Anda di halaman 1dari 30

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut

misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya
adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Seperti terlihat pada Gambar 28 di bawah ini
sebuah sedotan yang dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air akan terlihat terbengkok. Pada
Gambar kedua sebuah sedotan dicelupkan ke dalam sebuah gelas yang berisi lauran gula.
Terlihat sedotan terbengkok lebih tajam. Fenomena ini terjadi karena adanya refraksi cahaya.
Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut (Rapat Jenis Larutan), maka sedotan akan semakin
terlihat bengkok secara proporsional. Besarnya sudut pembengkokan ini disebut Refractive Index
(nD). Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada
permulaan abad 20.
Adapun prinsip kerja dari refractometer dapat digambarkan sebagai berikut :
o Dari gambar dibawah ini terdapat 3 bagian yaitu : Sample, Prisma dan Papan Skala. Refractive
index prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sample.
o Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar
dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka pada papan skala sinar a
akan jatuh pada skala rendah.
o Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan kecil
karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Pada gambar terlihar sinar b jatuh pada
skala besar.

Gambar 27. Refraksi cahaya


Dari penjelasan di atas jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional
terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya refraktometer akan ditera pada skala sesuai dengan
penggunaannya. Sebagai contoh refraktometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan
gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refraktometer untuk larutan garam, protein

dll. Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu merupakan
pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air).
Kadar bahan terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein,
asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar yang terdapat
dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar
tepat sesuai dengan konsentrasinya.
Salinitas diukur dengan alat refraktometer dengan cara :
o Refraktometer yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara meneteskan
aquades ke kaca depan refraktometer.
o Amati kadar salinitas dari lensa belakang hingga menunjukkan angka 0 dengan sambil
memutar bagian kalibrasinya dengan menggunakan obeng kecil di bagian atas refraktometer.
o Bersihkan kaca depan refraktometer dengan mengguakan tisu hingga benar-benar bersih
sebelum digunakan untuk mengamati kadar salinitas sampel.
o Air sampel diambil secukupnya, lalu diteteskan pada kaca depan refraktometer,
o Kemudian diamati melalui lensa belakang,
o Penunjukan nilai salinitas pada alat tersebut,dicatat.

Gambar 2 Penggunaan hand refractometer

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL


PERTANIAN "TOTAL PADATAN"

LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS HASIL PERTANIAN
TOTAL PADATAN

DISUSUN OLEH :
SITI KOMARIAH
D1C012008
ASISTEN DOSEN
JAUHARIE
DOSEN PEMBIMBING
IR. SURHAINI, MP.

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG

Mentimun(Cucumis sativus L) sayuran yang di yakini berasal dari india utara ini biasa di
jadikan lalapan karena kandungan air yang cukup banyak pada sayuran ini. mentimun juga salah
satu sayuran tertua yang dibudidayakan dan termasuk sayuran yang paling banyak dikonsumsi di
dunia selain tomat, bawang dan kubis. Bukan hanya untuk di konsumsi saja mentimun juga baik
untuk kulit. Biasanya mentimun digunakan untuk masker wajah, Mentimun memiliki sifat
diuretik, efek pendingin, dan pembersih yang bermanfaat bagi kulit. Kandungan air yang tinggi;
vitamin A, B, dan C; serta mineral, seperti magnesium, kalium, mangan, dan silika; membuat
mentimun menjadi bagian penting dalam perawatan kulit. Masker wajah yang mengandung sari
mentimun digunakan untuk mengencangkan kulit. Asam askorbat dan asam caffeic yang hadir
dalam mentimun dapat menurunkan tingkat retensi air, yang pada gilirannya mengurangi
pembengkakan di sekitar mata
1.2.TUJUAN

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui semua padatan yang terlarut pada
bahan (yang dominan) terutama kadar gula pada bahan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Total Padatan Terlarut
TSS (Total Suspended Solid)merupakan suatu cara untuk menguji kadar total padatan
terlarut dalam suatu bahan makanan. Bahan makanan yang dicuci terlalu lama akan
menyebabkan hilangnya kandungan gizi dalam jumlah banyak, selain itu pemanasan yang terlalu
lama juga dapat menyebabkan hilangnya kandungan gizi dalam bahan makanan tersebut. Larutan
adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit
didalam larutan disebut terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
TSS (Total Suspended Solid) pada pangan, kalau sampel didiamkan, ada dua
kemungkinan. Bisa naik atau berkurang tergantung kandungan matrik dalam sampel. Adanya
aktivitas bakteri ataupun reaksi tertentu dapat menyebabkan berubahnya nilai TSS tersebut. Oleh
karena itu dalam standardnya, parameter TSS memiliki holding time/waktu tunggu yang cukup
singkat. Kalau tidak salah cuma 24 atau 48 jam. Dan rekomendasinya harus langsung dilakukan

