SULAIMAN
05031381823054
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam melakukan praktikum, pada dasarnya semua alat - alat ukur yang
mempunyai pengaruh yang signifikan pada akurasi dan keabsahan hasil
pengukuran wajib dikalibrasi sebelum digunakan untuk memastikan bahwa semua
alat ukur tersebut sesuai dengan tujuanpenggunaan dan memberikan hasil yang
dapat dipercaya. Akurasi sendiri berarti kedekatan suatu hasil pengukuran atau
rata-rata hasil pengukuran ke nilai yang sebenarnya. Sebuah larutan atau sampel
apabila diukur menggunakan alat yang satu dan diukur menggunakan alat yang
lain lagi maka akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Semakin banyak skala
atau garis - garis pengukur maka semakin akurat alat tersebut (Widjajanti, 2009).
Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan beberapa alat gelas.
Penggunaan alat-alat tersebut juga tidak dilakukan dengan sembarangan, karena
memiliki cara atau metode pemakaian masing – masing. Penggunaan alat dan
bahan kimia yang baik akan memudahkan kita dalam penelitian, karena itu
selanjutnya akan diberikan informasi mengenai pengenalan keakuratan alat-alat
gelas didalam laboratorium. Dengan informasi inilah kita dianjurkan untuk
berhati – hati dalam menggunakan alat yang ada didalam laboratorium, karena
seringkali bahan dan alat yang digunakan tersebut sangat berbahaya dan dapat
juga mengakibatkan hal yang fatal bagi praktikannya itu sendiri (Bresnick, 2010).
Kita harus memperhatikan alat-alat laboratorium yang kita gunakan, karena
alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliiki
tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan
semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah
bagaimana cara membaca skala pada alat dilaboratorium tersebut (Khoirul, 2010).
2.1. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah agar mengetahui cara membaca ukuran volume
dan mengevaluasi akurasi setiap alat gelas laboratorium
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu alat yang sering dipakai anak kimia di laboratorium kimia adalah labu ukur.
Alat ini sangat penting dan dibutuhkan terutama dalam hal pembuatan dan
pengenceran larutan. Pembuatan suatu larutan baik dengan cara langsung maupun tidak
langsung, mesti menggunakan labu ukur ini. Labu ukur sendiri terbuat dari bahan
kaca yang tidak boleh dipanaskan. Untuk menghindari terjadinya pemuaian, yang
dapat mengakibatkan keakuratan dari labu ukur ini berkurang sehingga tidak
dapat dipakai lagi. Jadi, temen-temen yang baru akan menggunakan labu ukur ini
tolong diperhatikan bahwa alat ini bukan untuk wadah pemanasan sampel ya.
elain labu ukur, biasanya alat ini disebut juga dengan labu takar. Alat ini sama
dengan alat ukur lainnya ya teman-teman. Memiliki ukuran yang bervariasi. Labu
ukur punya ukuran yang paling kecil kalau tidak salah ukurannya 10 ml , yang
paling besar sampai 5 liter, 2 liter dan 1 liter. Labu ukur ini terdiri dari gelas yang
berbentuk labu dan satu set dengan penutupnya. Ukuran labu ukur Ukuran dari
labu ukur bervariasi. Mulai dari ukuran yang kecil 5 ml,10 ml, 25 ml hingga
ukuran yang terbesar 2 liter dan 5 liter. Penggunaannya bagaimana? Penggunaan
ukuran ini disesuaikan dengan kebutuhan kita. Temen-temen mau mengencerkan
suatu larutan agar menjadi 100 ml maka kita gunakan yang volume 100 ml,
demikian juga yang lain. Adapun fungsi-fungsi dari alat labu ukur adalah sebagai
berikut : Pengenceran larutan Proses pengenceran larutan mutlak harus
menggunakan labu ukur. Misalnya temen-temen ingin membuat larutan NaOH 1
M ,sementara di laboratorium terdapat larutan NaOH 12 M. Maka temen-temen
dapat menggunakan rumus pengenceran M1 x V1 = M2 x V2. Kemudian setelah
angkanya ketemu, temen-temen bisa langsung mengencerkan larutan NaOH
tersebut ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades/air suling. Pembuatan
larutan Proses pembuatan larutan akan selalu menggunakan alat ini. Karena pada
tahap akhir dari pembuatan larutan, kita menambahkan aquades sampai tanda
batas dalam labu ukur ( tahap pengenceran).
BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang didapat setelah melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
TABEL 1
No Nama Alat Volume
1. Gelas Ukur 50 mL
2. Beaker Glass 55 mL
3. Erlenmeyer 60 mL
TABEL 2
No. Nama Alat Volume
1. Labu Ukur 50 mL
2. Beaker Glass 53 mL
3. Erlenmeyer 52 mL
4.2. Pembahasan
Percobaan yang pertama yaitu membandingkan keakuratan pada gelas
ukur Erlenmeyer dan beaker glass. Pada saat penggunaan alat alat ini, pertama
kami menggunakan aquadest 50 mL yang dimasukkan ke dalam buret yang
memiliki ketelitian tingkat tinggi karena skalanya yang kecil dan ternyata hasilnya
itu sangat lah pas karena ketelitian dari buret. Selanjutnya dipindahkan kedalam
Erlenmeyer yang kemudian didapatkan hasilnya 58,5 mL, berbeda dengan buret
tadi karena pada Erlenmeyer terjadi penambahan volume yang cukup tinggi maka
itu berarti erlenmeyer sangatlah tidak cocok di gunakan untuk mengukur larutan
yang akan di poakaidapat. Selanjutnya yang terakhir adalah menggunakan beaker
glass, aquadest tadi dipindahkan kedalam beaker glass dan diamati perubahan
volume yang terjadi yaitu volume menjadi 50,2 mL sehingga dapat disimpulkan
keakurasiaanya kurang di karenakan masih beselisih dengan gelas ukur tadi. Dari
tiga alat tersebut yang paling baik pengukurannya adalah buret, gelas Beaker dan
juga Erlenmeyer.
Percobaan yang kedua yaitu membandingkan antara labu ukur, gelas beaker
dan erlenmeyer, kami melakukan hal sama seperti pada percobaan satu yaitu
dengan memasukkan aquadest 50 mL ke dalam labu ukur hasilnya pengukuran
pada labu ukur tepat pada tanda garis, ketika kami alirkan aquadest tadi ke beaker
glass hasilnya berubah menjadi lebih sedikt dan saat kami alirkan aquadest dari
beaker glass ke erlenmeyer hasilnya pun bertambah ukurannya semakin lebih
mencapai tanda 50,1 mL. dan ypada erlenmeyer itu didapatkan hasih yang
berbeda itu sangat sangat lah jaug berbeda dengan alat yang tadi yaitu sebesar
58,5 ml. Dengan demikian ketiga alat tersebut memiliki hasil yang berbeda-beda,
dan dari percobaan kedua ini keakuratan labu ukur lebih tinggi dibandingkan
dengan beaker glass dan Erlenmeyer itu sendiri karena pada saat percobaan 50 mL
larutan hasil yang didapatkan yaitu tepat seperti yang diminta. Perbandingan
antara keakurasian labu ukur, gelas beaker, dan erlenmeyer menunjukkan bahwa
labu ukur memiliki tingkat yang lebih akurat dibandingkan dengan gelas beaker
dan erlenmeyer. Disimpulkan bahwa semakain banyak sekalanya maka semakin
teliti juga hasil yang di dapatkan oleh alat alat yang berskala lebih banyak di
bandingkan dengan yang skalanya seikit.
BAB 5
KESIMPULAN
1. alat yang digunakan terbuat dari kaca maka saat penggunaanya itu haruslah
sangat berhati hati di karenakan semua alat tersebut terbuat dari bahan kaca.
2. dari alat tersebut labu ukur dan juga buretlah yang mempunyai keakurasian
yang paling tinggi.
3 dari ketiga alat tersebut yang mempunyai ketelitian yang paling rendah itu ialah
erlenmeyer karena setiap hasil yang di dapatkan itu sangatlah jauh darinekspektasi
4. Pembacaan cairan pada bagian bawah cekung atau bagian atas cembung pada
cairan sebanding dengan pembacaan cairan pada meniskusnya. Untuk membaca
volume dengan akurat, pengamatan harus dilakukan sejajar dengan mata dan
pembacaan dilakukan pada meniskus bawah cairan.
5. kesalahan yang terjadi biasanya dapat juga di sebabkan oleh praktikan yang
kurang teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Bayu. A. 2014. Alat alat laboratorium. FMIPA universitas andalas, Vol 06, No
02, Hal. 2088-3714.
Kusnaidi. M. D. 2014. Alat alat kimia. Journal Agroment Indonesi. 50(3) :1002-
1010
Tarigan P. 2012.alat alat ukurr suatu larutan yang di gunakan praktikum . Jurnal
Agroment Indonesia, 21(2) : 39-49