Anda di halaman 1dari 21

RANGKUMAN /RINGKASAN KARYA ILMIAH

Disusun Oleh:
Nama : AGUS RAJAWALI DAMANIK
Kelas : RPL D
Asal : Kab. Simalungun
Mata Kuliah : TEKNIK PENULISAN ILMIAH

PROGRAM STUDI PENYULUHAN BERKELANJUTAN

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2021

KARYA ILMIAH
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI SAMPAH BUAH PASAR DENGAN
VARIASI WAKTU TERHADAP KANDUNGAN NITROGEN,PHOSPHOR, KALIUM, DAN
pH PUPUK

Pasar tradisional menghasilkan hampir 95% sampah organik. Pasar Gemah


Ripah merupakan pasar buah terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam
proses pengangkutan hingga penyimpanan menghasilkan sampah buah. Sampah
buah tersebut, bila tidak segera ditangani akan menimbulkan banyak dampak
negatif. Sampah-sampah organik tersebut apabila dimanfaatkan tentu dapat
mengurangi pencemaran lingkungan. Salah satu cara memanfaatkan sampah
organik tersebut yaitu diolah sebagai pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan kandungan N, P, K, dan pH pupuk organik cair dari
sampah buah pasar dengan waktu fermentasi yang berbeda yaitu satu minggu
dan dua minggu. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain
Post Test Only Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah sampah buah
sebanyak 30 kg, diambil dari 31 pedagang yang berada di Pasar Induk Buah
Gemah Ripah Gamping Sleman. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok perlakuan
yaitu fermentasi pupuk selama 1 minggu dan fermentasi pupuk selama 2 minggu
yang masing-masin perlakuan dilakukan 5 kali pengulangan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi (satu minggu dan dua minggu)
memberikan kandungan kadar N, P, K dan nilai pH yang berbeda, yaitu Nitrogen
0,43%; Phosphor 0,15%; Kalium 0,27%; pH 6,9 untuk pupuk organik cair
fermentasi satu minggu, dan Nitrogen 0,49%; Phosphor 0,13%; Kalium 0,22%; pH
6,8 untuk pupuk organik cair fermentasi dua minggu. Kadar Nitrogen pupuk
fermentasi dua minggu lebih tinggi dengan selisih0,06%. Kadar Phosphor pupuk
fermentasi satu minggu lebih tinggi dengan selisih 0,04%. Kadar Kalium pupuk
fermentasi satu minggu lebih tinggi dengan selisih 0,05%. Ada perbedaan
kandungan N, P, K, dan pH pupuk organik cair dari sampah buah pasar dengan
waktu fermentasi satu minggu dan dua minggu.
KARYA TULIS ILMIAH

PERILAKU PETANI DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


PADA SAAT PERACIKAN DAN PENYEMPROTAN PESTISIDA DI DESA
SIBANGUN MARIAH KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN
SIMALUNGUN TAHUN 2019

