Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PANGAN

Disusun oleh:
Nama : Miftahul Annisa
NPM : 2320404034
Asisten : Ari Sulistiyanto

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan

Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul

“Laporan Praktikum Kimia Pangan” serta sholawat dan salam kepada Nabi

Muhammad SAW. agar penulis dan pembaca mendapat syafa’atnya pada hari kiamat.

Penulis menulis laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum Kimia Pangan

serta telah disesuaikan pada masing-masing acara. Laporan ini disusun

dengan sistematis dan sebaik mungkin. Penulis ucapakan terima kasih kepada banyak

pihak yang telah membantu sehingga praktikum ini dapat terselesaikan tepat waktu,

khusunya kepada;

1. Farida, S.Gz., M.P.H, Mira Dian Naufalina, S.Gz., M.Gizi, dan apt. Maulana Tegar
Adityanugraha, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Pangan.

2. Asisten praktikum Kimia Pangan telah sabar membimbing penulis. untuk

menyelesaikan tugas praktikum

3. Teman-teman penulis yang berkenan untuk mendukung menyelesaikan tugas

praktikum Kimia Pangan.

Demikian laporan ini dibuat. Penulis mohon kritik dan saran apabila terdapat

kekurangan dalam penyusunan laporan praktikum kali ini, semoga laporan praktikum

ini bermanfaat bagi semua pihak dan penulis

Magelang, 24 November 2023


Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ACARA PRAKTIKUM 1
PENGENALAN ALAT LABOLATORIUM DAN PEMBUATAN LARUTAN

