Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus diperhatikan adalah
kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil
pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat
menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan
seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan
praktikum di laboratorium kimia (Devih, 2017).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses mematikan mikroorganiseme
yang mungkin ada pada suatu benda. Secara umum terdapat tiga tehnik yang biasa
digunakan untuk sterilisasi. Pemilihan tehnik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan
bahan yang akan disterilisasi (Paputungan M, 2013).
Ketiga teknik tersebut adalah :
1. Sterilisasi Mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruangan dan
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau 0.45
mikron ) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi ini ditujukan
untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotic (Paputungan
M, 2013).
2. Sterilisasi Fisik
Sterilsasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
Terdapat empat macam sterilisasi dengan pemanasan :
a. Pemijaran Api
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum,
pinset, batang L, dll.
b. Panas Kering

1
Sterilisasi panas kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara panas.
Karakteristik sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu tinggi (170-
180’C) dengan waktu yang lama (1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk
alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum
dimasukkan ke dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat atau
dimasukkan dalam wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi ketika
dikeluarkan dari oven
c. Uap panas
Konsep ini hampir sama dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap panas bertekanan (Autoclaving)
Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah
menggunakan uap panas dengan suhu 121oC selama 15 menit pada tekanan 1
atm. Sterilisasi uap tergantung pada : (1) alat/bahan harus dapat ditembus uap
panas secara merata tanpa mengalami kerusakan (2) Kondisi steril harus bebas
udara (vacum) (3) Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan
selama 15 menit (Paputungan M, 2013).
3. Sterilisasi kimiawi
Digunakan pada alat/bahan yang tidak tahan panas atau untuk kondisi aseptis
(Sterilisasi meja kerja dan tangan). Bahan kimia yang dapat digunakan adalah
Alkohol, asam parasetat, formaldehid dll (Paputungan M, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Autoclave, Desinfektan, Alkohol, dan Oven ?
2. Apa fungsi dari Autoclave, Desinfektan, Alkohol, dan Oven ?
3. Bagaimana prinsip kerja dan cara kerja dari Autovclave, Desinfektan, Alkohol,
dan Oven ?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui pengertian dari Autovclave, Desinfektan, Alkohol, dan Oven
2. Mengetahui fungsi dari Autoclave, Desinfektan, Alkohol, dan Oven
3. Mengetahui prinsip kerja dan cara kerja dari Autovclave, Desinfektan, Alkohol,
dan Oven

2
1.4 Manfaat
Agar mahasiwa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan berdasarkan
fungsi dan cara kerja serta prinsi kerjanya seperti apa, sehingga kecelakaaan saat
praktikum dapat dihindari.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam
keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang mengganggu atau yang merusak media atau mengganggu
kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia,
maupun mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme
disebut dengan sterilisasi (Waluyo, 2005).
Mikroorganisme dapat disingkirkan, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau
proses fisik atau bahan kimia. Salah satunya adalah sterilisasi yaitu proses yang
menghancurkan semua bentuk kehidupan termasuk mikroba. Suatu benda yang steril
dipandang dari sudut mikrobiologi artinya bebas dari mikroorganisme hidup, suatu
benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak steril, tidak akan pernah mungkin
setengah steril atau hampir steril. Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya
dan kerusakan, oleh karena itu diperlukan prosedur untuk mengendalikan
pertumbuhan dan kontaminasi oleh mikroba. Pengendalian adalah segala kegiatan
yang dapat menghambat, membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme.
Pengendalian mikroorganisme sangat penting karena dapat :
1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi
2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme (Pelczar, 1986).
Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat
menjadi kontaminan. Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media
dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan
uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air
disebut sterilisasi kering (menggunakan oven) (Manurung, 2010).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua
mikroorganisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ada tiga cara utama
yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaaan panas, penggunaan bahan
kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama dengan uap

