Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN DADAR-DASAR


PERLINGUNGAN TANAMAN KE MALINO

NAMA : MEY NINDY ZULKIFLI


NIM : G011171007
KELAS : DDPT F

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


DEPARTEMEN BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati


yang sangat tinggi. Salah satu alasan Indonesia dianggap sebagai negara agraris
adalah karena sektor pertanian menjadi salah satu leading sector dalam
perekonomiannya. Pertanian merupakan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan
budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan
peternakan.
Umumnya petani ingin memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya dan
optimal, oleh sebab itu petani harus mengetahui dan memperhatikan faktor–faktor
yang menentukan dalam keberhasilan usaha pertanian. Salah satu faktor yang harus
diperhatikan yaitu iklim, lingkungan, tanah pada lahan yang digunakan, pemilihan
jenis tanaman yang sesuai dengan lingkungannya, dan perlindungan terhadap
tanaman dari segala gangguan.
Tanaman hortikultura sebagai kekayaan hayati yang merupakan salah satu
kekayaan sumber daya alam Indonesia yang sangat penting sebagai sumber pangan
yang bergizi, bahan obat nabati, dan estetika yang bermanfaat dan berperan besar
dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sehingga hortikultura perlu
dikelola dan dikembangkan secara efisien dan berkelanjutan.
Kendala teknis utama yang dihadapi petani adalah insiden hama dan penyakit.
Kendala lainnya adalah ketersediaan modal dan fluktuasi harga. Untuk mengatasi
insiden hama dan penyakit tersebut petani melakukan tindakan preventif dengan
penyemprotan rutin dan pencampuran berbagai pestisida sintetik, sehingga
terdeteksi adanya residu pestisida pada produk sayuran.
Oleh karena itu petani harus bersifat lebih ramah lingkungan, sehingga selain
akan mendapatkan produk pertanian yang bersih dan pencemaran lingkungan yang
minimal, juga biaya usahatani dapat ditekan. Salah satu alternatifnya adalah
menggunakan cara pengendalian penyakit yang ramah lingkungan.
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat memahami secara langsung
hama dan penyakit yang dapat merusakan suatu tanaman perkebunan atau
hortikultura. Kegunaan dari praktikum ini yaitu dapat memberikan gambaran yang
nyata tentang hama dan penyakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KUNJUNGAN LAPANGAN

Malino memiliki gunung-gunung yang sangat kaya dengan pemandangan batu


gamping dan pinus. Berbagai jenis tanaman tropis yang indah, tumbuh dan
berkembang di kota yang dingin ini. Selain itu, Malino pun menghasilkan buah-
buahan dan sayuran khas yang tumbuh di lereng gunung Bawakaraeng.
Malino bukan hanya terdapat vila dan penginapan di perbukitan tempat
menikmati hawa dinginnya dengan pesona alam yang luar biasa, tetapi juga tempat
yang berketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut ini memiliki objek-objek
wisata yang menarik dan potensial akan flora dan fauna yang beraneka ragam. Suhu
di kota Malino ini mulai dari 10 °C sampai 26 °C. dan ketika musim hujan, berhati
hati sedang berkendara karena, kota ini sering berkabut dan jarak pandangnya 100
meter saja. Pada setiap perjalanan menuju desa Buluballea memiliki keindahan
tersediri. Kita akan melihat kebun teh malino highlands dan kebun strawberry. Pada
daerah yang lebih tinggi, terlihat hamparan tanaman sayur-mayur yang hijau. Petani
di Malino menanam kol, vetsai, bawang prei, kentang, dan tomat. Semua bisa
dinikmati dengan harga setempat.
Desa Buluballae berada pada jarak 85 Km dari kota Makassar, berada di
dataran tinggi Malino dengan ketinggian tempat 1500-1600 dpl. Tempat
penginapan mahasiswa berada di Labiota sekitaran lahan petani. Pada sore hari
suhu didesa Buluballae memiliki suhu 15C, pada malam hari memiliki suhu 13C,
dan saat hujan turun dengan kabut yang cukup tebal memiliki suhu 8C. Dapat
dikatakan bahwa kelembaban dan suhu udara didesa tersebut bagus untuk ditanam
wortel ataupun sawi.
BAB III
METODOLOGI

