MAKALAH
Yang dibina oleh Dra Amy Tenzer, M.Si dan Fauzi Akhbar Anugrah S.Si M.Si
Disusun oleh:
Kelompok 7 Offering H
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala karena
berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul “Pengukuran Volume Dengan Berbagai
Macam Alat Volumetrik” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disunsun
untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik laboratorium.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dra Amy Tenzer, M.Si dan Fauzi
Akhbar Anugrah S.Si M.Si, selaku Dosen Bidang Studi Teknik Laboratorium yang telah
memberikan tugas ini. Sehingga, tugas ini mampu memberikan kami wawasan dan ilmu
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Alat-alat laboratorium yang kita gunakan memiliki skala yang berbeda-beda dan tentu
saja memiliiki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka
akan semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah
bagaimana menggunakan dan cara agar dapat membaca skala itu itu sendiri (Khoirul, 2009).
Alat pengukur volumetrik diantaranya pipet volume, labu takar dan buret. Dalam
penggunan alat tersebut dibutuhkan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengukuran. Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat
ukur volumetri. Pembacaan skala pada alat ukur volumetri harus benar-benar diperhatikan
dalam hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis larutan dengan
memperhatikan angka signifikan, pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat.
1.3 Tujuan
1.4 Manfat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan baru tentang macam-macam alat volumetrik dan fungsinya masing-masing
serta cara penggunaanya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran yang
menggunakan alat-alat volumetrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk menentukan
kuantitatif benda. Kebanyakan pekerjaan analitik berkaitan dengan larutan. Dasar umum
penggunaan alat pengukur volume adalah untuk menentukan berat larutan yang dimuat
atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian densitas air diketahui, maka
volume yang betul dapat dihitung (Underwood, 1981).
Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat ukur
volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) dengan memperhatikan angka signifikan,
toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat.
Pada alat-alat tersebut tertera tanda berupa garis melingkar yang menunjukkan batas
tinggi cairan pada volume-volume tertentu. Sebagai batas pembacaan adalah bagian bawah
permukaan lengkung cairan (meniskus), hal ini dapat terlihat jelas hanya apabila dilihat tepat
sejajar dengan penglihatan kita. Pembacaan yang dilakukan di atas ataupun di bawah
meniskus adalah salah.
BAB III
PEMBAHASAN
Gelas ukur adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume
cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan setiap garis penanda pada gelas ukur mewakili
jumlah cairan yang telah terukur.
Gambar:Gelas ukur
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Gelas_ukur
Kelebihan Gelas Ukur
Dilengkapi dengan bibir tuang agar larutan tidak mudah tumpah saat dituang.
Gelas ukur bukan hanya dapat mengukur benda cair saja, tetapi juga bisa digunakan
untuk mengukur benda yang padat, misalnya saja seperti tepung hingga gula pasir.
Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas karena
bisa menyebabkan ketelitianya menurun.
2. Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer adalah alat gelas laboratorium yang berbentuk kerucut dengan
leher silinder dan dasar yang rata. Alat ini dinamakan erlenmeyer menurut nama yang
menciptakannya yaitu Emil Erlenmeyer kimiawan asal Jerman pada tahun 1860. Labu
Erlenmeyer berbentuk gelas yang pada diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukuran labu erlenmeyer diantaranya 50, 125, 250, 500, dan
1000 mL. Labu erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas hingga suhu 200
⁰C. Terdapat beberapa macam jenis erlenmeyer yaitu erlenmeyer tanpa tutup, erlenmeyer
bertutup, dan erlenmeyer buchner.
Gelas Kimia berbentuk gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 ºC
atau terbuat dari plastik. Gelas kimia yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif
terbuat dari PTPE. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL, 200 mL, 500 mL, 1 L dan 2 L.
Labu Ukur atau Volumetric flash adalah sebuah wadah yang berbentuk labu dengan
leher yang panjang dan bertutup. Terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena
dapat memuai. Labu takar dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari bahan–bahan kimia
seeperti polietilen atau dapat juga dari gelas. Ukuran labu ukur bermacam-macam yaitu 100
mL, 250 mL, 500 mL, 1 L dan 2 L.
Bisa menunjukkan dengan tepat volume cairan pada suhu tertentu kerena leher labu
ukur di buat relative sempit hingga sedikit perubahan volume cairan akan
menyebabkan perbedaan ketinggian cairan. Dengan demikian kesalahan yang di
buat pada penyesuaian meniskus cairan dengan tanda batas volume akan sangat
kecil.
