Anda di halaman 1dari 17

TOKSIKOLOGI

PESTISIDA

By :
EKA MARDIANA AYU PALUPI
MONYCA ECA YUNI STYOWATI
Pengertian Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang
berarti hama dan sida yang berasal
dari kata caedo berarti pembunuh.
Pestisida secara sederhana adalah zat
untuk membunuh atau mengendalikan
hama. Secara umum pestisida dapat
didefenisikan sebagai bahan yang
digunakan untuk mengendalikan populasi
jasad yang dianggap sebagai pest (hama)
yang secara langsung maupun tidak
langsung merugikan kepentingan manusia.
Penggolongan Pestisida
 Insektisida
 Herbisida
 Fungisida
 Rodentisida
 Fumigan
Insektisida
Pestisida khususnya insektisida merupakan kelompok pestisida
yang terbesar dan terdiri atas beberapa sub kelompok kimia yang
berbeda. yaitu:
1. Organoklorin merupakan insektisida chlorinated hydrocarbon
secara kimiawi tergolong insektisida yang relatif stabil dan kurang
reaktif, ditandai dengan dampak residunya yang lama terurai di
lingkungan. Salah satu insektisida organoklorin yang terkenal adalah
DDT.
2. Organofosfat. insektisida ini merupakan ester asam fosfat
atau asam tiofosfat. Pestisida ini umumnya merupakan racun
pembasmi serangga yang paling toksiksecara akut terhadap binatang
bertulang belakang seperti ikan, burung, cicak dan mamalia.
3. Karbamat, kelompok ini merupakan ester asam N-metilkarbamat.
Bekerja menghambat asetilkolinesterase.
4. Piretroid dan yang berasal dari tanaman lainnya. Insektisida
tanaman lain adalah nikotin yang sangat toksik secara akut dan bekerja
pada susunan saraf.
Herbisida
1. Senyawa klorofenoksi, misalnya 2,4-D (2,4 asam
diklorofenoksiasetat) dan 2,4,5-T (2,4,5-asam
triklorofenoksi asetat). Senyawa-senyawa ini bekerja pada
tumbuhan sebagai hormon pertumbuhan. Toksisitasnya
pada hewan relatif rendah.
2. Herbisida biperidil, misalnya parakuat dan dikuat,
telah dipergunakan secara luas. Toksisitas zat ini dilakukan
lewat pembentukan radikal bebas.
3. Herbisida lainnya seperti dinitro-o-kresol (DNOC),
amitrol (aminotriazol), karbamat profam dan kloroprofam
dan Iain-lain
Fungisida
1. Senyawa merkuri, misalnya metil dan etil merkuri merupakan
fungisida yang sangat efektif dan telah dipergunakan secara luas
untuk mengawetkan butir padi-padian
2. Senyawa dikarboksimida antara lain dimetil-tiokarbamat
(ferbam, tiram dan ziram) dan etilenbisditiokar (maneb, nabamdan
zineb). Toksisitas akut senyawa ini relatif rendah
3. Derivat ftalimida misalnya kaptan dan folpet, mempunyai
toksisitas akut dan kronis yang sangat rendah namun berpotensi
karsinogenik dan teratogenik
4. Senyawa aromatik misalnya pentaklorofenol (PCP), sebagai
bahan pengawet kayu
5. Senyawa Nheterosiklik tertentu misalnya benomil dan
tiabendazol. Toksisitas bahan kimia ini sangat rendah
Rodentisida
1. Warfarin adalah suatu antikoagulan yang bekerja sebagai
anti metabolit vitamin K, dengan demikian menghambat
pembentukan protrombin
2. Tiourea misalnya ANTU (a-naftiltiourea) sangat toksik
pada tikus tetapi tidak begitu toksik bagi manusia
3. Natrium fluoroasetat dan fluoroasetamida, bersifat
sangat toksik
4. Rodentisida lainnya mencakup produk tumbuhan
misalnya alkaloid striknin, perangsang susunan syaraf pusat
kuat, squill merah, yang mengandung glikosida skilaren A
dan B
Fumigan