analisis setelah sampel diambil, makanya disebut sebagai parameter insitu atau onsite parameter
(Anonim, 2011h).
Buah yang masih terlalu muda mempunyai kandungan gula yang kurang dan hanya
sedikit asam, yang mengakibatkan perbandingan Total Zat Terlarut dengan asam tinggi. Dengan
semakin masaknya buah, TZT bertambah (Pantastico, 1989). Kandungan TZT yang terdapat
pada apel seperti fruktose, glukose, dan sukrose, dipadukan dengan rasa asam yang
menimbulkan rasa khas pada apel (Soelarso, 1996).
2.2. Timun
Timun merupakan salah satu sayuran yang kaya akan gizi dan manfaat yang baik untuk
kesehatan tubuh kita. Seringkali timun dihidangkan sebagai lalapan setiap makanan dan kadang
juga dikonsumsi secara langsung bagi yang menyukainya. Namun, timun bukan hanya menjadi
hiasang ataupun lalapan saja, timun merupakan salah satu sumber antioksidan yang sangat
bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita. Khasiat timun lainnya adalah untuk mengatasi masalah
panas badan, yaitu dengan cara meminumnya setiap pagi maupun malam
Klasifikasi Timun :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus: Cucumis
Spesies: Cucumis sativus L.
Dalam setiap 100 gram timun mengandung:
Gula 1,67 gm, Karbohidrat 3,63 gm, Serat Diet 0,5 gm, Riboflavin (Vitamin B2) 0,033
mg, Niacin (Vitamin B3) 0,098 mg, Asam Pantothenic (Vitamin B5) 0,259 mg, Thiamin
(Vitamin B1) 0,027 mg, Vitamin B6 0,040 mg, Lemak 0,11 gm, Protein 0,65 gm, Vitamin
C 2,8 mg, Asam Folat (Vitamin B9) 7 g, Zat besi 0,28 mg, Calcium 16 mg, Magnesium
13 mg, Fosfor 24 mg, Zinc- 0,20 mg, dan Potassium 147 mg.
2.3. Refraktometer
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan
terlarut berdasarkan indeks biasnya. Misalnya gula, garam, protein, dsb.Refraktometer
ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim,
2010).

Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi
cahaya.
Seperti pada gambar dibawah ini, sebuah sedotan yang dicelupkan ke dalam geals yang
berisi air akan terlihat terbengkok. Pada gambar kedua sebuah sedotan dielupkan ke dalam
sebuah gelas yang berisi air gula. Terlihat sedotan terbengkok lebih tajam. Hali ini terjadi karena
adanya refraksi cahaya. Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut maka sedotan akan semakin
terlihat bengkok secara proposional
Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk menjaga keakuratan
pembacaan dari refraktometer ini maka kita harus mengenal tiap bagian-bagian dari alat ini.

1.

Bagian-Bagian Alat
Day light plate (kaca)
Day light plate berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan akibat debu, benda asing,
atau untuk mencegah agar sampel yang diteteskan pada prisma tidak menetes atau jatuh.

2.

Prisma (biru)
Prisma merupakan bagian yang paling sensitif terhadap goresan. Prisma berfungsi untuk
pembacaan skala dari zat terlarut dan mengubah cahaya polikromatis (cahaya lampu/matahari)
menjadi monokromatis.

3.

Knop pengatur skala


Knop pengagtur skala berfungsi untuk mengkalibrasi skala menggunakan aquades. Cara
kerjanya ialah knop diputar searah atau berlawanan arah jarum jam hinggan didapatkan skala
paling kecil (0.00 untuk refraktometer salinitas, 1.000 untuk refraktometer urine).

4.

Lensa
Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahay yang monokromatis.

5.

Handle
Handle berfungsi untuk memegang alat refraktometer dan menjaga suhu agar stabil.

6.

Biomaterial strip
Biomaterial strip teerletak pada bagian dalam alat (tidak terlihat) dan berfungsi untuk
mengatur suhu sekitar 18 28 OC. Jika saat pengukuran suhunya mencapai kurang dari 18 OC
atau melebihi 28 OC maka secara otomatis refraktometer akan mengatur suhunya agar sesuai
dengan range yaitu 18 28 OC.

7.

Lensa pembesar
Sesuai dengan namanya, lensa pembesar berfungsi untuk memperbesar skala yang terlihat
pada eye piece.

8.

Eye piece
Eye piece merupakan tempat untuk melihat skala yang ditunjukkan oleh refraktometer.

9.

Skala
Skala berguna untuk melihat , konsentrasi, dan massa jenis suatu larutan.

Cara membersihkan Refraktometer tangan ( hand Refraktometer)

a.
b.
a.
b.

Indeks biasnya sudah dikonversikan sehingga dapat langsung dibaca kadarnya


Hanya untuk mengukur kadar zat tertentu saja
Bagian Hand Refraktometer : mmpunyai 1 lubang pengamatan
Pemeliharaan hand Refraktometer :
Setelah dipakai prisma dibersihkan sampai kering
Kalibrasi dengan aquades sampai batas biru putih yang menunjukan skala 0.
Macam-macam Hand refraktometer :
Hand refraktometer brik untuk gula 0-32%
Hand refraktometeruntuk salt untuk NaCl 0-28%

BAB III. METODOLOGI


3.1.WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 11 april 2014 pada pukul 08.00 wib s.d selesai
dan bertempat di Laboratorium Kimia, Kampus Pondok Meja, Universitas Jambi.
3.2.ALAT DAN BAHAN
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Refraktometer, pisau, pipet tetes,
dan mortal. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Timun, semangka, jeruk, dan tomat.
3.3.PROSEDUR KERJA

Setelah alat dan bahan disiapkan, bahan (timun, semangka, tomat, dan jeruk) dipotong
kemudian bahan yang sudah dipotong dihancurkan menggunakan alu dan mortar. Setelah itu
ekstrak air dari bahan diambil menggunakan pipet tetes, selanjutnya diteteskan pada
refraktometer. Lalu angka yang ditunjukan oleh refraktometer diamati dan hasil tersebut dicatat.

