Anda di halaman 1dari 7

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT)

PADA TANAMAN PADI

oleh

KELOMPOK 1

BELZA FAIZATUL MAGHFIROH A41222127


PRABASARI TRIBHUANA TUNGGADEWI A41222041
NABILA AMALIA FADIAH A41222252
MUHAMMAD RIZAL YUSVIAN A41222792
DANI FAUZI BAHTIAR A41221931
ALIF RISKIANTO A41222901

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tumbuhan pangan yang
menjadimakanan utama penduduk Indonesia. untuk memenuhi kebutuhan pangan
penduduk. Maka, Indonesia dituntut untuk menjalankan kebijakan ketahanan
pangan dengan berfokus pada pembangunan pertanian. Salah satu strategi dalam
pembangunan pertanian yang tepat adalah pemberdayaan petani harus
diintensifkan agar dapat tercapai ketahanan pangan Nasional, sebab petani
merupakan pelaku dalam proses produksi produk pertanian khususnya pangan.
Seiring meningkatnya populasi penduduk dan kebutuhan pangan Nasional,
produktivitas komoditas padi pun harus ditingkatkan agar total produksinya dapat
memenuhi kebutuhan pangan Nasional. Produktivitas padi dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, diantaranya adalah serangan hama dan penyakit. Serangan
hama dan penyakit akan menurunkan produktivitas padi secara signifikan apabila
tidak ditangangi dengan serius. Musuh utama petani adalah hama atau organisme
pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman padi, diantaranya ialah tikus, wereng,
penggerek batang, kepik,walang sangit, jenis serangga lainnya, dan burung. Di
setiap daerah, hama utama yang menyerang pertanaman padi akan berbeda.
Sehingga perlu adanya strategi pengendalian yang tepat,seperti penggunaan
varietas unggul, penggunaan benih bersertifikat, monitoring,dan teknik-teknik
pengendalian efektif dan aman yang bisa dilakukan.
Adapun cara lain yang dapat dilakukan pada pengendalian OPT tanaman
padi, yaitu menggunakan cara mekanik, fisik, serta kultur teknik. Cara mekanis
sudah jarang diterapkan oleh petani, alasan sebab sifat yang membutuhkan waktu
yang lama serta jumlah hama yang dikendalikan oleh cara mekanis tidak
sebanyak cara kimiawi (pestisida sintesis), tetapi cara mekanis masih tak jarang
dilakukan petani pada melakukan penyiangan. Cara fisik mampu dilakukan
dengan mengatur tinggi genangan air dan memasang jebakan-jebakan untuk
hama. Cara kultur teknis dilakukan dengan mengatur jarak tanam, melakukan
rotasi tumbuhan, dan lainnya. Cara hayati bisa dilakukan menggunakan
pengembangan musuh dari hama tersebut baik secara parasit serta predator. sang
sebab itu, wajib dilakukan pengendalian yg tepat pada mengendalikan hama dan
penyakit tumbuhan padi, yaitu dengan Pengendalian Terpadu. Konsep ini
memadukan semua teknik pengendalian yang paling efektif serta dan
meminimalisir dampak negatif terhadap ekosistem ataupun lingkungan sehingga
produktivitas tanaman padi optimal dan keseimbangan ekosistem pun tetap
terjaga (lestari).

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui berbagai macam
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menyerang tanaman padi.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi gejala, akibat yang ditimbulkan.
3. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman padi yang dilakukan oleh
petani.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Organisme pengganggu tanamn (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik


berukuran mikro ataupun makro yang mengganggu,menghambat, bahkan
mematikan tanaman yang dibudidayakan . Berdasarkan jenis serangan OPT dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu hama, gulma, dan penyakit. Hama adalah Hewan
pengganggu yang merusak bagian daritanaman yang mengakibatkan pertumbuhan
tanaman tersebut terganggu bahkan megakibatkan kematian dalam serangan yang
melonjak penyakit pada tumbuhan adalah masuknya bakteri atau virus yang
merusak system perkembangan atau kekebalan dalam tubuh tumbuhan. Dalam hal
inifactor lingkungan lah hal utama dalam terjadinya penyakit tersebut.Seperti
keadaan suhu, kelembaban, curah hujan dan juga tergantung pada keadaan tempat
tumbuh-tumbuhan tersebut.
Gulma adalah tumbuhan pengganggu tanaman dalam persaingan unsur hara,
sehingga membuat tanaman megalami kekurangan hara. Gulma biasanya akan
menjadi musuh utama dalam membudidayakan sebuah komoditi pertanian. Hal
tersebut perlu diperhatikan dalam bercocok tanam. Begitu banyak petani
mengeluh tentang pertumbuhan gulma yang begitu cepat, sebagian petani
menggunakan herbisida sebagai pengendali gulma tersebut (Ridwan, 2022).
Ilmu Penyakit Tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari kerusakan yang
disebabkan oleh organisme yang tergolong ke dalam dunia tumbuhan seperti
Tumbuhan Tinggi Parastis, Ganggang, Jamur, bakteri, Mikoplasma dan Virus.
Kerusakan ini dapat terjadi baik di lapangan maupun setelah panen. Penyakit
tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi,
demikian juga penyakit tanamannya. Di samping itu untuk mempelajari Ilmu
Penyakit Tumbuhan perlu diketahui beberapa istilah dan definisi yang penting.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan
kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan
oleh karena hilangnya hasil ternyata juga dapat melalui cara lain yaitu
menimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan
oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut (Dirgori, 2020).
Informasi mengenai keragaman hama dan penyakit pada padi hingga saat ini
belum banyak dilaporkan, padahal informasi ini penting untuk diketahui dalam
rangka pengendalian OPT untuk menyangga stabilitas produksi padi (Sudewi
dkk., 2020).
Keberadaan tanaman padi baik secara kualitas maupun kuantitas di
ekosistem sawah akan mengundang hadirnya serangga herbivore yang akan
memanfaatkan tanaman padi sebagai sumberenerginya. Selanjutnya keberadaan
serangga herbivore di ekosistem sawah juga mengundang hadirnya serangga
musuh alami baik predator maupun parasitoid yang menanfaatkan serangga
herbivore sebagai sumber energinya. Serangga herbivore atau juga dikenal
sebagai organisme pangganggu tanaman (OPT) tanaman padi dalam jumlah
tertentu akan menyebabkan kerusakan tanaman padi dan bahkan kerugian
produksinya. Serangga OPT dan musuh alami merupakan bagian dari keragaman
hayati, yang saling pengaruh mempengaruhi menuju keseimbangan. Namun
demikian keseimbangan alami antara serangga OPT dan musuh alami sering
dikacaukan oleh penggunaan bahan kimia sebagai sarana produksi (Hadi, 2018).
Oleh sebab itu, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan faktor
utama buruknya hasil dalam kualitas suatu varietas tanaman yang menyebaban
minimumnya hasil keadaan suatu tanaman. Kunci dari keberhasilan pengendalian
serangan hama disuatu daerah sangatlah bergantung dari identifikasi, inventarisasi
dan analisis permasalahan OPT dan lapangan yang dihadapi petani di suatu
daerah, sehingga tindakan pengendalian yang dilakukan tepat dan terpadu
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum identifikasi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) kali ini
dilakukan pada Selasa, 21 Maret 2023 pada pukul 07.00-09.00, di lahan
Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat Dan Bahan


 Sepatu Bot
 Alat Tulis
 Dokumentasi

3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Mengamati dan mengidentifikasi OPT yang ada dilahan dengan seksama
dan teliti
3. Mencatat dan mendokumentasikan macam-macam OPT di lahan yang
ditanami padi.
DAFTAR PUSTAKA

Dirgori, R. 2020. Definisi Penyakit Tanaman. Artikel Kementrian Pertanian.


Diakses pada Tanggal 24 Mei 2023, Pukul 14.58 WIB.

Hadi, M. 2018. Perbandingan karakter ekologi opt (organisme pengganggu


tanaman) dan musuh alaminya pada masa tanam yang berbeda di sawah
organik dan anorganik. Bioma : Berkala Ilmiah Biologi. 20(1):40.

Ridwan, 2022. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Artikel Kementrian


Petanian. Diakses pada Tanggal 24 Mei 2023, Pukul 14.58 WIB

Sudewi, S., Ala, A., Baharuddin, B., dan M. F. BDR. 2020. Keragaman
organisme pengganggu tanaman (opt) pada tanaman padi varietas unggul
baru (vub) dan varietas lokal pada percobaan semi lapangan. Agrikultura.
31(1):15.

Anda mungkin juga menyukai