Eka Rosanti1,* Ratih Andhika Akbar Rahma2 Mahmudah Hamawi3 Dian Afif Arifah4
1,2,4 Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Darussalam Gontor
3
Jurusan Agroteknologi Universitas Darussalam Gontor
*Penulis yang sesuai. Email: ekarosanti@unida.gontor.ac.id
ABSTRAK
Kegiatan pertanian di Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu penyumbang perekonomian terbesar. Namun kegiatan pertanian yang berkaitan
dengan penggunaan pestisida perlu mendapat perhatian. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat 36,7% petani di salah satu desa di Kabupaten
Ponorogo memiliki risiko kontaminasi pestisida yang sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan petani tentang pengelolaan
keamanan pestisida. Penelitian deskriptif ini melibatkan 57 petani di desa X di Ponorogo. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk mengetahui
tingkat pengetahuan petani. Peneliti juga melakukan wawancara semi terstruktur untuk mengetahui penggunaan pestisida secara lebih objektif. Data
menunjukkan bahwa 95% petani memiliki pengetahuan yang buruk tentang pengelolaan keamanan pestisida; Hal ini diperkuat dengan hasil analisis
setiap item pertanyaan yang menggambarkan bahwa kebiasaan terhadap perlengkapan pribadi dan kebersihan diri masih buruk. Hanya 5,26% petani
yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pengelolaan keamanan pestisida. Pestisida ditangani berdasarkan kebiasaan, bukan karena kurangnya
pengawasan, keterampilan teknis, dan alat pelindung diri. Oleh karena itu, efektivitas penerapan manajemen keamanan pestisida memerlukan bantuan
dari pemangku kepentingan terkait untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan penyediaan fasilitas.
Petaninya terdiri dari usahatani padi, hortikultura, dan campuran (padi Grafik di bawah ini menunjukkan kebiasaan praktis penggunaan
dan hortikultura). Pengetahuan petani tentang pengelolaan keamanan pestisida di kalangan petani:
pestisida diperoleh melalui kuesioner yang terbagi menjadi tinggi (ÿ
Gambar 1 Tingkat Pengetahuan Pengelolaan Keamanan Pestisida
80%), sedang (60-80%), dan kurang baik (<60%). Peneliti juga
melakukan wawancara semi terstruktur untuk mengetahui penggunaan
pestisida secara lebih objektif.
Analisis pengelolaan pestisida menggunakan tabulasi silang mulai dari
pembelian pestisida, penyimpanan, pencampuran, penanganan,
pembuangan botol pestisida bekas, kelengkapan alat pelindung diri
yang digunakan, dan kebersihan diri. Penelitian ini telah disetujui oleh
komisi etik Dr.
RS Harjono Ponorogo dengan nomor terdaftar :
3502021K121442020082100002/IX/KEPK/2020.
3. HASIL
Berikut data karakteristik demografi petani di desa X:
Usia
< 40 1 4 2 7 12,28
ÿ 40 2 28 20 50 87,72
Panjang Tahun
< 10 0 2 3 5 8,77
ÿ 10 3 30 19 52 91,23
Pendidikan
Buta huruf
1 2 1 4 7,02
0 12 12 23 40,35
Sekolah dasar
2 6 4 12 21,05
Sekolah Menengah
0 11 5 16 28,07
Sekolah menengah atas
0 1 1 2 3,51
Kampus
0,00%
Bagus Sedang Miskin
Membangun pengetahuan dan penyediaan alat pelindung diri sangat
penting untuk manajemen keamanan pestisida guna mengurangi risiko
kesehatan pada petani [7].
Pengetahuan yang buruk membuat pengelolaan pestisida yang tidak
aman terjadi berulang kali [8]. Temuan di atas juga didukung oleh data
demografi petani sebanyak 87,72%.
18
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 33
petani berumur ÿ 40 tahun, 91,23% mempunyai masa kerja ÿ 10 tahun kemasan merupakan informasi penting dalam penggunaan yang aman
dan hanya 28,07% petani yang tamat SMA. bagi kesehatan dan lingkungan [9].
Pengetahuan dan praktik penggunaan pestisida merupakan dua hal Berdasarkan teks di atas dapat dikatakan bahwa rendahnya
yang terjadi secara bersamaan. Pengetahuan yang buruk menjadikan pengetahuan petani tentang pestisida terjadi karena kurangnya
kinerja petani tidak aman dan tidak sehat. Hal ini meningkatkan risiko pendampingan dari pihak terkait, fasilitas yang kurang memadai, dan
kesehatan [4] [11]. Praktik yang paling buruk adalah penggunaan alat kuatnya budaya bertani secara turun temurun. Manajemen keamanan
pelindung diri, diikuti oleh penggunaan alat pelindung diri pestisida adalah kunci dalam mencegah kontaminasi pestisida dalam
kebersihan. darah. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi tentang integrasi pertanian
dengan pengelolaan keamanan pestisida dan pendampingan menyeluruh
Terdapat 49% petani yang membaca label pestisida, namun pada dari pemangku kepentingan terkait khususnya Departemen Kesehatan
praktiknya masih sesuai dengan kebiasaan. Kebiasaan petani lebih dan Departemen Pertanian mengenai penggunaan pestisida yang baik,
dipercaya dibandingkan pengetahuan, petani lebih memilih pendapat aman, dan benar secara teknis. 10][14], mulai dari pembelian,
sendiri berdasarkan pengalaman. Akibatnya petani seringkali penyimpanan, pencampuran, penanganan, pembuangan botol pestisida
mencampurkan 2 atau lebih banyak pestisida untuk memudahkan bekas, kelengkapan alat pelindung diri dan
mereka dalam membasmi hama tanpa memahami reaksi kandungan
kimia masing-masing pestisida. Label pada pestisida
19
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan, volume 33
kebersihan pribadi [3]. Pengawasan dan inspeksi setiap enam bulan Pestisida di Tanzania, Jurnal Kesehatan Lingkungan dan
juga diperlukan untuk menjamin kelangsungan program atau praktik Masyarakat, 2019, 1-11. DOI: https://doi.org/
hal.
yang baik [4] [5]. Beberapa penelitian sebelumnya menjelaskan 10.1155/2019/3084501.
bahwa petani yang mendapatkan sosialisasi dan pelatihan memiliki [8] JP Rijal, R. Regmi, R. Ghimire, KD Puri, S.
pengetahuan dan perilaku aman penggunaan pestisida yang lebih tinggi Gyawaly, dan S. Poudel, Pengetahuan Petani tentang
[10]. Pembangunan bahaya pestisida juga wajib dilakukan sejak dini Keamanan Pestisida dan Praktik Pengelolaan Hama: Studi
pada pendidikan informal yang diintegrasikan ke dalam kurikulum untuk Kasus Petani Sayuran di Chitwan, Nepal, Pertanian, Vol.
meningkatkan perilaku keselamatan sejak dini [11]. 8(16), hal. 1-11, 2018. DOI: https://doi.org/10.3390/
agriculture8010016.
KONTRIBUSI PENULIS [9] YD Andarini dan E. Rosanti, Kajian Toksisitas Pestisida
Berdasarkan Lama Bekerja dan Hygiene Perorangan pada
Semua penulis memahami ide yang disajikan. Penulis pertama Petani Hortikultura di Desa Demangan An-Nadaa, vol. 5(2),
dan ketiga mengembangkan teori ini. Penulis kedua dan keempat 2018, hlm.82-89. DOI: http://dx.doi.org/10.31602/ann.v5i2.1655.
memverifikasi metode analisis. Semua penulis mendiskusikan
hasilnya dan berkontribusi pada naskah akhir. [10] CA Damalas dan SD Koutroubas, Pelatihan Petani tentang
Penggunaan Pestisida Berhubungan dengan Peningkatan
UCAPAN TERIMA KASIH Perilaku Keselamatan, Bahan Beracun, vol. 5(19), 2017, hlm.1-10.
DOI: 10.3390/beracun5030019.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Riset [11] B. Ndayambaje, H. Amuguni, J. Con-Schmitt, N.
(BRIN) yang telah memberikan dana hibah kepada tim peneliti pada Sibo, M. Ntawubizi, dan E. VanWormer, Praktik dan
tahun 2020. Pengetahuan Penggunaan Pestisida di antara Petani dan
Komunitas Padi Lokal Skala Kecil di Rwanda: Studi Cross-
REFERENSI Sectional, International Journal of Environmental Researchand
Public Health, 16(4770), 2019, 1- 11.
[1] Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo, Katalog DOI:
Statistik Daerah Kabupaten Ponorogo 2015. Badan Pusat hal.https://doi.org/10.3390/ijerph16234770.
Statistik Kabupaten Ponorogo, 2015. [12] C. Thao, N. Burke, S. Ha, dan A. Joyce, Pengetahuan, Sikap,
[2] DA Rahman, Zakianis, dan L. Fitria, Paparan Pestisida, Perilaku dan Praktik Pestisida di Kalangan Petani Hmong Skala Kecil
Petani, dan Aktivitas Enzim Kolinesterase dalam Darah Petani di Lembah San Joaquin California, Journal of Integrated Pest
Wanita Subur, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, vol. Management, Vol. 10(1), 2019, 1–6.
10(2), 2015, hlm.51-56. DOI: hal. DOI:
10.1093/jipm/pmz030.
http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v10i2.879. [13] AH Oesterlund, JF Thomsen, dan E. Jors, Pengetahuan, praktik
[3] CA Damalas dan IG Eleftherohorinos, Paparan Pestisida, dan sikap pestisida serta pengaruhnya terhadap kesehatan
Masalah Keamanan, dan Indikator Penilaian Risiko, Int. petani skala kecil di Uganda: studi cross sectional, African
J.Lingkungan. Res. Kesehatan Masyarakat, jilid. 8, Health Sciences, vol 14(2), 2014 , hal.420-433. DOI: 0.4314/
2011, hal.1402-1419. DOI: 10.3390/ijerph8051402. ahs.v14i2.19.
[4] S. Santaweesuk, P. Boonyakawee, dan W Siriwong, Pengetahuan, [14] MVS Sai, GD Revati, dan MM Kumar, Pengetahuan dan
Sikap dan Praktik Penggunaan Pestisida dan Kadar Persepsi Petani Mengenai Penggunaan Pestisida di Desa
Kolinesterase Serum pada Petani Padi di Nakhon Nayok, Pertanian Pedesaan, India Selatan, India J Occup Environ
Provinsi, Thailand, Jurnal Penelitian Kesehatan, 2020. DOI: Med, vol. 23(1), 2019, hlm.32-36. DOI: 10.4103/
https:/ /doi.org/10.1108/JHR 09-2019-0204. ijoem.IJOEM_121_18.
20