Anda di halaman 1dari 12

ACARA 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan tanah yang
subur. Dengan adanya tanah yang subur dan beriklim tropis yang menjadikan Indonesia memiliki
dua musim dengan curah hujan dan penyiran matahari yang cukup sehingga cocok untuk
melakukan kegiatan pertanian. di indonesia terdapat banyak komoditas serta varietas yang dapat
dibudidayakan contohnya seperti tanaman umbi umbian.

Tanaman umbi umbian di indonesia memilliki keragaman jenis yang banyak dan manfaat
dari umbinya relatif banyak. Salah satu tanaman umbi yang sedang banyak dibudidayakan beberapa
tahun terakhir di Indonesia yaitu tanaman porang. Tanaman porang termasuk tumbuhan herba dan
tumbuhan semusim. Tanaman porang merupakan jenis umbi yang dapat tumbuh liar di hutan.
Tanaman porang merupakan tanaman yang memiliki manfaat yang sangat beragam daripada
tanaman umbi lainnya.

Perlunya pemeliharaan pada saat budidaya dan pasca panen pada tanaman porang agar
tercapainya keberhasilan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Pada kegiatan budidaya
tanaman porang atau on farm harus memperhatikan tanah pada lahan yang akan digunakan karena
media tanam merupakan faktor yang penting bagi tempat pertumbuhan tanaman. Pada kegiatan
panen atau off farm pada budidaya tanaman porang memiliki peran penting karena pengolahan
tanaman porang mempengaruhi kualitas yang akan dihasilkan. Pada kegiatan non farm berkaitan
dengan pemasaran porang yang sudah diolah ke pengepul.

Namun, pengolahan porang lebih sulit dari umbi lainnya.

Porang mengandung sumber glukomanan atau karbohidrat yang banyak digunakan dalam industri
obat, makanan dan minuman, kosmetika dan lain lain. Tingginya kandungan glukomanan pada
porang membuat komoditas ini menjadi bahan yang dapat diekspor ke negara lain seperti Taiwan,
Vietnam dan China untuk diolah lebih lanjut menjadi shirataki dan bahan lain lainnya.

Dengan adanya praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui hal hal yang
berkaitan dengan budidaya porang baik dari segi on farm, off farm maupun non farm.
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat memahami kegaiatan on farm, off farm
dan non farm pada budidaya tanaman porang.

1.2 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat membedakan
terkait kegiatan on farm, off farm, dan non farm.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ilmiah dari Porang

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Sub Class : Arecidae

Ordo : Arales

Familia : Araceae

Genus : Amorphophallus

Species : Amorphophallus oncophyllus Prain

2.2 Pengetahuan Umum

Porang merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor karena
beberapa negara membutuhkan tanaman ini sebagai bahan makanan maupun bahan industri.

Porang mengandung sumber glukomanan atau karbohidrat yang banyak digunakan dalam industri
obat, makanan dan minuman, kosmetika dan lain lain. Tingginya kandungan glukomanan pada
porang membuat komoditas ini menjadi bahan yang dapat diekspor ke negara lain seperti Taiwan,
Vietnam dan China untuk diolah lebih lanjut menjadi shirataki dan bahan lain lainnya. Maka dari itu
Porang merupakan tanaman yang potensial untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor.
Bagian kulit umbi yang terkupas akan mengeluarkan getah yang licin dan menyebabkan gatal di
kulit.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum Pengantar Ilmu Pertanian tentang pendalaman kegiatan on-farm dan of-farm
dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2021 pada pukul 10:40 sampai 11:30. Praktikum ini
dilakukan di Dusun Setan Desa Candiretno Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Praktikum
ini dilakukan di lahan milik Bapak Dikin yang berada di Dusun Setan dengan luas tanah sekitar
1000m2
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu telepon gengam sebagai alat penangkap gambar. Alsintan,
saprodi dan alat lain yang digunakan petani dalam kegiatan bertani diantaranya yaitu cangkul,
alat pemotong, alas penjemuran. Bahan yang digunakan yaitu benih umbi porang, pupuk
kompos pupuk kandang dan plastik mulsa.
3.3 Cara kerja
3.3.1 Kegiatan on farm
Pada kegiatan on farm ini hal pertama yang dilakukan yaitu mencari informasi
dimana terdapat petani yang memiliki kegiatan on farm ini. Setelah itu datang langsung ke
lahan dengan menerapkan protokol kesehatan lalu melaksanakan praktikun on farm
dengan mengamati kegiatan dari on farm tersebut. Dilakukannya wawancara dan diskusi
dengan petani terkait kegiatan on farm dari komoditas porang yang dibudidayakan.
Melaporkan data yang diperoleh dengan dituliskan tangan dalam bentuk laporan praktikum
disertakannya foto sebagai lampiran kegitan.
3.3.2 Kegiatan off farm
Pada kegiatan off farm ini hal pertama yang dilakukan yaitu mencari informasi
dimana petani yang melakukan kegiatan off farm ini. Setelah itu datang langsung ke tempat
tujuan dengan menerapkan protokol kesehatan lalu melaksanakan praktikun off farm
dengan mengamati kegiatan dari off farm tersebut. Dilakukannya praktik secara langsung
beberapa kegiatan off farm yang sedang dilakukann. Dilakukannya wawancara dan diskusi
dengan petani terkait kegiatan off farm dari komoditas porang yang dibudidayakan.
Melaporkan data yang diperoleh dengan dituliskan tangan dalam bentuk laporan praktikum
dengan disertakannya foto sebagai lampiran kegitan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN

Umbi porang mempunyai potensi yang sangat besar dalam bidang produksi, namun hal ini
belum dikelola secara benar dan maksimal, padahal umbi porang adalah bahan baku dalam
pembuatan tepung mannan yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi dan kegunaan yang
luas dalam bidang pangan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada masa kini, alih fungsi lahan sudah banyak diterapkan. Akibat dari alih fungsi lahan
tersebut menyebabkan berkurangnya jumlah lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian.
Oleh karena itu, pekarangan rumah dapat digunakan untuk kegiatan pertanian. Tanaman yang
biasanya dibudidayakan di pekarangan rumah yaitu tanaman hortikultura seperti cabai.
Dunia pertanian dan perkebunan sangat sering mendengar dengan istilah Polybag terutama
dalam bertanam dipolybag untuk menghemat lahan pertanian. Polybag dalam pertanian dan
perkebunan adalah plastik yang biasanya mempunyai warna hitam, mempunyai lubang kecil
untuk sirkulasi air (Pasir dan Hakim, 2014:160). Penggunaan wadah tanam polybag pada
tanaman cabai yang digunakan pada pekarangan rumah dapat meningkatkan pemanfaatan
lahan secara efisien.
Pemanfaatan pekarangan rumah ini sangat penting. Manfaat yang dapat diambil sangat
banyak dari pemanfaatan pekarangan rumah. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat
mendatangkan berbagai manfaat antara lain yaitu sebagai warung, apotek ,lumbung hidup dan
bank hidup (Ashari dkk 2012).
Dengan adanya praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan
mempraktikkan kegiatan on farm pada penanaman cabai yang dilakukan di pekarangan rumah.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa mampu mengetahui dan mempraktikan
kegiatan on-farm pada budidaya cabai yang dilakukan di pekarangan rumah.

1.3 manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui kegiatan
on farm pada tanaman cabai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi tanman cabai

Cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting dan banyak dibudidayakan di
Indonesia. Cabai memiliki aroma, rasa dan warna yang spesifik, sehingga banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai rempah dan bumbu masakan. Seiring dengan bertambahnya penduduk,
kebutuhan cabai di Indonesia pun semakin meningkat (Soelaiman dan Ernawati, 2013). Berikut
klasifikasinya:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum frutescens L.

2.2 morfologi tanaman cabai

2.2.1 morfologi akar

Akar cabai rawit merupakan akar tunggang. Akar tanaman ini umumnya berada dekat dengan
permukaan tanah dan melebar sejauh 30-50 cm secara vertikal, akar cabai rawit dapat menembus
tanah sampai kedalaman 30-60 cm. Batangnya kaku dan tidak bertrikoma. Daunnya merupakan
daun tunggal yang bertangkai. Helaian daun bulat telur memanjang atau bulat telur bentuk lanset,
dengan pangkal runcing dan ujung yang menyempit (Gambar 1). Letaknya berselingan pada batang
dan membentuk pola spiral (Tjandra, 2011).

Bunga cabai rawit terletak di ujung atau nampak di ketiak, dengan tangkai tegak ( Steenis et al.,
2002). Hal ini juga didukung oleh penyataan Tjandra (2011), yang mengatakan bahwa bunga cabai
rawit keluar dari ketiak daun. Warnanya putih atau putih kehijauan, ada juga yang berwarna ungu.
Mahkota bunga berjumlah 4-7 helai dan berbentuk bintang. Bunga dapat berupa bunga tunggal
atau 2-3 letaknya berdekatan. Bunga cabai rawit ini bersifat hermaprodit (berkelamin ganda). Buah
buni bulat telur memanjang, buah warnanya merah, rasanya sangat pedas, dengan ujung yang
mengangguk 1,5-2,5 cm. Buah cabai rawit tumbuh tegak mengarah ke atas. Buah yang masih muda
berwarna putih kehijauan atau hijau tua. Ketika sudah tua menjadi hijau kekuningan, jingga, atau
merah menyala (Gambar 1)

2.2.2 morfologi batang

2.2.3 morfologi daun

2.2.4

2.3 syarat tumbuh tanaman cabai

2.4 faktor pertumbuhan dan perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum ini dilakukan di pekarangan rumah yang terletak di setan rt10 rw05 candiretno
secang. Waktu pemindahan bibit ke polibag tanggal dan
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah Polybag, Cetok, dan Ember. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah bibit tanaman cabai, Pupuk, Tanah, dan Air
3.3 Cara kerja
a. Persiapan media tanam
Polibag disiapkan untuk menjadi tempat media tanam
Tanah dicampur dengan pupuk kandang hingga merata
Campuran tanah dan pupuk dimasukkan ke dalam polybag atau wadah yang sudah
dipersiapkan
Polibag disiram dengan air secukupnya
b. Penanaman
Bibit yang akan ditanam disiapkan terlebih dahulu
Dibuatnya lubang sedalam 2cm
Bibit dimasukkan kedalam lubang tanam yang telah dibuat lalu ditutup kembali dengan
tanah
bibit yang sudah masuk ke dalam tanah disiram menggunakan air secukupnya
c. Pemeliharaan

Penyiraman : dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan


tanaman.
Penyiangan : kegiatan pembersihan gulma dengan cara
mencabutnya dan dilakukan secara berkala.
Pemupukan : dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan
tanaman.
Pengendalian hama/ penyakit : dilakukan ketika tanaman terserang
hama/ penyakit.

d. Pengamatan
Pengamatan dilakukan seminggu sekali dari minggu pertama hingga minggu
keempat. Variabel pengamatan yaitu jumlah daun (helai), tinggi tanaman
(cm) dan panjang akar (cm).

 Jumlah Daun (helai)


Pengamatan dan penghitungan jumlah daun dilakukan dengan
menghitung jumlah daun yang terbentuk secara sempurna pada setiap
tanaman.

 Tinggi Tanaman (cm)


Pengamatan tinggi tanaman diukur menggunakan penggaris dengan
cara mengukur dari pangkal tanaman sampai pada daun yang paling
sampai titik tumbuh pada tanaman cabai.

 Panjang Akar Terpanjang (cm)


Pengamatan panjang akar dilakukan pada saat akhir pengamatan,
dengan cara membongkar tanaman dari polibag dan membersihkan
akar dari tanah. Pengukuran dilakukan dengan mengukur akar
terpanjang menggunakan penggaris mulai dari pangkal akar sampai
ujung akar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data yang diperoleh dari variabel yang diamati yaitu

Di excel

4.2 Pembahasan

Warna helaian daun pada tiga kecamatan memiliki permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua,
sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau terang.Hal ini dikarenakan
intesitas cahaya yang diterima pada tanaman berbeda.

Warna batang tanaman Warna batang tanaman cabe rawit (Capsicum frtutescens) pada tiga
kecamatan memiliki warna yang dominan yaitu berwarna hijau gelap berbentuk bulat dan memiliki
struktur yang keras dan berkayu. 2. Bentuk percabangan Bentuk percabangan menggarpu dengan
posisi daun berselang - seling, Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian
berkisar 30 cm - 45 cm. Cabang tanaman beruas- ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan
tunas/cabang. Pertambahan panjang cabang diakibatkan oleh pertumbuhan kuncup ketiak daun
secara terus menerus. Pertumbuhan semacam ini disebut pertumbuhan simpodial. Cabang sekunder
akan membentuk percabangan tersier dan seterusnya. Pada akhirnya terdapat kira‐kira 7‐ 15 cabang
per tanaman (tergantung varietas) apabila dihitung dari awal percabangan untuk tahapan
pembungaan I, apabila tanaman masih sehat dan dipelihara sampai pembentukan bunga tahap II
percabangan dapat mencapai 21‐23 cabang. Batang utama dari tanaman cabai rawit berkisar antara
20 cm - 28 cm dan diameter batang antara 1,5 cm - 2,5 cm. Percabangan batang berwarna hijau
dengan panjang mencapai 5 cm - 7 cm serta diameter batang cabang dikotonom sekitar 0,5 cm - 1
cm

BAB V KESIMPILAN

DAFTAR PUSTAKA

Pasir, S., & Hakim, M. S. (2014). Penyuluhan Penanaman Sayuran Dengan Media Polybag. Jurnal
Inovasi dan Kewirausahaan, 160.

Soelaiman, V., Ernawati, A. 2013. Pertumbuhan dan perkembangan cabai keriting (Capsicum
annuum l.) secara in vitro pada beberapa konsetrasi BAP dan IAA. Bul.Aghorti Vol. 1 (1) : 62-
66
Ashari, Saptana dan Purwanti, TB. 2012. Potensi dan Prospek Pemanfaatan Pekarangan Untuk
Mendukung Ketahanan Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volum 30 No 1 hal 13-30

Solihin, E., Sandrawati, A., & Kurniawan, W. (2018). Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk
Budidaya Sayuran Sebagai Penyedia Gizi Sehat Keluarga. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Pratama, D. et al. (2017) Teknologi Budidaya Cabai Merah. Badan Penerbit Universitas Riau.

Tjandra, E. 2011. Panen Cabai Rawit di Polybag. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka

Jamil, A. 2012. Budidaya Sayuran di Pekarangan. Balai Pengkaji Teknologi Pertanian (BPTP). Medan
Sumatra Utara.

Amri 2017

Kumala DA

Imanda katty 2012

LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR ILMU
PERTANIAN
ACARA 2 PENANAMAN CABAI
DI PEKARANGAN RUMAH

Disusun Oleh:
Nama : Rahmatika Faizah Indriani
NPM : 2120401068
Kelompok : 02
Asisten : Aswin Hendry

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021

Anda mungkin juga menyukai