Diagram alir
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.TABEL HASIL PENGAMATAN
Bahan
Tomat
Ulangan 1
1,1
Ulangan 2
1,1
Ulangan 3
1,3

Semangka
6,5
6,7
6,8

Timun
2,6
2,3
2,3

Jeruk
9,3
9,3
9,1

Rata-rata

6,6

2,4

9,2

1,2

4.2.PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum Total Padatan Terlarut, Total padatan
terlarurt TSS (Total Suspended Solid)merupakan suatu cara untuk menguji kadar total padatan
terlarut dalam suatu bahan makanan. Bahan makanan yang dicuci terlalu lama akan
menyebabkan hilangnya kandungan gizi dalam jumlah banyak, selain itu pemanasan yang terlalu
lama juga dapat menyebabkan hilangnya kandungan gizi dalam bahan makanan tersebut. Larutan
adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit

didalam larutan disebut terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan
terlarut berdasarkan indeks biasnya. Misalnya gula, garam, protein, dsb.Refraktometer
ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim,
2010).
Analisa Total Padatan Terlarut dilakukan pada ke empat sampel yaitu
Jeruk,Semangka,Timun,dan Tomat. Setelah diukur oleh alat refractometer didapat rata-rata total
padatan terlarut berturut-turut adalah Jeruk: 9.2, Semangka :6.6, Timun 2.4 dan Tomat 1,2. Total
padatan terlarut pada buah Jeruk lebih tinggi yaitu 9.2 dibanding yang lainnya ini berarti
menunjukan kadar gula atau kandungan gula pada jeruk lebih tinggi.
Semakin banyak Total padatan Terlarut pada buah semakin banyak gula yang terlarut
didalamnya, dan sebaliknya semakin sedikit total padatan terlarut maka semakin sedikit pula
gula yang terlarut didalamnya.
Berdasarkan Tinjauan diatas benar bahwa total padatan larutan timun cukup jauh yaitu
2,6 bila dibandingkan total gula yg terdapat pada timun yaitu 1,67. Hal ini disebabkan karena
total padatan tidak hanya mengukur kadar gula tetapi juga protein, garam, dsb. Yaitu Gula,
Karbohidrat, Serat Diet, Riboflavin (Vitamin B2), Niacin (Vitamin B3), Asam Pantothenic
(Vitamin B5), Thiamin (Vitamin B1), Vitamin B6, Lemak, Protein, Vitamin C, Asam Folat
(Vitamin B9), Zat besi, Calcium, Magnesium, Fosfor, Zinc, dan Potassium.

BAB V. KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa total padatan pada Jeruk
(9,2), timun (2,4), semangka (6,6), dan tomat (1,2).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Refraktometer.http://tugasinstrumen.blogspot.com/2012/10/refraktometer.html.
Diakses pada 24 April 2014
Anonim. 2011. Total Suspended Solid. http://muspirahdjalal.blogspot.com/2011/10/totalpadatan-terlarut.html diakses pada 24 1pril 2014
Pantastico. 1989. Total Suspended Solid. http://muspirahdjalal.blogspot.com/2011/10/totalpadatan-terlarut.html diakses pada 24 1pril 2014
Sartono.2002. Klasifikasi timun. http://www.plantamor.com diakses pada 24 april 2014

Soelarso. 1996. Total Suspended Solid. http://muspirahdjalal.blogspot.com/2011/10/totalpadatan-terlarut.html diakses pada 24 1pril 2014
http://jendelauntukkita.blogspot.com/2013/04/kandungan-gizi-dan-manfaat-ketimunbagi.html
http://makanansehat123.blogspot.com/2012/10/sejuta-khasiat-timun-bagi-kesehatan.html

ENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indeks bias merupakan salah satu
dari beberapa sifat optis yang penting dari
medium. Indeks bias memiliki peran yang
cukup penting di dalam beberapa bidang
kimia, pengukuran terhadap indeks bias
secara luas telah digunakan antara lain
untuk mengetahui konsentrasi larutan dan
mengetahui
komposisi
bahan-bahan
penyusun larutan. Indeks bias juga dapat
digunakan untuk mengetahui kualitas suatu
larutan.
Penelitian
menunjukkan
bahwa
indeks
bias
dapat
digunakan
untuk
menentukan kemurnian dari larutan. Dalam
bidang industri makanan dan minuman,
indeks bias juga dapat digunakan untuk

mengetahui besarnya konsentrasi gula dalam


produk makanan dan minuman, seperti
contoh untuk mengetahui kandungan gula
pasir dalam larutan gula pasir, kandungan
gula
batu
dalam
larutan
gula
batu,
kemurnian madu, kandungan fruktosa dalam
sirup paracetamol, dan garam beryodium.
Indeks bias suatu larutan dapat
diukur dengan menggunakan refraktometer.
Metode
ini
merupkan
metode
yang
sederhana. Sampel yang digunakan juga
relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
metode-metode yang lainnya.
1.2 Tujuan Penelitian

untuk mengetahui indeks bias pada suatu


larutan
untuk mengetahui kemurnian madu
untuk mengetahui kandungan gula pada
minuman
untuk mengethui kandungan garam

II. DASAR TEORI


Indeks

bias

adalah

perbandingan

kecepatan

cahaya

dalam

udara

dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berguna untuk
identifi kasi zat dan ketakmurnian. Walaupun menurut farmakope suhu
pengukuran

adalah

25

tetapi

pada

banyak

monografi

indeks

bias

ditetapkan pada suhu 20. Suhu pengukuran harus benar-benar diatur dan
dipertahankan, karena sangat mempengaruhi indeks bias .harga ideks
bias dalam farmakope ini di nyatakan untuk garis D cahaya natrium pada
panjang gelombang deblet 589,0 nm dan 589,6 nm .Umumnya alat di
rancang untuk di gunakan dengan cahaya yang putih tetapi di kalibarasi
agar memberikan

indeks

bias

untuk

garis

cahaya

Farmakope Indonesia Edisi IV (Jakarta :


Departemen Kesehatan RI.1991), hlm 1030.
natrium.

