Anda di halaman 1dari 22

PENGUKURAN VOLUME DENGAN BERBAGAI MACAM ALAT VOLUMETRIK

MAKALAH

Disunsun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium

Yang dibina oleh Dra Amy Tenzer, M.Si dan Fauzi Akhbar Anugrah S.Si M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 7 Offering H

1. AINAYAH SALSABILA AZZARA 200342616887

2. MUHAMMAD ENDRY PURNAMAJATI 200342616896

3. QURROTA A'YUN NISA 200342616840

4. SYILFIA AYU KURNIA ROMADHON 200342616880

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala karena
berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul “Pengukuran Volume Dengan Berbagai
Macam Alat Volumetrik” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disunsun
untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik laboratorium.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dra Amy Tenzer, M.Si dan Fauzi
Akhbar Anugrah S.Si M.Si, selaku Dosen Bidang Studi Teknik Laboratorium yang telah
memberikan tugas ini. Sehingga, tugas ini mampu memberikan kami wawasan dan ilmu
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 20 Oktober 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Macam-macam alat volumetrik


2.2 Fungsi dan Penggunaan Masing-Masing
2.3 Kesalahan Dalam Pengukuran

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan ilmiah biasanya dilakukan di dalam laboratorium dengan menggunakan


alat-alat laboratorium. Dalam melakukan praktikum di laboratorium, seorang praktikan harus
mengenal alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan praktikum. Alat-alat laboratorium
pada umumnya sebelum digunakan dalam analisis maupun pengukuran terlebih dahulu
dilakukan peneraan atau dikalibrasi. Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai
dengan alat ukur standar/alat ukur yang sudah ditera (Skoog,1997).

Alat-alat laboratorium yang kita gunakan memiliki skala yang berbeda-beda dan tentu
saja memiliiki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka
akan semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah
bagaimana menggunakan dan cara agar dapat membaca skala itu itu sendiri (Khoirul, 2009).

Alat pengukur volumetrik diantaranya pipet volume, labu takar dan buret. Dalam
penggunan alat tersebut dibutuhkan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengukuran. Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat
ukur volumetri. Pembacaan skala pada alat ukur volumetri harus benar-benar diperhatikan
dalam hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis larutan dengan
memperhatikan angka signifikan, pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1Apa saja macam-macam alat-alat volumetrik?


1.2.2Apa fungsi dan penggunaan dari alat-alat volumetrik?
1.2.3Apa saja kesalahan dalam pengukuran menggunakan alat-alat volumetrik?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui macam-macam dari alat-alat volumetrik


1.3.2 Untuk mengetahui fungsi dan penggunaan alat-alat volumetrik
1.3.3 Untuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran dengan alat-alat volumetrik

1.4 Manfat

Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan baru tentang macam-macam alat volumetrik dan fungsinya masing-masing
serta cara penggunaanya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran yang
menggunakan alat-alat volumetrik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah “measurement’’ yaitu


suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur. Artinya memberi angka terhadap sesuatu
yang disebut objek pengukuran atau objek ukur. Kegiatan mengukur dapat diartikan sebagai
proses perbandingan suatu objek terhadap standar yang relevan dengan mengikuti
peraturan-peraturan terkait dengan tujuan untuk dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang objek ukurnya (Atika dkk., 2012)

Alat pengukur volume merupakan alat bantu yang penting untuk menentukan
kuantitatif benda. Kebanyakan pekerjaan analitik berkaitan dengan larutan. Dasar umum
penggunaan alat pengukur volume adalah untuk menentukan berat larutan yang dimuat
atau dikeluarkan oleh suatu alat gelas tertentu. Kemudian densitas air diketahui, maka
volume yang betul dapat dihitung (Underwood, 1981).

Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat pada alat ukur
volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) dengan memperhatikan angka signifikan,
toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat.

