Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK LABORATORIUM
“PENGENALAN ALAT GELAS DI LABORATORIUM”
Oleh: Bayu Adhel Pradana

ACARA 1

PENGENALAN ALAT GELAS DI LABORATORIUM

A. TUJUAN
1. Dapat menjelaskan jenis-jenis peralatan gelas di laboratorium biologi.
2. Dapat mendeskripsikan kegunaan dan perawatan berbagai peralatan gelas di
laboratorium biologi.

B. DASAR TEORI

Di dalam laboratorium terdapat banyak sekali alat-alat yang dapat digunakan oleh seorang
praktikan. Alat-alat laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur
pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat
tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga
kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin.

Teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui


fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan
dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan dipakai (Saripi, 2015).

Alat-alat laboratorium yang digunakan tentu memiliki skala yang berbeda-beda dan juga
tingkat ketelitian yang berbeda. Semakin kecil skala alat tersebut maka tingkat keltelitiannya
akan semakin besar. Hal kedua yang harus diperhatikan yaitu bagaimana menggunakan dan cara
agar dapat membaca skala itu sendiri (Khairul, 2009).
Praktikan tentu tidak dapat lepas dari menggunakan alat-alat yang menunjang keberhasilan
penelitiannya. Alat yang sering digunakan salah satunya yaitu peralatan gelas. Maka dari itu
dalam menggunakan beberapa peralatan gelas harus diperhatikan supaya pekerjaan atau
penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini
dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus diberikan pelatihan
tentang penggunaan alat-alat tersebut(Risnanti, 2015).

Penggunaan alat-alat gelas akan berjalan dengan baik apabila seorang praktikkan mengetahui
jenis dan fungsi dari alat-alat gelas tersebut. Beberapa contoh alat-alat gelas yaitu, gelas ukur,
gelas beker, erlenmeyer, tabung reaksi, botol reagen, dan lain-lain.

Karena penggunaan peralatan gelas ini sangat sering dilakukan untuk kegiatan praktikum,
maka kita perlu merawatnya agar tetap bekerja dengan baik. Perawatan peralatan gelas ini
meliputi, proses pengecekan, tempat untuk menyimpan yang baik dan benar, dan mencuci serta
mengeringkan alat-alat tersebut. Maka dari itu, setelah peralatan gelas selesai digunakan harus
segera dicuci sampai bersih. Alat-alat kaca yang tidak terlalu kotor dapat dibersihkan dengan
pencucian biasa dengan menggunakan air dan sedikit detergen. (Jufriyah, dkk. 2019).

Saat mencuci alat-alat gelas harus menggunakan sarung tangan dan penyikat tabung. Setelah
dicuci kemudian alat-alat gelas dibilas dengan air bersih yang mengalir dan terakhir dibilas
menggunakan air suling. Setelah itu alat-alat gelas dikeringkan dan disimpan dalam lemari
penyimpanan (Suprayitno, 2011).

Alat-alat kaca yang terkontaminasi dengan noda-noda tertentu yang sulit dibersihkan dengan
air dan deterjen maka digunakan larutan pencuci tertentu. Larutan yang biasa digunakan untuk
membersihkan noda adalah larutan kalium bikromat dan larutan kalium permanganat. Larutan
pencucian ini efektif untuk mencuci noda lemak yang melekat pada alat kaca (Suprayitno, 2011).

Apabila alat yang digunakan tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Misalnya seperti, alat-alat yang masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat bereaksi
dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum
(Risma, 2012).

C. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu: gelas ukur, gelas beaker,
pengaduk gelas, corong, labu erlenmeyer, tabung reaksi, enkas, pipet tetes, pipet ukur, buret,
gelas arloji, botol reagen, labu destilasi, desikator, bunsen, pipet volume, labu kjehdahl,
cawan petri, kaca pembesar / lup, termometer, dan labu ukur.

