PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui makalah ini, akan dijabarkan secara lebih rinci mengenai limbah
farmasi dari segi golongannya, bahayanya bagi makhluk hidup maupun
lingkungan, serta cara dan teknologi pengelolaan limbah farmasi agar tidak
merusak lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa pengertian dari limbah farmasi?
2. Apa saja yang tergolong dalam limbah farmasi?
3. Apa bahaya limbah farmasi bagi makhluk hidup maupun lingkungan?
4. Bagaimana cara mengolah limbah farmasi agar tidak merusak lingkungan?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Limbah
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses
produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara
berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya yang dikenal
sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya
dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan,
sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan
khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan
toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
B. Pengertian Limbah Farmasi
Limbah Farmasi adalah limbah yang mencakup produk farmasi yang sudah
kadaluwarsa, tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus
dibuang. Contoh produk farmasi tersebut, antara lain:
1. Senyawa kimia dan produk botani yang digunakan dalam pengobatan
3
2. Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep, krim, infus, dll)
3. Produk diagnostik in vitro dan in vivo
4. Produk biologi seperti vaksin dan sera.
Kategori ini juga mencakup barang yang akan dibuang setelah digunakan
untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu,
sarung tangan, masker, selang penghubung dan ampul obat.
Jadi limbah medis dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk
pada klasifikasi limbah bahan berbahaya dan beracun. Untuk mencegah terjadinya
dampak negatif limbah medis tersebut terhadap masyarakat atau lingkungan,
maka perlu dilakukan pengelolaan secara khusus (BAPEDAL, 1999). Dampak
negatif limbah medis terhadap masyarakat dan lingkungan terjadi akibat
pengelolaan yang kurang baik.
Limbah medis jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan patogen
yang dapat berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan. Sebagian besar
pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan limbah medis noninfeksius.
Selain itu, kerap bercampur limbah medis dan nonmedis, karena limbah nonmedis
diperlakukan sama dengan limbah padat lainnya. Artinya, dikelola Dinas
Kesehatan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) limbah. Percampuran
tersebut justru memperbesar permasalahan limbah medis.
C. Sumber Limbah
4
Contoh: debu atau serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust
collector), obat rusak atau kadaluarsa (tablet), bungkus obat, botol obat yang
beresidu, aluminium foil, jarum suntik dan bekas pembalut.
2. Limbah cair
3. Limbah gas
5
Contoh: Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam
boiler.
Limbah jarum suntik yang berasal dari rumah sakit atau Puskesmas
harus dimusnahkan karena bila pengelolaan limbahnya tidak benar, jarum
suntik dapat menularkan penyakit kepada pasien lain, pengunjung RS, petugas
kesehatan, maupun masyarakat umum. Yang lebih berbahaya lagi yaitu, bila
jarum suntik tersebut pernah digunakan oleh pengidap HIV/AIDS kemudian
digunakan kembali oleh orang yang tidak terkena HIV/AIDS, maka orang
tersebut akan terkena infeksi HIV. Jarum suntik ini juga merupakan salah satu
rute masuknya HIV ke tubuh manusia.
6
bekas ke dalam lubang aluminium di dalam alat, maka mesin akan melelehkan
jarum dan menjadi steril.
2. Limbah obat
Obat palsu juga merupakan salah satu limbah medis atau limbah
farmasi yang berasal dari obat-obat yang tidak digunakan lagi oleh
pasien/masyarakat, obat-obat yang tidak dibutuhkan lagi oleh institusi terkait,
obat-obat yang dibuang karena kemasannya telah terkontaminasi, serta
merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi obat-obatan. Obat-
obatan tersebut seharusnya dimusnahkan karena sudah tidak memiliki khasiat
dalam menyembuhkan, bahkan bisa membahayakan.
Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh pihak yang tidak berhak
menurut undang-undang. Obat tidak terdaftar, obat dengan zat aktif di bawah
80% , obat tanpa zat aktif sama sekali, serta obat kadaluarsa yang dikemas
kembali. Minimnya pengetahuan masyarakat dalam membedakan antara obat
asli dan palsu merupakan salah satu faktor pemicu masih beredarnya obat
palsu dan kadaluarsa. Selain itu, penawaran obat dengan harga yang relatif
murah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
E. Pengelolaan Limbah
Farmasi Limbah farmasi merupakan salah satu jenis limbah medis atau
merupakan limbah berbahaya yang pengelolaannya harus diperhatikan. Beberapa
7
contoh limbah farmasi adalah obat obatan, vaksin, serum, yang tidak digunakan
lagi, botol obat yang beresidu, dll. Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Pemilihan teknologi pengelolaan limbah farmasi dapat didasarkan
pada:
1. Karakteristik limbah
Misalnya, kandungan senyawa organik (BOD dan COD), bahan padat
tersuspensi, derajat degradabilitas, dan jumlah limbah yang dibuang per
harinya.
2. Mutu baku lingkungan
Misalnya dari tempat pembuangan limbahnya dan mutu baku limbah
yang berlaku.
3. Biaya operasional pengolahan
4. Lahan yang harus disediakan
2. Penyimpanan (storage)
8
Penyimpanan merupakan kegiatan penampungan sementara limbah
farmasi hingga dipindahkan ke tahap penampungan.Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan efisiensi dan nilai ekonomis.
4. Pengangkutan
Pengangkutan eksternal (pengangkutan ke tempat pengolahan yang
tidak berada pada tempat penimbunan limbah) adalah pengangkutan limbah
ke tempat pembuangan di luar (of site). Pengangkutan eksternal memerlukan
prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat.
9
Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Limbah
farmasi diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.
5. Pengolahan
Limbah farmasi memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke
lingkungan. Pengolahan ditujukan untuk mengurangi dan menghilangkan
racun atau detoksitasi, merubah bahan berbahaya menjadi kurang berbahaya
atau untuk mempersiapkan proses berikutnya.
10
ke dalam tong tadi hingga terisi penuh. Untuk memudahkan dan
mempercepat pengisian, tutup tong harus dipotong hingga terbuka
kemudian dilipat ke belakang.
11
dihancurkan dan limbah dapat berkurang dengan cepat. Tak hanya itu,
proses insinerasi relatif murah, memerlukan lahan yang relatif kecil dan
dapat dilaksanakan tanpa peralatan canggih. Sayangnya, dibalik kelebihan
insinerasi, masih terdapat beberapa kelemahan diantaranya, insinerasi
hanya mengubah volume limbah menjadi lebih kecil, debu yang
dihasilkan dari proses insinerasi sangat berbahaya sehingga harus
diimobilisasi atau ditentukan lagi tempat pembuangannya yang kedap air.
Debu tersebut juga bersifat tak terurai dan akan sangat berbahaya bagi
pernapasan manusia.
Obat-obatan : 65%
Kapur : 15%
Semen : 15%
Air : 5% atau lebih untuk mendapatkan konsistensi cairan yang sesuai.
6. Pembuangan Akhir
Setelah proses pengolahan, kuantitas limbah menjadi sedikit. Hasil
dari pengolahan limbah dengan insenerasi menghasilkan abu yang sedikit.
12
Abu atau sisa pengolahan dengan insenerasi ini dapat digunakan untuk
penimbun tanah. Limbah farmasi tidak berbahaya lagi bila telah diolah dengan
insenerasi.
a) Perlu adanya proteksi diri terhadap pekerja yang mengelola limbah farmasi agar
tehindar dari kecelakaan kerja.
b) Diperlukan pemilahan limbah limbah yang mungkin dapat digunakan lagi
seperti, desinifiktan yang penggunaanya tidak terbatas.
c) Adanya pemisahan area yang mengahasilkan limbah farmasi dapat menyulitkan
dalam pengelolaan limbah baik dalam efektifitas kerja dan efisiensi biaya.
d) Semua kontainer ( wadah/tempat limbah) baik pada tahap penimbulan sampai
tahap pengolahan harus kuat, kedap air dan harus disimpan di area yang tertutup
untuk melindungi resiko bahaya dari limbah farmasi.
e) Bahan kontainer harus sesuai dengan karakter limbah atau limbah
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah farmasi merupakan salah satu dari limbah medis B3 yang mencakup
produk farmasi (obat-obatan, vaksin, sera, jarum suntik, dan lain-lain) yang sudah
kadaluarsa, tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus
dibuang. Produk farmasi yang tidak memenuhi standar tersebut harus dikelola dan
dibuang dengan cara pengelolaan limbah yang tepat. Bila limbah farmasi tidak
dikelola dengan baik, akan menimbulkan bahaya bagi makhluk hidup maupun
lingkungan. Bahaya ini dapat berupa berbagai penyakit yang dapat menjangkit
manusia seperti demam typoid, kolera, disentri dan hepatitis. Penyakit-penyakit
tersebut timbul karena adanya virus, bakteri, racun, bahkan bahan radioaktif.
Bukan hanya penyakit yang merupakan bahaya dari limbah farmasi, melainkan
juga beredarnya obat-obat palsu. Peredaran obat palsu merupakan masalah serius
yang saat ini dihadapi oleh setiap negara, termasuk Indonesia. Obat palsu tidak
hanya dapat memperburuk kondisi kesehatan yang mengkonsumsinya, namun
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Begitu juga dengan jarum suntik bekas,
dapat menularkan penyakit bila jarum suntik bekas digunakan kembali tanpa
disterilisasi terlebih dahulu.
14
B. Saran
Limbah farmasi seharusnya ditangani secara tepat agar tidak membahayakan
lingkungan. Tak hanya itu, pemerintah juga sebaiknya ikut ambil alih dalam hal
mengawasi pengelolaan limbah farmasi. Pemerintah harus mengawasi limbah
farmasi secara sungguh-sungguh. Jangan sampai terjadi pembuangan limbah yang
asal-asalan (langsung dibuang ke tampat sampah) tanpa mempertimbangkan
resiko-resiko yang akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
15
PengelolaanLimbahFarmasi.http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2010/12/
Pengelolaan-limbah-farmasi.html
Limbah Rumah Sakit dan Bahayanya. http://ppni1b.blogspot.com/2011/10/limbah-
rumah-sakit-dan-bahayanya.html
PedomanPembuangan Secara Aman Obat-obatan Tak Terpakai saat dan pasca
Kedaruratan.http://www.who.or.id/ind/contents/aceh/Pedoman%20Pembuangan
%20Secara%20Aman%20Obat.pdf
Bahaya Limbah Rumah Sakit. http://cousbravo.blogspot.com/2012/03/bahaya-
limbah-rumah-sakit.html
Ayo Peduli Limbah Farmasi! http://www.ylki.or.id/ayo-peduli-limbah-farmasi.html
PengelolaanLimbahIndustriFarmasi.http://kuliahapoteker.blogspot.com/2011/03/
pengelolaanlimbahindustrifarmasi.html?
showComment=1345018490656#c1569664623172972411 14
PENGOLAHAN LIMBAH
16
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
Musdalifah Kunsing
Rini Oktavianing Wahidin
Ratih Purwanti
Seprian Hilman
Nurmila
Nirmalasari
KELAS 4 C
KENDARI
2016
MODERATOR : NURMILA
17