Pada alat-alat tersebut tertera tanda berupa garis melingkar yang menunjukkan batas
tinggi cairan pada volume-volume tertentu. Sebagai batas pembacaan adalah bagian bawah
permukaan lengkung cairan (meniskus), hal ini dapat terlihat jelas hanya apabila dilihat tepat
sejajar dengan penglihatan kita. Pembacaan yang dilakukan di atas ataupun di bawah
meniskus adalah salah.
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Macam-Macam Alat-Alat Volumetrik


Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud (Kamus Besar Bahasa indonesia, 2005).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti volumetrik adalah berhubungan
dengan pengukuran volume. Maka, alat-alat volumetrik adalah alat-alat yang digunakan
dalam pengukuran volume gas atau larutan.
Umumnya alat ini termasuk dalam kategori glassware atau berbentuk gelas dan
berbahan kaca/plastik. Alat volumetrik biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas silikat
berkualitas tinggi. Selain itu, alat volumetrik juga tidak boleh terbuat dari bahan yang bisa
bereaksi dengan bahan kimia laboratorium. Alat-alat volumetrik terdiri dari:

1. Gelas Ukur (Graduated/Measuring Cylinder)

Gelas ukur adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume
cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan setiap garis penanda pada gelas ukur mewakili
jumlah cairan yang telah terukur.

Gambar:Gelas ukur
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Gelas_ukur
Kelebihan Gelas Ukur
 Dilengkapi dengan bibir tuang agar larutan tidak mudah tumpah saat dituang.
 Gelas ukur bukan hanya dapat mengukur benda cair saja, tetapi juga bisa digunakan
untuk mengukur benda yang padat, misalnya saja seperti tepung hingga gula pasir.

Kekurangan Gelas Ukur

 Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas karena
bisa menyebabkan ketelitianya menurun.
2. Labu Erlenmeyer

Labu erlenmeyer adalah alat gelas laboratorium yang berbentuk kerucut dengan
leher silinder dan dasar yang rata. Alat ini dinamakan erlenmeyer menurut nama yang
menciptakannya yaitu Emil Erlenmeyer kimiawan asal Jerman pada tahun 1860. Labu
Erlenmeyer berbentuk gelas yang pada diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukuran labu erlenmeyer diantaranya 50, 125, 250, 500, dan
1000 mL. Labu erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas hingga suhu 200
⁰C. Terdapat beberapa macam jenis erlenmeyer yaitu erlenmeyer tanpa tutup, erlenmeyer
bertutup, dan erlenmeyer buchner.

Gambar: Labu Erlenmeyer


Sumber: https://www.amongguru.com/labu-erlenmeyer
Kelebihan dari tabung erlenmeyer yaitu terbuat dari bahan khusus untuk menghindari
adanya reaksi antara erlenmeyer dengan larutan. Kekurangan tabung erlenmeyer adalah
unit skala tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk penggunaan pengukuran yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi.

3. Gelas Kimia (Beaker Glass)

Gelas Kimia berbentuk gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 ºC
atau terbuat dari plastik. Gelas kimia yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif
terbuat dari PTPE. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL, 200 mL, 500 mL, 1 L dan 2 L.

Gambar:Gelas Kimia (Beaker Glass)


Sumber: https://www.google.com/search?q=ukuran+gelas+kimia
Kelebihan gelas kimia adalah terbuat dari bahan gelas pyrex, sehingga tahan panas
apabila digunakan untuk pemanasan larutan. Sedangkan kekurangan gelas kimia yaitu
tingkat keakurasian rendah sehingga tidak cocok digunakan untuk mengukur volume yang
membutuhkan ketelitian yang tinggi.

4. Labu Ukur atau Labu Takar (Volumetric Flash)

Labu Ukur atau Volumetric flash adalah sebuah wadah yang berbentuk labu dengan
leher yang panjang dan bertutup. Terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena
dapat memuai. Labu takar dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari bahan–bahan kimia
seeperti polietilen atau dapat juga dari gelas. Ukuran labu ukur bermacam-macam yaitu 100
mL, 250 mL, 500 mL, 1 L dan 2 L.

Gambar: Labu Ukur


Sumber: https://glasswareindonesia.wordpress.com/
Kelebihan Labu Ukur

 Bisa menunjukkan dengan tepat volume cairan pada suhu tertentu kerena leher labu
ukur di buat relative sempit hingga sedikit perubahan volume cairan akan
menyebabkan perbedaan ketinggian cairan. Dengan demikian kesalahan yang di
buat pada penyesuaian meniskus cairan dengan tanda batas volume akan sangat
kecil.
 Adanya tutup dan jarak antara tanda batas volume dan mulut labu ukur relatif besar
agar terdapat cukup ruang untuk mengocok cairan dalam labu itu.