Rumus :
ket :

n = c/v
n : indeks bias
c : kecepatan cahaya di udara
v : kecepatan cahaya dalam zat

Refraktometer alat dalam perdagangan


umumnya dibuat dengan sinar putih yang
telah ditera hingga dapat dinyatakan indeks
bias yang menggunakan sinar natrium pada
panjang gelombang 589,3 (departemen

kesehatan direktorat jendral pengawanasan


obat dan makanan. Farmakope Indonesia
Edisi III (Jakarta: Departemen Kesehatan,
1995), hlm 797.
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar /
konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip
kerja

dari

refractometer

sesuai

dengan

namanya

adalah

dengan

memanfaatkan refraksi cahaya. Sebuah sedotan pertama yang dicelupkan


ke dalam gelas yang berisi air akan terlihat terbengkok. Sebuah sedotan
yang kedua dicelupkan ke dalam sebuah gelas yang berisi lauran gula.
Terlihat sedotan terbengkok lebih tajam. Fenomena ini terjadi karena
adanya refraksi cahaya. Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut (Rapat
Jenis Larutan), maka sedotan akan semakin terlihat bengkok secara
proporsional.

Refractometer

ditemukan

oleh

Dr.

Ernst

Abbe

seorang

ilmuwan dari German pada permulaan abad 20.


Macam-macam Refraktometer :
1. Refraktometer Abbe
Refraktor Abbe di gunakan untuk mengukur rentang indeks bias
dari bahan bahan yang tercantum dalam farmakope indenesia berikut
harga

indek

biasanya. Refraktometer

abbe

mempunyai

dua

lubang

pengamat.Refraktometer lain dengan ketelitian yang setara atau lebih

dapat di gunakan . Untuk mencapai ketelitian teoritis 0,0001 , pelu


dilakukan kalibrasi alat terhadap buku yang di sediakan oleh pabriknya
dan melakukan pengecekan sering kali terhadapa pengendali suhu dan
kebersihan alat dengan menetapkan indeks bias air , destilasi , adalah
1,330 pada suhu 20

dan 1,3325 pada suhu 25 0 .

2. Refraktometer tangan = Hand Refraktometer


Indeks bias sudah dikonversikan hinga dapat langsung dibaca
kadarnya. Hanya untuk mengukur kadar zat tertentu saja dan terbatasi
jika kadar tidak terbaca misalnya : terlalu pekat maka harus di encerkan.
Hasil akhir dikalikan dengan pengenceran. Hand Refraktometer hanya
mempunyai satu lubang pengamat.
Macam-macam Hand Refraktometer:
- Hand Refraktometer brik untuk gula 0 32 %
- Hand Refraktometer salt untuk NaCl 0 28 %

Gambar Hand Refraktometer


Refraktometer adalah alat untuk mengukur nilai kadar garam pada
air.Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk
menjaga keakuratan pembacaan dari refraktometer ini maka kita harus
mengenal tiap bagian-bagian dari alat ini.

Refraktometer terdiri dari:

Probe Refraktometer :
Probe

berwarna

biru

ini

merupakan

bagian

yangpaling

sensitif

dari

refraktometer. Probe berfungsi untuk membaca kadargaram pada air.


Jangan

biarkan

probe

tergores,

karena

akan

mengurangi

keakuratan

pembacaan.

Penutup Probe Refraktometer :


Penutup probe berwarna putih transparan,berfungsi untuk melindungi
probe

dari

debu,

atau

benda-benda

lain

yangdapat

membuat

probe

tergores. Selain itu penutup probe juga berfungsiuntuk menjaga air tidak
tergeser/jatuh saat di teteskan ke dalam probe.Saat digunakan untuk

pengukuran buka penutup probe ke arah atastetaskan air yang akan di


ukur lalu turunkan penutup probe secara perlahan.

Mur Kalibrasi :
Mur

kalibrasi

refraktometer,

di

berfungsi

untuk

menyesuaikan

nilai

gunakan

apabila

refraktometer

ketika

bacaandari
membaca

airaquades tidak menunjukkan nilai nol.

Handle/Pegangan :
Handle/Pegangan berupa grid yang memanjang daribagian mur kalibrasi
sampai pengatur cahaya. Handle/ pegangan berfungsiuntuk memegang
refraktometer. Grid membuat refraktometer mudahdipegang.

Pengatur Cahaya :
Pengatur cahaya berfungsi untuk mengatur cahaya yang
masuk, sehingga dalam melihat hasil bacaan menjadi lebih jelas.

Lensa:
Lensa berfungsi untuk mata dalam melihat hasil bacaan dari kadar
garam pada air.