4
air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi
kering (Ahmadi, 2011).
2.2 Pengertian Alat dan Bahan
2.2.1 Autoclave
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan
perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh
pada 121 ° C selama sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan isi.
Alat ini diciptakan oleh Charles Chamberland di 1879, meskipun prekursor yang
dikenal sebagai digester uap diciptakan oleh Denis Papin pada tahun 1679.
Nama ini berasal dari bahasa Yunani kuno auto, pada akhirnya berarti diri, dan
Latin yang berarti Clavis kunci-perangkat self-locking (Lenty, 2014).
2.2.2 Desinfektan
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik
seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainya (Rizhaldi A, 2016).
2.2.3 Alkohol
Alcohol merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsional –OH yang
terikat pada rantai karbon alifatik. Dalam molekul alcohol, gugus fungsi –Oh
berikatan dengan atom karbon. Pada umumnya alcohol digunakan sebagai
senyawa pelarut dan sebagai bahan minuman beralkohol (Ardra, 2014).
2.2.4 Oven
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur
yaitu berkisar antara 105ºC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam
oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan,
yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan
ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven (Azis, 2013).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Autoclave
2. Oven
3.2 Bahan
1. Desinfekton
2. Alkohol
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Autoclave
1. Cek dahulu volume air dalam autoclave, pastikan tinggi air pada batas yang
telah ditentukan. Lebih baik gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari
dari adanya kerak atau karat.
2. Masukkan semua peralatan dan bahan, pastikan semua alat yang akan
disterilisasi terkena air, khususnya botol bertutup ulir, kendorkan tutupnya
agar air bias masuk.
3. Tutup autoclave dengan rapat dan kencang agar uap tidak keluar, klep
pengaman autoclave jangan dikencangkan dulu.
4. Nyalakan autoclave, atur timer minimal 15 menit, denga suhu 121oc.
5. Tunggu air mendidih untuk menciptakan uap yang memenuhi
kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kencangkan klep pengaman sampai selesai, waktu 15 menit dihitung
mulai dari tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm berbunyi tanda selesai, tunggu tekanan dalam kompartemen
turun sehingga tekanannya sama dengan udara yang dilingkungan (angka
0).
7. Angkat isi autoclave dengan hati-hati.
3.3.2 Desinfektan
1. Denaturasi protein mikroorganisme, yakni perubahan strukturnya hingga sifat-
sifat khasnya hilang.

6
2. pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alkohol, dan
garam logam).
3. Oksidasi protein (oksidansia).
4. Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol, dan garam-
garam logam).
5. Modifikasi dinding sel dan atau membran sitoplasma (desinfektansia dengan
aktivitas permukaan).
3.3.3 Alkohol
1. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja.
2. Semprotkan meja kerja denga alkohol 70 % beberapa kali hingga merata.
3. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada telapak tangan.
4. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan
semprotkan kembali alkohol pada semua peralatan.
5. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke
seluruh permukaan tangan ketika hendak mulai bekerja.
6. Letakkan pembakar spiritus lalu mulai memindahkan larutan pada wadah
lain.
3.3.4 Oven
1. Hubungkan oven dengan listrik.
2. Tekan tombol “ON” dan tunggu beberapa saat hingga display menyala.
3. Anda bisa menyesuaikan timer sesuai dengan kebutuhan.
4. Jangan langsung menggunakan oven, namun tunggulah hingga suhu dalam
oven sesuai dengan yang dibutuhkan.
5. Letakkan sampel atau alat yang ingin diproses dalam oven kemudian
tunggulah hingga proses pengovenan selesai.
6. Jika setelah selesai digunakan matikan oven denga cara menekan tombol
“OF” dan tunggulah hingga display menyala.

3
3.4 Prinsip Kerja
3.4.1 Autoclave
Autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas
Bertekanan. Yaitu mempunyai tekanan 2 atm/ 15 psi (pounds per square inci)
dan suhu 121°C selama 15 menit untuk bahan dan 20 menit untuk alat.
3.4.2 Desinfektan
Desinfektn merupakan suatu bahan yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan suatu mikroorganisme. Terutama mikroba atau bakteri yang
pathogen atau yang membahayakan, yang terdapat pada benda mati seperti alat-
alat injeksi dan operasi, lantai dan air minum atau kolam renang (klor, karbon,
lisol, dan formalin).
3.4.3 Alkohol
Alcohol merupakan cairan yang mengandung 70% etil alcohol (CH3C2OH)
dan 30% air. Etil alcohol (etanol) membunuh bateri melalui 2 cara yakni
dinaturasi protein dan pelarutan membrane lemak. Protein pada sel bakteri ini
akan bekerja dengan baik jika larut dalam air.
3.4.4 Oven
Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas Kering.
Protein mikroba akan mengalami dehidrasi hingga terjadi kekeringan,
selanjutnya teroksidasi oleh oksigen di udara sehingga menyebabkan matinya
mikroba.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No Gambar Fungsi Keterangan
1. Autoclave Autoclave laboratorium Kapasitas : 100-120
mikrobiologi digunakan alat yang mampu
untuk mensterilisasi suat disterilisasi.
u benda ataupun media Bentuk : Seperti
dengan menggunakan panci yang
uap bersuhu dan berteka dilengkapi dengan pe
nan tinggi (1210C, 15 nutup pada
lbs). Waktu sterilisasi bagian atas.
adalah sekitar 15 menit Perhitungan :
dihitung setalah suhu Ketika suhu di dalam
autoclaf mencapai 121 autoklaf mencapai
derajat celcius. 121 °C dalam 15
Beberapa alat bahan menit.
yang sering disterilisasi
dengan autoclave antara
lain media.

3
2. Desinfektan Desinfektan merupakan Bahan : Klorin,
bahan kimia yang Iodin, Alkohol,
digunkan untuk Amonium,
menghindari terjadinya Kuartener, Formalde
pencemaran dari bakteri hida, Kalium perman
dan virus dari jasad ganat, Fenol.
renik serta menghambat Bentuk : Berupa
meningkatnya cairan
pertumbuhan atau Sifat :
memusnahkan organism Penghambat bakteri
pada benda mati secara yang bersifat
paten. patogen.
3. Alkohol Alcohol sebagai Bahan :
antiseptic untuk Mengandung etanol.
mensterilisasi dari Bentuk : Berupa
kuman, sebagai bahan cairan.
bakar akrena sifat panas Sifat : Mudah
pada alcohol dan terbakar.
senyawa kimia
didalamnya membuat
alcohol bisa digunakan
sebagai bahan bakar dan
sifatnya mudah
terbakar, membuat
bahan kimia lain
misalnya digunkan
sebagai pembuatan
keasaman cuka.

10
4. Oven Oven merupakan salah Sifat :
satu alat laboratorium Memanfaatkan udara
yang penting. Fungsinya kering yang
untuk memanaskan atau bertemperatur tinggi.
mengeringkan alat-alat Bentuk :
laboratorium atau objek- Mempunyai pitu
objek lainnya. Biasanya kecil sebagai
digunakan untuk penutup, dan
mengeringkan peralatan disambungkan
gelas laboratorium, zat- dengan listrik.
zat kimia maupun Perhitungan : Untuk
pelarut organic. sterilisasi sekitar
140-1700C selama
paling sedikit 2 jam.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Autoclave
Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs).
Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2
(15 Psi = 15 pounds per square inch). selama kurang lebih 15 menit Penurunan
tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme,
melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang
akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk
membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini
tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama,
endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel

3
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang
merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C,
endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri
dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C (Hasibuan N,
2014).
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf
mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer
panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan
waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C
untuk waktu 10-15 menit. Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam
autoclave selama 15-20 menit, hal ini bergantung pada banyak sedikitnya barang
yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam
beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar.
Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan
temperatur akan terus-menerus naik sampai 121oC (Dwidjoseputro, 1990).
Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan
diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator
biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus (Hasibuan N, 2014).
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama
menyebabkan:
1. Penguraian gula.
2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar (Hasibuan N, 2014).
Cara menggunkan autoclave
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika
air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas

12
tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak
dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada
uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep
pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan
waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-
klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati
(Hasibuan N, 2014).
4.2.2 Desinfektan
Desinfektan adalah bahan kimia uang digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renik seprti bakteri dan virus, juga utuk
membunuh atau menurunka jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda
mati (Rizhaldi A, 2016).
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme pathogen. Desinfeksi
dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi
penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme pathogen yang ada tanpa
tindakan khusus untuk mencegah kembalinya kembalinya mikroorganisme
tersebut (Rizhaldi A, 2016).

3
Kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu :
1. Bekerja dengan cepat dengan menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
kamar.
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic, pH, temperature dan
kelembapan.
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia.
4. Tidak bersifat korosif.
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda.
6. Tidak berbau/ baunya disenangi.
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai.
8. Larutan stabil.
9. Mudah digunakan dan ekonomis.
10. Aktivitas berspektrum luas (Rizhaldi A, 2016).
Cara kerja desinfektansia berdasarkan proses-prosesnya adalah sebagai
berikut:
1. Denaturasi protein mikroorganisme, yakni perubahan strukturnya hingga
sifat-sifat khasnya hilang.
2. Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alkohol, dan
garam logam).
3. Oksidasi protein (oksidansia).
4. Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol, dan garam-
garam logam).
5. Modifikasi dinding sel dan atau membran sitoplasma (desinfektansia dengan
aktivitas permukaan) (Rizhaldi A, 2016).
4.2.3 Alkohol
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain
(Waluyo, 2005).
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini

14
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga
dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan
adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi (Ardra, 2014).
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,
dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada
minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal,
dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter (Ahmadi, 2011).
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan
pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan
keramik yang berumur 9000 tahun dari Cina bagian utara menunjukkan bahwa
minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa
Neolitik (Paputungan M, 2013).
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol
yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu
menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan
pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara
menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang (Ardra, 2014).
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari
karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure berhasil menentukan
rumus kimia etanol. Lima puluh tahun kemudian (1858), Couper
mempublikasikan rumus kimia etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu
senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya. Etanol pertama
kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh Henry Hennel
dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari Perancis. Pada tahun 1828, Michael