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Labolatorium adalah tempat dimana praktikan, dosen, maupun seorang peneliti
melakukan percobaan . Pengguna labolatorium harus mengenal dan mengetahui alat-alat
yang di gunakan dalam labolatorium, hal ini di maksudkan agar praktikan tidak salah
dalam penggunaan alat dan bahan di dalam laboratorium.Labolatorium adalah unit
penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka,
bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian,
kalibrasi, dan produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan perlatan dan bahan
berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat (Haryono,2019).
Saat melakukan percobaan di labolatorium atau bekerja dalam labolatorium
terutama dalam labolatorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang
berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar kita bila tidak digunakan dengan baik.
Bekerja dalam labolatorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja, Resiko ini dapat
disebabkan karena faktor ketidaksengajaan , sehingga menjadi sangat penting untuk
mengetahui alat dan bahan praktikum. Pengenalan alat dan bahan yang dipakai saat
praktikum meliputi macam-macam alat dan bahan dengan memahami fungsi serta cara
kerja alat dan bahan tersebut. Setiap alat dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya karena mempunyai fungsi yang spesifik (Chang,2005).
Larutan adalah campuran dengan dua zat atau lebih yang membentuk satu macam
fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah. Larutan
homogen adalah larutan yang jika dicampurkan dengan pelarut akan terlarut dan menyatu
menjadi satu larutan ,sedangkan larutan heterogen adalah larutan yang jika dicampurkan
dengan air maka tidak akan menyatu. Ada dua komponen yang berhubungan dengan
larutan yaitu zat pelarut dan zat terlarut. Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media
untuk melarutkan media lain. Zat terlarut adalah komponen dari larutan yang memiliki
jumlah larutan untuk menyatukan banyaknya zat terlarut dan terlarut dikenal dengan
istilah konsentrasi (Chang,2004).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara pengenalan alat labolatorium dan pembuatan larutan
yaitu sebagai berikut:
1. Pengelan alat laboratorium sesuai dengan nama dan fungsinya.
2. Pembuatan larutan dari padatan kristal
3. Pembuatan larutan denga metode pengenceran larutan induk
4. Pembuatan larutan dengan pengenceran larutan pekat
2. MATERI DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada acara praktikum pengenalan alat labolatorium dan
pembuatan larutan yaitu sebagai berikut:
1. Batang pengaduk
2. Spatula
3. Neraca digital
4. Kaca arloji
5. Gelas ukur
6. Labu takar 200 ml dan 250 ml
7. Botol semprot
8. Lemari asam
9. Botol reagen
10.Kertas label
11.Tisu
12.Rubber bulb
13.Tabung erlenmeyer
14.Pipet volume
15.Gelas beker
16.Pipet ukur
17. Tang penjepit
18.Cawan petri
2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada acara praktikum pengenalan alat labolatorium dan
pembuatan larutan yaitu sebagai berikut:
1. Padatan NaOH
2. HCl 10%
3. aquadest
2.2 Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan dalam acara praktikum acara 1 pengenalan alat
labolatorium dan pembuatan alat yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Pengenalan Alat Laboratorium
1. Praktikan diberikan alat sesuai dengan list alat.
2. Asisten praktikum menjelaskan nama dan kegunaan alat sesuai ketentuannya.
3. Praktikan memperhatikan penjelasan dan mencatat penjelasan asisten.
2.2.2 Pembuatan Larutan NaOH 2 N
1. Massa NaOH yang dibutuhkan ditentukan dengan rumus
gr
N= ×a
BM . V
2. Padatan NaOH ditimbang dengan neraca analitik
3. Padatan NaOH dimasukan ke dalam gelas beker
4. Kaca arloji dibilas dengan aquades
5. Aquades ditambahkan sebanyak 25 mL ke dalam gelas beker
6. Padatan NaOH diaduk hingga larut di dalam aquades
7. Larutan NaOH dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
8. Aquades ditambahkan hingga mencapai tanda tera
9. Larutan NaOH 2N dihomogenkan-dimasukkan ke dalam botol reagen
10. Botol reagen diberi label nama
11. Botol reagen disimpan dalam lemari asam
2.2.3 Pembuatan Larutan NaOH 1 N
1. Massa NaOH yang dibutuhkan ditentukan dengan rumus
gr
N= ×a
BM . V
2. Padatan NaOH ditimbang dengan neraca analitik
3. Padatan NaOH dimasukan ke dalam gelas beker
4. Kaca arloji dibilas dengan aquades
5. Aquades ditambahkan sebanyak 25 mL ke dalam gelas beker
6. Padatan NaOH diaduk hingga larut di dalam aquades
7. Larutan NaOH dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
8. Aquades ditambahkan hingga mencapai tanda tera
9. Larutan NaOH 1N dihomogenkan-dimasukkan ke dalam botol reagen
10. Botol reagen diberi label nama
11. Botol reagen disimpan dalam lemari asam
2.2.4 Pembuatan Larutan HCl 0,1 M dari HCl 10%
1. Molaritas HCl 10% dihitung dengan rumus:
% × ρ ×10
M=
BM
2. Volume HCl 10% ditentukan dengan rumus pengenceran M1 x V1 = M2 x V2
3. Larutan aquades ditambahkan ke dalam gelas beker
4. Aquades ditambahakan ke dalam labu ukur 100 ml
5. Bulp dipasang pada pipet ukur
6. Larutan HCl 10% dipipet sebanyak volume hasil perhitungan dengan pipet ukur
7. HCl dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
8. Aquades ditambahakan hingga mencapai batas tanda tera
9. Dihomogenkan
10. Larutan HCl 0,1 M dimasukkan ke dalam botol reagen
11. Botol reagen diberi label nama
12. Botol reagen disimpan dalam lemari asam
2.2.5 Pembuatan Larutan HCl 0,05 M dari HCl 0,1 M
1. Larutan aquades ditambahkan ke dalam gelas beker
2. Aquades ditambahakan ke dalam labu ukur 100 ml
3. Bulp dipasang pada pipet ukur
4. Larutan HCl 0,1 M dipipet sebanyak X mL (tentukan X)
5. HCl dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL
6. Aquades ditambahakan hingga mencapai batas tanda tera
7. Dihomogenkan
8. Larutan HCl 0,05 M dimasukkan ke dalam botol reagen
9. Botol reagen diberi label nama
10. Botol reagen disimpan dalam lemari asam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Hasil Pengenalan Alat Labolatorium
Hasil dari praktikum pengenalan alat labolatorium yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Alat Labolatorium
No Alat Gambar Fungsi
1. Batang Untuk membantu dekantasi
pengaduk larutan, menginduksi
kristalisasi dan memecahkan
Gambar 1. Batang emulsi pada suatu ekstraksi.
pengaduk
2. Spatula Untuk pengambilan bahan
dengan jumlah yang sedikit
dan berukuran kecil.
Gambar 2. Spatula
3. Neraca digital Menimbang bahan yang
akan digunakan

Gambar 3. Neraca
digital
4. Kaca arloji Tempat menimbang bahan
kimia berupa pasta, padatan
Gambar 4. Kaca arloji atau bubuk.
5. Gelas ukur Alat ukur volume, untuk
sampel bahan cair dengan
ketelitian rendah.

Gambar 5. Gelas ukur


6. Labu takar Membuat suatu larutan
dengan volume yang
diketahui secara teliti dan
mengencerkan larutan
Gambar 6. Labu takar
sampai volume tertentu
dengan ketelitian yang
tinggi.
7. Botol reagen Tempat penyimpanan bahan
kimia berbentuk
cairan/larutan yang peka
Gambar 7. Botol reagen terhadap cahaya.
8. Rubber bulp Alat untuk menyedot larutan
yang dapat dipasang pada
pangkal pipet ukur.
Gambar 8. Rubber bulp
9. Tabung Untuk menjadi wadah dari
erlenmeyer bahan kimia cair.
Gambar 9. Tabung
erlemenyer
10. Pipet volume Untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dan
dengan tingkat ketelitian
Gambar 10. Pipet
yang tinggi, sesuai dengan
volume
label pada bagian yang
menggelembung.
11. Pipet ukur Mengambil larutan dan
mengukur volume larutan
Gambar 11. Pipet ukur pada berbagai skala / ukuran
dengan ketelitian tinggi.
12. Gelas beker Sebagai tempat mereaksikan
bahan, tempat menampung
bahan kimia berupa larutan,
Gambar 12. Gelas beker padatan, pasta ataupun
tepung, tempat melarutkan
bahan dan tempat
memanaskan bahan.
13. Tang penjepit Untuk mengambil atau
memindahkan tabung reaksi
dari satu tempat ke tempat
Gambar 13. Tang lain.
penjepit
14. Cawan petri Untuk mengembangbiakkan
sel atau mikroorganisme.

Gambar 14. Cawan


petri

3.1.2 Hasil Pembuatan Larutan


Hasil dari praktikum pembuatan larutan HCI dan NaOH yaitu sebagai
berikut:
• HCI 0,1 M
% × ρ ×10
M=
BM
10 % ×1 , 19 ×10
M=
36 ,5
10 % ×11, 9
¿
36 , 5
¿ 3 , 26 →3 M
• NaOH I N
gr
N= ×a
BM . V
massa 1000
N= ×
BM V (ml)
massa 1000
N= ×
40 100
massa
1= ×10
40
massa
1=
4
massa=4 gr .
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pembahasan Pengenalan Alat Labolatorium
Pengenalan alat dan bahan laboratorium adalah untuk membuat praktikan
mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium. Oleh karena itu
fungsi dari tiap-tiap alat dijelaskan agar praktikan dapat memahami secara
jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai .Setiap alat memiliki
nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut ,prinsip kerja atau proses
yang berlangsung ketika akan digunakan.Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Alat yang digunakan dan ketelitian praktikan
dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikan
(Subroto,2016). Alat-alat laboratorium terbuat dari kaca karena kaca tidak
mempengaruhi sample atau bahan kimia yang terkandung dalam wadah
laboratorium. Selain itu, kaca juga tahan terhadap sebagian besar reaksi
kimia dan alat laboratorium harus sering dibersihkan agar peralatan
laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak, misalnya debu
dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.

