Anda di halaman 1dari 81

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya

kegiatan pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.

Infrastruktur laboratorium kimia dapat dipahami sebagai 3 sarana dan prasarana

yang terdapat di dalam laboratorium kimia yang akan mendukung segala kegiatan

operasional laboratorium kimia. Keberadaan infrastruktur yang lengkap tentu

tidak akan dapat dimanfaatkan secara maksimal apabila tidak didukung oleh unsur

penunjang lain, seperti: organisasi laboratorium, peraturan, tata ruang,

kelengkapan peralatan keamanan, dan keselamatan kerja, sumber daya manusia,

serta administrasi laboratorium yang tertata. Salah satu faktor yang berpengaruh

dalam kegiatan praktikum kimia adalah infrastruktur dan unsur penunjang yang

ada (pengelola, buku sumber, alat dan bahan kimia). Ini berarti bahwa

kelengkapan infrastruktur dan unsur penunjang laboratorium kimia di sekolah

dengan sendirinya merupakan suatu alat bantu dalam usaha pencapaian tujuan

pembelajaran. Laboratorium kimia harus dikelola sedemikian rupa sehingga dapat

mewujudkan suatu sarana yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran ilmu

kimia.

Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,

perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud. Hal yang harus diperhatikan

adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari alat dapat

1
mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih,

maka akan terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Contohnya jika pada alat – alat

tersebut masih tersisa zat – zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi

dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan

dalam pratikum.

Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang

didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan

dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan

serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum

di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam

laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat – alat dan

bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan

kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam

penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.

B. Tujuan

1. Mengenal berbagai macam alat dan bahan kimia serta kegunaannya,

2. Mengenal dan mengerti alat dan cara penimbangannya,

3. Mengenal bahan – bahan kimia, rumus molekul, sifat – sifat, bobot molekul,

dan derajat kemurniannya.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Bekerja dengan menggunakan alat – alat laboratorium tidaklah sama bekerja

menggunakan alat – alat lain. Bekerja di laboratorium atau di lapangan dengan

menggunakan peralatan laboratorium memerlukan keterampilan, kecermatan dan

ketelitian. Peralatan sangat diperlukan dalam mengumpulkan data atau informasi,

terutama data kuantitatif. Oleh sebab itu, praktikan dituntut harus mengenal setiap

peralatan yang biasa digunakan di laboratorium. Pengenalan alat secara umum

mencakup spesifikasi alat, prinsip kerja, dan kegunaan alat. Pada dasarnya alat

mempunyai nama yang menunjukkan karakteristik tersebut. (Arisworo , 2006)

Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana untuk

penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukanan pada PP Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43

ayat (1) dan ayat (2). Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan

teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya

dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan

kuantitas dan kualitas yang memadai. (Novianti, 2011)

Dalam menetapkan kandungan suatu sampel, metode yang baik haruslah

dipilih terlebih dahulu. Sisanya tinggal masalah teknik, apakah pengukuran akhir

tersebut akan dilakukan terhadap seluruh atau sebagian konstituem yang

diinginkan. Inti dari teknik kuantitatif semata – mata adalah menguji suatu sampel

dengan sejumlah manipulasi tanpa mengalami penyusutan yang tidak disengaja

dan tanpa memasukkan bahan asing. Oleh karena setiap hal berbau kebetulan

3
tidak dapat dimasukkan ke dalam suatu buku teks, maka mahasiswa harus

mengembangkan pertimbangan yang mandiri sehubungan dengan tugas

laboratoriumnnya. Dalam hal ini akal sehat plus kewaspadaan terhadap bahaya

merupakan persyaratan utama dari mahasiswa pemula. (Day dkk, 2002)

Selama tiga dasawarsa terakhir ini, bahan kimia telah banyak dibuat.

Penemuan atau pembuatan bahan kimia dilakukan di dalam pabrik atau

laboratorium kimia. Banyak bahan kimiabaru ini bersifat membahayakan sehingga

perlu penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan masalah. Bahan kimia

berbahaya tidak selalu berupa bahan kimia sintetik, karena banyak bahan kimia

alami dalam dosis tertentu yang berbahaya apabila sampai masuk ke dalam tubuh.

Bahan kimia berbahaya ini banyak terdapat di laboratorium kimia yang besar dan

lengkap, gudang pabrik kimia atau toko bahan kimia yang besar. (Sumardjo,

2009)

Alat – alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam –

macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki setiga

perselin, kasa, pemanas air. Selain itu juga digunakan alat – alat gelas. Sebelum

digunakan alat – alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat – alat

gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunaan ge;as

ukur, labu ukur, pipet ukur, dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk

gelas, Erlenmeyer, corong,kertas saring dan neraca analitik. Alat – alat ini juga

memiliki kegunaan dan fungsi masing – masing yang berguna untuk memudahkan

praktikan dalam melaksanakan pratikum. (Subroto, 2000)

4
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

Sebagian besar alat – alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang

klasik maupun instrumental dari tahap pegukuran sebagian besar terbuat dari

gelas, ada pula yang terbuat dari porselin, besi, dan karet.

Bahan kimia yang sering dipakai tersedia dalam bentuk air atau padat

dikemas dalam botol gelas yang geap. Derajat bahan kimia yang dibuat oleh

pabrik harus dicantumkan pada label botol kemasan tersebut.