Prinsip Kerja :
Pada prinsipnya alat ini digunakan untuk kadar garam menggunakan
prinsip pembiasan.
Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut
refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan

sample besar. Maka pada papan skala sinar a akan jatuh pada skala
rendah.
Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut
refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil.

Cara Kerja :
1. Tetesi refraktometer dengan aquadest
2. Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal
3. Teteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya
4. Lihat ditempat yang bercahaya dan catat hasilnya
5. Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan
refraktometer di tempat kerja
Tabel brik:

Monografi :
1. Gula pasir/ sakarosa: hablur putih, tidak bewarna, massa hablur/
berbentuk kubus/serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di
udara.
2. Gula batu: bewarna putih/putih kekuningan, bentuk seperti krital dan
menggumpal, rasa manis,tidak berbau, larut pada suhu yang tinggi.
3. Madu: bewarna kuning/coklat/kuning kecoklatan, bentuk cair sedikit
kental, rasa sangat manis ,bau khas,mencair jika disimpan terlalu lama.
4. Sirup paracetamol: bentuk cair, jernih, rasa manis
5. Garam: bewarna putih, bentuk seperti kristal, rasa asin, mencair pada
suhu yang tinggi.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat: 1. Pipet
2. Refraktometer
3. Bekker glass

4. Timbangan
5. Batang pengaduk
6. Sendok tanduk
7. Labu ukur
Bahan:

1. Gula pasir
2. Gula batu
3. Madu
4. Sirup paracetamol
5. Garam beryodium

IV. PROSEDUR KERJA


1.

Bidikan ujung refraktometer kearah cahaya terang dan atur dan cincin
okuler mengatur drokten sampai garis skala terlihat jelas .

2.

Atur garis nol sehingga terlihat batas gelap dan terang .


- buka plat penutup .
- teteskan aquadest setengah tetes di permukaan plasma
- tutup amati batas gelap dan terang pada garis normal

Larutan pengukur sampel .


- buka plat penutup
- bersihkan air pada plasma penutup dengan tisu
- teteskan setengah tetes cairan yang akan di uji pada permukaan
prisma .
- tutuplah plat kaca refl aktometer / ukur kadar gula sample ( lakukan
sampai 3 kali )

Laporan Praktikum Refraktometer


A. Judul Percobaan
Refaktometer
B.

Tujuan Percobaan
Untuk mengukur indeks bias suatu senyawa

C. Landasan Teori
Secara garis besar pekerjaan analisis kimia dapat digolongkan dalam dua
kategori besar yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Melalui analisis kualitatif
dan kuantutatif kita dapat mendeteksi dan mengidentifikasi jenis dan jumlah dari
komponen penyususn bahan yang dianalisis atau lebih dikenal sebagai analit.
Perkembangan instrument sebagai hasil perkembangan teknologi, memungkinkan kita
melakukan analisi dalam berbagai bentuk komposisi analit.
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam zat
kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan,
warna gas, maupun data non numeric lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya
dapat diperoleh indikasi dasar dari komponen penyusun analitta kualitatif, seperti
terbentuknya endapan, warna gas, maupun data non numeric lainnya. Umumnya dari
analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi dasar dari komponen penyusun analit.
Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai langkah awal untuk analisis kuantitatif.
Pada berbagai cara analisis modern, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan
biaya analisis dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat.

Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk mengetahui kuantitas setiap


komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif umumnya dinyatakan dalam
satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi dengan menggunakan metode
analisis tertentu. Metode analisis kuantitatif umumnya melibatkan proses kimia seperti
gravimetric dan volumetric. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika
umumnya menggunakan prinsip interaksi materi dengan energy pada proses
pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan peralatan modern, seperti
polarimeter, spectrometer, sehingga sering dikenal sebagai analisis instrument
(Sodiq,Ibnu, 2004 : 1-2).
Refraktometer yaitu alat yang bekerja berdasarkan pembiasan sinar, dipakai
untuk menentukan indeks bias cairan (Godman,1991:452).
Indeks bias adalah ukuran kemampuan suatu medium untuk membiaskan
cahaya. Indeks bias suatu medium sama dengan kecepatan rambat cahaya di ruang
hampa dibagi dengan kecepatan rambat cahaya di dalam medium tersebut. Juga diukur
dengan indeks bias = (sinus sudut dating) : (sinus sudut bias). Dilambangkan sebagai:
n=
Indeks bias pada medium didefenisikan sebagai perbandingan antara kecepatan
cahaya dalam ruang hampa udara dengan cepat rambat cahaya pada suatu medium
Secara matematis, indeks bias dapat ditulis sebagai berikut :
n=
dimana :

Indeks

n = indeks bias
C= kecepatan cahaya dalam ruang hampa
Vp = cepat rambat cahaya pada suatu medium
bias
tidak
pernah
lebih
kecil
dari

atau

(http://id.wikipedia.org/wiki/indeks-bias).
Apabila sinar cahaya monokromatik berpindah dari medium optic yang kurang
rapat ke medium optic yang lebih rapat, akan terjadi pembiasan ke arah normal (lihat
sinar a,b, dan c dalam gambar 115). Menurut hukum Snellius berlaku :
=
Kalau sidut I bertambah besar, sudut r juga akan bertambah besar. Sudut akan
mencapai harga max kalau sudut i menjadi hampir sama dengan sudut siku-siku(sinar
c).

atau sin r =

Sudut r ini disebut sudut bias (Brink,1985:151-152)


Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias dari suaru senyawa atau
larutan
dinamakan
refraktometer
(Mifta, 2009.http://www.miftachemistry.blogspot.com)
D.
1.
a.
b.
c.
2.
a.