Kekurangan Labu Ukur

 Sulit untuk dibersihkan bagian dalam labu ukur.

5. Buret

Buret terbuat dari gelas dan memiliki bentuk tabung atau silinder yang lurus dan
panjang, dengan bagian ujung bawah yang meruncing dilengkapi dengan kran untuk
mengendalikan intensitas tetesan cairan yang akan dipindahkan. Ukurannya mulai dari 5mL
sampa dengan 10 mL. Bahan pembuatan buret adalah kaca jenis boroksilikat.

Gambar: Buret
Sumber: https://siskatitip.wordpress.com/2015/03/05/
Jenis buret berdasarkan ukurannya:

1.) Buret makro yaitu buret yang kapasitas volume 50 ml dan skala terkecilnya dapat
dibaca hingga 0.10 ml

2.) Buret semimikro memiliki kapasitas volume 25 ml dengan skala terkecil dapat dibaca
hingga 0.050 ml.

3.) Buret mikro memiliki kapasitas volume 10 ml. Skala terkecilnya adalah 0.020 ml

Jenis buret berdasarkan peruntukannya:

1.) Buret asam digunakan untuk larutan yang bersifat asam (HNO3, HCl), netral (Tiosulfat)
dan larutan pengoksid (KCrO4).

2.) Buret basa digunakan untuk larutan yang bersifat basa seperti NaOH, KOH dll.

3.) Buret amberglas digunakan untuk larutan yang mudah teroksidasi oleh cahaya matahari
seperti larutan Kalium permanganat atau iodium.

4.) Buret Universal yaitu buret yang dapat digunakan untuk semua jenis larutan baik yang
bersifat basa maupun asam.

Kelebihan Buret

 Memiliki kran dan lubang yang lurus untuk membuka dan menutup celah pada ujung
buret sehingga cairan di dalam buret dapat keluar sedikit demi sedikit untuk memperoleh
titik titrasi suatu zat.
Kekurangan Buret

 Harus hati-hati dalam menggunakannya, terutama dalam proses titrasi, dalam hal
mengontrol keluarnya cairan dari kran pada saat melakukan titrasi.

6. Pipet Tetes (Drop Pipette)

Jenis pipet ini biasanya terbuat dari plastik atau kaca yang memiliki ujung bagian
bawah agak meruncing. Sementara ujung atasnya ditutupi oleh karet. Penerapan pipet
tetes seperti ketika penambahan NaOH saat mengatur pH media dan penambahan
reagen pada uji biokimia, dan lain-lain.

Gambar:Pipet Tetes
Sumber:https://anmindonesia.wordpress.com/2018/07/24/kegunaankelebihan-dan-
kekurangan-alat-alat-volumetrik/
Kelebihan Pipet Tetes
 Memiliki karet hisap diatasnya yang memudahkan dalam pengambilan larutan.

Kekurangan Pipet Tetes

 Tidak dilengkapi dengan skala


 Hanya digunakan untuk mengambil cairan dengan ukuran tetesan sehingga pada saat
mengambil cairan tidak dapat langsung diukur volumenya.

7. Pipet Ukur (Measuring Pipette)

Gambar: Pipet Ukur


Sumber: https://anmindonesia.wordpress.com/2018/07/24/kegunaankelebihan-dan-
kekurangan-alat-alat-volumetrik/
Pipet ukur merupakan salah satu perlatan laboratorium kima yang termasuk dalam
kategori alat gelas. Pipet ukur terdiri dari berbagai macam ukuran mulai dari 1 ml sampai
ukuran paling besar adalah 50 ml, dengan skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5 ml.

Kelebihan dari pipet ukur adalah adanya skala yang sangat tinggi dan ujung bagian
bawah yang dibuat runcing sehingga dapat memperlambat keluar masuk zat cair.
Kekurangan dari pipet ukur penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan
harus menggunakan bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya.

8. Pipet Volum atau Pipet Gondok (Volume Pipette)

Pipet volum atau pipet gondok terbuat dari kaca boroksilikat. Ukuran-ukuran pipet
volum terdiri dari ukuran 1 ml, 2ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml. Pipet ini memiliki
panjang dengan kedua sisi ujung yang tipis dan kurus. Sedangkan di bagian tengahnya
mengembung sebagai wadah cairan yang akan diukur volumenya.

Gambar: Pipet Volum


Sumber: https://anmindonesia.wordpress.com/2018/07/24/kegunaankelebihan-dan-
kekurangan-alat-alat-volumetrik/

Kelebihan Pipet Volum

 Terdapat tabung silinder di antara ujung pipa kaca bagian atas dan bawah yang
berfungsi sebagai wadah untuk menampung cairan.

Kekurangan Pipet Volum

 Penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan harus menggunakan


bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya.

9. Mikropipet

Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet
gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga
pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 microliter, orang
cenderung menggunakan mikropipet. Ada beberapa macam micropipet yang digunakan
dilaboratorium seperti misalnya pipet merk Gilson yang mana tertulis di bagian atas pipet
P20, P200 dan P1000.
 P 20 : untuk memipet larutan dengan volume antara 2 - 20 ul
 P 200 : untuk memipet larutan dengan volume antara 20 - 200 ul
 P 1000 : untuk memipet larutan dengan volume antara 100 - 1000 ul

Gambar: Mikropipet
Sumber: http://lansida.blogspot.com/2010/10/cara-menggunakan-micropipet.html
Kelebihan dari makropipet adalah memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume
kurang dari 1 mililiter (1 ml). Sedangkan kekurangan dari makropipet adalah harganya mahal
dan tidak dapat mengukur larutan atau cairan lebih dari 10 ml.

2.2 Fungsi dan Penggunaan Alat-Alat Volumetrik

1. Gelas Ukur (Graduated/Measuring Cylinder)

Fungsi Gelas Ukur

 Untuk mengukur volume larutan dalam jumlah tertentu dengan tingkat ketelitian yang
cukup tinggi.
 Untuk merendam pipet dalam asam pencuci.

Penggunaan Gelas Ukur

a.) Ada beberapa hal yang patut diperhatikan saat mengukur dengan gelas ukur yaitu:
1. Untuk mengukur volume larutan yang tidak berwarna, harus memperhatikan batas
meniskus cekung bagian bawah. Gelas ukur harus diletakan pada daerah yang datar
dan meniskus dibaca sejajar dengan mata.

2. Untuk mengukur volume raksa, harus memperhatikan batas meniskus cembung


yang dilihat sejajar dengan mata dan meletakan gelas ukur pada bidang yang rata.

b.) Cara menggunakan dan membaca skala pada gelas ukur adalah sebagai berikut:

1. Letakkan gelas ukur pada bidang datar seperti meja

2. Isi gelas ukur dengan cairan yang akan di ukur.

3. Kemudian lihat ukuran yang sudah tertera pada gelas ukur.

4. Untuk memperoleh keakurasian tinggi, maka selalu pastikan bahwa gelas ukur
tersebut sudah diletakkan pada permukaan yang rata dan posisi mata sejajar dengan
permukaan larutan yang di tuangkan dan disesuaikan dengan ukuran yang tertera.

2. Labu Erlenmeyer

Fungsi labu erlenmeyer

 Untuk menyimpan dan memanaskan larutan


 Menampung filtrat hasil penyaringan
 Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
 Pada pengujian mikrobiologi, digunakan sebagai tempat pembiakan mikroba
Penggunaan Labu Erlenmeyer

Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan labu erlenmeyer yaitu dengan
memegang leher erlenmeyer. Hal ini sangat penting untuk diketahui, karena banyak orang
yang beranggapan jika memegang labu erlenmeyer adalah dengan cara memegang perut
erlenmeyer dan menyangganya. Padahal, labu erlenmeyer sering digunakan untuk
menyimpan larutan yang bersuhu panas. Maka dari itu, sangat tidak memungkinkan jika
memegangnya dengan tangan telanjang.