B. Prosedur Kerja

1. Alat – alat yang ada di dalam laboratorium diamati

2. Kemudian, fungsi dan merek dari alat tersebut dicatat

3. Alat – alat yang ada di dalam laboratorium dikelompokkan sesuai dengan

bahan pembuatannya kemudian dimasukkan ke dalam table

4. Bahan – bahan kimia yang ada di dalam laboratorium diamati rumus

molekulnya dan derajat kemurniannya setelah itu dicatat.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Alat – Alat Laboratorium

1. Buret

Merek : Qualicolor

Kegunaan : untuk mengukur volume cairan yang akan dikeluarkan atau

dipindahkan secara akurat sesuai keinginan

Prinsip kerja : membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan

untuk menghindari galak paralaks. Bahkan ketebelan garis ukur juga

mempengaruhi pembacaan. Bagian bawah meniscus cairan harus menyentuh

bagian bawah garis ukur.

6
2. Pipet Seukuran

Merek : gold line

Kegunaan : untuk memindahkan larutan

atau zat cair dalam satu ukuran volume

tertentu

Prinsip kerja : memegang pipet secara

vertikal sehingga tanda graduasi sama

tingginya dengan mata dan ujung pipet tidak

boleh tercelup didalam cairan. Kemudian

cairan dipaskan dengan mengeluarkan cairan

secara hati-hati dengan cara sedikit dengan mengendorkan telunjuk hingga

dasar meniskus tepat mencapai tanda graduasi. Lalu alirkan isi dengan posisi

pipet tegak lurus terhadap wadah yang akan digunakan dengan ujung pipet

menempel pada bagian dalam dari wadah.

3. Pipet Tetes

Merek :-

Kegunaan : untuk memindahkan larutan

dengan cara meneteskan larutan atau zat cair

tanpa memperhatikan

Prinsip kerja : menekan bagian karet untuk

mengeluarkan udaranya terlebih dahulu

sebelum dimasukkan ke dalam zat cair. Jika

7
menekan bagian karet pada saat pipet di dalam zat cair, maka udara yang

keluar dari pipet mungkin saja bereaksi dengan zat cair yang akan diambil.

4. Volumetri Flash (Labu Ukur)

Merek : pyrex

Kegunaan : Untuk mengencerkan

larutan, unutk menampung larutan atau

zat cair dengan volume yang tepat, dan

untuk membuat larutan standar dengan

tepat dan teliti.

Prinsip kerja : memasukkan larutan

yang dibutuhkan ke dalam labu ukur.

Labu ukur memiliki ketelitian tinggi

sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.

5. Gelas Ukur

Merek : pyrex

Kegunaan : untuk mengukur volume

larutan atau zat cair dengan tepat.

Prinsip kerja : memasukkan larutan yang akan

diukur ke dalam gelas ukur

8
6. Labu Erlenmeyer

Merek : Schott Duran

Kegunaan : untuk menaampung

larutan pada saat titrasi atau menamung

larutan hasil destilasi

Prinsip kerja : letakkan mulut labu

Erlenmeyer di dekat keran buret lalu

tampung larutan tersebut di dalam labu

Erlenmeyer.

7. Labu Didih (Labu Kjeldahl)

Merek :-

Kegunaan : untuk mendidihkan

larutan

Prinsip kerja : bagian dasar labu didih

berbentuk bundar (round bottom) dan

ada juga yang rata (flat bottom). Labu

didih biasanya terbuat dari kaca tahan

panas pada suhu 120-300 ‘C.

Kemudian diletakkan di atas api

Bunsen untuk memanaskan.

9
8. Labu Destilasi

Merek : pyrex

Kagunaan : untuk melakukan proses penyulingan (destilasi)

Prinsip kerja : pemisah dua zat atau lebih yang mempunyai perbedaan

titik didih dimana terjadi pemanasan dan salah satu komponen campurannya

akan menguap setelah mencapai titik didihnya yang paling dahulu menguap

merupakan yang bersifat volatile atau larutan yang mudah menguap.

9. Kuvet (Cuvet)

Merek : pyrex

10
Kegunaan : untuk menampung larutang yag akan diukur dengan

spektrofotomer

Prinsip kerja : memasukkan larutan ke dalama ke kuvet, lalu kuvet

dimasukkan ke dalam spektrofotometer daan larutan tersebut diukur di dalam

spektofotometer

10. Eksikator atau Desikator

Merek :-

Kegunaan : untuk menyimpan bahan

atau benda agar tetapkering, terutama

untuk bahan higroskopis

Prinsip kerja : bahan diletakkan

ke dalam rak bagian atas, dan silica

gel diletakkan di bagian bawah rak

Bahan-bahan tersebut tidak akan bisa

menyerap uap air dari lingkungan.

11. Tabung Reaksi

Merek :-

Kegunaan : untuk mereaksikan suatu zat

Prinsip kerja : memasukkan zat yang aan diraksikan

ke dalam tabung reaksi kemudian direaksikan sesuai

yag dibutuhkan.

11
12. Gelas Arloji

Merek : pyrex

Kegunaan : sebagai alasuntuk

penguapan atau pengerinan zat yang

terlarut

Prinsip kerja : meletakkan zat yang

akan di keringkan, diuapkan atau

ditimbang diatas gelas arloji

13. Cawan Porselin

Merek :-

Kegunaan : untuk penguapan

atau pengeringan padatan dalam

bentuk teepunh

Prinsip kerja : larutan yang akan

dikristalisasikan dimasukkan ke

dalam cawan porselen kemudian dipanaskan di atas bunssen yang telah diberi

klawat kasa dan diberi penyangga kaki tiga.

12
14. Mortir

Merek :-

Kegunaan : untuk menghancurkan zat

dalam bentuk padatan

Prinsip kerja : menggerus zat yang ada di

dalam cawan sampai halus atau menjadi

serbuk

15. Sendok Porselin atau Spatula

Merek :-

Kegunaan : untuk mengaduk dan

mengambil bahan kimia berbentuk tepung

dan padatan

Prinsip kerja : sama seperti sendok pada

umumnya . sendok porselin

13
16. Filler

Merek :D&N

Kegunaan : untuk menyedot dan

mengeluarkan larutan yang

berbahaya

Prinsip kerja : kempekan katup

yang bersimbol A (aspirate), sedot

cairan ke atas, dengan menekan

bagian atas S (suction). Kemudian

tekap katup E untuk mengeluarkan

cairan dari pipet ukur.

17. Prop (Tutup Karet)

Merek :-

Kegunaan : untuk menutup labu

ditengah yang terdapat pada lubang untuk

memanaskan selang pada proses destilasi

atau penyaringan.

Prinsip kerja : sama seperti tutup botol

pada umumnya, letakkan di mulut labu

agar tertutup.

14
18. Statif

Merek :-

Kegunaan : untuk memegang buret

atau gelas lainnya

Prinsip kerja : letakkan statif pada

bidang datar kemudian bagian atasnya

dipasangakan klem dan penyangga buret

atau gelas lainnya

19. Oven Listrik

Merek : binder

Kegunaan : untuk

menghilangkan atau meguapkan

air

Prinsip kerja : dengan

mengubah energi listrik menjadi

eneger panas. Sehingga oven

juga disebut alat sterilisasi menggunakan udara kering bertemperatur tinggi. Oven

termasuk alat sterilisasi secara fisik karena menggunakan suhu dan tekanan.

15
Sebelumnya perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven

tersebut.

20. Waterbath

Merek :-

Keegunaan : untuk memanaskan

larutan tanpa kontak langsung ke

sumber panas

Prinsip kerja : pada saat saklar diposisi

“on” maka arus listrik dari sumber akan

member suplay listrik ke heater. Heater

yang diberi arus listrik memberikan

panas pada alat, suhu semain tinggi ,

dan berhenti naik sampai suhu yang

diinginkan.

16
21. pH – Meter

Merek : hanna

Kegunaan : untuk mengukur

tingkat kemasan atau kebasaan larutan

Prinsip kerja : prinsip kerja utama

pH meter adalah terletak pada

sensorprobe berupa elektrode kaca

(glass electrode) dengan jalan

mengukur jumlah ion H3O+ di dalam

larutan.

22. Timbangan Analitik

Merek : mettle teledo

Kegunaan : untuk menimbang

berat dari larutan atau pun zat

Prinsip kerja : penggunaan

sumber tegangan listrik yaitu

stavolt dan dilakukan peneraan

terlebih dahulu sebelum digunakan

kemudian bahan diletakkan pada

17
neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu merupakan berat

dari bahan yang ditimbang.

23. Muffle Furnace

Merek : thermolyne

Kegunaan : untuk mengabut atau

mengarangkan zat serta menentuan kadar

organic untuk pengabuan

Prinsip kerja : muffle furnace merupakan

alat yang bahan subyek dan semua produk

pembakaran termasuk gas dan abu terisolasi

dari bahan bakar, biasanya tidak ada

pembakaran yang terlibat dalam kontrol

suhu sistem, yang memungkinkan untuk

kontrol jauh lebih besar keseragaman suhu dan menjamin isolasi bahan yang

dipanaskan dari produk sampingan pembakaran bahan bakar.

24. Spektofometer

Merek : miltonriy company

Kegunaan : untuk mengukur

absorpsi

Prinsip kerja : Prinsip kerja

18
spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya

monokromatik (I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya

tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan

(It)

25. Flamefotometer

Merek : Jenway

Kegunaan : untuk menentukan

kadar kandungan logam dari suatu

larutan atau zat

Prinsip kerja : Menggunakan

pancaran cahaya, pancaran cahaya

elektron yang diemisi dari keadaan tereksitasi dan kemudian kembali ke

keadaan dasar. Keadaan tereksitasi ini terjadi apabila elektron dari atom netral

keluar dari orbitalnya menuju orbital yang lebih tinggi. Proses eksitasi

berlangsung dengan waktu yang relatif sangat singkat sekali. Sesaat setelah

tereksitasi, elektron tersebut akan kembali ke keadaan dasarnya dan proses ini

dinamakan emisi. Dalam keadaan teremisi inilah elektron tesebut akan

memancarkan sejumlah sinar monokromatis tertentu

19
26. Shaker

Merek : Katermon

Kegunaan : untuk mengoyangkan larutan secara terus-menerus dengan

jangka waktu dan kecepatan yang lebih ditentukan

Prinsip kera : motor berputar untuk menggerakkan tuas, dan tuas

tersebut dihubungkan dengan poros yang terhubunga dengan sebuah plat.

Ketika motor berputar, secara otomatis mekanik shaker bisa langsung

menggerakkan plat tersebut dengan gerakan jungkat-jungkit.

27. Centrifuge

Merek : Katermann

Kegunaan : untuk memisahkan bahan

tersuspensi dari medianya

Prinsip kerja : memanfaatkan gaya sentrifugal.

Gaya sentrifugal juga dipengaruhi oleh gaya

gravitasi. Makin cepat putarannya maka semakin

20
tinggi pula gaya yang dihasilkan. Jika dialiri arus listrik maka diantara rotor

dan strator akan timbul medan magnet secara bergantian. Pada prinsipnya,

kerja centrifuge yaitu merubah energy listrik menjadi energy mekanik dalam

bentuk putaran.

28. Deep freezer

Merek : nuarre

Kegunaan : untuk menjaga

kekentalan larutan, seperti darah agar

teteap segar, untuk mendinginkan

larutan, untuk mengawetkan larutan

atau zat.

Prinsip kerja : Sistem kerjanya

bermula dari kompresor yang berfungsi

sebagai tenaga penggerak. Motor

kompresor akan segera berputar dan memberi tekanan pada semua bahan

pendingin saat telah dialiri oleh listrik. Bahan pendingin yang berwujud gas

apabila diberi tekanan akan menjadi gas yang bertekanan dan bersuhu tinggi.

21
29. Kompor listrik

Merek : gertart

Kegunaan : untuk memanaskan bahan

yang akan diuji coba

Prisip kerja : menggunakan sistem

medan magnet untuk menghasilkan panas

30. Automatic Absorption Spectrophometer (AAS)

Merek : Hitatchin 2000

Kegunaan : untuk mengukur serapan

suatu sinar oleh suatu atom dengan

menggunakan panjang gelombang

Prinsip kerja : mengabsorbsi cahaya

oleh atom, atom-atom menyerap cahaya

tersebut pada panjang gelombang

tertentu, tergantung pada sifat unsurnya

22
31. Biosfety Cabinet (BSC)

Merek :-

Kegunaan : untuk bekerja secara

aseptis, karena BSC pola pengaturan

dan penyaringan aliran udaranya

menjadi steril.

Prinsip kerja : BSC memiliki suatu

pengatur aliran udara yang

menciptakan aliran udara kotor

(dimungkinkan ada kontaminan) untuk disaring dan diresirkulasi melalui filter.

BSC menyediakan alat filtrasi dan aliran udara yang bersirkulasi didalam ruang

kerja. Aliran udara diatur untuk menghambat udara luar masuk dan udara di dalam

keluar, untuk mencegah kontaminasi dari luar dan pencemaran bakteri dari ruang

BSC. Udara yang keluar disaring melewati penyaring sehingga sel-sel yang

berbahaya tidak lepas keluar ke ruangan lain.

Merek yang berada di label setiap alat laboratorium bermacam – macam

seperti pyrex, kimax, gold line,assistant, hanna, shimadzu, jenway, kattermann,

fisher, nuarre, hitacth 200, gertant, dan Milton roy company.

Merk Pyrex merupakan brand atau merk yang pada awalnya dikeluarkan

oleh Perusahaan Corning dari Amerika Serikat pada tahun 1915 yang digunakan

untuk gelas laboratorium dan peralatan dapur. Kemudian pada perkembangannya

brand Pyrex tidak lagi diproduksi oleh Corning namun merknya masih diproduksi

menggunakan lisensi dari berbagai macam perusahaan.

23
Merk Jenway merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang

pembuatan alat – alat laboratorium berbasis logam seperti spektrofotometer, fluo

meter, pH meter dan flamefotometer. Jenway adalah merek yang berasal dari

Inggris.

Merk Fisher merupakan brand atau merk yang sudah terkenal dalam

pembuatan alat – alat logam sejak tahun 1931. Fisher adalah merek yang berasal

dari Texas, Amerika Serikat dan merupakan perusahaan pertama di Texas yang

bergerak di bidang pembuatan alat – alat logam.

Merk Shimadzu merupakan brand atau merk berasal dari Shimadzu

Cooperation yang sudah berdiri sejak 140 tahun lamanya. Shimadzu adalah merek

yang bergerak dibidang pembuatan alat-alat sains yang berprinsip ramah

lingkungan. Perusahaan ini berasal dari Jepang.

Merk NuAire merupakan brand atau merk berasal dari NuAire Corparate

yang sudah berdiri selama 40 tahun . NuAire bergerak di bidang dalam pembuatan

alat – alat logam seperti Biosafety Cabinet, Centrifuge, Inkubator, dan lain-lain.

NuAire berasal dari Amerika.

24
B. Bahan – Bahan Kimia Laboratorium

1. Natrium Karbonat

Rumus kimia : Na2CO3

Bobot molekul : 105,99 g/mol

Derajat kemurnian : PA

Derajat kemurnian PA yang bearti Pro Analyse memiliki kemurnian yang

sangat tinggi dan biasa disebut bahan – bahan kimia bermutu reaksi (reagent

grade). (Sumardjo, 2009). Biasanya Pro Analyse memiliki deerajat kemurnian

mendekati 100%.

Kegunaan : Natrium karbonat merupakan salah satu kandungan dari

bahan – bahan pembersih. Dalam bidang pertanian natrium karbonat yang

dipanaskan dengan campuran urea pada suhu 1500 – 3500 akan menghasilkan

natrium sianat. (Tomiro Iwai, 1965). Natrium sianat ini sangat berguna

25
sebagai bahan penunjang produktivitas pertanian di Indonesia dalam bentuk

pestisida dan herbisida.

Sifat : irritant substance. Artinya, bahan kimia ini dapat

menyebabkan iritasi jaringan kulit. Dsingkat dengan huruf Xi. (Sumardjo,

2009)

2. Acetic Acid

Rumus kimia : CH3COOH

Bobot molekul :60,05 g/mol

Derajat kemurnian : PA

Derajat kemurnian PA yang bearti Pro Analyse memiliki kemurnian yang

sangat tinggi dan biasa disebut bahan – bahan kimia bermutu reaksi (reagent

grade). (Sumardjo, 2009) Biasanya Pro Analyse memiliki deerajat kemurnian

mendekati 100%.

26
Kegunaan : dalam bidang pertanian acetic acid merupakan salah satu

hormone alami pada tumbuhan yaitu hormone auksin. Hormon auksin alami,

yaitu Indole-3-Acetic-Acid biasa disingkat IAA. (Mahadi, 2011)

Sifat : corrosive substaces. Artinya, bahan kimia ini dapat

menyebabkan kerusakan. Disingkat dengan huruf C. (Sumardjo, 2009)

3. Magnesium Oxyde Heavy

Rumus kimia : MGO

Bobot molekul : 40,30 g/mol

Derajat kermurnian: USP

USP merupakan kepanjangan dari United State Pharmacopae. Artinya,

kemurnian bahan kimia ini disesuaikan dengan syarat farmakope Amerika

(Sumardjo, 2009).

27
Kegunaan : sebagai bahan baku pupuk pertanian

Sifat :

4. Asam Oksalat

Rumus kimia : C2H2O42+H2O

Bobot molekul : 23,09 g/mol

Derajat kemurnian : PA

Derajat kemurnian PA yang bearti Pro Analyse memiliki kemurnian yang

sangat tinggi dan biasa disebut bahan – bahan kimia bermutu reaksi (reagent

grade). (Sumardjo, 2009) Biasanya Pro Analyse memiliki deerajat kemurnian

mendekati 100%.

Kegunaan : dalam bidang pertanian asam oksalat digunakan untuk

melepaskan ion K yang merupakan hara makro. Asam – asam organic, seperti

oksalat, sitrat, malonat, fumarat,malat, suksinat, benzoat, tartarat dan lain –

28
lain merupakan komponen penting dari eksudat akar tanaman yang

dikeluarkan di sekitar rhizosphere. (Nursyamsi, 2008)

Sifat : irritant substance. Artinya, bahan kimia ini dapat

menyebabkan iritasi jaringan kulit. Dsingkat dengan huruf Xi. (Sumardjo,

2009)

5. Hidrochloric Acid Fuming Laim Klorida

Rumus kimia : HCl

Bobot molekul :1,19 g/mol

Derajat kemurnian : 37%

Artinya, 37 gram HCl dilarutkan ke dalam 100 ml aquades sehingga dihasil

larutan HCl dengan derajat kemurnian 37%

Kegunaan : untuk menetralkan tanah yang terlalu basa. Tanah yang

terlalu basa dapat menggangu pertumbuhan tanaman bahkan dapat membuat

29
tanaman keracunan. Tanag yan bersifat basa dapat dinetralkan dengan

penambahan belerang atau bahan organic yang memilki tingkat keasaman

yang tinggi. (Muchtaridi, 2007)

Sifat : explosive substances. Artinya, bahan kimia yang mudah

meledak. Disingkat dengan huruf E. (Sumardjo, 2009)

6. Oxelic Aciddihydrate

Rumus kimia : H2C2O4

Bobot molekul : 38,87 g/mol

Derajat kemurnian : PA

Derajat kemurnian PA yang bearti Pro Analyse memiliki kemurnian yang

sangat tinggi dan biasa disebut bahan – bahan kimia bermutu reaksi (reagent

30
grade). (Sumardjo, 2009) Biasanya Pro Analyse memiliki deerajat kemurnian

mendekati 100%.

Kegunaan : dapat digunakan untuk mengontrol populasi tungu varroa.

Varroa merupakan hama yang bersifat parasit biasa ditemukan pada sarang

lebah.

Sifat : irritant substance. Artinya, bahan kimia ini dapat

menyebabkan iritasi jaringan kulit. Dsingkat dengan huruf Xi. (Sumardjo,

2009)

7. Ammonia solution

Rumus kimia : NH3

Bobot molekul : 0,91 kg

Derajat kemurnian : 25%

31
Artinya, 25 gram ammonia solution dilarutkan ke dalam 100 ml aquades

sehingga dihasilkan ammonia solution dengan derajat kemurnian 25%

Kegunaan : di bidang pertanian, larutan encer ammonia digunakan

untuk irigasi dengan tujuan meningkatkan nitrat tanah dengan aksi bakteri

nitrifikasi

Sifat : corrosive substaces dan dangerous for environment.

Artinya, bahan kimia ini dapat menyebabkan kerusakan. Disingkat dengan

huruf C. (Sumardjo, 2009) dan dapat juga menyebabkan gangguan ekologi

(air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma).

8. Ammonium Flouride

Rumus kimia : NH4F

Bobot molekul : 37,04 g/mol

Derajat kemurnian : PA

32
Derajat kemurnian PA yang bearti Pro Analyse memiliki kemurnian yang

sangat tinggi dan biasa disebut bahan – bahan kimia bermutu reaksi (reagent

grade) (Sumardjo, 2009). Biasanya Pro Analyse memiliki deerajat kemurnian

mendekati 100%.

Kegunaan : digunakan untuk mengawetkan kayu, pewarnaan tekstil

dan sebagai antiseptic di pabrik.

Sifat : toxic substances. Artinya bahan kimia yang bersifat racun.

Disingkat dengan huruf T.

9. Natrium Hydroxide

Rumus kimia : NaOH

Bobot molekul : 40,089 g/mol

Derajat kemurnian : PA

33
Derajat kemurnian PA yang bearti Pro Analyse memiliki kemurnian yang

sangat tinggi dan biasa disebut bahan – bahan kimia bermutu reaksi (reagent

grade) (Sumardjo, 2009). Biasanya Pro Analyse memiliki deerajat kemurnian

mendekati 100%.

Kegunaan : dapat digunakan dalam pengolahan hasil perkebunan

karet dan menetralkan tanah yang tingat keasamannya yang tinggi.