3
Faraday berhasil membuat etanol dari hidrasi etilena yang dikatalisis oleh asam.
Proses ini mirip dengan proses sintesis etanol industri modern (Pelczar, 1986).
Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tergantung pada bagaimana
posisi gugus -OH dalam rantai atom-atom karbonnya. Masing-masing kelompok
alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan kimiawi (Manurung, 2010).
- Alkohol Primer
Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya
terikat pada satu gugus alkil.bPerhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa
kompleks gugus alkil yang terikat. Pada gambar di samping, hanya ada satu
ikatan antara gugus CH2 yang mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil.
- Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH
berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama
atau berbeda.
- Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil
yang sama atau berbeda.
Alkohol juga memiliki sifat-sifatnya masing-masing yaitu :
1. Sifat Fisik
a. Tiga suku pertama alkohol (metanol, etanol, dan propanol) mudah larut
dalam air dengan semua perbandingan. Alkohol merupakan cairan tidak
berwarna (jernih) dan berbau khas
b. Titik cair dan titik didihnya meningkat sesuai dengan bertambahnya Mr
alkanol.
2. Sifat Kimia
a. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran
alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi.
c. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K
dan Na.

16
d. Oksidasi, Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan
menggunakan oksidator, tetapi alkohol tersier tidak (Manurung, 2010).
4.2.4 Oven
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan
untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu
tanur yaitu berkisar antara 105ºC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan
didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat
dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat
gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat
gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat
gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti.
Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya (Azis, 2013).
Penggunaan oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui
fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol POWER
adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven.
Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop
berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada
bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV
menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan.
Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk
mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu (Azis,
2013).
Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin
dikeringkan dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu,
tombol “POWER” ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur.
Kemudian set suhu dengan menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan
suhu yang diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir
sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol POWER.
Alat dikeluarkan dari dalam oven (Azis, 2013).

3
Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan
bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah
dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian
dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif
jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen
pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah (Azis, 2013).
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu
ada jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan
sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari
seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan
panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan
dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik.
Segera cabut steker dari stopkontak (Azis, 2013).

18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan keempat alat dan bahan yaitu autoclave, oven,
alcohol, dan desinfektan merupakan alat dan bahan yang digunakan utuk proses
sterilisasi atau untuk membasmi mikroba atau mikroorganisme yang bersifat pathogen
berdasarkan caranya masing-masing.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum kita sebagai praktikan harus menjaga kondusifitas
keadaan ruangan agar praktikum dapat berjalan dengan aman dan lancar.

3
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 2011. Teknik Sterilisasi dan Pembuatan Media. (pengujiankadarpengendalian
.blogspot). Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
Ardra, 2014. Pengertian, sifat, dan Kegunaan Alkohol. (ardra.biz/sain-teknologi/ilmu-
kimia/pengertian-sifat-dan-manfaat-kegunaan-alkohol/). Diakses pada tanggal 20
Oktober 2017.
Azis, 2013. Oven dan Cara Penggunaan. (azisjunior.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-
oven-dan-cara-penggunaan). Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
Devih, 2017. Pengenalan Alat Alat Laboratorium. (scribd.com/document/350886644
/Contoh-Laporan-Praktikum-Pengenalan-Alat-Alat-Laboratorium). Diakses pada
tanggal 20 Oktober 2017.
Hasibuan N, 2014. Autoklaf dan Cara Penggunaannya . (nurhabibah01.blogspot.co.id
/2014/02/v-behaviorurldefaultvmlo). Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
Lenty, 2014. Autoclave. (alatuji.com/article/detail/82/tahukah-anda-apa-itu-autoclave-
WeoCpLV8pH0). Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
Manurung, 2010. Pembuatan Medium dan Sterilisasi. (pebrinmanurung.blogspot).
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
Paputungan M, 2013. “Sterilisasi”. (medhythedoctor.blogspot.co.id/2013/02/laporan-
praktikum-sterlisasi). Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
Pelczar, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Edisi 1. (Universitas Indonesia: Jakarta).
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
Rizhaldi A, 2016. Desinfektan. (scribd.com/document/329610384/pengertian-
desinfektan). Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017.
Waluyo, 2005. Mikrobiologi Umum. (UMM: Malang). Diakses pada tanggal 20 Oktober
2017.

20
LAMPIRAN

Autoclave Desinfektan

Alkohol Oven

Anda mungkin juga menyukai