Kelompok pestisida ini mencakup beberapa gas, cairan


yang mudah menguap dan zat padat yang melepaskan
berbagai gas lewat reaksi kimia. Dalam bentuk gas, zat-zat
ini dapat menembus tanah untuk mengendalikan serangga-
serangga, hewan pengerat dan nematoda tanah. Banyak
fumigant misalnya akrilomtril, kloropikrm dan etilen
bromida adalah zat kimia reaktif dan dipergunakan secara
luas dalam industri kimia.Beberapa fumigan bersifat
karsinogenik seperti etilen bromida, 1,3-dikloropropen
Manfaat Pestisida
 Meningkatkan produktifitas dan kualitas hasil panen
 Gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang
sangat kompleks dapat dicegah, diminimalisir atau
dibasmi
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan
jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan
alat-alat pengangkutan.
 Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-
penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian
tanaman atau hasil-hasil pertanian
 Memberantas rerumputan atau tanaman
pengganggu/gulma
Cara kerja pestisida

1. Kontaminasi melalui Kulit (Dermal Contamination)


2. Terhisap melalui Saluran Pernafasan (Inhalation)
3. Masuk ke dalam Saluran Pencernaan melalui Mulut
(Oral)
Toksisitas dan Keracunan
Pestisida
Toksisitas pestisida atau daya racun pestisida terhadap
organisme tertentu biasanya dinyataan dalam nilai LD 50
(Lethal Dose).
Terdapat empat macam pekerjaan yang dapat
menimbulkan terjadinya kontaminasi dalam peggunaan
pestisida, yaitu :
 membawa, menyimpan, dan memindahkan konsentrat
pestisida (produk pestisida yang belum diencerkan)
 Mencampur pestisida sebelum diaplikasikan atau
disemprot
 Mengaplikasikan atau menyemprot pestisida
 Mencuci alat-alat aplikasi sesudah aplikasi selesai
Tipe keracunan pestisida dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Keracunan Akut
 Keracunan akut merupakan keracunan yang terjadi atau
dapat dirasakan langsung setelah seseorang melakukan
kontak dengan pestisida.
b. Keracunan Kronis
 Keracunan kronis menimbulkan gejala keracunan setelah
waktu yang relatif lama karena kemampuannya
menumpuk (akumulasi) dalam lemak yang terkandung
dalam tubuh.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya
Keracunan
Faktor dalam tubuh (Internal) :
 Umur
 Status gizi
 Status kesehatan
 Jenis kelamin
 Tingkat pendidikan

Faktor di luar tubuh (eksternal)


 Dosis
 Lama kerja
 Jenis pestisida
 Pemakaiain alat pelindung diri
Petunjuk bagi pengguna
pestisida
 Kategori I
 Kata–kata kuncinya ialah “Berbahaya Racun” dengan simbol
tengkorak dengan gambar tulang bersilang dimuat pada
label bagi semua jenis pestisida yang sangat beracun.
 Kategori II
 Kata-kata kuncinya adalah “Awas Beracun” digunakan untuk
senyawa pestisida yang mempunyai kelas toksisitas
pertengahan, dengan daya racun LD 50 oral yang akut
mempunyai kisaran antara 50-500 mg per kg berat badan.
 Kategori III
 Kata-kata kuncinya adalah “Hati-Hati” yang termasuk dalam
kategori ini ialah semua pestisida yang daya racunnya
rendah dengan LD 50 akut melalui mulut berkisar antara
500-5000 mg per kg berat badan
Pencegahan keracunan
pestisida
Pencegahan yang perlu dilakukan agar tidak terpapar bahaya
dari pestisida,yaitu :
 Penyimpanan pestisida
 Campuran pestisida dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan
dekat makanan
 Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus dibakar
agar sisa pestisida musnah sama sekali.
 Pakailah masker.
 Pakailah pakaian pelindung, kacamata, dan sarung tangan terbuat dari
neopren.
 Pakaialah respirator, kacamata, baju pelindung, dan sarung tangan selama
menyiapkan dan menggunakan semprotan, kabut, atau aerosol
 Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa
bahan
 Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup
dengan penguap termis.
 Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan
bersentuhan dengannya.
Pertolongan pertama yang harus dilakukan saat
terjadi kontaminasi dengan pestisida :
 Hentikan paparan dengan memindahkan korban dan sumber
paparan, lepaskan pakaian korban dan cuci/mandikan
korban.
 Jika terjadi kesulitan pernafasan maka korban diberi
pernafasan buatan. Korban diinstruksikan agar tetap tenang.
Dampak serius tidak terjadi segera, ada waktu untuk
menolong korban
 Korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat.
Berikan informasi tentang pestisida yang memapari korban
dengan membawa label kemasan pestisida
 Keluarga seharusnya diberi pengetahuan/ penyuluhan
tentang pesticida sehingga jika terjadi keracunan maka
keluarga dapat memberikan pertolongan pertama.

Anda mungkin juga menyukai