Sifat : corrosive substaces. Artinya, bahan kimia ini dapat

menyebabkan kerusakan. Disingkat dengan huruf C. (Sumardjo, 2009)

10. Saccharose reinst

Rumus kimia : Cl2H22O11

Bobot molekul : 342,30 g/mol

Derajat kemurnian : Ph, Eur, Ph Nord, Nf

34
Kegunaan : untuk proses osmosis pada tumbuhan dan merupakan

hasil dari fotosintesis tanaman yang berguna bagi seluruh makhluk hidup.

Sifat : corrosive substaces. Artinya, bahan kimia ini dapat

menyebabkan kerusakan. Disingkat dengan huruf C. (Sumardjo, 2009)

11. Ammonium Nitrate

Rumus kimia : NH4NO3

Bobot molekul : 80,04 g/mol

Derajat kemurnian : PA

Derajat kemurnian PA yang bearti Pro Analyse memiliki kemurnian yang

sangat tinggi dan biasa disebut bahan – bahan kimia bermutu reaksi (reagent

35
grade) (Sumardjo, 2009). Biasanya Pro Analyse memiliki deerajat kemurnian

mendekati 100%.

Kegunaan : ammonium nitrat biasanya digunakan dalam bidang

pertanian sebagai pupuk dengan kandungan nitrogen yang tinggi dan

digunakan dalam bahan peledak sebagai oksidator

Sifat : flammable substance.Artinya, bahan ini mudah menyala

atau mudah terbakar. Disingkat dengan huruf F. (Sumardjo, 2009)

12. Kalium Chloride

Rumus kimia : KCl

Bobot molekul : 74,55g/mol

Derajat kemurnian : PA

36
Derajat kemurnian PA yang bearti Pro Analyse memiliki kemurnian yang

sangat tinggi dan biasa disebut bahan – bahan kimia bermutu reaksi (reagent

grade) (Sumardjo, 2009). Biasanya Pro Analyse memiliki deerajat kemurnian

mendekati 100%.

Kegunaan : digunakan dalam pembuatan pupuk untuk meningkatkan

kualitas panen, memperkuat batang tanaman, dan meningkatkan ketahanan

tanaman terhadap serangan penyakit.

Sifat : corrosive substaces. Artinya, bahan kimia ini dapat

menyebabkan kerusakan. Disingkat dengan huruf C. (Sumardjo, 2009)

37
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pratikan mengetahui bermacam – macam alat yang ada di laboratorium mulai

dari yang terbuat dari karet, logam dan kaca.

2. Pratikan mengetahui bahan – bahan kimia dan sifat – sifat bahan tersebut baik

yang berbahaya maupun tidak

3. Pratika mengetahui cara mengoperasikan alat – alat laboratorium dengan baik

B. Saran

1. Sebaiknya pratikkan berhati – hati dalam mengamati alat – alat

laboratorium apalagi yang terburat dari kaca

2. Sebaiknya melakukan perawatan khusus terhadap peralatan yang terbuat

dari logam agar tidak cepat terjadi karat

38
DAFTAR PUSTAKA

Arisworo, Pratama . 2006. Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia dan Biologi).
Grafindo, Jakarta.

Nursyamsi, Dedi . 2008 . Pelepasan Kalium Terfiksasi Dengan Penambahan


Asam Oksalat dan Kation Untuk Meningkatkan Kalium Tersedia Bagi
Tanaman Pada Tanah-Tanah yang Didominasi Mineral Liat Smektif.
Skripsi. Pasca Sarjana, Ilmu Tanah . Institut Pertanian Bogor, Bogor.

JR., R.A Day dan A.L. Underwood . 2002 . Analisis Kimia Kuantitaf Edisi
Keenam. Erlangga, Jakarta.

Mahadi, I. 2011. Pematahan Dormansi Biji Kenerak (Goniothalamus umbrosus)


Menggunakan Hormon 2,4-D dan BAP Secara Mikropropagasi. Buletin
Sagu, Maret 2011 Vol. 10 No. 1 : 20-23.

Muchtaridi dan S. Justiana . 2007. Kimia 2. Jakarta, Quadra.

Novianti, N. Raina. 2011. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi


Belajar Siswa Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran. Edisi Khusus No.
1, Agustus 2011 Vol. 9 No.3: 11-15.

Subroto, J. 2000. Buku Pintar Alat Laboratorium.Aneka, Solo

Sumardjo, Damin . 2009. Pengantar Kimia:Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. EGC, Jakarta.

39
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia analitik berhubungan dengan teori dan praktek dari metode – metode

yang dipakai untuk menetapkan komposisi bahan. Dalam mengembangkan

metode – metode analisisnya, seorang kimiawan analitik dibebaskan untuk

mencomot prinsip – prinsip dari berbagai bidang ilmu--- entah itu kimia, fisika,

biologi, teknik,ilmu computer, dan lain – lain. Sebagai contoh, peralatan yang

dikembangkan oleh para fisikawan, misalnya spectrometer massa, spectrometer

disperse sinar-X, dan spektrofotometer inframerah, telah digunakan secara luas

dalam menyelesaikan masalah – masalah analitik.

Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan

suatu senyawa kimia dalam suatu larutan atau sampel yang tidak

diketahui. Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang

dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan

yang dianalisa. Dalam melakukan analisa kualitatif yang dipergunakan adalah

sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya.

Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia, bila ingin mengetahui

tentang kandungan sampel cair itu maka yang harus dilakukan adalah menganalisa

kualitatif terhadap sampel cairan itu. Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia

melibatkan beberapa reaksi dimana hukum kesetimbangan massa sangat berguna

untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan. Contohnya Reaksi redoks, reaksi

asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan. Sedangkan analisis berdasarkan

40
sifat fisikanya dapat diamati langsung secara organoleptis, seperti bau, warna,

terbentuknya gelembung gas atau pun endapan yang merupakan informasi awal

yang berguna untuk analisis selanjutnya.

Analisis kuantitatif merupakan penentuan berapa zat tertentu ada di dalam

suatu sampel. Zat yang ditentukan, sering ditunjukkan sebagai zat yang diinginkan

atau analit, dapat terdiri dari sebagian kecil atau besar sampelyang dianalisis.

Dalam analisis kimia kuantitatif, banyak sekali dilakukan analisis dengan

menggunakan metode analisis kimia. Hasil analisi yang diperoleh diharapkan

dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya pemeriksaan kualitas air minum,

analisis forensic bagian tubuh dalam beberapa kasus criminal,dan penentuan

kualitas suatu produk industry yang akan diekspor keluar negere. Oleh karena itu,

penting untuk mengetahui kualitas dari hasil – hasil pengukuran dengan

mengutamakan jaminan kualitas (quality assurance) terhadap pengukuran –

pengukuran yang dilakukan oleh laboratorium yang bersangkutan. Ini

dimaksudkan sebagai aturan bahwa suatu laboratorium tersebut mampu dan

memiliki data dengan kualitas yag diperlukan. Analisis kimia sangat menekankan

ketelitian dan keakuratan hasil – hasil analisis yang diperoleh dengan metode –

metode standar. Untuk itu, penting untuk menyatakan kualitas hasil – hasil

pengukuran yang diperoleh sehingga dapat dilihat kesesuaiannya dengan cara

mencamtumkan tingkat kepercayaan pengukuran. Salah satu pengukuran yang

bermanfaat diantaranya adalah ketidakpastian pengukuran (measurement

uncertainty).

41
B. Tujuan

1. Untuk mengamati reaksi bahan kimia sederhana yang ada di kehidupan

sehari – hari

2. Untuk mengidentifikasi zat yang belum diketahui melalui test

reaktivitasnya

3. Untuk membuat larutan baku asam oksalat 0,1 M 50 ml

4. Untuk menetapkan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan standar asam

oksalat

5. Untuk menetapkan konsentrasi HCl dengan larutan standar NaOH

42
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kimia analitik bisa dibagi menjadi bidang – bidang yang disebut analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi

zat –zat kimia: mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel.

Umumnya dalam kuliah kimia, para mahasiswa pertama kali dihadapkan dengan

analisis kualitatif ketika sejumlah unsur dipisahkan dan diidentifikasi melalui

pengendapan dengan hydrogen sulfide. Produk – produk oraganikyang disintesis

dalam laboratorium bisa diidentifikasi dengan menggunakan teknik – teknik

instrumentasi seperti soektroskopi inframerah dan resonansi magnetic nuklir.

(Underwood dkk, 2002)

Pada dasarnya, analisis kimia dapat dilakukan dengan (a) analisis kualitatif

yang bertujuan untuk mencari jenis ion, molekul, atau radikal yang terdapat dalam

sampel; (b) analisa kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan kadar ion atau

molekul dalam suatu sampel; (c) analisis instrumentasi, yakni analisis kualitatif

dan kuantitatif dengan menggunakan peralatan elektronik. Analisis kuantitatif

konvensional dapat dilakukan dengan cara volumetric (titrimetric) dan

gravimetric. Peralatan kimia yang canggih dewasa ini banyak dipakai untuk

pemeriksaan jenis dan kadar zat dalam bahan atau campuran bahan. (Sumardjo,

2009)

Analisis kimia memberikan ciri – ciri dari suatu materi atau sampel tentang

komposisi kimianya. Terdapat perbedaan antara analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif. Analisis kualitatif adalah suatu analisis kimia yang mendeskripsikan

43
suatu sampel tentang elemen penyusunnya seperti atom atau molekul

penyusunnya, sedangkan analisis kuantitatif adalah suatu analisis kimia yang

memberikan informasi tentang jumlah zat penyusunnya. Selain itu, perbedaannya

analitikal analisis dapat dibuat berdasarkan tipe dari ciri – ciri materinya tersebut:

sampel dapat dideskripsikan berdasarkan adanya tipe elemen dalam sampel

tersebut --- jenis – jenis atom --- yang dapat diidentifikasi secara kualitatif mau

pun kuantitatif. Ciri – ciri tersebut dapat diperluas dengan informasi dari struktur

suatu sampel yang ada. Selain, analisis kualitatif dan analisis kuantif, analisis

kimia dan analisis fisika juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu

sampel. Terkadang sangat sulit untuk membedakan analisis kimia dan analisis

fisika karena komposisi kimianya sangat berkaitan dengan kuantitas fisikanya,

contohnya dalam menidentifikasi polimer dan makromolekul penyusunnya.

Sebaliknya, terkadang analisis kimia digunakan untuk memberikan informasi

tentang analisis fisika suatu sampel. (Katemen, 1993)

Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi

basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat – zat padat dan reaksi basah

untuk zat dalam larutan. Reaksi kering adalah sejumlah uji yang berguna dapat

dilakukandalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk

untukoperasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi

dan uji manik. Reaksi basah adalah uji yang dibuat dengan zat – zat dalamlarutan.

Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan

pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif

dilakukan dengan cara basah. (G. Syehla, 1985)

44
III. METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pratikum analisis kuantitatif adalah buret,

corong, stem dan statif, gelas bekker, labu takar, labu Erlenmeyer, dan pipet tetes.

