Anda di halaman 1dari 24

KIMIA PERTANIAN

Oleh:

MUHAMMAD ANDREANI
NIM 2210513310005
Kelompok 4

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN

Latar belakang

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat


melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya
dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara
penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur
pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat
melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengenal bermacam-macam


alat dan bahan kimia yang sering dipakai dalam analis atau percobaan serta
penggunaannya.
TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratium


bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat
laboratorium, oleh karena itu, fungsi dari pada tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang
berlangsungketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali
berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer,
dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi
tambahan “graph” seperti thermograph, barograph. Dari uraian tersebut, tersirat
bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau
menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan
peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan
(Moningka, 2008). Pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk membuat
praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu,
fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan
dapatmemahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai.
BAHAN DAN MOTEDE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Akuades
2. HCI Larutan
3. NaOH serbuk
4. CaCO3 serbuk

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Labu Takar
2. Gelas Ukur
3. Gelas Beker
4. Pengaduk Gelas
5. Botol Pencuci
6. Corong
7. Erlenmeyer
8. Tabumg Reaksi
9. Rak Tabung Reaksi
10. Kawat kasa
11. Penjepit
12. Spatula
13. Kertas Lakmus
14. Gelas Arloji
15. Cawan Porselein
16. Pipet Tetes
17. Sikat
18. Pipet Ukur
19. Pipet Gondok
20. Buret

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada ... di Laboratorium Kimia dan Fisika


Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai


berikut:

a.Penimbangan dan Pembuatan Larutan

1. Mengambil gelas arloji, kemudian memasukkan ke dalam neraca


analitis.
2. Mengalibrasi gelas arloji.

3. Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan ke atas gelas arloji


sedikit demi sedikit hingga mencapai 3 g.
4. Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu
memasukkan ke gelas beker.
5. Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk
menggunakan pengaduk.
6. Mengamati endapan yang terjadi.

a. Penyaringan

1. Mengambil kertas saring.


2. Melipat kertas saring menjadi ¼ bagian, kemudian melipat lagi hingga
2-3 lipatan.

3. Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong


dengan membasahinya dengan menggunakan Akuades.
4. Meletakkan corong yang telah ditempeli kertas corong diatas gelas
piala.

5. Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.

6. Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan


memutar pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam
gelas beker habis.

b. Pengenceran

Pengenceran larutan HCl

1. Mengambil 5 ml HCl dengan menggunakan pipet gondok berukuran


5ml.

2. Memasukkan 5 ml HCl ke labu ukur berukuran 100ml.

3. Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5ml HCl hingga
miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100ml pada labu ukur.
4. Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentar

Pengenceran larutan NaOH

1. Mengambil padatan NaOH 8 g.


2. Memasukkan padatan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100ml.
3. Memasukkan Akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisi padatan
NaOH sampai keduanya tercampur.
4. Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi
larutan NaOH 100ml 2 M
c. Titrasi

1. Memasang buret pada statip.


2. Meletakkan labu Erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang
statip.
3. Memasukkan Akuades ke dalam buret hingga volumenya sedikit lebih
banyak diatas angka nol.
4. Mengeluarkan Akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi
dan sampai permukaan Akuades sejajar angka nol.
5. Memasukkan Akuades pada Erlenmeyer kemudian goyangkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Alat-alat laboratorium

No Nama dan Gambar Fungsi dan Cara Pemakaian


1. Nama: Labu Takar Fungsi: Digunakan untuk menakar
volume zat kimia dalam bentuk
Gambar:
cair pada proses reparasi larutan.
Alat ini tersedia berbagai macam
ukuran.

Cara Pemakaian:
1. Siapkan larutan yang akan
diencerkan ke dalam labu ukur.
2. Pipet larutan awal sesuai
dengan
volume yang sudah dihitung dan
masukkan ke dalam labu ukur
(volume larutan awal yang
dimasukkan tidak akan terisi
penuh dalam labu ukur).
2. Nama: Gelas Ukur Fungsi: Digunakan untuk

Gambar: mengukur volume zat kimia dalam


bentuk cair. Alat ini mempunyai
skala, tersedia bermacam-macam
ukuran. Tidak boleh digunakan
untuk mengukur larutan/pelarut
dalam kondisi panas. Perhatikan
miniskus pada saat pembacaan
skala.

Cara Pemakaian: gelas ukur


dipegang dengan tangan dan ibu
jari menuju batas volume yang di
kehendaki. Gelas ukur diangkat
sehingga batas volume setinggi
mata dan cairan dituangkan
sampai
batas volume.
3. Nama: Gelas Beker Fungsi: Alat ini bukan alat
pengukur (walaupun terdapat
Gambar:
skala, namun galatnya cukup
besar). Digunakan untuk tempat
larutan dan dapat juga untuk
memanaskan larutan kimia.
Untuk menguapkan solven/pelarut
atau untuk memekatkan.

Cara Pemakaian: Tuang cairan ke


dalam gelas; tuangkan perlahan
untuk menghindari percikan
cairan. Gunakan garis pengukur
pada gelas kimia untuk
memperkirakan volume cairan
dalam gelas kimia. Aduk cairan di
dalam gelas dengan sendok atau
pengaduk. Pusatkan gelas kimia di
atas kompor atau di atas api
terbuka untuk memanaskan cairan,
jika perlu; jangan mengisi gelas
lebih dari 1/3 saat memanaskan
dan selalu gunakan penjepit
pengaman saat Anda
menggunakan gelas kimia panas.
Tuangkan cairan keluar dari gelas
dengan menggunakan cerat di
bibir sekitar bagian atas gelas.
4. Nama: Pengaduk gelas Fungsi: Digunakan untuk

Gambar: mengaduk suatu campuran atau


Larutan kimia pada waktu
melakukan reaksi kmia.
Digunakan juga untuk menolong
Pada waktu menuangkan/
Mendekantir cairan dalam
proses penyaringan.

Cara Pemakaian: memotong


batang pengaduk yang terlalu
panjang dan memoles kedua
ujungnya. Ketika basah, bersihkan
setiap pemakaian agar tidak
mengkontaminasi larutan
berikutnya. Ketika telah selesai,
letakkan batang pengaduk di
dalam beaker yang berisi air
suling dan aduk.
5. Nama: Botol Pencuci Fungsi: Bahan terbuat dari plastik.
Merupakan botol tempat akuades,
Gambar:
yang digunakan untuk mencuci,
atau membantu pada saat
pengenceran.

Cara Pemakaian: menekan atau


meremas botol ini hingga larutan
yang ada di dalam botol keluar.
Wash bottle dapat membersihkan
dinding bagian dalam peralatan
gelas laboratorium seperti tabung
reaksi, gelas beker dan lain-lain.
6. Nama: Corong Fungsi: Biasanya terbuat dari
gelas namun ada juga yang terbuat
Gambar:
dari plastik. Digunakan untuk
menolong pada saat memasukkan
cairan ke dalam suatu wadah
dengan mulut sempit, seperti:
botol, labu ukur, buret dan
sebagainya.

Cara Pemakaian: mengambil


corong sesuai ukuran wadah yang
digunakan agar air tidak
melimpah. Kemudian tuangkan
larutan
dengan hati-hati kemudian angkat
corong perlahan.
7. Nama: Erlenmeyer Fungsi: Alat ini bukan alat
pengukur, walaupun terdapat skala
Gambar:
pada alat gelas tersebut (galat
cukup besar). Digunakan untuk
tempat zat yang akan dititrasi.
Kadang-kadang boleh juga
digunakan untuk memanaskan
larutan.

Cara Pemakaian:

8. Nama: Tabung Reaksi Fungsi: Terbuat dari gelas. Dapat


dipanaskan. Digunakan untuk
Gambar:
mereaksikan zat zat kimia dalam
jumlah sedikit.

Cara Pemakaian: Pegang leher


1. erlenmeyer, masukkan larutan
yang akan dititrasi.
2. Diguncangkan dengan perlahan
- lahan dan hati-hati serta lihat
perubahan warna yang terjadi.
9. Nama: Rak Tabung Reaksi Fungsi: Rak terbuat dari kayu atau
logam. Digunakan sebagai tempat
Gambar:
meletakkan tabung reaksi.

Cara Pemakaian: mengisi air ke


dalam sebuah gelas beker.
Kemudian diletakkan terbalik. Air
yang ada di dalamnya berguna
untuk menangkap ga. Untuk
menjaga keamanan proses
penelitian, tabung reaksi yang
digunakan biasanya disimpan di
dalam rak khusus, tang, dan klem.
10. Nama: Kawat Kasa Fungsi: Terbuat dari bahan logam
dan digunakan untuk alas saat
Gambar:
memanaskan alat gelas dengan
alat pemanas/kompor listrik.

