TOKSIKOLOGI PESTISIDA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Toksikologi
Disusun oleh :
Ketua
Anggota
: Siska Hidayat
: Dhiessa Eka N
Dewi Wahyuni
Ating Kurniawati
(1211C1052)
(1211C1037)
(1211C1046)
(1211C1055)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................
ii
12
13
14
15
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk
mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.
Menurut Depkes (2004) dalam Rustia (2009), pestisida kesehatan masyarakat
adalah pestisida yang digunakan untuk pemberantasan vektor penyakit menular
(serangga, tikus) atau untuk pengendalian hama di rumah-rumah, pekarangan, tempat
kerja,
tempat
umum
lain,
termasuk
sarana
nagkutan
dan
tempat
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
PENGGOLONGAN PESTISIDA
lagi
a. Racun perut
menjadi
tiga
golongan,
yaitu
(Soemirat,
2005):
tertentu,
terutama
cholinesterase
dan
mungkin
dapat
memperkuat efek toksik dari efek bahan racun lain. Karbamat pada dasarnya
mengalami proses penguraian yang sama pada tanaman, serangga dan
mamalia. Pada mamalia karbamat dengan cepat diekskresikan dan tidak
terbio konsentrasi namun bio konsentrasi terjadi pada ikan. Misal : Baygon, Sevin
dan Isolan.
4. Piretroid
Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari
beberapa ester yang disebut pyretrin yang diektraksi dari bunga dari genus
Chrysantemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari
adalah : deltametrin, permetrin, fenvlerate. Sedangkan yang tidak stabil
terhadap sinar matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah : difetrin,
sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin, tralometrin, sihalometrin,
flusitrinate. Piretrum mempunyai toksisitas rendah pada manusia tetapi
menimbulkan alergi pada orang yang peka, dan mempunyai keunggulan
diantaranya: diaplikasikan dengan takaran yang relatif sedikit, spekrum
pengendaliannya luas, tidak persisten, dan memiliki efek melumpuhkan yang
sangat baik.
5. Kelompok lain
Berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan, terdiri dari berbagai urutan
senyawa yang diproduksi secara alami oleh tumbuh-tumbuhan. Produk
tumbuhan yang secara alami merupakan pestisida yang sangat efektif dan
beberapa (seperti nikotin, rotenon ekstrak pyrenthrum, kamper dan
terpentium) sudah dipergunakan oleh manusia untuk tujuan ini sejak beberapa
ratus tahun yang lalu.
3.2
mungkin pada saat penyemprotan suhu atau cuaca terlalu panas terutama di
siang hari.
5. Kematian musuh alami organisme pengganggu.
Penggunaan pestisida terutama yang berspektrum luas dapat
menyebabkan kematian parasit atau predator (pemangsa) jasad pengganggu.
Kematian musuh alami tersebut dapat terjadi karena kontak langsung dengan
pestisida atau secara tidak langsung karena memakan hama yang
mengandung pestisida.
6. Kenaikan populasi organisme pengganggu.
Sebagai akibat kematian musuh alami maka jasad pengganggu dapat
lebih leluasa untuk berkembang.
7. Resistensi organisme pengganggu.
Penggunaan
pestisida
terhadap
jasad
pengganggu
tertentu
Tindakan dekontaminasi
Akhiri paparan
Suhu tubuh
Perawatan harus lebih berhati-hati dengan mengontrol suhu
pada penderita yang tidak sadar. Bila suhu tubuh penderita tinggi
sekali dan keringat berlebihan, dinginkan dengan menggunakan spon
air dingin. Bila penderita merasa kedinginan, dapat ditutupi dengan
selimut untuk mempertahankan suhu normal.
Pestisida yang tertelan
1. Induksi muntah umumnya tidak dianjurkan sebagai pertolongan
pertama.
2. Baca label produk untuk indikasi apakah induksi muntah boleh
atau tidak dilakukan atau bila produk sangat toksik, seperti tanda
tengkorak dengan tulang bersilang atau tanda "tangan merah".
3. Induksi muntah hanya dilakukan pada penderita yang sadar.
Pernafasan
Bila terjadi henti nafas (muka atau lidah pasien dapat diputar)
dan kemudian dagu ditarik ke depan untuk mencegah lidah terdorong
kebelakang yang akan menutup jalan nafas.
Kejang-kejang
Tempatkan pengganjal padat diantara gigi-gigi dan cegah agar
penderita jangan sampai terluka.
3.3
Pencegahan Pestisida
Cara pencegahan keracunan pestisida adalah dengan :
1. Pada saat melakukan penyemprotan menggunakan alat pelindung diri dan
menyemprot searah mata angin
2. Mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan dengan air mengalir dan bahan pencuci
yang bisa melunturkan pestisida
3. Tidak menggunakan pestisida yang telah dilarang
4. Tempat penyimpanan jauh dari jangkauan anak-anak, diberi peringatan dan
memiliki ventilasi yang baik
5. Periksa bila ada kerusakan pada sprayer dan perbaiki.
6. Kembalikan pestisida yang tidak digunakan dan sprayer ke tempat yang
aman dan terkunci.
7. Hancurkan bekas wadah pestisida yang kosong dan dikubur.
3.4
Pemeriksaan Laboratorium
Bahan pemeriksaan : muntahan, sisa makanan, darah, dengan rapid test
Kualitatif : dengan KLT atau TLC untuk organoklorin, organoposfat, dan karbamat
dengan melihat penampakan noda.
Kuantitatif : dengan GC (GCMS dan dengan HPLC)
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/wiki/Pestisida
id.scribd.com/doc/210031439/Makalah-Pestisida-Kelompok-5
id.scribd.com/doc/79656765/Toksikologi-Pestisida
kesmas-unsoed.com/2011/05/makalah-pengertian-dan-penggolongan-pestisida.html