Alat dan Bahan


Alat
Refraktometer
Pipet tetes
Botol semprot
Bahan
Minuman dengan berbagai merk (buavita, kacang hijau, jus madu, teh gelas, fritamin,
mountea, dan ale-ale).
b. Aquadest
c. Tissue

E.
1.
2.

3.
4.
5.
6.
F.

Prosedur kerja
Meneteskan minuman yang akan diperiksa indeks biasnya pada permukaan prisma
refraktometer
Menutup dan membiarkan berkas cahaya memasuki, melewati larutan (minuman) dan
pengatur prisma agar cahaya pada layar dalam alat tersebut menjadi dua warna dengan
batas yang jelas.
Menggeser tanda batas tersebut dengan memutar knop pengatur, sehingga memotong
titik perpotongan dua garis diagonal yang saling berpotongab yang terlihat pada layar
Mengamati dan membaca skala indeks bias yang ditunjukkan oleh jarum layar skala
melalui mikroskop
Layar hasil warna yang telah diatur sedemikian sehingga memberikan dua warna yang
mempunyai warna yang jelas dan tegas.
Mengontrol ketelitian temperatur
Hasil Pengamatan
Larutan blanko = aquadest = 0
Jenis
Kadar gula
Minuman
(gram)
Kacang hijau

29

Warna
Biru-putih

Skala
12,6

Buavita
Ale-ale
Jus madu
Teh gelas
Frutamin
Mountea

26
24
19
17
15
12

Biru-putih
Biru-putih
Biru-putih
Biru-putih
Biru-merah muda
Biru-putih

G. Analisis Data
Nilai ketetapan refraktometer = 0, 79
Indeks bias dari masing-masing larutan :
1. Kacang hijau `
= 12,6 + 0,79 = 13,39
2. Buavita
= 11,6 + 0,79 = 12,39
3. Ale-ale
= 11,0 + 0,79 = 11,79
4. Jus madu
= 8,4 + 0,79 = 9,19
5. Teh gelas
= 8,2 + 0,79 = 8,99
6. Frutamin
= 7,0 + 0,79 = 7,79
7. Mountea
= 5,4 + 0,79 = 6,19
Grafik

Keterangan
1 = Kacang Hijau
2 = Buavita
3 = Ale-Ale
4 = Jus Madu
5 = Teh Gelas

11,6
11,0
8,4
8,2
7,0
5,4

6
7

= Frutamin
= Mountea

H. Pembahasan
Refraktometer
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
mengukur
kadar/konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya.
Tujuan percobaan yaitu mengetahui cara memnggunakan alat dan menghitung
indeks bias dari beberapa jenis minuman. Pertama menggunakan refraktometer dengan
mengukur blanko untuk menstabilkan refraktometer ditunjukkan dengan penunjukkan
skala 0 yang dilihat pada layar refraktometer. Selanjutnya, mengukur indeks bias
beberapa jenis minuman satu persatu terlebih dahulu sebelum melanjutkan mengukur
indeks bias jenis minuman lain. Refraktometer dinolkan terlebih dahuludengan cara
mengelap lensa pada refraktometer dengan aquades agar tidak terkontaminasi oleh
minuman sebelumnya.
Dari percobaan data yang diperoleh untuk minuman kacangbhijau skala yang
ditunjukkan yaitu = 12,6 untuk buavita = 11,6, ale-ale = 11,0, jus madu = 8,4, teh gelas =
8,2, frutamin = 7,0, dan mounten = 5,4. Pada tabel juga dituliskan kadar gula pada
minuman-minuman tersebut karena berdasarkan teori kadar gula dalam suatu larutan
atau senyawa sebanding atau berbanding lurus dengan nilai indeks biasnya. Dari
percobaan diperoleh data sesuai dengan teori.

I. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
1. Besar indeks bias pada berbagai jenis minuman yaitu kacang hijau(12,6), buavita(11,6),
ale-ale(11,0), jusmadu(8,4), teh gelas(8,2), frutamin(7,0) dan mountea(5,4).
2. Kadar gula dalam kemasan sebanding dengan besar indeks bias senyawa tersebut.
b. Saran
Disarankan kepada praktikan selanjutnya agar berhati-hati dan cermat dalam
percobaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Brink. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Instrumen. Bandung : PT. Bumi Cipta
Godman, Arthur. 1991. Kamus Kimia Bergambar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Mifta. 2009. Refraktometer. http://www.miftachemistry.blogspot.com diakses pada tanggal 5


Desember 2010

Sodiq, Ibnu. 2004. Kimia Analitik I. Malang : JICA

aporan resmi praktikum penentuan


konsentrasi dengan metode indeks bias.
universitas muhammadiyah surakarta
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan komposisi campuran/larutan berdasarkan indeks bias yang dimiliki
campuran/larutan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya bergerak di ruang angkasa (hampa udara) berkecepatan sampai 299.462.945,2 m/s.
Laju ini adalah kecepatan bergerak terbesar dibandingkan kecepatan objek bergerak di bumi
ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa laju rambat cahaya di ruang hampa udara (kemudian
disimbolkan dengan huruf c) akan memiliki harga yang paling besar dibandingkan dengan
laju rambat cahaya pada objek lain. Perbandingan atas besar kecepatan rambat cahaya di
ruang hampa dengan kecepatan rambat cahaya pada suatu medium disebut dengan indeks
bias mutlak. Secara matematis harga indeks bias mutlak dapat dituliskan sebagai berikut
(Rosyid, Budhi, Resmiyanto, Prasatya. 2008):
c
n=

cm

Misalkan seberkas cahaya monokromatik yang bergerak dalam suatu vakum (ruang hampa)
membentuk sudut datang O dengan garis normal pada permukaan zat a, dan misalkan Oa
adalah sudut bias dalam zat tersebut. Maka konstanta dalam hukum snell disebut indeks
bias zat a dan ditulis na
(Sears, 1994) :

Sin Ov
na =

Sin Oa

.................................. (1)

Indeks Bias tergantung bukan hanya pada macam zat, tetapi juga pada panjang gelombang
cahaya. Bila panjang gelombang tidak disebutkan, biasanya Indeks Bias yang diambil ialah
indeks bias cahaya kuning lampu natrium yang panjang gelombang 589 nm. Berdasarkan
persamaan (1), sudut bias Oa selalu lebih kecil dari sudut datangnya. Ov untuk sinar yang
datang melewati ruang vakum ke salah satu benda, dimana semua angka indeks lebih besar
dari satu. Dalam hal demikian, sinar melentur kearah garis normal. Jika cahaya bergerak
kearah yang berlawanan, kebalikannyalah yang terjadi dan sinar melentur menjauhi garis
normal (Sears, 1994).
Dengan menerapkan hokum Snell pada pembiasan yang terjadi pada permukaan antar
ruang dan zat b, kita dapatkan (Sears, 1994):
na =

Sin Ov

nb =

Sin Oa

Sin Ov

.......................... (2)

Sin Ob

Dengan membagi persamaan (1) dengan (2), kita dapatkan :


na =

Sin Ov

........................... (3)

nb Sin Oa
Yang menunjukan bahwa konstanta hukum Snell untuk pembiasan antara zat a dan zat b
tidak lain ialah perbandingan antara indeks-indeks biasnya. Berdasarkan persamaan (3) kita
lihat bahwa cara termudah dan paling simetris menuliskan hukum Snell untuk dua zat a dan
b dan untuk arah manapun ialah (Sears, 1994):
na sin Oa = nb sin Ob .............................. (4)
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat yang digunakan dalm percobaan indeks bias
1. botol reagen sebanyak 7 buah
2. labu ukur 100 ml sebanyak 1 buah
3. labu ukur 50 ml sebanyak 2 buah
4. refraktometer
5. pipet ukur 5 ml
6. pipet volum 5 ml
7. pipet volum 10 ml
8. beaker glass 50 ml
9. beaker glass 100 ml
10. kaca arloji
11. sendok kaca
12. pepet tetes
13. karet hisap

B. Bahan yang digunakan dalam percobaan indeks bias

1. NaCl
2. toluena secukupnya
3. akuades secukupnya
IV. GAMBAR ALAT

V. CARA KERJA
Langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan percobaan dan pengamatan adalah
menyiapkan alat serta bahan yang akan dipakai, yaitu: NaCl(s), akuades, toluen, pipet ukur,
pipet volume, gelas beaker, refraktometer, pipet tetes, labu ukur, sendok kaca dan kaca
arloji. Kemudian cuci semua alat (kecuali refraktometer) hingga bersih dan siram dengan
akuades. Hal ini dilakukan agar sisa zat kimia yang tertinggal saat dipakai dalam percobaan
sebelumnya tidak menempel lagi.
Langkah kerja dalam percobaan dan pengamatan indeks bias larutan NaCl garis besarnya
adalah membuat larutan NaCl standar, pengamatan indeks bias larutan NaCl standar
kemudian pengamatan indeks bias larutan NaCl sampel yang kemudian akan ditentukan
konsentrasinya dengan cara mengambil data larutan standar NaCl.
Dalam percobaan ini, kita harus membuat larutan NaCl 2 M yang kemudian akan diambil
volume tertentu yaitu: 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10 ml, 12 ml, 14 ml, 16 ml, 18 ml dan 20 ml
dari larutan NaCl 2 M tersebut yang kemudian juga akan dilarutkan kembali dalam 50ml
akuades. Larutan-larutan ini kemudian akan disebut dengan larutan standar. Mulai tahap ini
dengan menimbang 11,7 gram NaCl pada neraca analitis dengan memakai kaca arloji.
Kemudian masukkan 11,7 gram NaCl pada beaker glass. Masukkan sedikit akuades dan aduk
dengan sendok kaca agar homogen. Kemudian masukkan larutan NaCl tersebut ke dalam
labu ukur berkapasitas 100 ml. Kemudian penuhi dengan akuades hingga batas garis,
kemudian tutup labu ukur kemudian kocok kembali hingga larutan homogen.
Ambil 2 ml larutan NaCl 2 M yang baru saja dibuat dengan menggunakan pipet ukur,
kemudian masukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan penuhi kembali dengan akuades hingga
batas garis, kocok kembali hingga homogen kemudian tuang kembali ke dalam botol
reagent.
Lakukan hal yang sama kepada 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10 ml, 12 ml, 14 ml, 16 ml, 18 ml dn 20
ml larutan NaCl 2 M, lalu simpan ke semua larutan ke dalam botol reagent yang berbeda.
Siapkan refraktometer yang digunakan untuk mengetahui indeks bias kesepuluh larutan