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan kegiatan


memproduksi sumber daya alam yang ada. Salah satunya adalah kegiatan
pertanian, dapat dilakukan dengan meningkatkan hasil produktivitas yaitu
intensifikasi pertanian dengan cara menggunakan pupuk, atau bibit unggul,
serta menggunakan pestisida. Pestisida merupakan bahan berbahaya yang
dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia dan
kelestarian lingkungan hidup.Namun demikian, pestisida juga dapat
memberikan manfaat sehingga pestisida banyak digunakan. Dalam usaha
meningkatkan produksi pertanian dilakukan pemberantasan hama dan
penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida
sangat penting dan telah dianggap salah satu paling menguntungkan .adapun
keuntungan perstisida adalah : memberantas hama dan penyakit tanaman
dengan cepat, mengatur pertumbuhan tanaman, merangsang pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Adapun pemakaian pestisida yang cenderung
meluas dapat menimbulkan dampak – dampak negatif terhadap kesehatan
diantaranya keraunan.Keracunan dapat terjadi melalui saluran pernafasan,
saluran pencernaan, melalui mata, kulit, maupun mulut dari makanan yang
sudah terkontaminasi dengan pestisida. Makasalah satu faktor yang harus
diperhatikan adalah sikap masyarakat pada saat peracikan dan penyemprotan
dan hal itu juga di kemukakan oleh undang– undang kesehatan kerja No.39
Tahun 2009: tentang upaya “kesehatan kerja yang di tujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang di akibatkan oleh pekerja”. Dari survei yang
dilakukan FAO tahun 2005 para petani bawang merah di Brebes mengalami
gejala – gejala keracunan pestisida seperti : sasak nafas, pusing, mual, muntah
–muntah, tangan bergetar tak terkendali (Onny Untung, 2005:thl). Selain di
Brebes di Lembang juga ditemukan data penyakit-penyakit akut yang diderita
pada kelompok petani yang larena keterbatasan pengetaguannya akan
pengguna pestisida yang baik dan bijaksana seperti : penyakit hamil anggur
pada istri petani. Sedangkan di Klaten 12 orang petani meninggal dunia akibat
keracunan DDT, dan 18 penduduk transmigrasi di Lampung Utara meninggal
akibat racun tikus atau penyakit kulit eksim basah, tubercolosis, bahkan
kanker saluran pernavasan. Banyak petani yang enggan menggunakan alat
pelindung diri dengan alas an ketidaknyamanan, mengganggu pekerjaan, dan
merasa tidak perlu menggunakannya, sehingga hanya sedikit petani yang
ditemui menggunakannya, serta yang di pakai pun tidak sesuai aturan dan
terkesan asal pakai. Petani merupakan salah satu pekerjaan sektor informal,
dimana orang-orang yang bekerja di sector informal pengetahuan akan
pentingnya alat pelindung diri masih kurang dibandingkan dengan orang yang
bekerja di sektor formal. Berdasarkan surve awal, bahwa petani yang ada di
Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun terlihat
ada yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat peracikan
dan penyemprotan pestisida. Hal inilah yang tentunya akan mempunyai
dampak negatif bagi para petani.Dari masalah-masalah tersebut, maka penulis
ingin melakukan penelitian Di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta
Kabupaten Simalungun dengan judul “Perilaku Petani Dalam Pemakaian APD
Pada Saat Peracikan Dan PenyemprotanPestisida” Dari hasil surve yang
dilakaukan oleh penulis di desa Sibangun Mariah yaitu dengan menggunakan
kuisioner kepada 62 petani maka diketahui hasilnya
sebagai berikut :

a. Tingkat pengetahuan petani


Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani di Desa Sibangun Mariah
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada table
berikut:
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Petani Tentang Penggunaan Alat
Pelindung Diri Pada Saat Peracikan Dan Penyemprotan Pestisida Di Desa
Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Baik 50 80
Cukup 12 20
Kurang 0 0
Total 62 100
Dari data diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan petani di Desa
Sibangun Mariah adalah baik yaitu mencapai 80% atau 50 orang petani.

b. Sikap Petani
Untuk melihat sikap petani terhadap pestisida dan pemakaian alat
pelindung diri dapat dilihat pada tabel berikut.Distribusi Frekuensi Sikap
Petani Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Saat Peracikan Dan
Penyemprotan Pestisida Di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta
Kabupaten Simalungun Tahun 2019.
Sikap Frekuensi Presentase(%)
Baik 62 100
Cukup 0 0
Kurang 0 0
total 62 100
Dari data diatas dapat kita ketahui sikap petani di Desa Sibangun Mariah
adalah baik yaitu mencapai 100% atau 62 orang petani.

c. Tindakan petani
Untuk mengetahui tindakan petani terhadap penggunaan pestisida dan alat
pelindung diridapat dilihat pada tabel berikut.Distribusi Frekuensi Tindakan
Petani Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Saat Peracikan Dan
Penyemprotan Pestisida Di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta
Kabupaten Simalungun Tahun 2019.
Tindakan Frekuensi Presentase(%)
Baik 26 39
Cukup 36 58
Kurang 0 0
Total 62 100
Dari data diatas dapat diketahui bahwa tindakan petani terhadap
penggunaan pestisida dan alat pelindung diri tidak terlalu buruk karena dari
62
reponden ada 36 responden (58%) yang memiliki tindakan cukup baik.

B. Pembahasan
Secara umum pestisida dapat didefinisikan sebagai bahan yang digunakan
untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest(hama) yang
secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada petani pada saat
peracikan dan penyemprotan pestisida di Desa Sibangun Mariah Kecamatan
Silimakuta Kabupaten Simalungun, maka penulis akan membahas
pengetahuan, sikap dan tindakan petani dalam penggunaan alat pelindung diri
pada saat meracik dan menyemprot pestisida. Seperti yang kita ketahui
bahwa penggunaan alat pelindung diri dengan baik dan benar akan
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan bagi
petani pada saat menggunakan pestisida.