3.2.2 Pembahasan Pembuatan Larutan


Larutan dapat diartikan sebagai suatu campuran homogen yang terdiri
atas dua zat atau lebih ,yaitu zat terlarut dan zat pelarutnya.Zat pelarut
biasanya memiliki jumlah terbanyak dibandingkan zat terlarut yang
jumlahnya lebih sedikit. Larutan sangat erat kaitannya dengan
konsentrai. Konsentrasi adalah banyaknya zat-zat terlarut yang larut
dalam suatu pelarut atau larutan jika konsentrasinya tinggi biasanya
larutan akan terbentuk larutan pekat ,sebaliknya jika konsentrasinya
rendah larutan akan terbentuk larutan encer.Larutan HCl adalah larutan
asam klorida dalam air. HCI adalah salah satu asam kuat yang sangat
reaktif dan larut dengan baik dalam air. Menghirup uap dari larutan
HCL yang kuat atau kontak kulit dengan larutan dapat berpotensi
membahayakan kesehatan. Sedangkan larutan NaOH adalah larutan
yang mengandung natrium hidroksida dalam air.Larutan HCl memiliki
sifat fisik dan sifat kimia .Sifat fisik dari HCI adalah berbentuk
cair ,berwarna kuning-kuningan atau keruh dan sifat kimia HCL adalah
mudah menguap, berbau menyengat,dan beracun jika dihirup. Selain
larutan HCl ,larutan NaOH juga memiliki sifat fisik dan sifat kimia.
Sifat fisik dari NAOH berbentuk padatan kristal ,berwarna putih dan
sifat kimia dari NAOH adalah mudah larut dalam air dan etanol sangat
basa mudah tenoisasi.(Haryono,2019)
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat kita simpulkan yaitu pengenalan alat
dan bahan laboratorium sangat penting karena untuk mengetahui fungsi atau
kegunaan alat-alat laboratorium, dengan mengetahui cara kerja dan fungsi dari
alat-alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna .
Perbedaan pembuatan dari bahan padat NaOH dan cair HCI diantaranya yaitu
cara penangkaran NaOH menggunakan neraca neraca analitik, sedangkan HCI
menggunakan pipet tetes .Faktor yang mempengaruhi konsentrasi larutan yaitu
kadar zat terlarut ,jenis zat terlarut, dan volume zat terlarut dalam pelarut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Gambar 15. Larutan NaOH 1N dan Larutan HCI 0,01M


