PENDAHULUAN
satu bentuknya akan mengarah pada pola pertanian yang makin monokultur, baik
itu pada pertanian darat maupun akuakultur. Dengan kondisi tersebut, maka
berbagai jenis penyakit yang tidak dikenal atau menjadi masalah sebelumnya
mendukung agar dapat dicapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal
adalah pestisida.
1
perkembangan pertanian selanjutnya. Tetapi di negara-negara berkembang telah
Pencemaran oleh pestisida tidak saja pada lingkungan pertanian tapi juga dapat
Untuk itu perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang
aman dari pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat .menggantikan peranan
gulma.
penggunaan lahan
2
3. Bagaimana mengetahui dampak negative penggunaan pestisida terhadap
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pestisida
digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan
nematoda. Jenis pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari
pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang resisten. Pestisida yang termasuk
meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan
mempunyai pengaruh yang efektif sesaat saja dan cepat terdegradasi di tanah,
(Sudarmo, 1991).
4
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh
pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian, yang mana harus
hama tertentu, mudah terurai dan aman bagi lingkungan sekitarnya. Penerapan
penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola tanam serta usaha
pembukaan lahan baru akan membawa perubahan pada ekosistem yang sering
kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad penganggu. Cara lain untuk
memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar dan hanya dapat dilakukan pada
kondisi tertentu. Sampai saat ini hanya pestisida yang mampu melawan jasad
1991).
tanah, jalan pengangkutan yang lebih dominan dari berbagai herbisida, insektisida
Pestisida adalah bahan kimia atau campuran dari beberapa bahan kimia
5
ketersediaan bahan pangan, mencegah kerusakan harta benda, dan pengendalian
toksik hanya pada organisme targetnya, yaitu hama. Namun, pada kenyataannya,
sebagian besar bahan aktif yang digunakan tidak cukup spesifik toksisitasnya,
akut dalam dosis tinggi oleh pestisida dapat menyebabkan keracunan. Tanda-
muntah, mual, diare, sakit kepala, penglihatan kabur, salivasi, berkeringat banyak,
kecemasan, gagal nafas dan gagal jantung. Sementara keracunan kronis ditandai
selaput mata atau kulit, namun pajanan ringan jangka panjang berpotensi
6
sebagai endocrine disrupting chemicals (EDCs), yaitu senyawa kimia di
7
pestisida yang tidak bijaksana. Kerugian berupa timbulnya dampak buruk
penggunaan pestisida, dapat dikelompokkan atas 3 bagian :
(1). Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia,
(2). Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan
(3). Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu
tanaman.
2.3. Pengaruh pestisida terhadap lingkungan
kesehatan manusia.
seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency
Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai
produk pertanian yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun produk
pertanian tersebut di dapat dengan harga yang lebih mahal dari produk pertanian
8
Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan
lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar
diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah (Uehara,
1993).
Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau
yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran
permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah.
9
Lembang dan Pengalengan tanah disekitar kebun wortel, tomat, kubis dan buncis
telah tercemar oleh residu organoklorin yang cukup tinggi. Juga telah tercemar
beberapa sungai di Indonesia seperti air sungai Cimanuk dan juga tercemarnya
sebagai partikulat yang terbawa oleh angin ke area selain target dan
Kondisi cuaca seperti temperatur dan kelembaban juga menjadi penentu kualitas
menguap ini dapat terhirup oleh manusia dan hewan di sekitar. Selain itu, tetesan
pestisida yang tidak larut atau tidak dilarutkan oleh air dapat bergerak
sebagai debu sehingga dapat mempengaruhi kondisi cuaca dan kualitas presipitasi.
zona penyangga di sekitar tanaman pertanian yang terdiri dari lahan yang kosong
pemecah angin yang menyerap pestisida dan mencegah persebaran ke area lain.
10
Persebaran di perairan
sungai dan 90% sumur yang diuji oleh USGS. Residu pestisida juga telah
ditemukan di air hujan dan air tanah. Pemerintah Inggris juga telah mempelajari
bahwa konsentrasi pestisida di berbagai sungai dan air tanah melebihi ambang
pergerakan zat kimia di aliran sungai. Pada awal tahun 1970an, analisis kuantitatif
tanah, dibawa oleh aliran air permukaan, atau ditumpahkan secara sengaja
11
Faktor yang mempengaruhi kemampuan pestisida dalam mengkontaminasi
perairan mencakup tingkat kelarutan, jarak pengaplikasian pestisida dari badan air,
cuaca, jenis tanah, keberadaan tanaman di sekitar, dan metode yang digunakan
Persebaran di tanah
merupakan bahan pencemar tanah yang persisten, yang dapat bertahan selama
umum di tanah. Tanah yang tidak disemprot pestisida diketahui memiliki kualitas
yang lebih baik dan mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga
meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Hal ini diketahui memiliki
menuju perairan, karena bahan organik tanah mampu mengikat pestisida. Bahan
organik tanah juga bisa mempercepat proses pelapukan bahan kimia pestisida.
12
Tingkat degradasi dan pengikatan merupakan faktor yang mempengaruhi
langsung, yang lalu berpindah ke tempat lainnya termasuk udara dan bahan
aktivitasnya bergantung pada kadar organik tanah. Asam organik yang lemah
diketahui memiliki kemampuan pengikatan oleh tanah yang rendah karena tingkat
keasaman dan strukturnya. Bahan kimia yang telah terikat oleh partikel tanah juga
telah diketahui memiliki dampak yang rendah bagi mikrorganisme, dan bahan
degradasi pestisida.
13
Pestisida berimplikasi dalam kesehatan manusia karena polusi dalam
pestisida dapat mencemari lahan pertanian dan apabila masuk dalam rantai
ketimbang senyawa lain, mengingat jenis ini peka akan sinar matahari dan tidak
menimbulkan kerugian.
14
diketahui mengganggu hubungan kimiawi antara tanaman legum dan
tanaman pertanian. Bintil akar pengikat nitrogen yang terbentuk pada tanaman ini
pestisida pada tanaman yang sedang berbunga dapat membunuh lebah madu yang
Serikat kehilangan setidaknya US$ 200 juta per tahunnya akibat berkurangnya
hewan yang terdampak secara tidak langsung karena berada di puncak rantai
hingga 10 juta ekor sejak tahun 1979 hingga 1999, sebuah fenomena yang
15
diperkirakan akibat hilangnya keragaman hayati tanaman dan inverteberata yang
menjadi makanan burung tersebut. Di seluruh Eropa, 116 spesies burung saat ini
waktu dan tempat di mana pestisida tersebut digunakan. Pestisida DDE diketahui
menyebabkan penipisan cangkang telur pada burung di Amerika Utara dan Eropa.
Fungisida yang digunakan pada usaha budi daya kacang tanah diketahui
butiran, sehingga burung dan hewan lainnya dapat memakan butiran tersebut
seluruh dunia, karena alasan yang tak bisa dijelaskan yang bervariasi tapi
dalam air bahwa si kecebong bermetamorfosis dalam bentuk yang lebih kecil,
16
menurunkan kemampuan mereka dalam menangkap mangsa dan menghindar
dari predator.
pertumbuhan.
maupun nonreproduktif pada reptil dan amfibi air telah ditemukan. Buaya,
berkurangnya jumlah telur yang menetas, feminisasi, luka pada kulit, dan ketidak
Kehidupan akuatik
17
Gambar 4. Penggunaan algisida, pestisida untuk alga
Ikan dan biota akuatik lainnya dapat mengalami efek buruk dari perairan
sungai membawa dampak yang mematikan bagi kehidupan di perairan, dan dapat
herbisida mengandung tembaga sulfit yang beracun bagi ikan dan hewan air
lainnya. Penerapan herbisida pada perairan dapat mematikan tanaman air yang
populasi ikan.
18
Semakin cepat pestisida terurai di lingkungan, dampak dan bahayanya
semakin berkurang. Selain itu, telah diketahui bahwa insektisida secara umum
memiliki dampak yang lebih berbahaya bagi biota akuatik dibandingkan herbisida
dan fungisida.
yang tertinggal di lingkungan fisik dan biotis disekitar kita. Sehingga akan
karena pestisida menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui
tubuh organisme yang dikenainya. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai
secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan
hingga puluhan tahun. Dari beberapa hasil monitoring residu yang dilaksanakan,
diketahui bahwa saat ini residu pestisida hampir ditemukan di setiap tempat
lingkungan sekitar kita. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan
pengaruh negatif terhadap organisma bukan sasaran. Oleh karena sifatnya yang
beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada
19
Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air minum, air
sungai, air sumur, maupun di udara. Dan yang paling berbahaya racun pestisida
pada setiap aplikasi pestisida. Sebab hamparan yang disemprot sangat luas. Sudah
pasti, sebagian besar pestisida yang disemprotkan akan terbawa oleh hembusan
angin ke tempat lain yang bukan target aplikasi, dan mencemari tanah, air dan
besar menyebar di dalam air pengairan, dan terus ke sungai dan akhirnya ke laut.
Memang di dalam air terjadi pengenceran, sebahagian ada yang terurai dan
pestisida yang jatuh ke tanah yang dituju akan terbawa oleh aliran air irigasi.
kelak akan dimakan zooplankton. Dengan demikian pestisida tadi ikut termakan.
dalam tubuh zooplankton meningkat lagi hingga puluhan mungkin ratusan kali
20
dibanding dengan yang ada di dalam air. Bila zooplankton zooplankton tersebut
tubuh ikan besar yang memakan ikan kecil tersebut. Rantai konsumen yang
makanan, yang bergerak dari aras tropi yang terendah menuju aras tropi yang
tidak segera dapat dilihat. Sehingga sering kali diabaikan dan terkadang dianggap
kehilangan satu spesies dari muka bumi dapat menimbulkan akibat negatif jangka
panjang yang tidak dapat diperbaharui. Seringkali yang langsung terbunuh oleh
21
Di daerah Simalungun, diketahui paling tidak dua jenis spesies burung
yang dikenal sebagai pengendali alami hama serangga, saat ini sulit diketemukan
dan mungkin saja sedang menuju kepunahan. Penyebabnya, salah satu adalah
rantai makanan.
tumbuh, pada saat bertanam petani biasanya mencampur benih padi dengan
pestisida organoklor seperti Endrin dan Diendrin yang terkenal sangat ampuh
mematikan hama serangga. Jenis pestisida ini hingga tahun 60-an masih diperjual-
pertanian.
tanah. Bangkai serangga ini tentu saja menjadi makanan yang empuk bagi
Satu lagi, spesies burung Tullik. Burung berukuran tubuh kecil ini
diketahui sebagai predator ulat penggerek batang padi (Tryporiza sp). Bangsa
burung Tullik sangat aktif mencari ulat-ulat yang menggerek batang padi,
22
sehingga dalam kondisi normal perkembangan serangga hama penggerek batang
padi dapat terkontrol secara alamiah berkat jasa burung tersebut. Tetapi seiring
populasi burung tersebut menurun drastis. Bahkan belakangan ini, spesies tersebut
sulit diketemukan. Hilangnya spesies burung ini, akibat efek racun yang
terkontaminasi dalam tubuh ulat padi, yang dijadikan burung Tullik sebagai
makanan utamanya.
Tanaman
tidak tercapai. Hal ini sering terjadi, karena kurang pengetahuan dan perhitungan
23
Berikut ini diuraikan tiga dampak buruk penggunaan pestisida, khususnya
menerus, merupakan fenomena dan konsekuensi ekologis yang umum dan logis.
tekanan (strees). Karena hama terus menerus mendapat tekanan oleh pestisida,
maka melalui proses seleksi alami, spesies hama mampu membentuk strain baru
yang lebih tahan terhadap pestisida tertentu yang digunakan petani. Pada tahun
muncul strain serangga yang resisten terhadap DDT. Saat ini, telah didata lebih
dari 500 spesies serangga hama telah resisten terhadap berbagai jenis kelompok
insektisida.