Adanya tutup dan jarak antara tanda batas volume dan mulut labu ukur relatif besar
agar terdapat cukup ruang untuk mengocok cairan dalam labu itu.
5. Buret
Buret terbuat dari gelas dan memiliki bentuk tabung atau silinder yang lurus dan
panjang, dengan bagian ujung bawah yang meruncing dilengkapi dengan kran untuk
mengendalikan intensitas tetesan cairan yang akan dipindahkan. Ukurannya mulai dari 5mL
sampa dengan 10 mL. Bahan pembuatan buret adalah kaca jenis boroksilikat.
Gambar: Buret
Sumber: https://siskatitip.wordpress.com/2015/03/05/
Jenis buret berdasarkan ukurannya:
1.) Buret makro yaitu buret yang kapasitas volume 50 ml dan skala terkecilnya dapat
dibaca hingga 0.10 ml
2.) Buret semimikro memiliki kapasitas volume 25 ml dengan skala terkecil dapat dibaca
hingga 0.050 ml.
3.) Buret mikro memiliki kapasitas volume 10 ml. Skala terkecilnya adalah 0.020 ml
1.) Buret asam digunakan untuk larutan yang bersifat asam (HNO3, HCl), netral (Tiosulfat)
dan larutan pengoksid (KCrO4).
2.) Buret basa digunakan untuk larutan yang bersifat basa seperti NaOH, KOH dll.
3.) Buret amberglas digunakan untuk larutan yang mudah teroksidasi oleh cahaya matahari
seperti larutan Kalium permanganat atau iodium.
4.) Buret Universal yaitu buret yang dapat digunakan untuk semua jenis larutan baik yang
bersifat basa maupun asam.
Kelebihan Buret
Memiliki kran dan lubang yang lurus untuk membuka dan menutup celah pada ujung
buret sehingga cairan di dalam buret dapat keluar sedikit demi sedikit untuk memperoleh
titik titrasi suatu zat.
Kekurangan Buret
Harus hati-hati dalam menggunakannya, terutama dalam proses titrasi, dalam hal
mengontrol keluarnya cairan dari kran pada saat melakukan titrasi.
Jenis pipet ini biasanya terbuat dari plastik atau kaca yang memiliki ujung bagian
bawah agak meruncing. Sementara ujung atasnya ditutupi oleh karet. Penerapan pipet
tetes seperti ketika penambahan NaOH saat mengatur pH media dan penambahan
reagen pada uji biokimia, dan lain-lain.
Gambar:Pipet Tetes
Sumber:https://anmindonesia.wordpress.com/2018/07/24/kegunaankelebihan-dan-
kekurangan-alat-alat-volumetrik/
Kelebihan Pipet Tetes
Memiliki karet hisap diatasnya yang memudahkan dalam pengambilan larutan.
Kelebihan dari pipet ukur adalah adanya skala yang sangat tinggi dan ujung bagian
bawah yang dibuat runcing sehingga dapat memperlambat keluar masuk zat cair.
Kekurangan dari pipet ukur penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan
harus menggunakan bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya.
Pipet volum atau pipet gondok terbuat dari kaca boroksilikat. Ukuran-ukuran pipet
volum terdiri dari ukuran 1 ml, 2ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml. Pipet ini memiliki
panjang dengan kedua sisi ujung yang tipis dan kurus. Sedangkan di bagian tengahnya
mengembung sebagai wadah cairan yang akan diukur volumenya.
Terdapat tabung silinder di antara ujung pipa kaca bagian atas dan bawah yang
berfungsi sebagai wadah untuk menampung cairan.
9. Mikropipet
Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet
gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga
pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 microliter, orang
cenderung menggunakan mikropipet. Ada beberapa macam micropipet yang digunakan
dilaboratorium seperti misalnya pipet merk Gilson yang mana tertulis di bagian atas pipet
P20, P200 dan P1000.
P 20 : untuk memipet larutan dengan volume antara 2 - 20 ul
P 200 : untuk memipet larutan dengan volume antara 20 - 200 ul
P 1000 : untuk memipet larutan dengan volume antara 100 - 1000 ul
Gambar: Mikropipet
Sumber: http://lansida.blogspot.com/2010/10/cara-menggunakan-micropipet.html
Kelebihan dari makropipet adalah memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume
kurang dari 1 mililiter (1 ml). Sedangkan kekurangan dari makropipet adalah harganya mahal
dan tidak dapat mengukur larutan atau cairan lebih dari 10 ml.