ACARA PRAKTIKUM 2
ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau polihidroksil keton atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa bila dihidrolisis. Istilah
karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus
(CH2O) n yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrasi oleh n molekul air. Karbohidrat terbagi menjadi tiga kelompok
utama, gula, oligosakarida( rantai pendek karbohidrat) dan polisakarida.
Gula meliputi monosakarida, disakarida, polisakarida( alkohol gula).
Oligosakarida yang baik adalah malto- oligosakarida, terutama terjadi dari
hidrolisis Pati dan non glukan seperti ravinosa dan galaktosida, frukto dan
galakto oligosakarida lainnya .Polisakarida dapat dibagi menjadi Pati dan
non Pati polisakarida, komponen utama polisakarida adalah polisakarida
dinding sel tanaman seperti selulosa ,hemiselulosa, dan pektin(Chumming
dan Stephen,2007).
Analisis kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas reaksi-reaksi
warna yang dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam
asam-asam kuat dengan berbagai senyawa organik. Beberapa analisis
kualitatif karbohidrat yang sering dilakukan adalah uji molis, uji
seliwanof, uji barfoed, dan uji moore. Uji barfoed digunakan untuk
membedakan disakarida pereduksi dengan monosakarida produksi pada
tetes tebu. Uji barfoed mengandung kupri asetat yang dilarutkan dalam
aquades dan ditambahkan dengan asam laktat. Pereaksi barfoed dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida
daripada disakarida dan menghasilkan CU2O berwarna merah bata.
(Bintang,2010)
Uji moore adalah uji karbohidrat yang digunakan untuk mengetahui
adanya gugus . Uji moore menggunakan NaOH yang berfungsi sebagai
sumber ion yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk
Aldol aldehid yang berwarna kekuningan. Uji moore juga dilakukan untuk
mengetahui adanya gugus alkali dengan reaksi NaOH sebagai sumber ion
OH akan berhubungan dengan rantai aldehid dan membentuk aldehid
dengan cabang gugus alkanol(Stryer,1996).
1.2 Tujuan
Tujuan dari acara praktikum analisis kualitatif karbohidrat yaitu sebagai
berikut:
1. Mengetahui perbedaan karakteristik golongan karbohidrat
monosakarida, disakarida, dan polisakarida saat direaksikan dengan
reagen barfoed (cupri asetat), dengan mengontrol pH dan waktu
pemanasan.
2. Mengetahui adanya karbohidrat dengan aldehid atau keton bebas.
3. Mengetahui munculnya reaksi karamelisasi.
2. MATERI DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Tes Barfoed
a. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum uji barfoed yaitu
sebagai berikut:
1. Reagen barfoed:
cupri asetat 13,3 gram
asam asetat 96% 1ml
aquades 200 ml
2. Golongan karbohidrat:
glukosa 1% maltosa 1% laktosa 1%
sukrosa 1% fruktosa 1% amilum 1%

b. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum uji barfoed yaitu sebagai
berikut:
1. Pipet ukur
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Gelas beker
5. Penjepit tabung
6. Waterbath

2.1.2 Tea Moore


a. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum uji moore yaitu sebagai
berikut:
1. Pipet ukur
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Gelas beker
5. Penjepit tabung
6. Waterbath
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum uji moore yaitu sebagai
berikut:
1. Reagen moore:
Natrium Hidroksida 10%
Hdrogen peroksida 3%
2. Golongan karbohidrat:
glukosa 1% maltosa 1% laktosa 1%
sukrosa 1% fruktosa 1% amilum 1
2.2 Prosedur Kerja
Prosedur yang dilakukan dalam praktikum acara 2 analisis kualitatif
karbohidrat yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Tes Barfoed
1. 2,5 ml reagen barfoed dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. 0,5 ml larutan bahan (karbohidrat) ditambahkan dan dikocok
3. Reagen dipanaskan di dalam waterbath dengan suhu 100 derajat
celcius selama 5 menit
4. Amati perubahan yang terjadi
2.2.2 Tes Moore
1. Bahan-bahan berikut dimasukkan kedalam tabung reaksi

Tabel 2. Bahan Uji Moore

Tabung I Tabung II Tabung III


NaOH 10% 3 ml 3 ml 3 ml
Lar.Karbohidrat1% Sukrose Glukosa Fruktosa
3 ml 3 ml 3 ml
H2O2 3 1 ml 1 ml 1 ml
2. Kemudian dicampur dan dipanaskan dalam waterbath suhu
1000C selama 5 menit
3. warna dan bau yang timbul diperhatikan
4. Dicatat perbedaan yang terlihat pada ketiga tabung
5. Ulangi untuk jenis karbohidrat lainnya

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Hasil Uji Barfoed
Hasil dari praktikum analisis kualitatif karbohidrat uji barfoed yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3. Uji Barfoed
No Bahan Jenis Warna Warna Sesudah Endapan
Sebelum
1. Glukosa 0,04M Monosakarida Bening Biru kehijauan Merah bata
2. Amilum 1% Polisakarida Bening Biru kehijauan Merah bata
3. Glukosa 0,01M Monosakarida Kuning muda Biru kehijauan Kuning
4. Laktosa 0,03M Disakarida Kuning Biru kehijauan Merah bata
5. Fruktosa 0,04M Monosakarida Bening Biru Merah bata

3.1.2 Hasil Uji Moore


Hasil dari praktikum analisis kualitatif karbohidrat uji moore yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. Uji Moore
No Bahan Warna Dicampur Dicampur Gelembung Bau
Sebelum H2O2 NaOH
1. Amilum 1% Kuning Bening Kuning +++ ++
2. Glukosa 0,04M Oren Oren pudar Kuning ++++ ++++
3. Glukosa 0,01M Kuning Kuning pudar Kuning + +++
4. Laktosa 0,01M Kuning Kuning pudar Kuning +++++ +
5. Fruktosa0,01M Bening Bening Kuning ++ +

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pembahasan Uji Barfoed
Uji barfoed dalam praktikum acara kualitatif karbohidrat menghasilkan perubahan
warna larutan dari sebelum dicampurkan dan setelah dicampurkan dengan pelarut.Setelah
dipanaskan terdapat endapan dalam larutan tersebut. Uji barfoed dilakukan untuk
mengidentifikasi monosakarida dalam larutan dan mengontrol ph. Waktu pemanasan uji
barfoed mengandung kupri asetat yang dilarutkan dalam aquades dan ditambahkan dengan
asam laktat.Pereaksi dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi
monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan CU20 berwarna merah bata
(Bintang,2010). Amilum 1% merupakan jenis monosakarida, warna sebelum dipanaskan
yaitu warna bening dan sesudah dipanaskan berwarna biru kehijauan untuk endapan berwarna
merah bata. Glukosa merupakan jenis monosakarida, warna sebelum dipanaskan untuk
glukosa 0,01 M berwarna kuning muda untuk glukosa 0, 04 M berwarna bening akan tetapi
keduanya setelah dipanaskan warna sama menjadi biru kehijauan, untuk endapan berwarna
merah bata. Laktosa merupakan jenis disakarida ,warna sebelum dipanaskan berwarna
kuning kemudian setelah dipanaskan berwarna biru kehijauan ,untuk endapan warna merah
bata. Fruktosa 0,04M merupakan jenis monosakarida ,untuk warna sebelum dipanaskan
berwarna bening kemudian sesudah dipanaskan berwarna biru kehijauan dan untuk endapan
berwarna merah bata.
3.2.2 Pembahasan Uji Moore
Uji moore dalam praktikum materi kualitatif karbohidrat menghasilkan perubahan warna
setelah dicampur dengan larutan H202 dan setelah dipanaskan ,serta terdapat gelembung-
gelembung. Semua bahan setelah dipanaskan menghasilkan warna yang sama yaitu berwarna
kuning. Warna amilum 1% sebelum dicampur dengan H202 yaitu berwarna kuning
kemudian setelah dicampur berubah warna bening dan memiliki gelembung lumayan banyak.
Warna glukosa 0,04 M sebelum dicampur H202 berwarna orange kemudian setelah dicampur
berwarna orange pudar , untuk gelembung juga banyak.Warna glukosa 0,01 m berwarna
kuning kemudian setelah dicampur H202 menjadi warna kuning pudar , untuk gelembung
sangat sedikit.Warna laktosa 0,01 m berwarna kuning kemudian setelah dicampur H202
berwarna bening dan memiliki gelembung yang banyak. fruktosa 0,01 m memiliki warna
bening kemudian setelah dicampurkan H2O2 berwarna bening dan memiliki gelembung
sedikit.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapat pada uji barfoed glukosa dan fruktosa merupakan
jenis monosakarida, amilum merupakan jenis polisakarida, dan laktosa merupakan jenis
disakarida.Untuk hasil positif yaitu glukosa,amilum,laktosa,dan fruktosa karena
menunjukkan endapan berwarna merah bata.Untuk uji moore amilum, glukosa, laktosa,
fruktosa menghasilkan positif.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Gambar 16. Hasil Uji Barfoed

Gambar 17. Hasil Uji Moore

Anda mungkin juga menyukai