standar NaCl yang sudah dibuat sebelumnya. Letakkan refraktometer di tempat yang
strategis, pasang selang air dengan kran kemudian dipasang ke refraktometer. Nyalakan
kran air dan pastikan air lancar mengalir. Lalu pastikan pula termometer digital juga sudah
terpasang dengan baik. Pasang kabel penghubung antara termometer digital dengan
refraktometer di sebelah belakang refraktometer. Kemudian pasang steker listrik ke sumber
listrik lalu nyalakan refraktometer hingga lampu menyala. Setelah dicek keseluruhan,
bersihkan kaca objektif yang ada di dalam refraktometer dengan toluena.
Teteskan larutan standar yang pertama yaitu 2 ml larutan NaCl 2 M yang telah dilarutkan
dalam 50 ml air di atas kaca objektif pada refraktometer. Tutup refraktometer kemudian lihat
disebelah bawah dalam lensa okuler, akan ada garis silang dan ada sinar gelap serta sinar
kuning. Atur letak sinar gelap sampai tepat di tengah dari garis silang tersebut. Atur letak
sinar gelap tersebut dengan keran yang ada di sebelah sisi kanan dari refraktometer.
Setelah sudah diyakini betul garis tersebut terletak di bagian tengah dari garis silang
tersebut, kemudian kita tengok bagian dalam atas di refraktometer tersebut, tampak skala
yang menunjukkan berapa panjang indeks bias dari larutan tersebut. Lakukan pengamatan
ini sampai 3 kali. Dan analog langkah ini kepada larutan standar NaCl yang lain.
Lakukan metode yang sama terhadap larutan NaCl sampel yang belum diketahui
konsentrasinya. Lakukan pengamatan sampai lima kali.

II. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Refraksi atau yang sering disebut dengan pembiasan terjadi karena cahaya merambat
datang dari medium satu ke medium lain yang memiliki kerapatan optik berbeda. Indeks
bias sebanding dengan rapat massa dan kekentalan yang akan semakin tinggi nilainya jika
konsentrasinya bertambah tinggi.
Pada percobaan dan pengamatan ini, kita membuat larutan dengan konsentrasi yang
berbeda untuk mencari persamaan suatu indeks bias yang dinyatakan dengan:

Y = ax + b dengan Y = indeks bias


x = konsentrasi
a dan b = konstanta

Dari percobaan tersebut di atas pula dapat terlihat jika harga indeks bias sebanding
dengan meningkatnya harga konsentrasi suatu larutan/campuran. Setelah itu, nilai a dan b
dapat dihitung maka kita dapat memperkirakan larutan dengan konsentrasi x mempunyai
indeks bias sebesar Y.
Untuk menguji kebenaran data, maka harus dicari harga koefisien korelasi antar data
yang diperoleh. Jika harga korelasi, R2 semakin besar, maka hasil pengamatan skala yang
dilakukan mendekati valid. Sebaliknya, jika harga korelasi data, R2 semakin kecil, maka
terjadi kesalahan atas pembacaan hasil pengamatan skala refraktometer yang kita lakukan
yang berakibat data yang kita miliki menjadi kurang valid. Harga R pada umumnya adalah
-1<R<0 atau 0<R<1.

Dalam percobaan diperoleh rata-rata indeks bias untuk 2 ml larutan standar NaCl 2 M
yang telah dilarutkan dalam 50 ml air (0,08 M) adalah 1,3319. Untuk 4 ml larutan standar
NaCl 2 M yang telah dilarutkan dalam 50 ml air (0,16 M) adalah 1,3328. Untuk larutan
standar NaCl 0,24 M rata-rata indeks biasnya adalah 1,3334. Sedangkan larutan standar
NaCl 0,32 M adalah 1,3342. Rata-rata indeks bias untuk 0,4 M adalah 1,3350. Untuk larutan
standar NaCl 0,48 M adalah 1,3358. Sedangkan larutan NaCl standar yang berkonsentrasi
0,56 M adalah 1,3364. Untuk larutan 0,64 M adalah 1,3374. Lalu rata-rata indeks bias
larutan standar NaCl 0,72 M adalah 1,3380. Dan rata-rata indeks bias untuk larutan standar
NaCl 0,8 M adalah 1,3388. Dari hasil pengamatan kita mengetahui bagaimana persamaan
garis yang menyatakan pengaruh indeks bias adan konsentrasi adalah Y = 0,009 x + 1,331
dengan koefisien korelatif sebesar R2 = 0,999.

VII. KESIMPULAN
1.

Besar konsentrasi larutan sampel NaCl yang berindeks bias 1,3329 adalah 0,211 M.

2.
Hubungan antara konsentrasi garam NaCl dan indeks bias dinyatakan dengan
persamaan :
3.

Y = 0,009 x + 1,331
dengan harga R2 = 0,999.

4.
Hubungan antara besar konsentrasi dan harga indeks bias adalah berbanding lurus,
jadi semakin besar
besar konsentrasi suatu larutan maka akan bertambah pula harga indeks bias larutan
tersebut.

I. DAFTAR PUSTAKA
Rosyid, Muhhamad Farchani, Romy Hanang Setya Budhi, Rachmad Resmiyanto dan Dwi
Sabdo Budi
Prasatya. 2008. Kajian Konsep Fisika I. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo.
Sears, zemansky. 1994. Fisika Untuk Universitas I. Bina Cipta: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai