Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA LINGKUNGAN I

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

NAMA : TRI BUWANA RAGHIL


MAHARDIKA
NIM : 2210815320018
KELOMPOK :2
ASISTEN : MILLENIA RATU DIANI

NILAI PARAF

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan Percobaan pada praktikum ini adalah untuk
memperkenalkan alat-alat gelas dan alat pembakar gas serta alat-alat
lainnya beserta fungsi yang digunakan dalam praktikum kimia.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Laboratorium adalah ruangan yang mempunyai peranan penting
dalam kemajuan lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan
tinggi sebagai sarana yang penunjang untuk menyelenggarakan
pendidikan, pengajaran, dan penelitian pada salah satu atau sebagian
cabang ilmu pengetahuan, teknologi, atau bidang tertentu sesuai dengan
bidang belajar. Semua kegiatan di laboratorium memerlukan
administrasi yang teratur dan teratur, termasuk pendataan alat dan bahan
laboratorium agar laboratorium dapat tertata dan berfungsi secara
optimal. Manajemen laboratorium sangat berpengaruh terhadap
kualitas suatu laboratorium, seperti perencanaan kegiatan laboratorium,
penataan laboratorium, inventarisasi dan dokumentasi laboratorium,
pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan peralatan
dan bahan, evaluasi sistem kerja laboratorium, dan pengembangan
laboratorium (Tumanggor, 2020).
Pengetahuan tentang alat merupakan salah satu hal faktor yang
sangat penting untuk menunjang kegiatan praktikum. Mahasiswa yang
dilatih dalam pekerjaan mereka jika mereka memiliki pengetahuan
tentang alat-alat praktis seperti nama instrumen, fungsi instrumen, dan
penggunaan dengan ini pengenalan peralatan laboratorium bagi
mahasiswa sangat penting untuk menunjang pengetahuan dalam
melakukan kegiatan di laboratorium, baik dalam praktek maupun dalam
penelitian, saat menggunakan peralatan laboratorium, mahasiswa perlu
mengetahui nama dan kegunaannya agar dapat berlatih dan belajar.
Mahasiswa dapat meminimalisir kesalahan dalam menggunakan
peralatan laboratorium ini. Kurangnya pengetahuan tentang alat
mempengaruhi kelancaran selama selama latihan. Kesalahan
penggunaan alat adalah salah satu penyebab pembuatan data yang tidak
akurat. Selain mengetahui nama-nama alat tersebut, kita juga perlu
mengetahui ciri-ciri alat yang ada di laboratorium, nama, bentuk, dan
ciri-ciri alat yang digunakan. Digunakan untuk memfasilitasi latihan dan
belajar. Siswa yang telah menguasai alat-alat tersebut sebenarnya
akan lebih terampil dan teliti sehingga dapat mencapai hasil yang
diharapkan. Oleh karena itu, jika melaksanakan praktik berarti anda
harus berpengalaman dalam menggunakan alat-alat laboratorium
sehingga anda dapat mendukung berfungsinya latihan dengan baik
(Ayuni et al., 2018).
Praktikum memiliki peran penting dalam proses pembelajaran,
karena dapat melakukan aplikasi dari teori secara nyata. Prinsip-prinsip
yang telah didapat pada pembelajaran teori dapat dikaji di dalam
praktikum, demikian pula pengembangan keterampilan memungkinkan
praktikan untuk membangun pengetahuan, menyelesaikan
permasalahan, berfikir kritis dan menemukan jawaban. Dalam
praktikum, idealnya praktikan dapat melakukan beberapa jenis
percobaan dan latihan penguasaan alat pada laboratorium. Para
praktikan mendapat waktu yang singkat ketika berlangsungnya kegiatan
praktikum dengan jumLah asisten dosen yang terbatas menyebabkan
proses pemahaman dari pengenalan alat juga menjadi terbatas (Amin,
2020).
Keselamatan kerja di laboratorium yang berisikan tata tertib
laboratorium selama berada di laboratorium, alat proteksi diri selama
berada di laboratorium yang jarang dipakai oleh peserta didik seperti jas
laboratorium, masker, dan sarung tangan. Peralatan laboratorium terbuat
dari kaca namun terdapat pula peralatan laboratorium yang terbuat dari
plastik namun diberikan keterangan mengenai alat laboratorium
tersebut. Alat-alat non gelas yaitu peralatan laboratorium yang tidak
terbuat dari kaca, peralatan laboratorium non gelas terbuat dari porselin
seperti cawan porselin, mortal, lumping, plat tetes, terbuat dari kayu
seperti gegep kayu, rak tabung reaksi, kaki tiga, kawat kasa, pinset yang
terbuat dari besi anti karat (Supriyadi, 2018).
Laboratorium juga salah satu sarana penunjang kegiatan belajar
mengajar di sekolah maupun di perguruan tinggi. Laboratorium
merupakan ujung tombak dalam proses pengembangan dan penyebaran
ilmu pengetahuan sehingga keberadaan laboratorium tersebut perlu
didukung dengan tenaga laboran yang profesional. Tenaga laboratorium
sebagai salah satu komponen yang dominan terhadap perkembangan
dan bahkan kemunduran suatu laboratorium. Suatu laboratorium agar
dapat berfungsi dengan baik untuk menunjang proses pembelajaran
memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan pengadaan
peralatan dan bahan adalah suatu hal yang sangat penting (Susilo &
Amirullah, 2018).
Peralatan untuk analisis sebaiknya dicuci dengan reagen
pembersih. Reagen ini bisa berupa asam kromat atau campuran
konsentrat asam sulfat dan asam nitrit, kemudian dibilas menggunakan
air destilat. Pencucian ini sebaiknya menghindari penggunaan detergen
secara berlebihan karena akan mengkontaminasi peralatan. Perawatan
peralatan harus tercatat, direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi
secara baik dan benar, diharapkan alat-alat yang ada selalu dapat
dipergunakan secara optimal. Siklus perawatan antar alat dan antar
komponen alat berbeda- beda tergantung pada kondisi alat. Tujuan
perawatan peralatan dilaboratorium diantaranya adalah agar peralatan
tidak rusak atau tetap terjaga dengan baik dan siap digunakan sesuai
batas usia pemakaiannya. Perawatanperalatan juga bertujuan untuk
memperpanjang umur pemakaian peralatan (Astuti, 2020).
III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah desikator, mini
reaktor, bunsen, termometer, labu leher tiga, propipet, separator funnel,
kondensor, tabung reaksi, labu ukur, labu didih, gelas arloji, botol
semprot, stirrer, dan sentrifuge.
B. BAHAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, KMnO₄,
CuSO₄, Pb Asetat 0,1 N, dan kertas saring.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Pengenalan Alat Gelas
a. Dicuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer
dan buret terlebih dahulu.
b. Dimasukkan akuades kedalam erlenmeyer dan gelas beker dengan
menggunakan pipet.
c. Dimasukkan akuades kedalam gelas ukur kemudian baca
miniskus bawahnya dan catat hasilnya.
d. Dimasukkan larutan KMnO₄ kedalam gelas ukur kemudian baca
miniskus atasnya. Apakah berbeda dengan pembacaan miniskus
pada KMnO₄ dan akuades.
e. Dimasukkan larutan CuSO₄ ke dalam buret dengan menggunakan
corong dan dibaca miniskus bawahnya. Kemudian catat hasilnya.

B. Penyaringan
a. Dilipat kertas saring menjadi lingkaran dan dilipat lagi 2-3
lipatan. Kemudian, kertas saring yang telah dilipat ditimbang
dengan menggunakan neraca analitik. Setelah itu catat hasilnya.
b. Dimasukkan kertas saring yang sudah dilipat ke dalam corong
lalu dibasahi sedikit dengan akuades hingga melekat pada dinding
gelas.
c. Dipasang corong yang yang berkertas saring diatas erlenmeyer
untuk menampung fitrat atau cairan cucian.
d. Dimasukkan larutan Pb Asetat 0,1 M ke dalam gelas beker dan
ditambahkan larutan CuSO₄ 0,1 M. Endapan yang terjadi diamati
dan catat warna endapan yang terjadi.
e. Dituangkan larutan yang sudah dilakukan tadi ke dalam corong
yang sudah berkertas tadi, lalu kertas saring dan endapannya
dipanaskan dengan hotplate sampai kering dan endapan
dimasukkan ke dalam desikator. Kertas saring dan endapan
ditimbang kembali dengan neraca analitik. Hitunglah berapa
massa endapan yang dihasilkan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Tabel 1. Pengamatan

No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

1. Akuades dimasukkan ke Miniskus bawah, karena larutan


dalam gelas ukur sebanyak 10 berwarna bening dan massa zat terlarut
ml. lebih kecil daripada massa zat pelarut.
2. Larutan KMnO₄ 4 Miniskus atas, karena larutan berwarna
dimasukkan ke dalam gelas gelap dan pekat serta zat terlarut
ukur sebanyak 10 ml. memiliki massa yang lebih besar
daripada massa zat pelarut.
3. Larutan CuSO₄ 4 dimasukkan Miniskus bawah, karena larutan
ke dalam gelas ukur sebanyak berwarna bening dan massa zat terlarut
10 ml. lebih kecil daripada massa zat pelarut.

Tabel 2. Pengenalan alat-alat


No. Nama Fungsi Gambar

1. Erlenmeyer Untuk menyimpan, membuat, dan


memanaskan suatu larutan.
Biasanya sering digunakan pada
proses nitrasi sebagai wadah untuk
menampung cairan.
2. Corong Sebagai alat bantu untuk
memasukkan cairan atau larutan ke
dalam gelas.

3. Gelas Ukur Untuk mengukur suatu larutan,


misalnya volume suatu larutan.
4. Termometer Untuk mengukur suhu pada suatu
larutan.

5. Tabung Reaksi Tempat mereaksikan bahan atau


larutan, dan tempat
perkembangbiakan mikroba.

6. Pipet Mohr Untuk mengambil larutan dalam


skala besar.

7. Pengaduk Sebagai alat pengaduk dan


pencampur bahan.

8. Bunsen Untuk pemanasan suatu zat,


sterilisasi, dan pembakaran.

9. Labu Ukur Untuk mencampur larutan, dan


mengukur larutan.

10. Gelas Arloji Sebagai alas untuk menimbang


suatu zat pada neraca analitik

11. Cawan Petri Untuk menumbuhkan mikroba dan


untuk menyimpan media atau
wadah media

12. Gelas Beker Sebagai tempat menampung suatu


larutan.

13. Pipet Tetes Untuk memindahkan larutan atau


cairan ke tempat lain dalam skala
kecil

14. Buret Sebagai wadah suatu cairan untuk


menunjang proses nitrasi dan
berfungsi untuk mengatur volume
suatu cairan.
15. Rak Tabung Untuk menyimpan tabung- tabung
Reaksi reaksi.
Lanjutan Tabel 2.
16. Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi.

17. Magnetic Stirrer Untuk mengaduk suatu cairan

18. Mortar Digunakan untuk menghancurkan


suatu bahan padat atau kristal.

19. Neraca Analitik Untuk mengukur massa benda


dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma.

20. Statif dan Klem Sebagai penyangga peralatan


laboratorium.
• Statif berfungsi sebagai tempat
diletakkannya klem.
• Klem merupakan alat jepit untuk
menjepit alat gelas kimia.
21. Hotplate Sebagai alat untuk memanaskan
suatubahan atau benda dengan suhu
yang tinggi.

22. Sudip Untuk mengambil bahan yang


bentuknya bubuk

23. Pinset Digunakan untuk mengambil bahan


yang tipis

24. Bulb Membantu pipet mohr dalam


memindahkan larutan. Bubl terbagi
menjadi 3 bagian.
A(Aspirale) Untuk mengeluarkan
udara
S (Suction): Untuk menyedot
larutan
E (exhaust): Untuk mengeluarkan
larutan
25. Desikator Untuk mendinginkan larutan yang
panas dan untuk mengeringan suatu
bahan
Lanjutan Tabel 2.
26. Silika Gel Untuk menyerap kelembapan pada
suatu bahan dan posisinya berada di
bagian bawah desikator

Tabel 3. Penyaringan
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

1. Kertas saring yang berbentuk Berbentuk kerucut sesuai dengan


lingkaran dilipat menjadi 2-3 ukuran corong yang digunakan
lipatan.
2. Kertas Saring ditimbang 0,63 gram
menggunakan neraca analitik
3. Kertas Saring ditimbang Kertas saring menempel pada
menggunakan neraca analitik dinding corong
4. Tuangkan Pb Asetat 10 ml ke Warna larutan berwarna putih
dalam gelas ukur susu
5. Tuangkan CuSO₄ 4 10 ml ke dalam Warna larutan berwarna biru
gelas ukur cerah
6. Campurkan Pb Asetat 10 ml dan Setelah dihomogenkan, larutan
CuSO₄ 4 10 ml ke dalam gelas berubah warna menjadi biru susu.
beker Terdapat endapan berwarna putih
pekat didasar gelas beker.
7. Masukkan larutan yang sudah Terdapat 2 wujud hasil campur
dicampurkan ke dalam erlenmeyer larutan, yaitu solid berupa
menggunakan corong yang sudah endapan, dan cair berupa larutan.
dilapisi dengan kertas saring
8. Memanaskan kertas saring di atas Air yang ada pada endapan
hotplate dengan suhu 200°c menguap
9. Memindahkan kertas Saring dari Endapan kering sempurna
hotplate ke desikator
10. Menimbang kertas saring beserta 3,97 gram
endapan yang masih menempel
11. Hitung massa endapan 3,34 gram

Perhitungan :

Diketahui : Massa awal = 0,63 gram


Massa akhir = 3,97 gram
Ditanya : Massa endapan =?

Jawab :
Massa endapan = Massa akhir –Massa awal
= 3,97 gram – 0,63 gram
= 3,34 gram
B.
B. PEMBAHASAN
Peralatan dasar yang digunakan di laboratorium meliputi
peralatan gelas, peralatan bukan gelas, dan peralatan pemanas.
Peralatan gelas contohnya seperti erlenmayer, gelas ukur, dan gelas
beker. Peralatan bukan gelas seperti cawan dan bulb. Peralatan
pemanas seperti hotplate. Peralatan gelas dibagi menjadi peralatan
gelas dasar, peralatan pengukuran, dan peralatan analisis. Peralatan
gelas adalah alat-alat yang berfungsi untuk memudahkan praktikum di
laboratorium. Peralatan dari gelas tahan terhadap panas pada suhu
reaksi bahan kimia yang terjadi, selain itu praktikan dapat mengamati
proses perubahan warna yang terjadi terhadap hasil reaksi kimia.
Peralatan dari bahan kaca juga tidak mudah bereaksi dengan bahan
kimia sehingga itu menjadi keunggulan tersendiri dalam penggunaan
alat gelas saat praktikum.
Alat yang dipakai pada percobaan ini diantaranya erlenmayer,
buret, statif, corong, sudip, pengaduk, bunsen, pipet mohr, bulb,
termometer, gelas ukur, rak tabung reaksi, tabung reaksi, penjepit
tabung. labu ukur, gelas beker, stirrer, neraca analitik, gelas arloji,
desikator, cawan, hotplate, dan pipet tetes. Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk memperkenalkan alat-alat didalam laboratorium agar
praktikan tidak kebingungan dan melakukan kesalahan pada saat
melakukan praktikum. Percobaan yang telah dilakukan telah
dijelaskan fungsi alat dan cara kerjanya sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki alat tersebut.
Percobaan pertama diminta untuk melakukan pengukuran
akuades, KMnO4, dan CuSO4 menggunakan tabung reaksi. Terlihat
cekungan atau cembungan yang disebut miniskus didalam tabung
reaksi. Pembacaan miniskus pada setiap larutan berbeda-beda.
Semua tergantung pada jenis larutan, apakah termasuk pada larutan
encer atau pekat. Akuades dan larutan CuSO4 pada saat di ukur
menggunakan tabung reaksi dibaca melalui miniskus bawahnya,
alasannya adalah akuades dan larutan CuSO4 termasuk ke dalam
jenis larutan encer karena zat pelarut lebih besar daripada zat
terlarut. Larutan KMnO4 saat diukur menggunakan tabung reaksi
dibaca miniskus atasnya karena zat terlarut lebih besar daripada zat
pelarut dan masuk ke dalam jenis larutan pekat.
Erlenmeyer digunakan sebagai alat untuk mengaduk,
mencampur atau untuk menyimpan larutan. Erlenmeyer juga
digunakan untuk meletakkan larutan yang dititrasi. Erlenmayer
tersedia dalam berbagai ukuran 25 cm, 50 cm, 150 cm, 250 cm, dan
seterusnya. Gelas ukur fungsinya untuk mengukur volume suatu
larutan, mengambil larutan dengan pipet tetes. Gelas ukur biasanya
digunakan untuk mengukur volume cairan dengan tingkat ketelitian
dibawah pipet ukur dan volume. Gelas ukur memiliki banyak ukuran
seperti ukuran 5 cm, 10 cm, 25 cm, 50 cm, dan seterusnya.
Buret dan statif adalah alat yang berguna pada saat proses
titrasi. Buret digunakan untuk mengalirkan larutan standar pada saat
titrasi kemudian volume standar yang dikonsumsi dihitung dari
penurunan tinggi larutan didalam buret. Statif adalah tempat
meletakkan buret. Pipet mohr dan pipet tetes adalah dua alat yang
berbeda. Pipet mohr berfungsi untuk mengambil larutan dengan
volume yang besar, misalnya untuk memasukkan larutan kedalam
buret. Bulb adalah pompa yang digunakan untuk pipet mohr. Pipet
tetes adalah pipet yang fungsinya mengambil larutan dalam volume
yang kecil dan memudahkan untuk memasukkan larutan kedalam
tempat yang lebih kecil.
Hotplate adalah alat yang digunakan untuk mendidihkan atau
memanaskan alat lain, atau bisa juga untuk mengaduk larutan
dibantu dengan strirrer yang selain mengaduk berfungsi sebagai alat
untuk menghomogenkan larutan. Cawan atau mortal biasa
digunakan untuk menaruh subjek yang akan dipanaskan atau
didihkan kepada hotplate, namun cawan atau mortal juga dapat
digunakan untuk menghaluskan bahan kimia dengan cara
ditumbuk. Panaskan di hotplate, setelah itu alat dan subjek harus
dimasukkan kedalam desikator yang bertugas untuk menstabilkan
suhu subjek penelitian. Penimbangan suatu bahan atau alat bisa
dilakukan menggunakan neraca analitik. Neraca analitik memiliki
ketelitian 0,01 gram. Gelas arloji atau cawan dapat digunakan
sebagai wadah atau tempat meletakkan bahan kimia yang ingin
ditimbang. Corong digunakan sebagai alat yang memudahkan
praktikan untuk memindahkan larutan ke dalam tempat yang kecil.
Sudip berfungsi memudahkan dalam pengambilam suatu zat yang
jumLahnya tidak banyak. Pengaduk berfungsi untuk mengaduk
suatu larutan agar homogen. Bunsen adalah alat yang dapat
digunakan untuk pemanasan, pembakaran, dan sterilisasi suatu zat
atau larutan. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu larutan.
Tabung reaksi yang dapat digunakan untuk menyimpan hasil
campuran larutan dan diletakkan kedalam rak tabung reaksi.
Penjepit tabung juga dibutuhkan saat menjepit tabung atau alat lain
seperti cawan. Labu ukur digunakan untuk menyimpan larutan.
Kertas saring dilipat menjadi 3 lipatan hingga membentuk
kerucut pada percobaan penyaringan, lalu ditimbang sebagai berat
awal dan hasilnya 0,63 gram. Larutan dari Pb Asetat 0,1 N dibuat
sebanyak 10 mL dan larutan CuSO4 0,1 N 10 mL kemudian
masukkan ke dalam gelas beker. Endapan berwarna biru keputihan
dihasilkan pada hasil larutan tadi. Kertas saring yang telah di
masukkan ke corong dan dibasahi dengan akuades sedikit itu
dimasukkan larutan endapan. Endapan juga kertas saring setelah itu
dikeringkan menggunakan hotplate lalu ditimbang sebagai hasil
berat akhir, sebesar 3,97 gram. Setelah itu massa endapan dihitung,
nilainya 3,34 gram.

VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
peralatan dasar yang digunakan di laboratorium meliputi peralatan gelas,
peralatan bukan gelas, dan peralatan pemanas. Setiap larutan memiliki
cara membaca miniskus yang berbeda tergantung larutan tersebut adalah
zat encer atau zat pekat. Setiap alat laboratorium memiliki nama, fungsi,
dan ukuran yang berbeda-beda. Endapan kertas saring yang telah
dikeringkan menggunakan hotplate lalu ditimbang sebagai hasil berat
akhir sebesar 3,97 gram, setelah itu massa endapan dihitung nilainya
3,34 gram.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. (2020). Perancangan Aplikasi Pengenalan Alat-Alat Praktik


Laboratorium Kimia Berbasis Augmented Reality. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(8), 681-694.

Ayuni, N. P., Zunaena, M., Oktavian, R.D., Kristinah, N., & Yuliyati,S. (2018).
Pengentahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tentang Peralatan
Laboratorium Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, 1(1), 1-7.
Supriyadi., & Lismawati, I. (2018). Pra-Praktikum : Pengembangan
Ensiklopedia Alat-alat Laboratorium Biologi. Journal of Biology
Educatio, 1(1), 86-87.
Susilo., & G. Amirullah. (2018). Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium
Sekolah bagi Guru Muhammadiyah di Jakarta Timur. Jurnal SOLMA,
7(1), 127-137.

Tumanggor, A. D., Sibuea, A. M., & Purba, S. (2020). Development of Service


Information System in the Use of Practicum Tools and Materials in
Physics Department Laboratory of State University of Medan, 3(8), 412–
415.

Anda mungkin juga menyukai