Oleh :
SITI NURBAETI
NIM. 132010115031
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan kondisi tersebut, maka berbagai jenis penyakit yang tidak dikenal
atau menjadi masalah sebelumnya akan menjadi kendala bagi peningkatan hasil
berbagai komoditi agroindustri. Peningkatan sektor pertanian memerlukan berbagai
sarana yang mendukung agar dapat dicapai hasil yang memuaskan dan terutama
dalam hal mencukupi kebutuhan nasional dalam bidang pangan/sandang dan
meningkatkan perekonomian nasional dengan mengekspor hasil ke luar negeri.
Pencemaran oleh pestisida tidak saja pada lingkungan pertanian namun dapat
membahayakan kehidupan manusia dan hewan dimana residu pestisida terakumulasi
pada produk-produk pertanian dan pada perairan.Bagaimana cara untuk
meningkatkan produksi pertanian disamping juga menjaga keseimbangan lingkungan
agar tidak terjadi pencemaran akibat penggunaan pestisida yang dapat mengganggu
stabilitas lingkungan pertanian.
Untuk itu perlu diketahui peranan dan pengaruh serta penggunaan yang aman
dari pestisida dan adanya alternatif lain yang dapat menggantikan peranan pestisida
pada lingkungan pertanian dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma.
B. Rumusan Masalah
3. Apa saja yang dilakukan masyarakat dalam upaya mengatasi dampak dari
penggunaan pestisida terhadap kerusakan lingkungan?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Kegunaan Teoritis
a). Hasil dari penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan bahan pertimbangan bagi semua pihak atau pembaca.
2. Kegunaan Praktis
a). Mengembangkan dan meningkatkan wawasan bagi penulis seputar bidang
yang ditekuni.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pestisida
Jenis pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari tikus dan
siput .Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, maka pestisida dapat dikelompokkan
atas dua golongan yaitu yang resisten dimana meninggalkan pengaruh terhadap
lingkungan dan yang kurang resisten. Pestisida yang termasuk organochlorines
termasuk pestisida yang resisten pada lingkungan dan meninggalkan residu yang
terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan,
contohnya DDT, Cyclodienes, Hexachlorocyclohexane (HCH), endrin.Pestisida
kelompok organofosfat adalah pestisida yang mempunyai pengaruh yang efektif
sesaat saja dan cepat terdegradasi di tanah, contohnya Disulfoton, Parathion,
Diazinon, Azodrin, Gophacide, dan lain-lain.
Sampai saat ini hanya pestisida yang mampu melawan jasad penganggu dan
berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil Informasi yang terperinci
tentang tingkat keracunan, keberadaandalam tanah, jalan pengangkutan yang lebih
dominan dari berbagai herbisida, insektisida dan fungisida hendaknya
diketahui.Kondisi cuaca penting diperhatikan pada saat pengaplikasian.
Di Indonesia, pestisida yang paling dominan banyak digunakan sejak tahun
1950an sampai akhir tahun 1960an adalah pestisida dari golongan hidrokarbon
berklor seperti DDT, endrin, aldrin, dieldrin, heptaklor dan gamma BHC.Penggunaan
pestisida-pestisida fosfat organik seperti paration, OMPA, TEPP pada masa lampau
tidak perlu dikhawatirkan, karena walaupun bahan- bahan ini sangat beracun (racun
akut), akan tetapi pestisida-pestisida tersebut sangat mudah terurai dan tidak
mempunyai efek residu yang menahun.Pada tanah-tanah pertanian yang
menggunakan bahan organik yang tinggi, residu pestisida akan sangat tinggi karena
jenis tanah tersebut di atas menyerap senyawa golongan hidrokarbon berklor
sehingga persistensinya lebih mantap. Kandungan bahan organik yang tinggi dalam
tanah akan menghambat proses penguapan pestisida. Kelembaban tanah, kelembaban
udara, suhu tanah dan porositas tanah merupakan salah satu faktor yang juga
menentukan proses penguapan pestisida.Penguapan pestisida terjadi bersama-sama
dengan proses penguapan air.
Residu pestisida yang larut terangkut bersama-sama butiran air keluar dari
tanah dengan jalan penguapan, akan tetapi masih mungkin jatuh kembali ke tanah
bersama debu atau air hujan. Air merupakan medium utama bagi transportasi
pestisida.Pestisida dapat menguap karena suhu yang tinggi dan kembali lagi ke tanah
melalui air hujan atau pengendapan debu.
Pestisida bergerak dari lahan pertanian menuju aliran sungai dan danau yang
dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal, atau larut pada aliran permukaan,
terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah.
Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahan bahan kimia yang
berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air.
Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat
keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari
kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.
3.3.Pengendalian Hayati/Biologi
2. Pengarahan dan penggunaan lebih tepat kepada para penggunaan dalam hal
pemberian dosis,waktu aplikasi,cara kerja yang aman,akan mengurangi
ketidakefisienan penggunaan pestisida pada lingkungan dan mengurangi sekecil
mungkin pencemaran yang terjadi
3. Dimasa yang akan datang diharapkan penggunaan pestisida akan berkurang dan
lebih selektif dan dikung oleh adanya penemuan-penemuan baru yang lebih
efektif dalam mengatasi gangguan dari jasad pengganggu ini.
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar lebih mencari informasi yang lebih
banyak dan lebih akurat lagi seputar pestisida yang dapat merusak lingkungan dan
ekosistem, karena informasi yang disampaikan dalam makalah ini hanya terbatas
mengingat keterbatasan bahan dari penulis.