Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................2
A. Latar Belakang......................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................4
A. PERANAN PESTISIDA DALAM BIDANG PERTANIAN...............................................................4
B. DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN PESTISIDA DALAM KEGIATAN PERTANIAN......................4
C. Cara pencegahan pencemaran akibat pestisida....................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................7
Daftar Pustaka..................................................................................................................................8
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pestisida1 adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik da n virus yang
dipergunakan untuk (a) memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak
tanaman atau hasil pertanian; (b) memberantas rerumputan; (c) mematikan daun dan
mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; (d) mengatur atau merangsang
pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, tidak termasuk pupuk . Selain pada tanaman,
adapula pestisida yang digunakan untuk keperluan pemberantasan dan pencegahan (a)
hama pada hewan piaraan dan ternak ; (b) binatang dan jasad renik dalam rumah tangga,
bangunan dan alat pengangkutan; (c) binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia atau binatang yang perlu dilindungi (Peraturan Pemerintah RI No.7 Tahun 1973
tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyim - panan dan Penggunaan Pestisida) (Adriyani,
2006).
Pestisida yang banyak digunakan biasanya merupakan bahan kimia toksikan yang
unik, karena dalam penggunaannya, pestisida ditambahkan atau dimasukkan secara sengaja
ke dalam lingkungan dengan tujuan untuk membunuh beberapa bentuk kehidupan.
Idealnya pestisida hanya bekerja secara spesifik pada organisme sasaran yang dikehendaki
saja dan tidak pada organisme lain yang bukan sasaran. Tetapi kenyataanya, kebanyakan
bahan kimia yang digunakan sebagai pestisida tidak selektif dan malah merupakan toksikan
umum pada berbagai organisme, termasuk manusia dan organisme lain yang diperlukan
oleh lingkungan (Keman, 2001).
C.Tujuan
1. Menjelaskan peranan pestisida dalam bidang pertanian.
2. Memaparkan apa saja dampak negatif dari penggunaan pestisida.
3. Menjelaskan bagaimana cara mencegah pecemaran akibat pestisida.
BAB II PEMBAHASAN
A.PERANAN PESTISIDA DALAM BIDANG PERTANIAN
Pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian hama. Prinsip
penggunaan pestisida secara ideal adalah sebagai berikut (Fischer, 1992) :
1. Harus kompatibel dengan komponen pengendalian hama yang lain, yaitu
komponen pengendalian hayati.
2. Efektif, spesifik dan selektif untuk mengendalikan hama tertentu.
3. Meninggalkan residu dalam waktu yang diperlukan saja.
4. Tidak boleh persisten di lingkungan, dengan kata lain harus mudah terurai.
5. Takaran aplikasi rendah, sehingga tidak terlalu membebani lingkungan.
6. Toksisitas terhadap mamalia rendah (LD 50 dermal dan LD50 oral relatif tinggi),
sehingga aman bagi manusia dan lingkungan hayati.
7. Dalam perdagangan (labelling, pengepakan, penyimpanan, dan transpor) harus
memenuhi persyaratan keamanan.
8. Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut.
9. Harga terjangkau bagi petani.
Dalam hal ini berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dampak negatif pestisida
dan mencegah pencemaran lebih berlanjut lagi :
1. Pengaturan dan pengarahan kepada para pengguna
Peraturan dan cara- cara penggunaan pestisida dan pengarahan kepada para
pengguna perlu dilakukan, karena banyak dari pada pengguna yang tidak
mengetahui bahaya dan dampak negatif pestisida terutama bila digunakan pada
konsentrasi yang tinggi, waktu penggunaan dan jenis pestisida yang digunakan.
Kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan pestisida akan menyebabkan
pembuangan residu pestisida yang tinggi pada lingkungan pertanian sehingga akan
menganggu
keseimbangan lingkungan dan mungkin organisme yang akan dikendalikan menjadi
resisten dan bertambah jumlah populasinya.
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber- sumber kekayaan alam
khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif,
maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan
Pemerintah No. 7 Tahun 1973 (Sudarmo, 1991).
Standar keamanan untuk pengaplikasian pestisida dan pengarahan untuk
penggunaan yang aman dari pestisida, seperti cara pelarutan, jumlah (konsentrasi),
frekuensi dan periode dari aplikasi, ditentukan oleh aturan untuk meyakinkan bahwa
tingkat residu tidak melebihi dari standar yang telah ditetapkan. Keamanan dari
produk- produk pertanian dapat dijamin bila bahan- bahan kimia pertanian
diaplikasikan berdasarkan standar keamanan untuk pengaplikasian pestisida
(Uehara, 1996)
2. Penelitian yang mendukung kepada usaha pelestarian lingkungan
Kebijakan global pembatasan penggunaan pestisida sintetik, dapat menjadi
kendala di dalam meningkatkan eksport komoditi pertanian, disamping juga semakin
ketatnya peraturan mengenai keamanan lingkungan serta banyaknya kelemahan
dalam pemakaian bahan kimia dan antibiotika untuk proteksi pertanian (tanaman
dan hewan) (Suwanto, 1994)
Beberapa contoh produk pestisida masa depan yang ramah lingkungan
adalah daya mobilitas di tanah yang rendah, aktivitas unit yang tinggi, jangka waktu
yang pendek, tidak menguap, mudah didekomposisi oleh mikroorganisme tanah,
tingkat keracunan yang rendah pada hewan, perairan dan kehidupan di sekitarnya
dan tingkat kerusakan produk yang rendah yang tidak membahayakan lingkungan.
Penelitian pada pengendalian hama yang ramah lingkungan yaitu melalui rekayasa
genetik dengan membuat tanaman- tanaman yang resisten terhadap hama melalui
pengetahuan bioteknologi. Penelitian juga dilakukan pada perumusan bahanbahan
kimia yang ditujukan untuk memperbaiki keamanan dan lebih mengefektifkan
kegunaan dari bahan- bahan kimia pertanian (Uehara, 1996)
3. Pengelolaan Pestisida
Tindakan pengelolaan terhadap pestisida bertujuan untuk agar manusia
terbebas dari keracunan dan pencemaran oleh pestisida. Beberapa tindakan
pengelolaan yang perlu diambil untuk mencegah keracunan dan pencemaran oleh
pestisida ialah penyimpanan, pembuangan serta pemusnahan limbah pestisida .
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Pangan Dunia (FAO),
1992 yang meneliti 214 orang petani selama dua tahun, terjadinya keracunan akut
yang diderita oleh petani responden disebabkan petani tidak memahami bahaya
pestisida terhadap kesehatannya. Sedangkan pakaian pelindung yang aman, terlalu
panas untuk digunakan di daerah tropis dan harganya terlalu mahal, sehingga para
petani harus menerima keadaan sakit sebagai risiko bekerja di sektor pertanian
(Depkes, 2000)
BAB III PENUTUP
Penggunaan pestisida di bidang pertanian, mulai dari tahap pembenihan hingga hasil
pertanian merupakan suatu hal yang sangat sulit dihindari. Penggunaan pestisida di bidang
pertanian haruslah bijaksana dan tepat, mengingat konsumen akhir dari produk pertanian
adalah manusia. Selain dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia,
penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat mencemari lingkungan dan merusak
keseimbangan ekosistem secara luas, yang pada akhirnya akan berdampak secara tidak
langsung pada kelangsungan kehidupan manusia.
Pencemaran oleh pestisida dapat dicegah dengan berbagai cara antara lain dengan
pengelolaan dan penggunaan pestisida yang benar dan aman, pengawasan kegiatan yang be
rkaitan dengan pestisida dan terutama bagi sektor pertanian . Pencemaran pestisida dapat
ditekan dengan penerapan sistem pertanian yang tepat dan bertanggung jawab.
Daftar Pustaka
Adriyani, R. (2006). Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan
Pestistisida Pertanian.
Depkes. (2000). Pencemaran pestisida dan pencegahannya. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Djojosumarto, P. (2000). Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta: Karnisius.
Fischer. (1992). Biotechnology Symposium on Biopesticide. New Agrichemicals Based
on
Microbial.
Keman, S. (2001). Bahan Ajar Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
Mangkoedihardjo, S. (1999). Ekotoksikologi Keteknikan. Surabaya: Jurusan Teknik
Lingkungan-FTSP ITS.
Sudarmo, S. (1991). Pestisida. Yogyakarta: Kanisius.
Suwahyono, U. (1996). Aplikasi Biofungsi Trichodema Spp Untuk pengendali Jamur patogen
Rzoctonia Solanii Pada Tanaman Kedelai. Jakarta: BPTT.
Suwanto, A. (1994). Mikroorganisme Untuk Biokontrol : Strategi Penelitian
dan Penerapannya Dalam Bioteknologi Pertanian. Bogor : IPB.
Uehara, K. (1996). The Present State of Plant Protection in Japan Safety Counterm easures
for Agriculture Chemicals Japan Pesticide Information. Tokyo: Japan Plant Protection
Association.