Gelas beaker adalah peralatan yang sangat umum ditemukan ketika kita sedang
berada di laboratorium. Bentuk gelas beaker biasanya berbentuk silinder dengan
permukaan yang datar disertai paruh atau corot. Corot ini berguna agar cairan tidak
tumpah saat di tuangkan ke media lain.
Terdapat beberapa ukuran atau volume dari gelas beaker ini, mulai dari 20 mL hinga
3000 mL. Bahan yang digunakan juga ada 2 macam, yaitu borosilikat dan plastik.
Erlenmeyer berbentuk kerucut dengan leher silinder dan alas yang datar. Ukuran
erlenmeyer bervariasi antara 50 mL hingga 500 mL.
Pemakaian labu ukur yaitu larutan di encerkan hingga tepat batas garis meniskus,
yaitu suatu garis tanda tera yang terdapat pada leher labu ukur. Fungsi garis
miniskus adalah untuk mengetahui bahwa volume larutan sudah sama dengan labu
ukur yang kita gunakan.
Terdapat beberapa labu ukur yang ada di laboratorium, mulai dari 1 mL hingga 2000
mL. Umumnya labu ukur memiliki warna yang transparan cerah, namun ada juga
labu ukur yang berwarna gelap seperti transparan hitam. Labu ukur yang gelap ini
biasanya digunakan untuk saat larutan mudah terurai ketika terkena cahaya
seperti polietilen.
Terdapat beberapa ukuran gelas ukur yang bisa kita temukan di laboratorium, mulai
dari 10 mL hingga 2000 mL. Bahan yang digunakan juga ada 2 jenis, yaitu gelas
ukur kaca yang tahan terhadap panas dan gelas ukur plastik.
Selain tabung reaksi, terdapat juga tabung pembiak yang bentuk dan ukurannya
hampir sama. Hanya saja tabung pembiak digunakan di laboratorium biologi dan
laboratorium mikrobiologi.
6. Buret (Burets)
Gambar Buret
Buret adalah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki nilai
ukur tertentu dengan bagian bawah yang memiliki sumbat keran. Kegunaan buret
dalam pengujian adalah sebagai wadah penampung reagen yang akan digunakan
pada saat titrasi.
Ketelitian buret dalam pengujian sangatlah akurat, karena alat ini dirancang untuk
tingkat presisi yang tinggi. Alat buret kelas A memiliki tingkat ketelitian hingga ± 0,05
cm3. Sehingga buret sangat cocok untuk pengujian yang bersifat kuantitatif.
Saat ini, alat titrasi sudah ada yang berbasis teknologi modern untuk menggantikan
peran buret di laboratorium. Meski begitu, peranan buret masih belum tergantikan
sebagai alat laboratorium konvensional yang murah dan efisien.
7. Corong (Funnels)
Gambar Corong Gelas
Corong laboratorium mempunyai fungsi dan bentuk yang sama seperti corong
pada umumnya. Namun terbuat dari kaca agar tahan terhadap panas yang
ditimbulkan oleh bahan kimia.
Fungsi corong gelas adalah untuk membantu memasukan zat cair atau senyawa
kimia dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini agar cairan/senyawa tidak
tertumpah ketika dipindahkan.
Perlu kita ketahui jika ukuran pipet ukur sangatlah bervariasi, mulai dari ukuran 1 mL
hingga 100 mL. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan laboran ketika mengambil
suatu larutan kimia dengan volume tertentu.
Kegunaan pipet volume hanya untuk mengambil larutan dengan volume sesuai
dengan kapasitasnya. Hal ini tentu berbeda dengan pipet ukur yang bisa digunakan
untuk mengambil larutan dengan volume dibawah kapasitasnya.
Pipet volume memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik jika dibandingkan dengan
pipet ukur, karena volume yang di ambil sesuai dengan kapasitas labu volume-nya.
Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mengambil zat cair menggunakan labu
volume.
Ukuran pipet volume juga sangat bervariasi dari 1 mL hingga 100 mL. Bahkan kita
bisa menemukan volume yang lebih kecil atau lebih besar ketika di laboratorium.
Sama seperti alat kaca laboratorium lainnya, pipet volume terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan terhadap panas.
Desikator mampu menghilangkan kadar air karena di dalam alat ini terdapat silika
gel yang mampu mengikat senyawa H2O.
Bentuk pengaduk kaca biasanya menyerupai sedotan dengan benjolan di salah satu
sisinya. Alat ini biasanya terbuat dari borosilikat yang tahan terhadap panas.
Umumnya pengaduk kaca digunakan untuk mencampur larutan, seperti
kebutuhan dekantasi, kristalisasi dan ekstraksi.
Alat ini terbuat dari gelas yang berbentuk bulat dengan lengkungan dibawahnya.
Terdapat beberapa ukuran kaca arloji yang ada di laboratorium, tergantung dari
kebutuhan penimbangan.
Corong pisah memiliki bentuk kerucut dengan bagian atas setengah bola dan bawah
yang meruncing. Alat ini memiliki keran dibawahnya yang berfungsi untuk
mengalirkan senyawa hasil ekstraksi.
Corong pemisah terbuat dari kaca borosilikat dan teflon dengan ukuran yang
bervariasi antara 50 mL hingga 3 L. Bahkan dalam skala industri, corong pemisah
dapat berukuran sangat besar.
Penggunaan corong buchner dilakukan dengan meletakan alat ini ke penyedot atau
vakum. Untuk menyaring biasanya digunakan kertas saring berpori yang diletakan di
atas corong. Sampel cairan kemudian akan ditarik kedalam wadah menggunakan
hisapan vakum.
Krusibel terbuat dari porselen yang bersifat inert. Artinya alat ini tidak bereaksi
terhadap reaksi kimia, terutama suhu yang panas.
Prinsip kerja kondensor yaitu mengubah uap yang ada di dalam kondensor menjadi
cairan kembali. Artinya uap tidak dilepaskan ke luar udara, melainkan tertahan,
menjadi embun dan jatuh lagi ke bawah. Sehingga volume di dalam kondensor akan
tetap konstan.
Kondensor mempunyai bentuk memanjang yang berbeda-beda sesuai kegunaannya
masing-masing. Biasanya kondensor terbuat dari kaca borosilikat yang tahan
terhadap suhu panas.
Sama seperti kebanyakan alat laboratorium lainnya, ukuran cawan porselin juga
bervariasi. Mulai dari yang kecil 10 mL hingga yang besar 1000 mL.
Botol tetes terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap reaksi panas. Ada 2
warna yang biasa digunakan dalam pembuatan botol ini, yaitu warna bening dan
gelap.
Kapasitas yang digunakan biasanya 30 ml hingga 250 mL. Botol ini juga dilengkapi
penutup sekaligus pipet yang berfungsi untuk meneteskan cairan.
Cawan petri biasanya terbuat dari kaca dan plastik transparan. Namun cawan petri
kaca lebih sering ditemukan di laboratorium. Ukuran cawan petri juga bervariasi,
mulai dari 5 cm hingga 20 cm tergantung dari berapa media yang diisi.
Dibagian atas labu iodium terdapat suatu piringan yang terbuat dari kaca dan
memiliki fungsi untuk menempatkan larutan untuk mengikat uap iodium dari hasil
reaksi. Selain itu, alat tersebut juga dilengkapi tutup asah yang berguna untuk
menahan uap iodium.
Labu Kjeldahl terbuat dari kacas boroksilikat dimana kapasitasnya berkisar antara 50
hingga 1000ml.
Gas yang biasa digunakan adalah metana, propana, maupun butana. Pada uji
kualitatif, pembakar bunsen digunaakan sebagai alat untuk memanaskan tabung
reaksi.
Sampel yang diuji dengan tabung reaksi akan dibakar menggunakan api yang
menyala secara konstan dalam waktu tertentu.
Biasanya, rak tabung terbuat dari kayu berbentuk rak kecil serta ada beberapa
lubang dibagian atasnya. Namun, saat ini tak jarang ada juga rak tabung yang
terbuat dari bahan stainless steel.
Ukuran dari rak tabung sendiri beragam, umumnya memiliki panjang 35 cm dan
lebarnya 7 cm dengan dilengkapi lubang sebanyak 24. Lubang itulah yang
digunakan untuk meletakkan tabung reaksi sehingga bisa berdiri dan lebih rapih.
Penjepit ini memudahkan Kamu dalam proses pengambilan sampel yang panas atau
berbahaya karena tangan tidak perlu menyentuhnya secara langsung.
Karet yang digunakan pipet filler adalah bahan yang memiliki ketahanan terhadap
berbagai macam bahan kimia. Ada 3 bagian pada penghisap pipet. Tiga bagian
tersebut yaitu katup aspirate, katup suction, dan juga katup exhaust.
Masing-masing katup tersebut diberi tanda simbol, simbol A merupakan katup
aspirate yang mempunyai fungsi mengeluarkan udara di dalam filler.
Secara umum statif digunakan untuk alat penyangga dan klem digunakan untuk
menjepit.
Namun, yang perlu diingat, tidak semua jenis alat bisa dikeringkan dalam oven.
Hanya peralatan gelas laboratorium yang mempunyai spesifikasi dengan tingkat
ketelitian rendah saja.