1. Pengetahuan Petani Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Saat


Peracikan dan Penyemprotan Pestisida Di Desa Sibangun Mariah
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui petani tentang pestisida dan pemakaian alat pelindung
diri yang meliputi pengertian, fungsi dan peranan pestisida dan alat pelindung
diri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada petani sebanyak 62 orang
terdapat 50 orang petani (80%) memiliki pengetahuan yang baik dan 12orang
petani (20%) memiliki pengetahuan yang cukup. Banyak juga petani yang
tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan alat pelindung diri(APD),setelah
ditanya langsung kepada petani hal tersebut diakibatkan tidak pernah ada
dilakukan penyuluhan tentang penggunaan pestisida dan alat pelindung diri
oleh pemerintah baik dari kesehatan maupun dari pertanian dan pemerintah
setempat. Setelah penulis meninjau langsung kelapangan tempat petani
bekerja dan bertanya, banyak juga petani yang tidak langsung membersihkan
pakaian yang mereka gunakan setelah selesai malakukan peracikan dan
penyemprotan pestisida, bahkan ada juga yang meninggalkan pakaian
tersebut di tempat petani bekerja dan digunakan berulang-ulang untuk
melakukan kegiatan peracikan dan penyemprotan pestisida. Pada saat
menanyakan langsung kepada petani tentang alat pelindung diri yang mereka
gunakan, banyak yang tidak memakai alat pelindung diri yang kedap air. Hal
tersebut terjadi akibat ketidaknyamanan untuk menggunakannya dan sudah
biasa menggunakan alat pelindung diri yang biasa dipakai. Padahal
menggunakan alat pelindung diri yang kedap air sangatlah penting karena
dapat menghindari terjadinya keracunan melalui pori- pori kulit.Masalah yang
timbul dari petani yang ada di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta
Kabupaten Simalungun yaitu, banyak petani yang menggunakan pestisida
namun tidak tahu dampak negatif yang ditimbulkan pestisida terhadap
lingkungan sekitar dan terhadap kesehatannya.

2. Sikap Petani Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Saat Peracikan
dan Penyemprotan Pestisida Di Desa Sibangun Mariah Kecamatan
Silimakuta Kabupaten Simalungun.

Sikap adalah reaksi atau respon petani terhadap pemakaian pestisida dan alat
pelindung diri yang meliputi perilaku petani pada waktu
penyemprotan,pembersihan diri, alat aplikasi dan alat pelindung diri pada
waktu penyemprotan maupun peracikan pestisida.Berdasarkan penelitian
yang penulis lakukan kepada petani dapat dilihat bahwa sebanyak 62
responden (petani) semuanya bersikap baik. Masalah yang timbul pada petani
yang ada di Desa Sibangun Mariah yaitu walaupun pada pengisian kuisioner
petani memiliki sikap yang baik, tetapi pada saat penulis meninjau secara
langsung kelapangan kerja petani, masih banyak ditemui petani yang
merokok pada waktu melakukan penyemprotan. Petani juga banyak
menggunakan dosis yang berlebihan dan tidak menggunakan APD pada saat
peracikan dan penyemprotan pestisida contohnya seperti masker ,kaca mata
dan sepatu boot bahkan ada juga yang menggunakan celana pendek.Hal ini
diakibatkan karena belum terbukti adanya keracunan pestisida yang
bersifat akut pada petani pengguna pestisida.
3. Tindakan Petani Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Saat
Peracikan dan Penyemprotan Pestisida Di Desa Sibangun Mariah Kecamatan
Silimakuta Kabupaten Simalungun.Tindakan adalah realisasi pengetahuan dan
sikap tentang pestisida dan alat pelindung diri (APD) pada saat peracikan dan
penyemprotan, pengamanan sisa pestisida, pemakaian alat pelindung diri dan
teknik pembersihan diri yang menjadi kebiasaan petani tersebut. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan penulis dapat dilihat dari 62 responden terdapat 26
reponden (39%) yang memiliki tindakan terhadap pemakaian pestisida dan
alat pelindung diri yang baik dan 36 responden (58%) yang memiliki tindakan
terhadap pemakaian pestisida dan alat pelindung diri yang cukup baik. Dari
hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa tindakan petani di desa
Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun terdapat
penggunaan pestisida dan alat pelindung diri masih rendah. Setelah
melakukan penyemprotan masih banyak petani yang menyimpan pestisida di
dapur rumah dan kemasan pestisida yang tidak dipakai lagi di buang
kesembarangan tempat. Demikian juga pada pemakain alat pelindung diri
(APD), masih banyak petani yang menggunakan alat pelindung diri dengan
alasan ketidaknyamanan,mengganggu pekerjaan dan merasa tidak perlu
menggunakannya sehingga hanya sedikit petani yang ditemui menggunakan
alat pelindung diri di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten
Simalungun. Padahal apabila tidak menggunakan APD pada saat menyemprot
dengan pestisida dapat menimbulkan dampak-dampak negatif terhadap
kesehatan diantaraya keracunan. Keracunan dapat terjadi melalui mulut dari
makanan yang sudah terkontaminasi dengan pestisida bahkan dapat juga
melalui poro-pori kulit manusia. Untuk mencegah terjadinya resiko akibat
keracunan pestisida, maka salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah
perilaku petani pada saat peracikan, penyemprotan pestisida, penggunaan
APD dan pembersihan diri setelah selesai melakukan penyemprotan dengan
pestitida. Oleh sebab itu petani pengguna pestisida di Desa Sibangun Mariah
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun menggunakan APD yang
lengkap dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
KARYA ILMIAH