Metode Pelaksanaan
Beberapa metode pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari petani disekitar desa yang siap untuk diwawancarai
2. Meminta izin terlebih dahulu apakah bersedia untuk diminta keterangan
3. Mencatat luas lahan yang digunakan oleh petani, tanaman yang ditanam, dan
pestisida apa saja yang digunakan saat penyemprotan.
4. Menanyakan bagaimana cara petani tersebut menvampurkan ataupun
menyemprotkan pestisida.
5. Mencari hama yang ada ditanaman sawi, wortel, daun bawang, dan lain-lain
6. Masukkan hama tersebut kedalam wadah
7. Catat nama hama tersebut di kuisioner yang disiapkan oleh asisten dan dosen
pembimbing.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapatkan dari praktek lapangan yang dilakukan di malino


kabupaten gowa desa buluballea yaitu, para petani disana kebanyakan menanam
tanaman hortikultura seperti daun bawang, sawi, wortel, kentang dan lain-lain.
Rata-rata petani disana bekerja dari jam 08.00-17.30 WITA. Aktifitas setelah
bertani yaitu istirahat sejenak bersama istri dan anak-anaknya. Para petani tersebut
juga tinggal dilahan tempat mereka menanam. Dengan rumah tua dengan 1 orang
istri dan 2 orang anak. Ukuran lahan yang digunakan sekitar 1 hektar. Produksi
tanaman yang diperoleh tahun lalu yaitu kol, daun bawang, dan wortel. Harga yang
mereka jual sangat murah kepada para pedagang. Bahkan 200 kg daun bwang yang
dijualkan kepada para pedagang hanya mendapatkan uang Rp. 3.000/kg dan wortel
hanya dijualkan Rp. 1.000/kg. Harga tersebut sangatlah murah, tidak sebanding
dengan harga yang dijualkan dipasar malino ataupun pasar diperkotaan makassar.
harga yang dijualkan di pasar malino berkisaran sekitar Rp. 5.000-Rp. 6.000/kg
untuk wortel sedangkan jika masuk ke pasar tradisional ataupun pasar modern
berkisar Rp. 10.000- Rp. 25.000 per/kg. Keuntungan yang didaptkan oleh petani di
desa Buluballea sangat kecil.
Benih yang mereka dapatkan juga dibeli di perkotaan dan ditanam ke
lahannya. para petani disana juga mengaku bahwa tanaman mereka selalu diserang
oleh penyakit dan hama. Salah satu contoh hama yang sering didapatkan yaitu ulat
jengkal pada wortel yang sudah ada umbinya. Pestisida yang mereka gunakan juga
bervariasi, dan selalu dicampur-campur pestisida ketika akan disemprotkan. Salah
satu alasan mereka mencampur-campurkan pestisida adalah karena tidak paham
bagaimana cara penggunaan pestisida yang baik dan benar. Saat pengamplikasian
pestisida para petani hanya menggunakan sepatu boot dan masker saja. Mereka
tidak menggunakan kaca mata pelindung ataupun sarung tangan. Bahkan, masih
ada petani yang berani menyemprotkan pestisida tanpa masker.
Saat mereka menyemprotkan pestisida, tanaman mereka terlihat banyak
putih-putih akibat penyemprotan tersebut. Penggunaan pestisida yang berlebihan
juga tidak baik untuk tanaman. Apalagi cara pengaplikasiannya yang tidak sesuai
aturan yang benar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
para petani didesa Buluballea lebih dominan menanam tanaman hortikultura
dengan memanfaatkan lahannya sendiri dan menjualnya langsung kepada para
pedangang dengan harga murah. Kebanyakan petani juga tidak mengetahui aturan
pemakaian pestisida yang baik dan benar dan diaplikasikan ke tanamannya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai