KIMIA LINGKUNGAN I
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
NILAI PARAF
2022
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan Percobaan pada praktikum ini adalah untuk
memperkenalkan alat-alat gelas dan alat pembakar gas serta alat-alat
lainnya beserta fungsi yang digunakan dalam praktikum kimia.
B. Penyaringan
a. Dilipat kertas saring menjadi lingkaran dan dilipat lagi 2-3
lipatan. Kemudian, kertas saring yang telah dilipat ditimbang
dengan menggunakan neraca analitik. Setelah itu catat hasilnya.
b. Dimasukkan kertas saring yang sudah dilipat ke dalam corong
lalu dibasahi sedikit dengan akuades hingga melekat pada dinding
gelas.
c. Dipasang corong yang yang berkertas saring diatas erlenmeyer
untuk menampung fitrat atau cairan cucian.
d. Dimasukkan larutan Pb Asetat 0,1 M ke dalam gelas beker dan
ditambahkan larutan CuSO₄ 0,1 M. Endapan yang terjadi diamati
dan catat warna endapan yang terjadi.
e. Dituangkan larutan yang sudah dilakukan tadi ke dalam corong
yang sudah berkertas tadi, lalu kertas saring dan endapannya
dipanaskan dengan hotplate sampai kering dan endapan
dimasukkan ke dalam desikator. Kertas saring dan endapan
ditimbang kembali dengan neraca analitik. Hitunglah berapa
massa endapan yang dihasilkan.
Tabel 3. Penyaringan
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
Perhitungan :
Jawab :
Massa endapan = Massa akhir –Massa awal
= 3,97 gram – 0,63 gram
= 3,34 gram
B.
B. PEMBAHASAN
Peralatan dasar yang digunakan di laboratorium meliputi
peralatan gelas, peralatan bukan gelas, dan peralatan pemanas.
Peralatan gelas contohnya seperti erlenmayer, gelas ukur, dan gelas
beker. Peralatan bukan gelas seperti cawan dan bulb. Peralatan
pemanas seperti hotplate. Peralatan gelas dibagi menjadi peralatan
gelas dasar, peralatan pengukuran, dan peralatan analisis. Peralatan
gelas adalah alat-alat yang berfungsi untuk memudahkan praktikum di
laboratorium. Peralatan dari gelas tahan terhadap panas pada suhu
reaksi bahan kimia yang terjadi, selain itu praktikan dapat mengamati
proses perubahan warna yang terjadi terhadap hasil reaksi kimia.
Peralatan dari bahan kaca juga tidak mudah bereaksi dengan bahan
kimia sehingga itu menjadi keunggulan tersendiri dalam penggunaan
alat gelas saat praktikum.
Alat yang dipakai pada percobaan ini diantaranya erlenmayer,
buret, statif, corong, sudip, pengaduk, bunsen, pipet mohr, bulb,
termometer, gelas ukur, rak tabung reaksi, tabung reaksi, penjepit
tabung. labu ukur, gelas beker, stirrer, neraca analitik, gelas arloji,
desikator, cawan, hotplate, dan pipet tetes. Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk memperkenalkan alat-alat didalam laboratorium agar
praktikan tidak kebingungan dan melakukan kesalahan pada saat
melakukan praktikum. Percobaan yang telah dilakukan telah
dijelaskan fungsi alat dan cara kerjanya sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki alat tersebut.
Percobaan pertama diminta untuk melakukan pengukuran
akuades, KMnO4, dan CuSO4 menggunakan tabung reaksi. Terlihat
cekungan atau cembungan yang disebut miniskus didalam tabung
reaksi. Pembacaan miniskus pada setiap larutan berbeda-beda.
Semua tergantung pada jenis larutan, apakah termasuk pada larutan
encer atau pekat. Akuades dan larutan CuSO4 pada saat di ukur
menggunakan tabung reaksi dibaca melalui miniskus bawahnya,
alasannya adalah akuades dan larutan CuSO4 termasuk ke dalam
jenis larutan encer karena zat pelarut lebih besar daripada zat
terlarut. Larutan KMnO4 saat diukur menggunakan tabung reaksi
dibaca miniskus atasnya karena zat terlarut lebih besar daripada zat
pelarut dan masuk ke dalam jenis larutan pekat.
Erlenmeyer digunakan sebagai alat untuk mengaduk,
mencampur atau untuk menyimpan larutan. Erlenmeyer juga
digunakan untuk meletakkan larutan yang dititrasi. Erlenmayer
tersedia dalam berbagai ukuran 25 cm, 50 cm, 150 cm, 250 cm, dan
seterusnya. Gelas ukur fungsinya untuk mengukur volume suatu
larutan, mengambil larutan dengan pipet tetes. Gelas ukur biasanya
digunakan untuk mengukur volume cairan dengan tingkat ketelitian
dibawah pipet ukur dan volume. Gelas ukur memiliki banyak ukuran
seperti ukuran 5 cm, 10 cm, 25 cm, 50 cm, dan seterusnya.
Buret dan statif adalah alat yang berguna pada saat proses
titrasi. Buret digunakan untuk mengalirkan larutan standar pada saat
titrasi kemudian volume standar yang dikonsumsi dihitung dari
penurunan tinggi larutan didalam buret. Statif adalah tempat
meletakkan buret. Pipet mohr dan pipet tetes adalah dua alat yang
berbeda. Pipet mohr berfungsi untuk mengambil larutan dengan
volume yang besar, misalnya untuk memasukkan larutan kedalam
buret. Bulb adalah pompa yang digunakan untuk pipet mohr. Pipet
tetes adalah pipet yang fungsinya mengambil larutan dalam volume
yang kecil dan memudahkan untuk memasukkan larutan kedalam
tempat yang lebih kecil.
Hotplate adalah alat yang digunakan untuk mendidihkan atau
memanaskan alat lain, atau bisa juga untuk mengaduk larutan
dibantu dengan strirrer yang selain mengaduk berfungsi sebagai alat
untuk menghomogenkan larutan. Cawan atau mortal biasa
digunakan untuk menaruh subjek yang akan dipanaskan atau
didihkan kepada hotplate, namun cawan atau mortal juga dapat
digunakan untuk menghaluskan bahan kimia dengan cara
ditumbuk. Panaskan di hotplate, setelah itu alat dan subjek harus
dimasukkan kedalam desikator yang bertugas untuk menstabilkan
suhu subjek penelitian. Penimbangan suatu bahan atau alat bisa
dilakukan menggunakan neraca analitik. Neraca analitik memiliki
ketelitian 0,01 gram. Gelas arloji atau cawan dapat digunakan
sebagai wadah atau tempat meletakkan bahan kimia yang ingin
ditimbang. Corong digunakan sebagai alat yang memudahkan
praktikan untuk memindahkan larutan ke dalam tempat yang kecil.
Sudip berfungsi memudahkan dalam pengambilam suatu zat yang
jumLahnya tidak banyak. Pengaduk berfungsi untuk mengaduk
suatu larutan agar homogen. Bunsen adalah alat yang dapat
digunakan untuk pemanasan, pembakaran, dan sterilisasi suatu zat
atau larutan. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu larutan.
Tabung reaksi yang dapat digunakan untuk menyimpan hasil
campuran larutan dan diletakkan kedalam rak tabung reaksi.
Penjepit tabung juga dibutuhkan saat menjepit tabung atau alat lain
seperti cawan. Labu ukur digunakan untuk menyimpan larutan.
Kertas saring dilipat menjadi 3 lipatan hingga membentuk
kerucut pada percobaan penyaringan, lalu ditimbang sebagai berat
awal dan hasilnya 0,63 gram. Larutan dari Pb Asetat 0,1 N dibuat
sebanyak 10 mL dan larutan CuSO4 0,1 N 10 mL kemudian
masukkan ke dalam gelas beker. Endapan berwarna biru keputihan
dihasilkan pada hasil larutan tadi. Kertas saring yang telah di
masukkan ke corong dan dibasahi dengan akuades sedikit itu
dimasukkan larutan endapan. Endapan juga kertas saring setelah itu
dikeringkan menggunakan hotplate lalu ditimbang sebagai hasil
berat akhir, sebesar 3,97 gram. Setelah itu massa endapan dihitung,
nilainya 3,34 gram.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
peralatan dasar yang digunakan di laboratorium meliputi peralatan gelas,
peralatan bukan gelas, dan peralatan pemanas. Setiap larutan memiliki
cara membaca miniskus yang berbeda tergantung larutan tersebut adalah
zat encer atau zat pekat. Setiap alat laboratorium memiliki nama, fungsi,
dan ukuran yang berbeda-beda. Endapan kertas saring yang telah
dikeringkan menggunakan hotplate lalu ditimbang sebagai hasil berat
akhir sebesar 3,97 gram, setelah itu massa endapan dihitung nilainya
3,34 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Ayuni, N. P., Zunaena, M., Oktavian, R.D., Kristinah, N., & Yuliyati,S. (2018).
Pengentahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tentang Peralatan
Laboratorium Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, 1(1), 1-7.
Supriyadi., & Lismawati, I. (2018). Pra-Praktikum : Pengembangan
Ensiklopedia Alat-alat Laboratorium Biologi. Journal of Biology
Educatio, 1(1), 86-87.
Susilo., & G. Amirullah. (2018). Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium
Sekolah bagi Guru Muhammadiyah di Jakarta Timur. Jurnal SOLMA,
7(1), 127-137.