PEMBUDIDAYAAN TANAMAN PADI SEBAGAI TANAMAN UTAMA


MASYARAKAT INDONESIA
Karya ilmiah yang berjudul Pembudidayaan Tanaman Pangan (Tanaman Padi)
sebagai tanaman utama masyarakat Indonesia ini membahas tentang peranan
yang dapat dilakukan setiap orang untuk terus dapat mempertahanankan
kesedian tanaman pangan bagi kelangsungan hidup bangsa. Dalam karya
Ilmiah ini juga dibahas masalah-masalah yang kerab terjadi dalam kegiatan
pembudidayaan tanaman pangan itu, serta cara penyelesaian
masalahnya.Adapun karya ilmiah ini dibuat untuk memberikan dorongan
kepada setiap orang agar mau memperhatikan keberadaan tanaman padi
yang pada saat ini kurang diperdulikan oleh sebahagian orang. Dapat dilihat
dari impor hasil pertanian ke Indonesia yang semangkin tinggi, namun pada
kenyataannya tanah Indonesia amatlah subur untuk pertanian. Karya ilmiah
ini juga bertujuan menghibau para pelajar untuk dapat berpartisipasi dalam
pengelolan dan pembudidayaan tanaman padi dengan memberikan sedikit
pembahasan mengenai pentingnya peran para pelajar dalam
mempertahankan kelangsungan tanaman pangan tersebut.Metode yang
dipergunakan dalam hal ini adalah metode pengamatan yaitu dengan
melakukan penelitian terhadap sasaran yang dituju yaitu lahan pertanian
serta melakukan sedikit wawancara kepada pihak yang menyangkut masalah
ini. Dengan mencoba menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian
non hipotesis yang menggambarkan suatu data yang diperoleh dari analisis
beberapa sumber informasi, karya ini disusun menjadi suatu karya ilmiah.
Setelah melakukan analisis dan penelitian, jelas penulis menemukan masalah-
masalah yang menghambat jalannya pembudidayaan tanaman padi. Salah
satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk tetap
mempertahankan tanaman pangan tersebut dengan beralih ke tanaman-
tanaman pasar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Belum lagi semangkin
kecilnya keinginan sebahagian orang untuk terjun ke dunia pertanian, yang
secara tidak langsung akan berdampak bagi kebutuhan setiap orang
khususnya masyarakat Indonesia dengan tingkat kebutuhan yang semanggkin
lama semangkin tinggi. Indonesia termasuk kedalam negara agraris yang kaya
dengan pertaniannya. Salah satu tanaman utamanya adalah padi. Tidak dapat
dipungkiri sebab penduduk Indonesia dari sabang sampai merauke akrab
dengan tanaman dari suku Poaceae itu.Suburnya pertanahan di Indonesia
memungkinkan untuk tempat tumbunya beraneka jenis tanaman. Sehingga 
jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia secara keseluruhan ditaksir sebanyak
25.000 jenis atau lebih dari 10 persen dari flora dunia. Hal tersebutlah yang
menimbulkan keinginan para orang terdahulu untuk mempertahankan
kebutuhan pangannya dengan cara bercocok tanam. Salah satu tanaman yang
masih dipertahankan  adalah padi. Padi merupakan salah satu tanaman yang
dapat diolah menjadi beras.Kebutuhan orang yang semangkin meningkat akan
beras pada saat ini memicu sebahagian orang yang bekerja pada sektor
pertanian untuk meningkatkan produtivitas beras. Seiring bertambahnya
populasi manusia di bumi ini maka ketahanan akan tanaman pangan pun
harus ditingkatkan guna terpenuhinya kebutuhan setiap orang. Namun pada
kenyataannya kini, keinginan orang –orang untuk menggeluti bidang
pertaniaan semangkin berkurang. Kemajuan teknologi mendorong setiap
orang untuk berfikir modern dan berusaha untuk menuju hidup dalam
keadaan yang lebih baik. Masing –masing orang kini sibuk dengan urusannya
masing-masing yang melibatkan kemajuan pengetahuan sebagai pegangan
dalam kemajuannya. Hingga perlahan orang-orang kurang menggeluti bidang
pertanian.Pada saat ini produksi beras Indonesia semangkin menurun, hal
tersebut dapat dilihat dari impor beras oleh negara lain ke Indonesia.
Kurangnya sumber daya manusia (SDM) untuk becocok tanam padi
merupakan salah satu penyebabnya. Kuranggnya pehaman kepada
masyarakat untuk terus dapat mempertahankan tanaman padi serta
kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian khususnya
tanaman padi membuat sebahagian orang mulai beralih ke tanaman yang
memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dan mudah menghasilkan.Penulis yang 
masih sebagai seorang pelajar  merasa sedih memperhatikan keadaan
tersebut. Memikirkan  keadaan tanaman pangan kedepannya membuat
penulis terus berpikir dan menemukan sebuah gagasan. Adapun gagasan
tersebut yaitu Pelajar, dimana perlunya peran serta para pelajar untuk dapat
berpartisipasi dalam hal tersebut. Karena banyak kebanyakan para pelajar
hanya tau mengkonsumsi olahan padi tersebut, tanpa mengetahui asal
mulanya. Oleh karena itu di dalam karya ilmiah ini penulis akan memaparkan
peran-peran yang dapat dilakukan setiap orang untuk dapat bersama
membudidayakan tanaman padi , Tanaman Padi Sebagai Tanaman Pangan
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar
didaerah  tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan
Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza
fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi
lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari
Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza
officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman
padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang
berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang
curah hujannnya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik
didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah
sub tropika. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras.
Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar
penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya,
namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan
tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi
adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang
cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah
diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan
energi.Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap
orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras
maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung
berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar,
abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral
antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.

KARYA ILMIAH
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L.)

Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting


bagikehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan
seratkasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti
beras.Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku
makananternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus
meningkat. Hal inididasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi
perkapita per tahun dansemakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.
Jagung merupakan bahandasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung
maizena, ethanol, asamorganic, makanan kecil dan industri pakan ternak.
Pakan ternak untuk unggasmembutuhkan jagung sebagai komponen utama
sebanyak 51, 4 %.

B. SYARAT TUMBUH Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi


terhadap tanah, baik jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung
dengan pH tanah 6 -8.Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara
24-30 °C. Tanaman jagung pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm
air.Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang
cuKupuntuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta
untukmelindungi dari rumput liar dan serangan hamaJagung (Zea mays. L.)
merupakan kebutuhan yang cukup penting bagikehidupan manusia dan
hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasaryang cukup
memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagaimakanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik
jenistanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8.
Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C. Jarak
tanam : Jarak antar bedengan 75 -80 cm, Jarak antar tanaman padabedengan
20 -25 cm , Kerapatan yang dianjurkan 53.333 tanaman / ha. Pelaksanaan
penanaman 1. Persiapan Lahan 2. Waktu tanam dan kedalaman tanam
Pemupukan dan pemeliharaan Pemupukan yang dianjurkan, untuk pupuk
organic ( pupuk kandang / kompos ) 20ton / ha. Sedangkan untuk pupuk an
organik, Penyiangan pertama dilakukan segerasetelah rumput / gulma mulai
tumbuh dengan cara pengerjaan tanah secara dangkal pada tanaman berumur
2 minggu. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanamanberumur 3-4 minggu
sekaligus dilakukan pembumbunan pada barisan tanamanjagung.

 
Jurnal Pembuatan Pupuk Organik
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (KOMPOS) DARIARANG AMPAS TEBU DAN
LIMBAH TERNAK 

Hasil Analisis Jurnal

Permasalahan yang dihadapi petani untuk saat ini yaitu harga pupuk kimia yang
semakinmahal apabila musim tanam tiba dan pemakaian pupuk kimia yang terus
menerus sehingga berdampak buruk untuk tanah. Petani pun sudah mulai
menyadari dan mulai beralihmenggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan
serta dapat di buat sendiri menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dari
lingkungan di sekitar mereka dan pembuatannya jugacukup mudah.Di Kudus,
terdapat satu Pabrik Gula Pasir (PG Rendeng) dan banyak pabrik gula tumbu
khususnya di desa Jurang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus (gula merah
dengan bahan dasar nira tebu yang di pak dengan wadah tumbu). Setiap musim
giling, pabrik gula pasir selalumengeluarkan limbah yang berbentuk cairan, padat
dan gas. Limbah cair meliputi cairan bekasanalisa di laboratorium dan luberan
bahan olah yang tidak disengaja. Limbah padat meliputiampas tebu, debu hasil
pembakaran ampas di ketel, padatan bekas analisa laboratorium, blotongdan tetes.
Limbah gas meliputi gas cerobong ketel dan gas SO2 dari cerobong reaktor
pemurniancara sulfitasi. Limbah pabrik gula tersebut perlu ditangani dengan
seksama dan serius agar tidak mencemari lingkungan. [Chen & Chou. (1993);
Honig, P. (1963); Hugot, E. (1972) dalamSantoso (2009)].Tebu memiliki beberapa
bagian, yaitu:

-Ampas tebu merupakan limbah padat produk stasiun gilingan pabrik gula,
diproduksidalam jumlah 32 % tebu yang digiling

.-Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira, diproduksi


sekitar 3,8 % dari tebu yang digiling . Limbah ini sebagian besar diambil petani
untuk dipakai sebagai pupuk.

-Tetes (molasses) sebagai limbah di stasiun pengolahan, diproduksi sekitar 4,5 %


tebu yang digiling.
KARYA ILMIAH

“PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PALAWIJA”

 Pupuk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman  palawija. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh
beberapa sumber pupuk organik terhadap  pertumbuhan dan produksi hasil
palawija. Penelitian ini dilakukan secara seri dengan empat tanaman  palawija :
kacang tanah, singkong, dan jagung. Perlakuan menggunakan Rancangan
Kelompok Lengkap Teracak sebanyak tiga ulangan yang terdiri dari sumber pupuk
organik (pupuk kandang sapi dan kontrol/tanpa penggunaan pupuk organik).
Pertumbuhan dan hasil produksi tanaman palawija berpengaruh  sangat nyata oleh
pemberian pupuk organik, Perlakuan pemberian pupuk kandang sapi menghasilkan
tinggi tanaman dan jumlah daun lebih banyak pada tanaman kacang tanah,
singkong, dan jagung. Pemberian  pupuk kandang sapi juga menghasilkan berat
batang dan berat buah tertinggi pada kacang tanah,  singkong, dan jagung. Selain
itu, pemberian pupuk kandang sapi memberikan panjang akar terbesar pada
selada. Faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha peningkatan produksi dan
mutu palawija antara lain tersedianya unsur hara yang diperlukan tanaman di
dalam tanah. Untuk itu perlu dilakukan usaha  pemupukan, terlebih tanah yang
digunakan untuk penanaman hijauan makanan ternak umumnya adalah tanah non
produktif atau kekurangan unsur hara, sedangkan tanah yang produktif lebih
cenderung digunakan untuk tanaman pangan. Melihat kondisi seperti ini maka
perlu dilakukan peningkatan kesuburan tanah baik fisik, kimia, maupun biologi
antara lain dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik dihasilkan dari
peternakan yang di dilakukan oleh para warga dimana pupuk tersebut dihasilkan
dari sekresi binatang ternak yang kali ini saya mengambil sampel dari sapi.
Beberapa pupuk organik ini memiliki kelebihan tersendiri. Pupuk kandang
biasanya mengandung unsur unsur makro (Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium,
Magnesium, dan Belerang) juga mengandung unsur unsur mikro (Besi, Mangan,
Boron, Tembaga, Seng, Klor dan Molibdinum) yang seluruhnya berfungsi
menyediakan zat-zat makanan bagi kepentingan  pertumbuhan dan perkembangan
palawija. Oleh,karena itu pada penelitian kali ini, saya akan membandingkan
penggunaan pupuk organik di tanaman palawija

Karya Tulis Ilmiah


"Pengaruh teknologi terhadap petani megaluh jombang"
Penggunaan teknologi di era globalisasi makin marak serta mencakup seluruh
aspek kehidupan. Masyarakat juga mulai menerapkan teknologi termasuk dalam
membantu meringankan pekerjaan mereka, teknologi juga dianggap bisa
melakukan pekerjaan dengan cepat dan praktis tentunya akan menghemat waktu.
Dalam bidang pertanian masyarakat juga mulai menerapkan berbagai alat-alat yang
juga menunjang pekerjaan mereka. Kegiatan tradisional mulai ditinggalkan seiring
dengan perkembangan zaman yang makin canggih.Masyarakat Indonesia salah
satunya bermata pencaharian sebagai petani atau bercocok tanam. Hal ini juga
didukung oleh kondisi alam di Indonesia yang subur sehingga cocok untuk
kegiatan pertanian. Dari hal tersebut, pembangunan sistem pertanian perlu
ditingkatkan dan digiatkan. Era globalisasi diharapkan bisa menciptakan teknologi-
teknologi dalam pertanian. Namun, teknologi tersebut tidak bisa langsung
digunakan, membutuhkan proses untuk penerapannya. Dalam hal ini dampak
negatif dan positif juga selalu ada. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa
dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris:
crop cultivation).Jika dulunya pertanian masih bersifat tradisional atau primitif.
Sekarang telah berubah karena hal ini dimungkinkan dengan adanya sarana dan
prasarana dibidang telekomunikasi yang amat memudahkan kehidupan manusia.
Begitupun dengan masyarakat pertanian, yang umumnya identik dengan daerah
pedesaan tidak lepas dari euphoria akan perubahan, masyarakat pertanian yang
dulunya dianggap terbelakang dalam penyerapan dan penguasaan akan teknologi
dalam berbagai bentuk, sekarang mau tidak mau sangat membutuhkan sentuhan-
sentuhan teknologi modern dalam aktivitas pertanian.Namun, terkadang masih ada
segelintir orang yang menolak kegiatan pertanian mereka tersentuh oleh
perubahan-perubahan. Penyebabnya karena pemikiran akan hal-hal baru yang
negatif masih tertanam kuat. Oleh karena itu, dalam karya tulis ilmiah ini penulis
akan menguak faktor-faktor yang meyebabkan masyarakat menerima perubahan .

KARYA TULIS ILMIAH


PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
MASYARAKAT TENTANG PENGOLAHAN AIR PERMUKAAN
MENGGUNAKAN SARINGAN AIR SEDERHANA

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun
terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam
rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Peran serta mencakup keikutsertaan secara aktif dan
kreatif (UU Kesehatan RI, 2009).Promosi kesehatan adalah proses
memperdayakan / memandirikan masyarakat untuk memelihara,meningkatkan dan
melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran,kemauan dankemampuan
serta pengembangan lingkungan sehat (Depkes,2002) Faktor perilaku memiliki
andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan,sedangkan dampak dari perilaku
terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).Perilaku hidup bersih dan sehat adalah
semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat (Maryunani A, 2013).Perilaku
hidup bersih dan sehat(PHBS) di masyarakat memiliki sepuluh(10) indikator,yang
salah satunya“menggunakan air bersih”.Air bersih yang sehat adalah air bersih
yang memenuhi syarat-syaratkesehatan baik kuantitatif maupun kualitatif sesuai
dengan persyaratan kesehatan yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990 sehingga aman untuk dikonsumsi
masyarakat. Untuk memperoleh air bersih ini secara mutlak diperlukan pengolahan
dengan baik yang disesuaikan dengan keadaan sumber air baku yang digunakan.
Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air.Sehingga
ketersediaan air bersih pun semakin berkurang.Seperti yang disampaikan Jacques
Diouf, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), saat ini
penggunaan air di dunia naik dua kali lipat lebih dibandingkan dengan seabad
silam, namun ketersediaannya justru menurun.Akibatnya, terjadi kelangkaan air
yang harus ditanggung oleh lebih dari 40 persen penduduk bumi. Kondisi ini akan
kian parah menjelang tahun 2025 karena 1,8 miliar orang akan tinggal di kawasan
yang mengalami kelangkaan air secara absolut. Kekurangan air telah berdampak
negatif terhadap semua sektor,termasuk kesehatan.Begitu peliknya masalah ini
sehingga para ahli berpendapat bahwa pada suatu saat nanti, akan terjadi
“pertarungan” untuk memperbuatkan air bersih ini.Pada saat ini, persentase
penduduk di Indonesia yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih dari badan
atau perusahaan air minum masih sangat kecil yaitu untuk daerah perkotaan sekitar
45 %, sedangkan untuk daerah pedesaan baru sekitar 36 % .Ada tiga jenis sumber
air di bumi ini yaitu air hujan, air tanah, dan airpermukaan. Dari ketiga jenis
sumber tersebut air tanahdan air permukaan yang
Karya Ilmiah Tentang Sampah
Pemanfaatan Kembali Sampah
Belakangan ini sampah menjadi konsen besar dunia karena permasalahan yang
terus ditimbulkannya. Ada banyak kerugian yang disebabkan oleh sampah yang
berdampak bagi kesehatan manusia. Nampaknya masih banyak orang yang
enggan mendaur ulang sampah sehingga menyebabkan sampah terus
menumpuk. Karena itu penelitian mengenai pemanfaatan kembali sampah
penting untuk dilakuka. Sampah yang banyak dihasilkan oleh masyarakat
sebenarnya masih bisa digunakan agar tidak terlalu banyak menumpuk.
Pemanfaatan kembali sampah pada dasarnya tidak memerlukan waktu lama.
Yang terpenting adalah kreatifitas dan ketekunan.Untuk sampah organik bisa
diolah kembali menjadi pupuk.Sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang dan
dijadikan kertas lagi. Untuk sampah plastik dan kaleng bisa dimanfaatkan untuk
dijadikan berbagai wadah, tergantung ukuran. Kesemua pemanfaatan sampah
tersebut tergolong ke dalam reuse atau pemanfaatan kembali. Sampah memang
tidak terlepas dari kehidupan manusia dan seringkali menimbulkan masalah. Akan
tetapi bukan berarti tidak ada solusi untuk hal itu. Ada banyak cara untuk
memanfaatkan sampah bahkan mengubahnya menajadi sumber penghasilan
Makanan kaleng termasuk ke dalam golongan makanan instan atau cepat saji
(junk food). Menurut penelitian yang sudah dilakukan di Jepang, makanan kaleng
mengandung zat kimia Stannum (Sn) di dalamnya.Zat tersebut sebenarnya tidak
berbahaya jika dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, zat Sn tersebut
akan berbahaya jika dikonsumsi melebihi empat belas miligram per kilogram
berat tubuh manusia.Dampak Makanan Kaleng Bagi Tubuh yaitu Makanan kaleng
adalah salah satu jenis makanan cepat saji yang banyak diminati. Makanan kaleng
tersebut identik dengan hewan seperti ikan atau juga biasa disebut sarden.
Namun, tidak hanya sarden saja, makanan kaleng juga bisa berisi sayuran, buah,
sampai minuman. Makanan kaleng tidak selalu memiliki berdampak buruk untuk
tubuh. kadang juga memiliki keuntungan. Dampak positif dan juga dampak negatif
makanan kaleng di antaranya adalah:

1. Dampak positif nya : Menghemat waktu penyajian Kaleng menjaga makanan


dari kontaminasi organisme sebagai salah satu penyebab penyakit Makanan
kaleng tidak memiliki kekurangan zat gizi

2. Dampak negative nya : Membuat para Ibu untuk malas memasak Jika
dikonsumsi secara berlebih bisa menyebabkan penyakit yang berbahaya seperti
tekanan darah tinggi dan juga kolesterol Jika dimasak dengan menggunakan suhu
tinggi, gizi yang ada di dalamnya akan berkurang atau bahkan hilang .Kesimpulan
yang bisa diambil adalah makanan kaleng mempunyai dampak positif dan juga
dampak negatif. Dampak negatif akan terjadi jika makanan kaleng yang
dikonsumsi melampaui batas normal. Selain itu, cara untuk masaknya juga akan
memengaruhi baik buruknya makanan kaleng tersebut terhadap kesehatan
tubuh. Di samping dampak tidak menyenangkan yang makanan kaleng miliki,
makanan kaleng juga akan memberi dampak positif seperti yang telah dibahas di
atas.

Anda mungkin juga menyukai