Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGARUH PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI DALAM


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

Oleh:
Golongan A/Kelompok 4
Nabiilah Zuhriyyah H. 211510501025
Husnul Khowatini 211510501044
Maya Wenlow Saragih 211510501064
Ahmad Rosyidin 239919990207

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

Keberadaan hama pada lahan budidaya pertanian dapat mengancam


stabilitas produksi dan produktivitas tanaman bahkan dapat menyebabkan
kehilangan hasil produksi secara nyata. Serangan hama dapat menyebabkan
kehilangan hasil sekitar 10-95%, bahkan pada serangan yang masif dapat
mengakibatkan puso atau gagal panen. Petani pada umumnya mengendalikan
serangan hama menggunakan pestisida kimia tanpa memahami dan
memperhatikan hama target, tidak tepat jenis, tidak tepat dosis, serta metode dan
frekuensi pengaplikasian yang tidak tepat. Penggunaan pestisida kimia secara
berlebihan dapat meninggalkan residu kimia pada tanah, air, dan tanaman
produksi sehingga mampu menurunkan kualitas lingkungan dan berbahaya bagi
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Penggunaan pestisida kimia yang
tidak tepat juga dapat menyebabkan resistensi, resurgensi, dan ledakan hama
sekunder. Saat ini lebih dari 500 spesies hama artropoda di dunia memiliki
ketahanan terhadap lebih dari satu jenis insektisida (Sutriadi dkk, 2019).
Pengendalian hama terpadu merupakan salah satu bentuk aktivitas yang
mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. PHT menekankan
pada pemilihan, perpaduan, dan penerapan pengendalian hama yang didasarkan
pada perhitungan dan penaksiran konsekuensi ekonomi, ekologi, dan sosial.
Prinsip-prinsip pengendalian PHT menurut Untung (2000) didasarkan pada
sasaran PHT untuk membatasi dan mengendalikan populasi hama yang tidak
merugikan; penerapan secara holistik dengan mempertimbangkan berbagai faktor
untuk memperoleh anjuran yang optimal; memprioritaskan pengendalian secara
alami dan hayati seperti penggunaan varietas tahan OPT, praktis budidaya,
pemanfaatan musuh alami hama (parasit, predator, pathogen hama); penggunaan
pestisida kimiawi secara bijaksana; serta pemantauan dan pengamatan kondisi
hayati dan lingkungan. Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu bentuk
pelaksanaan pengendalian hama terpadu yang memanfaatkan bahan-bahan alami.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan
pestisida nabati terhadap pengendalian hama ramah lingkungan pada tanaman
budidaya.
BAB 2. PEMBAHASAN

Pestisida nabati merupakan jenis pestisida yang berasal dari bahan-bahan


alami seperti tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan hama
penyakit pada tanaman. Lebih dari 400 ribu jenis tumbuhan telah teridentifikasi
bahan kimianya dan 10 ribu di antaranya mengandung metabolit sekunder yang
potensial sebagai bahan baku pestisida nabati. Hasil-hasil penelitian menunjukkan
senyawa metabolit sekunder dapat mengendalikan populasi serangga hama. sifat
dan mekanisme kerja bahan nabati tersebut dalam melindungi tanaman dapat
sebagai antifitopatogenik (antibiotik pertanian), fitotoksik atau mengatur
pertumbuhan tanaman (fitotoksin, hormon, dan sejenisnya), dan bahan aktif
terhadap serangga (hormon serangga, feromon, antifidan, repelen, atraktan, dan
insektisida) (Tanzil dkk, 2022). Lebih lengkapnya, berikut merupakan beberapa
pengaruh penggunaan pestisida nabati dalam pengendalian hama dan penyakit
tanaman:
1. Pengurangan populasi hama. Pestisida nabati dapat efektif mengurangi
populasi hama yang menyerang tanaman. Senyawa aktif yang terkandung
dalam pestisida nabati dapat mengganggu sistem saraf atau proses fisiologis
hama, menyebabkan kematian atau menghambat perkembangan mereka.
Mekanisme kerja pestisida nabati tidak hanya menumpukan pada tingkat
kematian semata tetapi juga berfungsi sebagai antifeedant dan repelant.
2. Pengendalian penyakit. Pestisida nabati juga dapat digunakan untuk
mengendalikan penyakit tanaman. Beberapa senyawa nabati memiliki sifat
antimikroba yang efektif dalam melawan patogen penyebab penyakit tanaman,
seperti bakteri atau jamur.
3. Pengurangan residu kimia. Salah satu keuntungan penggunaan pestisida nabati
adalah potensi pengurangan residu kimia pada hasil panen. Pestisida nabati
cenderung memiliki waktu paruh yang lebih singkat dan dapat terdegradasi
dengan cepat oleh mikroorganisme atau proses alami lainnya, mengurangi
risiko residu yang berlebihan.
4. Keamanan manusia dan lingkungan. Penggunaan pestisida nabati dianggap
lebih aman bagi manusia dan lingkungan dibandingkan dengan pestisida
sintetis. Pestisida nabati umumnya memiliki toksisitas yang lebih rendah dan
lebih mudah terurai secara alami, mengurangi dampak negatif terhadap
organisme non-target dan lingkungan.
5. Keberlanjutan pertanian. Pestisida nabati dapat menjadi bagian dari
pendekatan pertanian berkelanjutan. Dengan mengurangi penggunaan
pestisida sintetis yang lebih berbahaya, penggunaan pestisida nabati dapat
membantu menjaga keseimbangan ekosistem pertanian, keberlanjutan tanah,
dan kesehatan manusia.
BAB 3 KESIMPULAN

Penggunaan pestisida nabati dalam pengendalian hama dan penyakit


tanaman memiliki pengaruh yang signifikan dalam menjaga kesehatan tanaman
serta mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berpotensi merusak
lingkungan dan kesehatan manusia. Pestisida nabati merupakan bahan alami yang
berasal dari tumbuhan, seperti ekstrak daun, bunga, dan akar, yang mengandung
senyawa aktif yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan hama dan
patogen tanaman. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan
pestisida nabati efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Senyawa aktif dalam pestisida nabati dapat mengganggu siklus hidup hama,
seperti serangga penggerek, kutu daun, dan ulat, sehingga mengurangi populasi
hama secara alami. Selain itu, senyawa aktif dalam pestisida nabati juga memiliki
sifat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran patogen
tanaman, seperti jamur dan bakteri penyebab penyakit. Penggunaan pestisida
nabati juga memiliki keuntungan lain, yaitu rendahnya residu pestisida dalam
hasil panen. Pestisida nabati umumnya memiliki waktu paruh yang singkat dan
mudah terdegradasi oleh lingkungan, sehingga residunya pada tanaman dan
produk pertanian jauh lebih rendah dibandingkan dengan pestisida kimia. Hal ini
penting untuk menjaga keamanan pangan dan kesehatan konsumen. Namun,
meskipun penggunaan pestisida nabati memiliki banyak keuntungan, masih
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan efektivitas dan
keamanannya. Pengembangan formulasi pestisida nabati yang stabil, penentuan
dosis yang tepat, serta pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme kerja
senyawa aktif dalam pestisida nabati masih menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Dalam rangka menjaga keberlanjutan pertanian dan lingkungan, penggunaan
pestisida nabati dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat menjadi
alternatif yang ramah lingkungan dan berpotensi mengurangi ketergantungan pada
pestisida kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Untung K. 2000. Pelembagaan Konsep Pengendalian Hama Terpadu Di Indonesia.


Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 6(1): 1-8.
Tanzil, A. I., Sari, V. K., & Basuki, B. (2022). Sosialisasi teknologi pestisida
nabati di kelompok tani harapan, desa slateng, kecamatan ledokombo,
kabupaten jember. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 6(4), 1644-1649.
Sutriadi, M. T., Harsanti, E. S., Wahyuni, S., & Wihardjaka, A. (2019). Pestisida
nabati: prospek pengendali hama ramah lingkungan. Jurnal Sumberdaya
Lahan, 13(2), 89-101.

Anda mungkin juga menyukai