D. CARA KERJA
1. Seluruh alat yang akan digunakan dipersiapkan oleh mahasiswa.
2. Alat laboratorium yang diamati diobservasi dan didokumentasi oleh mahasiswa.
3. Kegunaan alat-alat yang diobservasi dan cara perawatan alat-alat tersebut dijelaskan
dengan berdiskusi bersama teman sekelompok.
4. Hasil pengamatan dan hasil diskusi disusun dalam laporan praktikum.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil
Tabel 1. Peralatan gelas beserta gambar dan fungsinya.

Nama Gambar Fungsi


N alat
o
1 Gelas Mengukur volume zat
ukur

2 Pipet Mengukur volume cairan dalam skala kecil


volume
3 Labu Memisahkan antara 2 zat
destilasi

4 Labu Digesti protein


kjehldah
l

5 Buret Meneteskan sejumlah cairan

6 Gelas Tempat mengeringkan padatan dalam


penutup desikator

7 Pipet Memindahkan cairan dengan skala terbesar 50


ukur ml

8 Enkas Mengisolasi mikroba


9 Pipet Memindahkan cairan
tetes

10 Termom Mengukur suhu


eter

11 Gelas Penutup saat pemanasan sampel


arloji

12 Kaca Memperbesar objek yang terlihat kecil


pembesa
r/lup

13 Tabung Mencampur bahan kimia dalam skala kecil


reaksi

14 Cawan Membiakan sel


petri

15 Erlenme Sebagai wadah kimia


yer
16 Labu Membuat larutan, mengencerkan larutan
ukur

17 Corong Memasukan larutan ke wadah

18 Botol Menyimpan reagen yang sudah menjadi baku


reagen primer

19 Pengadu Membantu mengaduk untuk mencampur


k gelas larutan

20 Bunsen Untuk pemanasan

21 Gelas Wadah penampung


beker
22 Desikato Menghilangkan air dan Kristal hasil
r pemurniian

b. Pembahasan
Pada praktikum pertama ini berjudul pengenalan peralatan gelas di laboratorium.
Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu praktikan dapat mengetahui fungsi dan prosedur
penggunaan alat alat yang digunakan dalam laboratorium. Sebelum menggunakan
sebuah alat pelu diperhatikan kebersihannya. Alat yang terkontaminasi dapat
menyebabkan hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Alat yang telah retak juga
sebaiknya tidak digunakan.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan
diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium
berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang
dilakukan dalam praktikum. Dan dalam percobaan yang telah dilakukan pada berbagai
jenis peralatan gelas akan dijelaskan tata cara pemeliharaan alat-alat tersebut supaya
kondisi alat tersebut tetap terjaga dengan baik dan dapat bekerja sesuai kegunaannya.
1. Gelas ukur
 Terbuat dari bahan kaca jenis soda kapur yang tidak tahan terhadap
pemanasan sehingga tidak dianjurkan memakainya saat proses
pemanasan larutan.
 Gelas ukur memiliki ukuran dan kapasitas yang berbeda-beda, yaitu: 5
ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan 2000
ml.
 Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak
membutuhkan ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu (Ahmad,
2013).
 Cara penggunaannya yaitu larutan yang akan diukur dituangkan ke
dalam gelas ukur kemudian hasil pengukurannya terlihat pada skala
yang tertera pada gelas ukur.
 Cara merawat gelas ukur yaitu : membersihkan noda-noda yang
melekat pada gelas, kemudian pengaduk dibalut kapas sekaligus
dibasahi dengan larutan asam lalu digosokkan ke gelas, kemudian
dibilas menggunakan air. Pada saat pembersihan sangat disarankan
menggunakan busa / sikat plasik yang halus sehingga tidak merusak
peralatan gelas tersebut.
2. Gelas beaker
 Terbuat dari bahan kaca jenis borosilikat.
 Gelas beaker memiliki ukuran antara lain: 10 ml, 25 ml, 50 ml, dan 100
ml.
 Gelas beaker berfungsi untuk membuat, mendinginkan, dan dapat
membantu proses pemanasan dan juga dapat mengukur suatu larutan
yang tidak membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
 Cara penggunaan: mata tegak lurus dengan dengan permukaan cairan.
Bagian bawah meniscus cairan harus menyentuh bagian atas garis dan
jika menyentuh bagian bawah garis maka ketentuannya ditambahn
cairan 0,02 (Hidayanti, 2011).
 Cara merawat gelas beaker yaitu : menggunakan lap yang halus saat
mengangkat gelas beaker dari kompor, dan gelas beaker direndam
dalam air atau aquades saat menuangkan larutan asam dengan
konsentrasi tinggi.
3. Pengaduk gelas
 Terbuat dari bahan kaca.
 Berfungsi untuk menuangkan cairan, membersihkan alat gelas, dan
mengaduk larutan dan membantu dalam pemindahan larutan dari
wadah satu ke wadah yang lainnya (Wardiyah, 2016).
 Cara merawat pengaduk gelas yaitu: ketika mengaduk suatu larutan
jangan terlalu kuat dan kasar. Dikhawatirkan ika terlalu kuat mengaduk
maka pengaduk gelas akan pecah.
4. Corong
 Terbuat dari bahan kaca jenis borosilikat.
 Corong digunakan sebagai penyaring larutan yang terdapat larutan
padatan (Khairul, 2010).
 Cara penggunaan corong yaitu :
a. Corong dimasukkan pada alat lain yang bermulut lebih besar.
b. Kemudian cairan dituangkan ke dalam corong.
5. Labu erlenmeyer
 Terbuat dari gelas borosilikat.
 Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya, ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2L,