Cara Pemakaian: Penggunaan


kawat kasa hanya diletakkan pada
bagian atas kaki tiga yang sudah
berdiri diatas spiritus. Kemudian,
letakkan wadah atau gelas kimia
untuk melakukan proses
pemanasan.
11. Nama: Penjepit Fungsi: Penjepit logam, digunakan
untuk menjepit tabung reaksi pada
Gambar:
saat pemanasan, atau untuk
membantu mengambil kertas
saring atau benda lain pada
kondisipanas.

Cara Pemakaian:
1. Pastikan siapkan tabung reaksi
yang hendak digunakan penjepit.
2. Jika tabung reaksi dalam
kondisi panas, gunakan alat
penjepit kayu dengan hati-hati.
3. Pegang dengan satu tangan,
buka sedikit bagian tengahnya,
kemudian jepit tabung reaksi.
Lalu, sudah.
12. Nama: Spatula Fungsi: Terbuat dari bahan logam
dan digunakan untuk alat bantu
Gambar:
mengambil bahan padat atau
kristal.

Cara Pemakaian:Lakukan
pemindahan bahan dari satu ke
tempat lain dengan spatula ini.

13. Nama: Kertas Lakmus Fungsi: Merupakan indikator

Gambar: berbentuk kertas lembaran-


lembaran kecil, berwarna merah
dan biru. Indikator yang lain ada
yang berbentuk cair misal
indikator Fenolftalein (PP), Metil
Jingga (MO) dan sebagainya.
Merupakan alat untuk mengukur
atau mengetahui tingkat keasaman
(pH) larutan.

Cara Pemakaian:
1. Masukkan masing-masing
cairan yang sudah disiapkan ke
dalam tabung reaksi
2. Setelah itu, celupkan
sepotong kertas lakmus merah dan
biru secara bersamaan ke dalam
masing-masing cairan
3. Amati perubahan warna
pada kertas lakmus warna merah
dan biru, apakah warnanya
berubah atau tidak
4. Lakukan cara tersebut ke
setiap masing-masing larutan
cairan sehingga bisa menentukan
cairan mana yang bersifat asam,
basa, atau netral.
14. Nama: Gelas Arloji Fungsi: Terbuat dari gelas.
Digunakan untuk tempat zat yang
Gambar:
akan ditimbang.

Cara Pemakaian: pastikan tangan


dan kaca arloji sudah dalam
keadaan bersih. Selanjutnya, ambil
bahan yang hendak dilakukan
penimbanan dengan menggunakan
spatula secara berhati-hati.
Kemudian, taruh sampel di atas
kaca arloji.
15. Nama: Cawan Porselein Fungsi: Alat ini digunakan untuk
wadah suatu zat yang akan
Gambar:
diuapkan dengan pemanasan.

Cara Pemakaian:
1. Pastikan cawan sudah
dalam keadaan bersih.
2. Kemudian masukkan
sampel yang akan dilakukan
pemanasan ke dalam cawan
dengan berhati-hati.
3. Pemanasan dapat
dilakukan di nyala api bunsen
ataupun dengan waterbath.
4. Jika sudah, sebaiknya
jangan langsung mengambil
cawan
dengan tangan kosong.
16. Nama: Pipit Tetes Fungsi: Digunakan untuk

Gambar: mengambil bahan berbentuk

larutan dalam jumlah yang kecil.

Cara Pemakaian:
1. Tekan bagian ujung atas pipet
tetes dan masukkan bagian ujung
bawah pipet tetes ke dalam
cairan / larutan yang ingin
diambil.
2. Untuk menarik cairan / larutan
yang ada di dalam wadah,
lepaskan bagian ujung atas yang
ditekan tadi secara perlahan-lahan.
3. Untuk mengeluarkan cairan
yang berada di dalam pipet, tekan
bagian ujung atas secara perlahan-
lahan.
17. Nama: Sikat Fungsi: Sikat dipergunakan untuk

Gambar: membersihkan (mencuci) tabung.

Cara Pemakaian: Siapkan alat alat


gelas yang akan dibersihkan.
Basahi alat alat gelas atau tabung
reaksi dengan air mengalir.
Masukkan sabun ke dalam tabung
reaksi. masukkan sikat tabung ke
dalam tabung reaksi, lalu
bersihkan tabung atau alat gelas
dengan cara menggosok dan
dengan gerakan memutar.
18. Nama: Pipet Ukur Fungsi: Adalah alat yang terbuat
dari gelas. Pipet ini memiliki
Gambar:
skala. Digunakan
untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu.
Gunakan propipet atau pipet
pump untuk menyedot larutan,
jangan dihisap dengan mulut.

Cara Pemakaian:
1.Pasang rubber bulb ke pipet
ukur.
2. Sedot cairan yang
dibutuhkan ke dalam pipet ukur
dengan dibantu filler hingga
memiliki volume yang diinginkan.
3. Keluarkan cairan dengan
mengikuti skala yang tersedia.
4. Samakan tekanan filler dengan
udara sekitar.
19. Nama: Pipet Gondok Fungsi: Pipet digunakan untuk
mengambil larutan dengan volume
Gambar:
tepat sesuai dengan label yang
tertera pada bagian yang
menggelembung (gondok) pada
bagian tengah pipet.
Gunakan propipet atau pipet pump
untuk menyedot larutan.

Cara Pemakaian: Pertama bagian


bola karet yang ada diatas pipet
tetes dipencet dan tahan kemudian
dimasukkan ke dalam cairan. Saat
pipet dimasukkan bola karet
dipencet lalu lepaskan dan angkat
pipet dari cairan lalu pindahkan ke
wadah lain.
20. Nama: Buret Fungsi: Terbuat dari gelas.
Digunakan untuk melakukan
Gambar:
titrasi. Zat yang digunakan untuk
menitrasi (titran) ditempatkan
dalam buret, dan dikeluarkan
sedikit demi sedikit melalui kran.
Volume dari zat yang dipakai
dapat dilihat pada skala.
Cara Pemakaian:
1. Periksa kran buret, kran harus
mudah diputar dan tidak bocor.
Bila kran sukar diputar atau bocor,
lepaskan kran tersebut dan
olesilah permukaannya dengan
vaselin.
2. Bilaslah buret dengan larutan
yang akan dipakai untuk titrasi,
kemudian isi buret dengan larutan
yang sama sampai diatas titik nol.
3. Alirkan larutan dengan
membuka kran dan usahakan
kolom pipa dibawah kran terisi l
arutan ( tidak terdapat gelembung
udara ).
4. Atur tinggi cairan sampai
meniskusnya tepat pada angka nol
atau angka lain dan catatlah angka
mula - mula ini.
5. Mulailah titrasi, tangan kiri
memegang kran sambil
memutarnya dan tangan kanan
memegang labu erlenmeyer yang
berisi cairan yang akan dititrasi.
Selama titrasi labu erlenmeyer
digoyang - goyang dengan
gerakan berputar agar larutan yang
menetes dari buret segera
bercampur. Demikian seterusnya
sampai titik akhir dicapai
( ditandai dengan adanya
perubahan warna )

Pembahasan

Dari hasil diatas dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai
macam alat, berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-
alat yang ada dilaboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat
untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia
ini. Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada
analisakuantitatif, yaitu Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang
tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari
Eburet, labu takar, pipet. sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat


diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan agar praktikan
mengetahui alat-alat dan kegunaannya yang ada di Laboratium.
2. Penggunaan alat dan bahan kimia harus digunakan sebagaimana mestinya.
3. Kehati & hatian dalam menggunakan bahan kimia perlu diperhatikan karena
setiap bahan kimia mempunyai tanda bahaya yang dapat mengancam
keselamatan praktikan.

Saran
1. Praktikan lebih memerhatikan apa yang disampaikan oleh asisten saat asisten
memberikan arahan.
2. Asisten lebih mengkondusifkan praktikan yang sekiranya mengganggu
jalannya praktikum.
3. Lebih diperhatikan dan dirawat lagi alat dan bahannya, agar saat praktikum
bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada kekurangan.
4. Semoga dalam praktikum selanjutnya dapat terus menambah ilmu bagi
praktikan maupun asisten.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa:
Indra Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
2. Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New
York: John Wiley & Sons.
3. Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory
Students. 4th Ed.New York : Academic Press, Inc
4. Ginting, Tjurmin, 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I.Fakultas
Pertanian.
5. Imamkhasani, 2000. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai