Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Aminah Rahma Yanti

NIM : 06101181823008

TUGAS RANGKUMAN

KIMIA LINGKUNGAN

A. JENIS PEPTISIDA

Pestisida merupakan zat kimia yang telah melalui beberapa proses dan berguna untuk
mengusir hama. Kata pestisida yang disadur dari kata Bahasa Inggris yaitu pesticide yang
berarti, pest itu hama dan sida itu aksi pemberantasan atau tindakan membunuh. Awal mula
pestisida digunakan itu sekitar ribuan tahun yang lalu. Kala itu dimulai dengan cara
menyebarkan sulfur di area pertanian.

Penggunaan pestisida sebetulnya tidak melulu untuk kepentingan pertanian dan


perkebunan, banyak fungsi pestisida yang digunakan di luar untuk membantu pemberantasan
hama tanaman. Dan setiap jenis pestisida juga memiliki fungsi masing-masing dalam
mengusir hama. Beberapa jenis pestisida dan fungsinya yang sering kita jumpai di sekitar
kita, antara lain:

1.      Insektisida
Jenis pestisida ini yang paling sering kita jumpai dan mungkin paling sering
digunakan oleh petani. Fungsi dari jenis pestisida ini adalah untuk membasmi semua jenis
serangga yang dianggap hama. Cara kerja insektisida membasmi serangga yaitu dengan cara
mengganggu dan merusak aktivitas biologis dari serangga. Seperti menyerang sistem
pencernaan, menghentikan serangga untuk dapat berkembang biak, hingga merusak sistem
hormon serangga. Efek dari insektisida terhadap serangga tentu saja mengakibatkan kematian
pada serangga. Bisa secara seketika atau berproses, tergantung ketahanan serangga tersebut.

2.      Herbisida
Herbisida memiliki peran untuk membunuh gulma. Gulma merupakan tanaman yang
tumbuh secara liar berdekatan dengan tanaman yang kita tanam dan berpotensi mengganggu.
Sebetulnya tidak semua tanaman liar yang tumbuh berdekatan dengan tanaman kita itu
berpotensi menjadi hama, tetapi sebagian besar memang mengganggu. Mengapa gulma
mengganggu?. Karena ketika ada tanaman lain yang tidak kita inginkan berada berdekatan
dengan tanaman yang kita tanam, maka di situ akan terjadi persaingan antar tanaman.
Tanaman akan saling berebut cahaya matahari, air, unsur tanah, dan ruang tumbuh.

3.      Rodentisida
Fungsi jenis pestisida ini berfungsi untuk membunuh jenis hewan pengerat. Contoh
hewan pengerat yang dikategorikan sebagai hama dan paling sering kita temui di Indonesia
adalah tikus.

Sistem kerja rodentisida yaitu dengan cara merusak sistem pencernaan hewan pengerat. Efek
yang diterima oleh hewan pengerat tidak seketika dirasakan, melainkan membutuhkan proses
beberapa saat. Rodentisida ini juga berbahaya untuk jenis hewan mamalia seperti anjing dan
kucing.

4.      Larvisida
Larvisida memiliki peran sebagai pembasmi larva yang hidup di sekitar tanaman. Larva dapat
dikategorikan sebagai hama karena makanan dari larva adalah daun, dan tentu saja merugikan
jika berada di sekitar tanaman. Karena daun-daun pada tanaman akan menjadi rusak dan
gugur, sehingga menghambat tumbuh kembang tanaman. Proses fotosintesis akan tidak
terjadi sempurna jika tanaman tidak memiliki daun yang sehat.

5.      Nematisida
Nematisida yang membasmi nematoda atau lebih dikenal sebagai cacing gelang. Jenis cacing
gelang sendiri itu ada jutaan spesies. Dan hampir semuanya merupakan jenis parasit, yang
berarti tidak memiliki fungsi dan hanya merusak. Nematoda merupakan hama bagi tanaman,
terutama tanaman yang berejenis umbi-umbian seperti: bawang, wortel, singkong, dan ubi
jalar. Karena nematoda merusak bagian umbi atau akar pada tanaman untuk dijadikannya
makanan.

B. DAMPAK LINGKUNGAN

Pestisida selain bermanfaat, juga menghasilkan dampak lingkungan. Disamping


bermanfaat untuk meningkatkan hasil pertanian, ia juga menghasilkan dampak buruk baik
bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Lebih dari 98% insektisida dan 95%
herbisida menjangkau tempat selain yang seharusnya menjadi target, termasuk spesies non-
target, perairan, udara, makanan, dan sedimen.Pestisida dapat menjangkau dan
mengkontaminasi lahan dan perairan ketika disemprot secara aerial, dibiarkan mengalir dari
permukaan ladang, atau dibiarkan menguap dari lokasi produksi dan
penyimpanan.Penggunaan pestisida berlebih justru akan menjadikan hama dan gulma resistan
terhadap pestisida.

Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian
yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun produk pertanian tersebut di dapat
dengan harga yang lebih mahal dari produk pertanian yang menggunakan pestisida. Pestisida
yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia
adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan
oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka
terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai

Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu


berdampingan dengan masalah pencemaran lingkungan sejak bahanbahan kimia tersebut
dipergunakan di lingkungan. Sebagian besar bahanbahan kimia pertanian yang disemprotkan
jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di
atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah.
Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau yang dibawa oleh
hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan
tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja atau
membuang bahanbahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan
konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan
keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi
dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.

C. UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN PESTISIDA

Pencemaran dari residu pestisida sangat membahayakan bagi lingkungan dan


kesehatan, sehingga pelu adanya pengendalian dan pembatasan dari penggunaan pestisida
tersebut serta mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh residu pestisida. Kebijakan
global pembatasan penggunaan pestisida sintetik yang mengarah pada pemasyarakatan
teknologi bersih (clean technology) yaitu pembatasan penggunaan pestisida sintetik untuk
penanganan produk-produk pertanian terutama komoditi andalan untuk eksport.

Peraturan dan Pengarahan Kepada Para Pengguna


Peraturan dan cara-cara penggunaan pestisida dan pengarahan kepada para pengguna
perlu dilakukan, karena banyak dari pada pengguna yang tidak mengetahui bahaya dan
dampak negatif pestisida terutama bila digunakan pada konsentrasi yang tinggi, waktu
penggunaan dan jenis pestisida yang digunakan.
Kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan pestisida akan menyebabkan
pembuangan residu pestisida yang tinggi pada lingkungan pertanian sehingga akan
menganggu keseimbangan lingkungan dan mungkin organisme yang akan dikendalikan
menjadi resisten dan bertambah jumlah populasinya. Untuk melindungi keselamatan manusia
dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida
dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur
dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973.

Penggunaan Pestisida dengan Memperhatikan Kondisi Lingkungan


Untuk menghindari terjadinya pencemaran udara oleh adanya pestisida maka pada
saat penggunaan pestisida, pengguna harus memperhatikan beberapa hal yang mampu
mempengaruhi pendispersian polutan tersebut di udara. Faktor lingkungan seperti temperatur,
kecepatan dan arah angin, dan kelembaban udara sangat berperan dalam mempercepat dan
atau meringakan proses terjadinya pencemaran.

Pengendalian Hayati Menggunakan Biokontrol


Peningkatan pembangunan pertanian diarahkan pada sistem pertanian berkelanjutan,
dimana makna dari “berkelanjutan” adalah mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat
digunakan secara berkesinambungan serta meminimalisasi dampak negatif yang timbul.
Dengan adanya pertanian berkelanjutan, maka penggunaan pestisida dapat secara teliti dan
bertanggung jawab.

Dalam pertanian berkelanjutan, petani harus belajar dan meninggalkan metode


produksi yang memakai banyak bahan kimia. Memakai cara rotasi tanam, menanam
kacangan dan rumput untuk mengisi persediaan N, merawat tanah dengan pupuk dan
kompos, serta mendaur ulang bahan organik. Pendekatan ini akan melindungi tanah dan
mencegah pencemaran dan pencucian pupuk/bahan kimia dari tanah ke aliran sungai. Dengan
semakin ketatnya peraturan pemakaian bahan kimia, pengendalian hayati atau biokontrol
merupakan salah satu strategi untuk mengatasi dampak pencemaran lingkungan akibat
pemakaian bahan kimia untuk proteksi pertanian.

Metode Bioremediasi Sebagai Tindakan Perbaikan


Sebagai tindakan korektif bagi lahan yang telah tercemar oleh residu pestisida, saat ini
juga banyak dikembangkan metode “Bioremediasi”. “Bioremediasi” dikenal sebagai usaha
perbaikan tanah dan air permukaan dari residu pestisida atau senyawa rekalsitran lainnya
dengan menggunakan jasa mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan berasal dari
tanah namun karena jumlahnya masih terbatas sehingga masih perlu pengkayaan serta
pengaktifan yang tergantung pada tingkat rekalsitran senyawa yang dirombak.

Anda mungkin juga menyukai