Berikut cara menggunakan labu erlenmeyer dengan benar dalam kegiatan titrasi dan
pengenceran larutan:

1. Pegang leher erlenmeyer dengan satu tangan.

2. Masukkan larutan yang akan dititrasi atau diencerkan dengan tangan satunya.
3. Selanjutnya goyangkan secara berputar dengan perlahan-lahan sampai larutan bisa
menyatu.

4. Amati perubahan warna yang terjadi

3. Gelas Kimia (Beaker Glass)

Fungsi Gelas Kimia

 Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
 Untuk menampung zat kimia dan media pemanas cairan
 Untuk mereaksikan atau membuat suatu cairan
Penggunaan Gelas Kimia

Berikut ini cara yang benar dan tepat dalam menggunakan gelas kimia di dalam
laboratorium:

1. Masukkan zat-zat atau larutan yang akan direaksikan ke dalam gelas kimia.

2. Amati dan lihat ukuran yang tertera pada gelas kimia.

4. Labu Ukur atau Labu Takar (Volumetric Flash)

Fungsi Labu Ukur

 Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.


 Untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana
tertera dalam labu ukur.
 Untuk mengencerkan larutan dengan tingkat keakurasian yang tinggi.

Penggunaan labu ukur:

Berikut ini adalah cara menggunakan labu ukur dengan baik dan tepat:

1. Masukkan sampel yang ingin di encerkan

2. Tambahkan aquades ke dalam labu ukur, hingga tanda batas.

3. Kocok larutan, hingga campuran merata.

4. Masukkan larutan tersebut ke dalam botol bahan dan simpan ditempat yang sesuai.

5. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda yang melingkar pada leher labu
dengan membaca miniskus.

5. Buret
Fungsi Buret

 Untuk meneteskan sejumlah caran kimia dalam sebuah eksperimen.


 Untuk meneteskan sejumlah cairan kimia dalam eksperimen yang memerlukan tingkat
presisi yang tinggi, seperti pada eksperimen titrasi.

Penggunaan Buret

Berikut ini adalah cara menggunakan buret pada proses titrasi:

1. Buret diklem pada statif dalam posisi tegak lurus


2. Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor
3. Isi buret dengan larutan yang akan dititrasi
4. Alirkan larutan dengan membuka kran buret
5. Usahakan kolom pipa dibawah kran buret terisi larutan
6. Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka lain
7. Catatlah angka mula–mula
8. Mulailah titrasi
9. Tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan tangan kanan memegang labu
erlenmeyer yang berisi cairan yang akan dititrasi
10. Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang–goyang dengan gerakan berputar agar
larutan yang menetes dari buret segera bercampur.

Gambar: Titrasi menggunakan buret


Sumber: https://www.nafiun.com/2013/07/jenis-dan-metode-titrasi

6. Pipet tetes (Drop pipette)

Fungsi Pipet Tetes

 Untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil


 Membantu dalam pengambilan cairan yang sudah mendekati batas volume dengan
mudah
 Untuk memindahkan cairan atau larutan pada tabung yang memiliki leher kecil

Penggunaan Pipet Tetes

Prinsip dalam penggunaan pipet tetes adalah penerapan tekanan udara dalam
tabung yang besarannya diatur dari seberapa kuat kita memencet bagian karet di ujung
pipet tetes. Cairan bisa masuk ke dalam tabung pipet tetes dengan cara memperkecil
tekanan di dalam badan pipet. Berikut ini cara menggunakan pipet tetes dengan benar:
1. Pencet terlebih dahulu karet pada ujung pipet
2. Setelah memencetnya secara perlahan, maka masukkan ujung bawahnya yang
memiliki diameter kecil ke cairan atau larutan
3. Celupkan sebagian ujung pipet dan karet yang kita tekan tadi
4. Lepaskan secara perlahan karet pada ujung pipet yang kita pencet
5. Ukurannya adalah satu tetes sama dengan satu pencetan

7. Pipet Ukur (Measuring Pipette)

Fungsi Pipet Ukur


 Mengambil larutan dengan volume tertentu dengan ketelitian yang sangat tinggi
 Mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat

Penggunaan Pipet Ukur

Untuk mempermudah penggunaan pipet ukur, biasanya digunakan juga rubberl buld.
Rubble buld inilah yang akan memudahkan cairan atau larutan masuk ke dalam badan
pipet ukur.

Gambar: Rubberl buld


Sumber: http://www.infolaborat.com/2015/09/rubber-bulb-pipet-filler.html

Cara menggunakan pipet ukur yang dipasang rubble buld dengan benar adalah
sebagai berikut:

1. Siapkan pipet ukur dan rubble buld


2. Pasangkan rubble buld pada pipet ukur dengan benar
3. Tekan rubble buld dan arahkan ujung pipet ke cairan atau larutan yang ingin
dipindahkan
4. Lepaskan tekanan pada rubble buld, maka secara otomatis cairan atau larutan
akan masuk ke dalam badan pipet ukur
5. Sesuaikan volume cairan yang ingin dipindahkan
6. Setelah volume cairan atau larutan seudah sesuai dengan keinginan, maka
pindahkanlah cairan atau larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah disiapkan

8. Pipet Volum atau Pipet Gondok (Volume Pipette)

Fungsi Pipet Volum

 Untuk mengambil dan memindahkan cairan secara tepat dan dengan ketelitain tinggi.
 Mengukur cairan dalam jumlah tertentu, serta jumlah cairan yang tidak terlalu benyak
atau besar

Penggunaan Pipet Volum

1. Pasang rubble bulb atau penyedot karet pada bagian ujung atas pipet.

2. Tekan ruble bulb kemudian masukkan ujung bawah pipet volume di bawah
permukaan cairan yang akan dimasukkan

3. Lepaskan tekanan bulb hingga cairan masuk di atas batas garis.

4. Masukkan cairan di dalam pipet ke dalam wadah lain dengan cara menekan bulb.

5. Setelah menggunakan pipet volume segera bersihkan dengan pencuci dan bilas
dengan air.

9. Mikropipet

Fungsi Mikropipet

 Untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat.


 P 20 : untuk memipet larutan dengan volume antara 2 - 20 ul
 P 200 : untuk memipet larutan dengan volume antara 20 - 200 ul
 P 1000 : untuk memipet larutan dengan volume antara 100 - 1000 ul
Penggunaan Mikropipet

Bagian micropipet terdiri dari automatic pippetor dan pippete tip. Automatic pippetor


berfungsi untuk memompa larutan yang akan dipindahkan dengan volume yang telah
ditentukan sebelumnya, sedangkan pippete tip berfungsi untuk menampung cairan yang
dipompa. Untuk menggunakan atau mengoprasikan micropipet dengan benar, maka
harus diperhatikan beberapa tahapan dibawah ini:

1. Atur volume dengan cara memutar knop pemutar volume.


2. Pasanglah tip disposable yang telah tertata pada wadah dengan cara menancapkan
ujung mikropipet seperti gambar di bawah ini.

3. Tekan penyedot pipet sampai pada batas pertama.

4. Masukkan tip ke dalam cairan yang akan dipindahkan, pastikan tip terisi dengan cairan.

5. Berhenti sesaat dan tunggu sesaat untuk memastikan seluruh sampel yang disedot
sudah mengisi tip.

6. Keluarkan cairan dengan menyentuhkan tip ke dinding wadah sampel penampung cairan
terlebih dahulu.

7. Tekan penyedot sampai pembatas pertama. Tahan 1-2 detik. Lalu tekan penyedot
sampai batas kedua untuk mengeluarkan sisa-sisa cairan.
Mulai mengeluarkan Pembatas 1 Pembatas 2

8. Dengan penyedot masih dalam posisi tertekan tarik pipet dari wadah penampung sampel
dengan terus menempelkan tip didinding wadah.

9. Lepaskan tekanan penyedot. Jangan biarkan tertekan kembali.

10. Kemudian lepaskan tip dengan cara menekan ejektor.

2.3 Kesalahan dalam Pengukuran


Ada beberapa penyebab yang bisa menyebabkan kesalahan pengukuran. Berikut
adalah sumber terjadinya kesalahan pengukuran:
• Kesalahan Umum

Kesalahan ini terjadi karena pengamat kurang terampil atau kurang paham dalam
mengggunkan alat pengukur.

• Kesalahan Acak
Kesalahan acak bisa di sebabkan karena ada gerak getaran bumi, kebisingan dan
radiasi.
• Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik dapat dibagi menjadi:
1. Kesalahan kalibrasi

Kesalahan kalibrasi terjadi ketika terjadinya pengkalibrasian alat. Kesalahan ini


biasanya terletak pada ketepatan pembubuhan nilai pada garis skala pada saat
pembuatan. Kesalahan ini dapat diperbaiki dengan mengalibrasi ulang alat ukur.
2. Kesalahan titik nol

Kesalahan ini dapat terjadi ketika jarum tidak tepat di angka nol ketika mengukur
cairan dengan alat uku. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengoreksi kembali alat ukur.

3. Kesalahan komponen alat ukur

Kesalahan ini terjadi karena alat ukur sudah tidak layak pakai/rusak.

4. Kesalahan paralaks

Kesalahan ini disebabkan kurang tepat melihat alat ukur/ tidak tegak lurus saat
melihat garis.

Ada beberapa hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengukuran volume
suatu cairan diantaranya yaitu:

1. Tidak memperhatikan suhu ruangan ketika mengukur volume cairan yang mana hal
ini bisa menyebabkan volume sampel berkurang karena menguap.

2. Tidak membasahi bagian dalam pipet volume sehingga cairan yang masuk ke tabung
beresiko menguap dan menyebabkan pengurangan volume.

3. Menyedot cairan dengan sudut yang miring, hal ini mengganggu akurasi volume.

4. Tidak tepat dalam pembacaan meniskus.

5. Tidak membersihkan alat terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran

6. Melebihi batas tanda yang terdapat pada alat ketika memasukkan cairan. Karena jika
cairan tersebut lebih maka tidak akan mendapatkan hasil penukuran yang benar.

7. Pemegangan alat yang tidak sesuai prosedur, seperti harus sejajar dengan mata atau
harus tegak lurus dengan mata.

8. Meletakkan alat di tempat yang tidak rata dapat menimbulkan kesalahan dalam
pengukuran.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah kami sampaikan diatas. Maka, dapat kami simpulkan
bahwa alat-alat volumetrik adalah alat-alat yang digunakan dalam pengukuran volume
cairan. Macam alat pengukur volume cairan antara lain adalah gelas ukur, labu ukur,
gelas kimia, buret, labu erlenmeyer, pipet tetes, pipet volum atau pipet gondok, dan
mikropipet. Pada alat-alat tersebut tertera tanda berupa garis melingkar yang
menunjukkan batas tinggi cairan pada volume-volume tertentu yang disebut dengan
meniskus.
3.2 Saran
Dalam mengunakan alat-alat volumetri ada beberapa hal yang harus diperhatikan
agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengukuran seperti kebersihan alat, suhu
ruangan yang digunakan dalam pengukuran, pembacaan skala yang benar, dan lain-
lainnya. Tata cara atau prosedur yang benar harus diketahui sebelum dilakukannya
pengukuran dengan alat-alat volumetri. Hal ini agar kesalahan ketika mengukur dapat
terhindari.
DAFTAR PUSTAKA

https://ibs.co.id/id/#:~:text=Pada%20saat%20mencampur%20larutan%2C%20maka,lahan
%20sampai%20larutan%20bisa%20menyatu
https://bioonline.wordpress.com
https://glasswareindonesia.wordpress.com/2019/04/01/fungsi-labu-takar-folumetric-flask/
https://www.kimiapost.net/2018/07/labu-ukur.html
https://ibs.co.id/id/fungsi-buret-dan-jenis-buret-untuk-laboratorium
https://academia.co.id/pipet-ukur/
https://ibs.co.id/id/cara-menggunakan-pipet-tetes/
http://lansida.blogspot.com/2010/10/cara-menggunakan-micropipet.html
https://docplayer.info/40607131-Analisis-kesalahan-menggunakan-alat-ukur-pada-
mahasiswa-program-studi-pendidikan-fisika-ikip-pgri-pontianak.html
https://anmindonesia.wordpress.com/2018/07/24/kegunaankelebihan-dan-kekurangan-alat-
alat-volumetrik/

Anda mungkin juga menyukai