Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pencemaran Pestisida
Dosen Pengampuh :Agus Yohanan, S.H., M.KL.

Disusun Oleh

Esa Dahil Helsinky (191313251363)

STIKES WIDYAGAMA HUSADA


KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
Kata pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada saya sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “pencemaran pestisida”

Saya menyampaikan terima kasih kepada bapak Agus Yohanan, SH., M.KL selaku dosen
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan makalah
ini dan tak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Saya pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu saya menharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai kebaikan dalam
penulisan makalah ini dan dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Malang, 20 september 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Judul…………………………………………………………………1
Kata Pengantar ………………………………………………….…..2
Daftar Isi……………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang……………………………………………………….4
Rumusan masalah……………………………………………………5
Tujuan…………………………………………………………….….5

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian pestisida………………...............................................…..6

Manfaat pestisida………................................................…………….7

Bahaya pestisida…......................................................................…….8

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ………………………………………………………….10
Saran ……………………………………………………………...…10

Daftar pustaka ……………………………………………………….11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini kebanyakan disebabkan oleh


penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Dari sektor pertanian sendiri penggunaan
bahan kimia yang dapat merusak lingkungan adalah penggunaan pestisida. Hampir
semua pertanian yang ada saat ini menggunakan bahan kimia, baik pestisida maupun
pupuk kimia.

          Pestisida sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menurunkan OPT
(Organisme pengganggu Tumbuhan), namun sayangnya terkadang petani
menggunakan pestisida berlebihan yang nantinya akan berdampak pada pencemaran
ligkungan. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan,
sebaiknya memperhatikan informasi yang terperinci tentang tingkat keracunan,
keberadaan dalam tanah, jalan pengangkutan yang lebih dominan dari berbagai
herbisida, insektisida dan fungisida hendaknya diketahui. Kondisi cuaca juga penting
diperhatikan pada saat pengaplikasian.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Pestisida?
2. Manfaat pestisida?
3. Bahaya pestisida?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pestisida.
2. Untuk mengetahui manfaat pestisida.
3. Untuk mengetahui bahaya pestisida.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pestisida


Pestisida merupakan suatu substansi bahan kimia dan material lain
(mikroorganisme, virus, dan lain-lain) yang tujuan penggunaannya untuk mengontrol
atau membunuh hama dan penyakit yang menyerang tanaman, bagian tanaman, dan
produk pertanian, membasmi rumput/gulma, mengatur, dan menstimulasi
pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, namun bukan penyubur. Pestisida
meliputi herbisida (untuk mengendalikan gulma), insektisida (untuk mengendalikan
serangga), fungisida (untuk mengendalikan fungi), nematisida (untuk mengendalikan
nematoda), dan rodentisida (racun vertebrata) .
Penggunaan pestisida dianggap menguntungkan untuk menekan kehilangan
hasil sebelum dan setelah panen . Terdapat 3 kelompok utama pestisida konvensional
antara lain :
a. Organoklorin, umumnya terurai sangat lambat dan memerlukan waktu yang relatif
lama (dieldrin, chlordan, aldrin, DDT, dan heptaklor).
b. Organofosfat, sangat toksik pada manusia, tetapi umumnya cepat terurai
(diazinon, malation, dimetoat, profenofos dan klorpirifos).
c. Karbamat sedikit toksik pada manusia, namun berpotensi mempengaruhi
kekebalan dan sistem saraf pusat (karbaril, karbofuran, dan metomil).
Pestisida sebagai produk berupa zat atau campuran zat yang berbentuk gas,
cair, atau padat yang digunakan untuk membunuh, melindungi, mengontrol,
mencegah, atau mengurangi bentuk-bentuk kehidupan tanaman, hewan, dan virus
(kecuali virus, jamur, atau bakteri pada atau dalam kehidupan manusia dan hewan
lainnya). Penggunaan pestisida di seluruh dunia didominasi oleh insektisida,
fungisida, dan herbisida. Di tingkat dunia, penggunaan pestisida didominasi oleh
herbisida yang disusul oleh insektisida dan fungisida, sedangkan di Indonesia,
insektisida masih menempati urutan teratas.
Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus untuk
memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda,
cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus,

6
bacteria, jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya.Pestisida
merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai pengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman
atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan
serangan hama pada tanaman.

2.2 Manfaat Pestisida


Di bidang pertanian, penggunaan pestisida juga telah dirasakan manfaatnya
untuk meningkatkan produksi. Dewasa ini pestisida merupakan sarana yang sangat
diperlukan. Terutama digunakan untuk melindungi tanaman dan hasil tanaman, ternak
maupun ikan dari kerugian yang ditimbulkan oleh berbagai jasad pengganggu.
Bahkan oleh sebahagian besar petani, beranggapan bahwa pestisida adalah sebagai
“dewa penyelamat” yang sangat vital. Sebab dengan bantuan pestisida, petani
meyakini dapat terhindar dari kerugian akibat serangan jasad pengganggu tanaman
yang terdiri dari kelompok hama, penyakit maupun gulma. Keyakinan tersebut
cenderung memicu pengunaan pestisida dari waktu ke waktu meningkat dengan pesat.
Peraturan menteri Pertanian Nomor : 07 /Permentan /SR. 140 /2 /2007
mendefinisikan bahwa pestisida adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik serta
virus yang digunakan untuk:
1. memberantas atau mencegah hama-hama tanaman, bagian-
bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian,
2. Memberantas rerumputan,
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang
tidak diinginkan,
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-
bagian tanaman, tidak termasuk pupuk,
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-
hewan piaraan dan ternak,
6. Memberantas dan mencegah hama-hama air,
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-
jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat
pengangkutan
7
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.

2.1 Bahaya Pestisida


Pestisida masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, diantaranya absorpsi
melalui kulit, melalui oral baik disengaja atau kecelakaan, dan melalui pernafasan.
Absorbsi
lewat kulit atau subkutan dapat terjadi jika substansi toksik menetap di kulit dalam
waktu lama. Intake melalui saluran pernafasan terjadi jika pemaparan berasal dari
droplet, uap atau serbuk halus. Pestisida meracuni manusia melalui berbagai
mekanisme kerja.
a. Mempengaruhi kerja enzim dan hormon. Bahan racun yang masuk
kedalam tubuh dapat menonaktifkan aktivator sehingga enzim atau hormon
tidak dapat bekerja. Pestisida tergolongsebagai endocrine disrupting
chemicals (EDCs), yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu sintesis,
sekresi, transport, metabolisme, pengikatan dan eliminasi hormon-hormon
dalam tubuh yang berfungsi menjaga homeostasis, reproduksi dan proses
tumbuh kembang.
b. Merusak jaringan. Masuknya pestisida menginduksi produksi serotonin dan
histamin, hormon ini memicu reaksi alergi dan dapat menimbulkan
senyawa baru yang lebih toksik.
c. Keracunan.
1. Keracunan Kronis
Keracunan kronis dapat ditemukan dalam bentuk kelainan
syaraf dan perilaku (bersifat neuro toksik) atau mutagenitas. Selain itu
ada beberapa dampak kronis keracunan pestisida pada organ paru-paru,
hati, lambung dan usus. Serta mempengaruhi kerja sistem organ seperti
sistem syaraf, sistem hormonal, sistem kekebalan tubuh . Individu yang
terpapar oleh pestisida bisa mengalami batuk yang tidak juga sembuh,
atau merasa sesak di dada . Ini merupakan manifestasi gejala penyakit
bronkitis, asma, atau penyakit paru-paru lainnya. Kerusakan paru-paru
yang sudah berlangsung lama dapat mengarah pada kanker paru-paru.
8
2. Keracunan Akut
Keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida
langsung pada saat dilakukan aplikasi atau seketika setelah aplikasi
pestisida. Efek keracunan akut terbagi menjadi efek akut lokal dan efek
akut sistemik. Efek akut lokal jika hanya mempengaruhi bagian tubuh
yang terkena kontak langsung dengan pestisida biasanya bersifat iritasi
mata, hidung, tenggorokan dan kulit. Efek sistemik jika pestisida
masuk kedalam tubuh manusia dan mengganggu sistem tubuh. Darah
akan membawa pestisida keseluruh bagian tubuh menyebabkan
bergeraknya syaraf-syaraf otot secara tidak sadar dengan gerakan halus
maupun kasar dan pengeluaran air mata serta pengeluaran air ludah
secara berlebihan, pernafasan menjadi lemah/cepat (tidak normal).

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pestisida merupakan suatu substansi bahan kimia dan material lain
(mikroorganisme, virus, dan lain-lain) yang tujuan penggunaannya untuk mengontrol
atau membunuh hama dan penyakit yang menyerang tanaman, bagian tanaman, dan
produk pertanian, membasmi rumput/gulma, mengatur, dan menstimulasi
pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, namun bukan penyubur.
Dengan bantuan pestisida, petani meyakini dapat terhindar dari kerugian
akibat serangan jasad pengganggu tanaman yang terdiri dari kelompok hama,
penyakit maupun gulma. Keyakinan tersebut cenderung memicu pengunaan pestisida
dari waktu ke waktu meningkat dengan pesat. Pestisida meracuni manusia melalui
berbagai mekanisme kerja.

3.2 Saran
Dimasa yang akan datang diharapkan penggunaan pestisida akan berkurang dan lebih
selektif dan didukung dengan adanya penemuan-penemuan baru yang lebih efektif
dalam menggunakan pestisida atau dengan cara diganti dengan pestisida berbahan
alami agar tidak merusak lingkungan dan kesehatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas O.S.,2016. Bahaya Paparan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia.


Magister Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang. Bioedukasi
Vol XIV.
Wiratno,2013. Perkembangan, Penelitian, Formulasi Dan Pemanfaatan Pestiida. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan Jalan Kol. H. Barlian No.
83 km 6 Kotak Pos 1265 Palembang.
Arif A.,2015. Pengaruh Bahaya Kimia Terhadap Pestisida Lingkungan.
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin. JF FIK UINAM Vol.3
No.4.
Swacita I.B.N.,2017. Pestisida Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Laboratorium
Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Udayana Denpasar-Bali

11

Anda mungkin juga menyukai