Apabila suatu populasi hama yang terdiri dari banyak individu, dikenakan pada
sebagian besar individu populasi tersebut akan mati terbunuh. Tetapi dari sekian
banyak individu, ada satu atau beberapa individu yang mampu bertahan hidup.
disebabkan terhindar dari efek racun pestisida, atau sebahagian karena sifat
racun pestisida. Keturunan individu tahan ini, akan menghasilkan populasi yang
24
juga tahan secara genetis. Oleh karena itu, pada generasi berikutnya anggota
populasi akan terdiri dari lebih banyak individu yang tahan terhadap pestisida.
untuk menjadi tahan terhadap pestisida. Hanya saja, waktu dan besarnya
ketahanan tersebut bervariasi, dipengaruhi oleh jenis hama, jenis pestisida yang
Oleh karena sifat resistensi dikendalikan oleh faktor genetis, maka fenomena
resistensi adalah permanent, dan tidak dapat kembali lagi. Bila sesuatu jenis
serangga telah menunjukkan sifat ketahanan dalam waktu yang cukup lama,
serangga tersebut tidak akan pernah berubah kembali lagi menjadi serangga yang
pestisida antara lain hama Kubis Plutella xylostella, hama Kubis Crocidolomia
Grayak Spodoptera litura. Demikian juga hama hama-hama tanaman padi seperti
25
Ketahanan terhadap pestisida tidak hanya berkembang pada serangga atau
binatang arthropoda lainnya, tetapi juga saat ini telah banyak kasus timbulnya
pestisida, populasi hama menurun dengan cepat dan secara tiba-tiba justru
luas, juga membunuh musuh alami. Musuh alami yang terhindar dan bertahan
mangsa untuk sementara waktu terlalu sedikit, sehingga tidak tersedia makanan
beremigrasi untuk mempertahankan hidup. Disisi lain, serangga hama akan berada
pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Sumber makanan tersedia dalam
setelah penyemprotan.
ternyata dari penelitian lima tahun terakhir dibuktikan bahwa ada jenis-jenis
pestisida tertentu yang memacu peningkatan telur serangga hama . Hasil ini telah
26
dibuktikan International Rice Research Institute terhadap hama Wereng Coklat
(Nilaparvata lugens).
peningkatan populasi pada spesies yang sebelumnya bukan hama utama, sampai
tingkat yang merusak. Ledakan ini seringkali disebabkan oleh terbunuhnya musuh
alami, akibat penggunaan pestisida yang berspektrum luas. Pestisida tersebut tidak
hanya membunuh hama utama yang menjadi sasaran, tetapi juga membunuh
persawahan Jalur Pantura Jawa Barat, setelah daerah tersebut disemprot intensif
pestisida Dimecron dari udara untuk memberantas hama utama penggerek padi
wereng coklat Nilaparvata lugens setelah tahun 1973 mengganti kedudukan hama
27
penggunaan pestisida golongan khlor secara intensif untuk mengendalikan
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pembasmi hama atau Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu.
2. Tak bisa dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat,
terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Kerugian berupa
timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokkan atas 3
bagian : (1). Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, (2).
Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan (3). Pestisida
meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman.
3. Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami
oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat
mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau
muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka,
kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian.
4. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, melalui
aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya. Residu
pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami.
3.2. Saran
Saran yang kami usulkan pada mengenai dari isi makalah ini adalah
kiranya penggunaan pestisida sebaiknya perlahan-lahan dikurangi untuk
kepentingan bersama baik untuk manusia maupun untuk lingkungan dan
terkhusus pada sector pertanian.
29
DAFTAR PUSTAKA
30