Untuk mengukur volume larutan dalam jumlah tertentu dengan tingkat ketelitian yang
cukup tinggi.
Untuk merendam pipet dalam asam pencuci.
a.) Ada beberapa hal yang patut diperhatikan saat mengukur dengan gelas ukur yaitu:
1. Untuk mengukur volume larutan yang tidak berwarna, harus memperhatikan batas
meniskus cekung bagian bawah. Gelas ukur harus diletakan pada daerah yang datar
dan meniskus dibaca sejajar dengan mata.
b.) Cara menggunakan dan membaca skala pada gelas ukur adalah sebagai berikut:
4. Untuk memperoleh keakurasian tinggi, maka selalu pastikan bahwa gelas ukur
tersebut sudah diletakkan pada permukaan yang rata dan posisi mata sejajar dengan
permukaan larutan yang di tuangkan dan disesuaikan dengan ukuran yang tertera.
2. Labu Erlenmeyer
Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan labu erlenmeyer yaitu dengan
memegang leher erlenmeyer. Hal ini sangat penting untuk diketahui, karena banyak orang
yang beranggapan jika memegang labu erlenmeyer adalah dengan cara memegang perut
erlenmeyer dan menyangganya. Padahal, labu erlenmeyer sering digunakan untuk
menyimpan larutan yang bersuhu panas. Maka dari itu, sangat tidak memungkinkan jika
memegangnya dengan tangan telanjang.
Berikut cara menggunakan labu erlenmeyer dengan benar dalam kegiatan titrasi dan
pengenceran larutan:
2. Masukkan larutan yang akan dititrasi atau diencerkan dengan tangan satunya.
3. Selanjutnya goyangkan secara berputar dengan perlahan-lahan sampai larutan bisa
menyatu.
Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
Untuk menampung zat kimia dan media pemanas cairan
Untuk mereaksikan atau membuat suatu cairan
Penggunaan Gelas Kimia
Berikut ini cara yang benar dan tepat dalam menggunakan gelas kimia di dalam
laboratorium:
1. Masukkan zat-zat atau larutan yang akan direaksikan ke dalam gelas kimia.
Berikut ini adalah cara menggunakan labu ukur dengan baik dan tepat:
4. Masukkan larutan tersebut ke dalam botol bahan dan simpan ditempat yang sesuai.
5. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda yang melingkar pada leher labu
dengan membaca miniskus.
5. Buret
Fungsi Buret
Penggunaan Buret
Prinsip dalam penggunaan pipet tetes adalah penerapan tekanan udara dalam
tabung yang besarannya diatur dari seberapa kuat kita memencet bagian karet di ujung
pipet tetes. Cairan bisa masuk ke dalam tabung pipet tetes dengan cara memperkecil
tekanan di dalam badan pipet. Berikut ini cara menggunakan pipet tetes dengan benar:
1. Pencet terlebih dahulu karet pada ujung pipet
2. Setelah memencetnya secara perlahan, maka masukkan ujung bawahnya yang
memiliki diameter kecil ke cairan atau larutan
3. Celupkan sebagian ujung pipet dan karet yang kita tekan tadi
4. Lepaskan secara perlahan karet pada ujung pipet yang kita pencet
5. Ukurannya adalah satu tetes sama dengan satu pencetan
Untuk mempermudah penggunaan pipet ukur, biasanya digunakan juga rubberl buld.
Rubble buld inilah yang akan memudahkan cairan atau larutan masuk ke dalam badan
pipet ukur.
Cara menggunakan pipet ukur yang dipasang rubble buld dengan benar adalah
sebagai berikut:
Untuk mengambil dan memindahkan cairan secara tepat dan dengan ketelitain tinggi.
Mengukur cairan dalam jumlah tertentu, serta jumlah cairan yang tidak terlalu benyak
atau besar
1. Pasang rubble bulb atau penyedot karet pada bagian ujung atas pipet.
2. Tekan ruble bulb kemudian masukkan ujung bawah pipet volume di bawah
permukaan cairan yang akan dimasukkan
4. Masukkan cairan di dalam pipet ke dalam wadah lain dengan cara menekan bulb.
5. Setelah menggunakan pipet volume segera bersihkan dengan pencuci dan bilas
dengan air.
9. Mikropipet
Fungsi Mikropipet
4. Masukkan tip ke dalam cairan yang akan dipindahkan, pastikan tip terisi dengan cairan.
5. Berhenti sesaat dan tunggu sesaat untuk memastikan seluruh sampel yang disedot
sudah mengisi tip.
6. Keluarkan cairan dengan menyentuhkan tip ke dinding wadah sampel penampung cairan
terlebih dahulu.
7. Tekan penyedot sampai pembatas pertama. Tahan 1-2 detik. Lalu tekan penyedot
sampai batas kedua untuk mengeluarkan sisa-sisa cairan.
Mulai mengeluarkan Pembatas 1 Pembatas 2
8. Dengan penyedot masih dalam posisi tertekan tarik pipet dari wadah penampung sampel
dengan terus menempelkan tip didinding wadah.
Kesalahan ini terjadi karena pengamat kurang terampil atau kurang paham dalam
mengggunkan alat pengukur.
• Kesalahan Acak
Kesalahan acak bisa di sebabkan karena ada gerak getaran bumi, kebisingan dan
radiasi.
• Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik dapat dibagi menjadi:
1. Kesalahan kalibrasi
Kesalahan ini dapat terjadi ketika jarum tidak tepat di angka nol ketika mengukur
cairan dengan alat uku. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengoreksi kembali alat ukur.
Kesalahan ini terjadi karena alat ukur sudah tidak layak pakai/rusak.
4. Kesalahan paralaks
Kesalahan ini disebabkan kurang tepat melihat alat ukur/ tidak tegak lurus saat
melihat garis.
Ada beberapa hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengukuran volume
suatu cairan diantaranya yaitu:
1. Tidak memperhatikan suhu ruangan ketika mengukur volume cairan yang mana hal
ini bisa menyebabkan volume sampel berkurang karena menguap.
2. Tidak membasahi bagian dalam pipet volume sehingga cairan yang masuk ke tabung
beresiko menguap dan menyebabkan pengurangan volume.
3. Menyedot cairan dengan sudut yang miring, hal ini mengganggu akurasi volume.
6. Melebihi batas tanda yang terdapat pada alat ketika memasukkan cairan. Karena jika
cairan tersebut lebih maka tidak akan mendapatkan hasil penukuran yang benar.
7. Pemegangan alat yang tidak sesuai prosedur, seperti harus sejajar dengan mata atau
harus tegak lurus dengan mata.
8. Meletakkan alat di tempat yang tidak rata dapat menimbulkan kesalahan dalam
pengukuran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah kami sampaikan diatas. Maka, dapat kami simpulkan
bahwa alat-alat volumetrik adalah alat-alat yang digunakan dalam pengukuran volume
cairan. Macam alat pengukur volume cairan antara lain adalah gelas ukur, labu ukur,
gelas kimia, buret, labu erlenmeyer, pipet tetes, pipet volum atau pipet gondok, dan
mikropipet. Pada alat-alat tersebut tertera tanda berupa garis melingkar yang
menunjukkan batas tinggi cairan pada volume-volume tertentu yang disebut dengan
meniskus.
3.2 Saran
Dalam mengunakan alat-alat volumetri ada beberapa hal yang harus diperhatikan
agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengukuran seperti kebersihan alat, suhu
ruangan yang digunakan dalam pengukuran, pembacaan skala yang benar, dan lain-
lainnya. Tata cara atau prosedur yang benar harus diketahui sebelum dilakukannya
pengukuran dengan alat-alat volumetri. Hal ini agar kesalahan ketika mengukur dapat
terhindari.
DAFTAR PUSTAKA
https://ibs.co.id/id/#:~:text=Pada%20saat%20mencampur%20larutan%2C%20maka,lahan
%20sampai%20larutan%20bisa%20menyatu
https://bioonline.wordpress.com
https://glasswareindonesia.wordpress.com/2019/04/01/fungsi-labu-takar-folumetric-flask/
https://www.kimiapost.net/2018/07/labu-ukur.html
https://ibs.co.id/id/fungsi-buret-dan-jenis-buret-untuk-laboratorium
https://academia.co.id/pipet-ukur/
https://ibs.co.id/id/cara-menggunakan-pipet-tetes/
http://lansida.blogspot.com/2010/10/cara-menggunakan-micropipet.html
https://docplayer.info/40607131-Analisis-kesalahan-menggunakan-alat-ukur-pada-
mahasiswa-program-studi-pendidikan-fisika-ikip-pgri-pontianak.html
https://anmindonesia.wordpress.com/2018/07/24/kegunaankelebihan-dan-kekurangan-alat-
alat-volumetrik/