bedanya dengan gelas kimia adalah bentuknya yang mempunyai mulut
yang sempit.
 Erlenmeyer digunakan di tempat larutan yang dititrasi dalam analisa
volumetri. Erlenmeyer digunakan sebagai tempat untuk mereaksikan
zat dan atau mencampur zat (Wardiyah, 2016).
 Cara penggunaannya yaitu : cairan atau larutan yang akan diukur
dituangkan ke labu Erlenmeyer kemudian hasilnya dapat dilihat dari
skala yang tertera.
6. Tabung reaksi
 Terbuat dari kaca jenis borosilikat.
 Tabung reaksi memiliki beberapa ukuran, antara lain: 5 ml, 10 ml, 14
ml, 16 ml, 19 ml, 31 ml, 55 ml, 75 ml..
 Tabung reaksi digunakan sebagai media pertumbuhan dan
penampungan cairan. Dan juga dapat digunakan untuk proses
pemanasan bahan atau larutan kimia (Andriani, 2016).
 Cara penggunaan: tabung reaksi yaitu harus digoyangkan dengan
menjepitkannya pada penjepit tabung reaksi. Agar pada pemanasan api
tidak terfokus pada suatu titik (Hidayanti, 2011).
7. Enkas
 Merupakan sarana pengganti laminar air flow (LAF) yang umumnya
dipakai dalam skala laboratorium sederhana, enkas ini merupakan tipe
sederhana dari LAF yang ditujukan untuk skala rumahan. Fungsi enkas
mirip dengan laminar air flow yang membedakan hanya lah proses
sterilisasi pada kedua alat tersebut.
 Cara penggunaan enkas yaitu di dalamnya diberi formalin tablet untuk
membunuh bakteri dan jamur yang ada di dalamnya. Lubang tempat
memasukan alat dan bahan di beri saluran dari kain nilon yang
ujungnya diberi karet, sehingga tetap tertutup rapat untuk menghindari
masuknya bakteri dan jamur, ketika hendak memasukan maka karet
dapat direnggangkan (Rian, 2009).
8. Pipet tetes
 Terbuat dari gelas yang dilengkapi karet.
 Pipet tetes memiliki ukuran dengan panjang 150 mm dan 1 cm 20 tetes.
 Pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan dalam jumlah yang kecil.
Salah satu penerapannya adalah menambahkan HCl / NaOH saat
mengatur pH media, penambahan penambahan reagen pada uji
biokimia, dan lain-lain (Ahmad, 2013).
 Cara penggunaannya yaitu :
a. Menekan karet pangkal pipet.
b. Memasukkan ujung pipet ke dalam cairan, bersama itu lepaskan
tekanan pada karet pipet.
c. Keluarkan cairan dalam pipet dengan memencet karet pipet sesuai
kebutuhan.
 Cara membersihkan atau merawat pipet tetes yaitu : dibersihkan dengan
menggunakan air atau jika ada kotoran yang sulit dibersihkan maka
bersihkan menggunakan cairan aseton atau alkohol atau asam klorida.
9. Pipet ukur
 Terbuat dari bahan kaca.
 Ukuran pipet ukur terdiri dari: 10 ml, 15 ml, 25 ml.
 Pipet ukur digunakan untuk mengukur cairan atau larutan. Jumlah
volumenya berdasarkan volume yang dikeluarkan (Wardiyah, 2016).
10. Buret
 Terbuat dari bahan jenis borosilikat.
 Buret digunakan pada saat proses titrasi, sebagai alat yang digunakan
untuk mengeluarkan cairan penitran (Khairul, 2010).
 Cara penggunaan buret :
a. Saat mengisi buret, tutup kran dan gunakan corong saring. Agar
larutan dapat mengalir dengan lancar, angkat corong saat
memasukkan larutan. Isi buret hingga skal 0, baca skala meniscus
dengan benar. Lap bagian atas buret dengan tissue agar bagian
dalam buret tidak menetes.
b. Sebelum digunakan, pastikan buret tidak bocor dan kran dapat
berfungsi dengan baik. Pastikan juga bagian bawah buret tidak ada
gelembung.
c. Keluarkan larutan dari buret hingga mencapai titik akhir.
d. Bilas bagian bawah buret dengan bantuan botol semprot.
 Cara merawat buret : berhati-hati saat melakukan proses titrasi ketika
memasang buret pada klem. Dan buret dicuci setelah selesai digunakan
menggunakan air yang dimasukkan dalam buret dan dikocok perlahan.
11. Gelas arloji
 Terbuat dari gelas.
 Gelas arloji memiliki banyak sekali kegunaannya yaitu: sebagai
penutup gelas kimia saat pemanasan sampel, tempat menimbang bahan
kimia, dan sebagai tempat mengeringkan padatan pada desikator
(Galuh, 2015).
 Cara penggunaan media diletakkan pada gelas arloji untuk kemudian
ditimbang pada neraca.
 Cara merawat gelas arloji: cukup dibasuh menggunakan air.
12. Botol reagen
 Merupakan botol yang digunakan untuk menyimpan larutan bahan
kimia atau sering juga digunakan untuk menyimpan indikator asam
basa seperti fenolftalin (Emel, 2011).
 Cara merawat botol reagen:
a. Botol reagen yang berisi larutan asam diletakkan di lemari asam.
b. Botol reagen ditutup dengan rapat supaya tidak ada udara yang
masuk.
13. Labu destilasi
 Digunakan untuk menampung zat-zat, utamanya zat yang memiliki titik
lebih tinggi ketika proses destilasi. Alat yang ada di laboratorium kimia
ini mempunyai pipa yang mengarah ke sisi. Pipa tersebut nantinya
disambungkan pada gelas pendingin pada saat digunakan untuk
destilasi (Riski, 2018).
14. Desikator
 Terbuat dari bahan kaca.
 Bentuknya seperti panci bersusun, dengan pembatas dibagian tengah.
Bagian bawah berisi silica gel sebagai pengering. Pada penutupnya
dilapisi vaselin untuk menjaga tetap kedap udara. Desikator terbagi
menjadi dua macam, yaitu: desikator biasa dan vakum. Desikator
vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang
dihubungkan dengan selang ke pompa.
 Desikator berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan sampel yang
harus bebas dari air, dan untuk mengeringkan padatan (Hidayanti,
2011).
15. Bunsen
 Terbuat dari bahan kaca yang berukuran 100 ml dengan memiliki
penutup yang berguna untuk mencegah penguapan.
 Prinsip kerjanya yaitu menyalakannya dengan membakar bagian sumbu
(pada pembakar spirtus) dengan korek api atau dengan memberi api
pada bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas).
Bunsen ini ada yang berbahan bakar gas atau methanol.
 Bunsen berfungsi untuk sebagai media dalam proses pemanasan suatu
larutan (Andriyani, 2016).
 Cara merawat bunsen: ketika proses pemanasan telah selesai maka
segera matikan api dengan penutupnya.
16. Pipet volume
 Terbuat dari bahan gelas biasa, namun terkadang juga terbuat dari
bahan borosilikat.
 Pipet volume memiliki beberapa ukuran, yaitu : 1 ml, 2-4 ml, 5 ml, 10
ml, 20 ml, 25 ml, 50 ml, dan 100 ml.
 Pipet volume berfungsi untuk mengambil cairan hingga 25 ml dengan
ketelitian yang tinggi (Sumardjo, 2012).
 Cara merawat pipet volume : setelah selesai digunakan mama segera
dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan.
17. Labu kjehdahl
 Berbentuk seperti labu yang bagian bawahnya berbentuk bulat sehingga
membutuhkan penyangga untuk medirikannya.
 Labu kjehdahl digunakan saat menganalisa kadar suatu protein
(Ahmad, 2013).
18. Cawan petri
 Adalah sebuah wadah yang mirip seperti mangkuk dengan dasar rata.
 Prinsip kerjanya yaitu medium dapat dituangkan ke cawan bagian
bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
 Cawan petri berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dan membuat
kultur media (Andriani, 2016).
19. Kaca pembesar / lup
 Adalah sebuah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa cembung. Lensa
cembung pada lup akan membentuk bayangan maya yang diperbesar
dari sebuah benda yang diletakkan di antara titik fokus (f) dengan titik
pusat lensa. Benda dapat diamati dalam dua keadaaan, yakni ketika
mata berakomodasi maksimum dan mata berakomodasi tidak
maksimum.
 Fungsi dari kaca pembesar / lup yaitu untuk melihat benda kecil supaya
terlihat dengan jelas (Anonim, 2014).
20. Termometer
 Terbuat dari bahan kaca jenis soda kapur.
 Termometer terbagi menjadi dua jenis, yaitu : termometer raksa dan
termometer alkohol. Termometer raksa memiliki beberapa kapasitas
suhu yaitu : -10oC sampai 110oC, 0 oC sampai 150 oC, 0 oC sampai 250
o
C, dan 0 oC sampai 360 oC. Sedangkan termometer alkohol memilki
kapasitas suhu, yaitu -10 oC sampai 110oC, 0 oC sampai 50 oC , dan 0 oC
sampai 150 oC.
 Termometer berfungsi untuk mengatur suhu (Ahmad, 2013).
 Cara merawat termometer :
a. Memberi benang pada ujung atas termometer agar ketika diambil
tidak terjatuh.
b. Pada waktu termometer dipakai mengukur suhu cairan tidak boleh
diaduk-aduk. Dan bola termometer tidak disentuhkan pada wadah.
c. Dan ketika selesai dipakai, hendaknya disimpan kembali dalam
kardusnya.
21. Labu ukur
 Terbuat dari bahan gelas biasa atau dari bahan borosilikat dengan
volume sampai dengan 2 liter.
 Labu ukur berfungsi untuk mengencerkan larutan sampai volume
tertentu yang tertera pada skala labu ukur (Risma, 2013).
 Cara menggunakan labu ukur : mengisikan cairan atau padatan yang
akan diencerkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut
sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai
tanda batas. Sumbat labu dan tutup ujungnya dengan jari. Kemudian
kocok dengan membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
 Cara membersihkan atau merawat labu ukur : membersihkannya
dengan menggunakan larutan biasa (air dan sabun).
Pada umumnya, peralatan gelas paling sering digunakan ketika praktiukum. Oleh
sebab itu, kita harus memelihara dan merawatnya dengan sangat baik. Perawatan alat
gelas ini yaitu setelah digunakan alat-alat gelas segera dicuci menggunakan air dan
deterjen atau sabun, namun ada beberapa noda atau kotoran yang sulit dihilangkan
seperti noda besi yang dapat dibersihkan dengan larutan HCl, noda belerang
dibersihkan menggunakan larutan ammonium sulfida, noda iodium dapat dibersihkan
menggunakan larutan natrium tiosulfat, noda karbon dapat dibersihkan dengan larutan
NaOH dan asam bikromat, noda mangan dapat dibersihkan dengan larutan asam
oksalat dan asam sitrat, minyak dan lemak dihilangkan dengan cara dicuci dengan air
deterjen kemudian dibilas dengan air dan juga air suling, dan kerak dapat dibersihkan
dengan 5% larutan natrium metasilikat dalam air.
Setelah peralatan gelas selesai dibersihkan kemudian dikeringkan dengan
mengelap permukaan yang basah. Setelah semuanya dikeringkan kemudian peralatan
gelas disimpan dengan rapi. Peralatan yang terdiri dari satu set disimpan dalam tempat
yang sama, dan untuk botol reagen yang berisi larutan asam disimpan dalam lemari
asam.

F. KESIMPULAN
Peralatan laboratorium banyak sekali jenisnya. Salah satunya yaitu peralatan gelas.
Peralatan gelas umumnya terbuat dari bahan gelas atau kaca. Jenis-jenis peralatan gelas
yaitu : gelas ukur, gelas beaker, pengaduk gelas, corong, labu erlenmeyer, tabung reaksi,
enkas, pipet tetes, pipet ukur, buret, gelas arloji, botol reagen, labu destilasi, desikator,
bunsen, pipet volume, labu kjehdahl, cawan petri, kaca pembesar / lup, termometer, dan labu
ukur.
Cara penggunaan peralatan gelas sesuai dengan fungsi dari alat-alat tersebut, seperti
pada gelas ukur yang fungsinya untuk mengukur sebuah larutan berarti cara
menggunakannya yaitu larutan yang diukur hasil pengukurannya dilihat dari skala yang
tertera pada gelas ukur. Dan seperti yang sudah dijelaskan dalam pembahasan bahwa
peralatan gelas ini sangat sering digunakan, maka perlu adanya cara merawat alat-alat
tersebut agar dapat bekerja dengan sangat baik dan optimal. Perawatan peralatan gelas ini
mencakup pada tata cara membersihkan, tata cara mengeringkannya, dan tata cara
menyimpan peralatan gelas. Untuk membersihkan peralatan gelas umumnya dapat
menggunakan air dan deterjen, namun pada noda-noda tertentu dibersihkan menggunakan
larutan yang berbeda. Setelah dibersihkan peralatan gelas dikeringkan untuk menghilangkan
sisa-sisa air yang menempel. Dan kemudian peralatan gelas disimpan secara baik dan rapi.

DAFTAR PUSTAKA

BIBLIOGRAPHY Ahmad, Rizal. 2013. Akurasi Alat-Alat Ukur Volume Yang Digunakan Dalam Praktikum
dan Penelitian Di Laboratorium Kimia FMIPA Unimed. Jurnal Agrament Indonesia, 21(2) : 39-45.

Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi


Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi, 1(1) : 20-27.
Falaniyati, U. 2013, Juni 01. Alat Gelas Lab. Retrieved from Slideshare:
https://www.slideshare.net/falahi_ulfa/alat-gelas-lab (Diakses pada tanggal 22 Nopember
2020).
Jufriyah, Isna Mar’ah, Kelik Isharyudono. 2019. Pemeliharaan Dan Penyimpanan Peralatan
Laboratorium Kimia. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(1) : 26-32.
Khoirul, Utari. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Erlangga.
Risma. 2013. Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Universitas Sriwijaya: Inderalaya.
Sumardjo, Denny. 2012. Pengantar Kimia. Jakarta: Erlangga.
Suprayitno, T. 2011. Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia Sekolah
Menengah Atas. Retrieved from SlideShare: https://www.slideshare.net/renoldoang/buku-
perawatan-alatlabkimia-64233608 (Diakses pada tanggal 22 Nopember 2020).
Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Malang: Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai