung mudah rusak, mudah membusuk,
memakan tempat dan juga menuntut persyaratan mutu seperti aroma,bentuk,ukuran,dan
kesegaran. Pada keadaan tersebut petani terdorong untuk menggunakan pestisida secara
berlebihan sehingga berdampak pada rawannya terhadap residu pestisida.

Pada umumnya petani hortikultura khususnya petani buah-buahan dan sayur-sayuran lebih
cenderung menggunakan pestisida berlebihan karena untuk mengamankan produk-produknya.
Yang menyebabkan tingginya petani menggunakan pestisida berlebihan adalah karena para
petani terlalu takut untuk menerima resiko gagal panen dan kurangnya informasi tentang
pestisida yang mereka peroleh.

Pada bidang pertanian, pestisida merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budidaya
pertanian.Residu pestisida pada lingkungan merupakan akibat buruk dari penggunaan atau
aplikasi langsung pestisida. Pada komoditi hortikultura pestisida memiliki dampak buruk bagi
kesehatan. Di Indonesia, residu pestisida seperti pada buah-buahan dan sayur-sayuran telah
dilaporkan memiliki residu yang telah melampaui batas maksimal 2ppm.
Keprihatinan kita terhadap dampak residu pestisida terhadap kesehatan manusia menuntut
untuk pengelolaan produk hortikultura yang tidak hanya didasarkan pada penampilan visual
tetapi harus menyehatkan bagi tubuh manusia. Salah satu cara untuk mengelola produk
pertanian adalah dengan cara pengaturan keamanan pangan legal melalui batas maksimum
menggunakan pestisida.

Menurut sudarmo (2007), setelah pestisida diaplikasikan bila bisa bertahan pada bidang
sasaran atau pada lingkungan dalam jangka waktu yang relatif lama maka dikatakan persisten.
Berdasarkan daerah endemik OPT, kandungan residu pestisida pada tanaman holtikultura pada
bagian utara Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tengah dan selatan
(Ardiwinata dkk.,1999). Residu pada produk sayur-sayuran diperkirakan jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman lainnya. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan kajian
residu pestisida pada tanaman hortikultura untuk mengetahui apa saja jenis konsentrat residu
pestisida.

METODE PENELITIAN

Penelitian tersebut dilakukan di Desa Cihanjung Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten


Bandung Barat dengan luas wilayah 469.365 ha dan di Laboratorium Kimia Agro di Cikole
Lembang. Hampir 80% tanaman hortikultura yang di tanam pada dataran tinggi berupa sayur-
sayuran. Penelitian tersebut dilakukan dari bulan Juli sampai bulan September 2013.

Ø Desain Penelitian dan teknik Pengumpulan Data

Penelitian tersebut menggunakan metode survei kuantitatif. Sampling survei dilakukan


dengan metode systematic sampling (Iskandar,2009). Rancangan penelitian tersebut
berdasarkan ketinggian tempat.

Data primer yang diperoleh bersumber dari wawancara kepada petani tentang jenis
penggunaannya pestisida yang digunakan,cara mengaplikasikannya,dosisnya,dan frekuensi
penggunaannya. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian tersebut ialah:

1. Batasan penelitian, penelitian tersebut dibatasi untuk mengetahui apa saja yang menjadi
hambatan untuk mencari informasi tentang residu pestisida terhadap tanaman hortikultura.

2. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh data primer yang diperlukan dalam penelitian.

3. Pengamatan, dilakukan untuk mengumpulkan gambaran umum kondisi biofisik lokasi


penelitian tersebut.
4. Pengumpulan data sekunder, diperlukan untuk mempercepat pemahaman tentang kondisi
penduduk sekitar.

5. Menetapkan aturan untuk mencatat informasi yang telah diperoleh.

Ø Analisis Residu Pestisida

metode analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode analis multiresidu
pestisida organoklor dalam matriks non lemak karena menggunakan sayur-sayuran. Metode
tersebut digunakan untuk penetapan beberapa residu pestisida. Produk yang digunakan
untuk penelitian adalah produk sayur-sayuran yaitu brokoli. Analisis kandungan bahan aktif
pestisida menggunakan bahan kimia dilakukan dengan metode kromatografi gas cair (KGC).
Pengujian dilakukan dengan kromotografi gas. Kemudian jika residu sudah diketahui, maka
akan disesuaikan standar batas residu maksimum.

Ø Analisis Pemajanan

Analisis pemajanan menurut Rahman (2005) atau exposure assessment yang disebut juga
penilaian kontak, yang bertujuan untuk mengenali jalur-jalur pajanan risk agent agar jumlah
asupan yang diterima individu dalam populasi berisiko bisa dihitung.

Ø Analisis Statistik

Untuk mendapat sebuah gambaran yang jelas tentang sampel maka peneliti menggunakan
ukuran yang dihitung dari kumpulan data yang telah di peroleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ø Jenis Konsentrat Pestisida Pada Tanaman Hortikultura

Berdasarkan pada analisis residu pestisida pada tanaman hortikultura dengabn menggunakan
kromatografi gas, diperoleh hasil residu pestisida sebesar 2,20 ppm. Yang menunjukkan bahwa
residu pestisida lebih tinggi 10% dari batas maksimumnya pada indeks pertama. Dan pada
indeks kedua residu pestisida lebih tinggi 20% dari batas maksimumnya yaitu sebesar 2,47 ppm.
Pada indeks ke tiga residu pestisida lebih besar 82% dari batas maksimumnya yaitu sebesar 3,65
ppm. Dan pada indeks ke empat residu pestisida lebih tinggi 60% dibandingkan dengan batas
maksimumnya yaitu sebesar 3,21 ppm.
Dengan demikian tentu berbahaya dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia baik jangka
pendek ataupun jangka panjang. Para petani juga tidak menggunakan masker pada saat
melakukan penyemprotan dengan alasan sudah terbiasa. Dengan begitu menunjukkan bahwa
pemahaman para petani terhadap bahaya pestisida masih kurang dan terbatas.

Ø Dampak Penggunaan Pestisida Bagi Kesehatan

Terdapat beberapa jenis gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida.
Seperti pada para petani yaitu mual-mual, muntah, pusing, gatal-gatal pada kulit. Bervariasinya
gejala tersebut mungkin karena daya tahan tubuh petani yang berbeda-beda.

Ø Asumsi Asupan Beresiko Kesehatan

Dari hasil analisis statistik sederhana terhadap 100 orang sampel petani yang 75% mengalami
gangguan kesehatan bahwa 1.505 g/hari dengan nilai tertinggi 4.014 g/hari dan jumlah asupan
beresiko terendah 423 g/hari.

KESIMPULAN

Komoditi pertanian memiliki peran yang strategis untuk menambah devisa negara terutama
pada komoditi hortikultura. Komoditi hortikultura seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Untuk menjaga kesegaran buah dan sayuran tersebut para petani menggunakan pestisida yang
berakibat residu pestisida. Para petani melakukan hal tersebut karena takut akan mengalami
gagal panen. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang residu pestisida pada tanaman
hortikultura. Hasil penelitian tersebut didapatkan terdapat bahan bahan kimia yang di temukan
pada daerah bandung barat dan banyak petani yang menggunakan pestisida tidak sesuai
dengan standar pemakaiannya. Sehingga residu pestisida jauh lebih tinggi beberapa persen
dari standar maksimum yang telah ditentukan oleh BMR. Akibatnya diantara 100 orang petani
75 % nya mengalami gangguan kesehatan. Seperti mual-mual,gatal-gatal pada kulit,muntah,
yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman para petani terhadap penggunaan pestisida.
REKOMENDASI

Diharapkan pemerintah dapat memberikan penyuluhan tentang bahaya dari pestisida, dan
memberikan pengawasan terhadap para petani agar para petani tidak menggunakan pestisida
secara berlebihan sehingga residu pestisida tidak jauh lebih tinggi dari standar
maksimumnya.Disarankan untuk para petani agar tidak menggunakan pestisida yang berbahan
kimia, karena itu dapat mengganggu kesehatan manusia. Gunakanlah pestisida organik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau dari hewan dan gunakan pestisida sesuai dengan standar
penggunaanya

Anda mungkin juga menyukai