Sedangkan alat yang digunakan dalam pratikum analisis kualitatif adalah tabung

reaksi, pipet volumetri, filler, pipet tetes, indikator asam basa, dan gelas bekker.

Bahan yang digunakan dalam pratikum volumetri adalah larutan NaOH,

larutan HCl, dan larutan asam oksalat ( (COOH)2 ), sedangkan bahan yang

digunakan dalam pratikum analisis kualitatif adalah baking soda, larutan Ba(OH)2,

garam dapur, larutan HNO3, garam Epsom, larutan pemutih, larutan KI dan

larutan amilum.

B. Prosedur Kerja

1. Analisis Kualitatif Anion

a. Test CO2

1) 1 ml larutan 10% baking soda dimasukkan ke dalam tabung reaksi

2) Tabung reaksi ditutup sambil dikocok, lalu kertas pH dimasukkan

dekat cairan permukaan tabung

3) Beberapa tetes Ba(OH)2 diteteskan ke dalam tabung reaksi

4) Kemudian diamati apa yang terjadi

5) Prosedur 1 – 4 dilakukan untuk larutan kapur tulis

45
b. Test untuk ion Chlorida, Cl-

1) 1 ml larutan 10% garam dapur dimasukkan ke dalam tabung reaksi

2) Tabung reaksi ditutup sambil dikocok, lalu dimasukkan kertas pH

basah dekat permukaan cairan dalam tabung

3) 1 ml AgNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diteteskan

beberapa tetes HNO3

4) Kemudian diamati apa yang terjadi

c. Test untuk Sulfat, SO4-

1) 1 ml larutan 0,1 M MgSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi

2) 1 ml barium klorida (BaCl2) ditambahkan dan beberapa tetes

HNO3

3) Kemudian diamati apa yang terjadi

d. Test untuk Iodida, I-

1) 1 ml larutan 0,1 M KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi

2) 1ml larutan pemutih ditambahkan, kemudian dikocok dan diamati

apa yang terjadi

3) Beberapa tetes larutan kanji ditambahkan, kemudian diamati apa

yang terjadi

2. Volumetri

a. Pembuatan Larutan Baku Asam Oksalat

46
1) Massa gram asam oksalat yang akan ditimbang harus dihitung

terlebih dahulu untuk pembuatan larutan 0,1 M asam oksalat

sebanyak 50 ml

2) Kemudian asam oksalat ditimbang dengan gelas arloji di atas

neraca analitik dengan 4 angka di belakang koma.

3) Setelah itu, diencerkan dengan aquades 50ml, lalu diaduk dengan

batang pengaduk sampai homogen

4) Aquades yang digunakan untuk mengencerkan harus dimasukkan

perlahan – lahan jangan sekaligus 50 ml

5) Kemudian gelas arloji dibilas dengan aquades untuk memastikan

tidak ada asam oksalat yang tertinggal di gelas arloji tersebut

6) Setelah itu dimasukkan ke dalam labu takar, lalu ditutup dengan

mulut dipegang oleh tangan kanan dan dibolak balik sebanyak 5

kali agar diperoleh larutan yang homogen

7) Label 0,1 M asam oksalat ditempelkan pada labu takar

b. Titrasi Asam – Basa

1) Buret diisikan dengan larutan NaOH yang akan dicari

konsentrasinya dengan menggunakan corong sampai penuh

2) Larutan asam oksalat 10 ml dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer

yang sudah ditetesi indicator fenolftalein sebanyak 2 tetes

3) Kemudian mulai dibuka kran buret secara perlahan yang akan

mengeluarkan larutan NaOH setetes demi setetes, lalu larutan asam

47
oksalat digoyangkan terus menerus sampai larutan berubah

menjadi warna merah muda

4) Volume NaOH yang digunakan untuk menetralkan 10 ml 0,1 M

asam oksalat dicatat

5) Percobaan titrasi asam–basa dilakukan 2 kali, dan kemudian

dihitung hasil rata – ratanya nanti

6) Konsentrasi HCl ditentukan dengan cara yang sama dengan

prosedur untuk NaOH yaitu memipet 10 ml larutan HCl

dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 2

tetes larutan indicator fenolftalein, emudia dititrasi dengan larutan

NaOH yang telah diketahui konsentrasinya (0,1 M).

48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Analisis Kualitatif Anion

Tabel 1. Hasil Pengamatan Reaksi Analisis Kualitatif Anion


No. Perubahan
Jenis Test Reaksi Endapan pH
warna
1. Test CO2 NaHCO3 + Ba(OH)2  Bening  10
BaCO3 + NaOH + H2O bening Terbentuk
endapan
CaCO3 + Ba(OH)2  Bening  putih 5
BaCO3 + Ca(OH)2 keruh

2. Test Cl- NaCl + AgNO3 + HNO3 Bening  Terbentuk 5


 NaNO3 + AgCl putih endapan
putih

3. Test SO42- MgSO4 + BaCl2 + HNO3 Bening  Terbentuk


 MgCl2 + BaSO4 putih endapan
putih

4. Test I- KI + NaOCl + C6H10O5 Bening  Terbentuk


 KNaCl + I C6H10O5 hitam endapan
putih

2. Volumetri

Gram (COOH)2 = 0,6217 gram


0,6217 𝑔𝑟𝑎𝑚
M (COOH)2 = 126 𝑥 0,05
= 0,0987 M

a. Asam oksalat + NaOH

C2H4.2H2O(aq) + 2NaOH(aq)  Na2C2O4(aq) + 4H2O

Titrasi pengulangan 1

49
V NaOH = 7 ml M NaOH = ??
V (COOH)2 = 10 ml

𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 2
=
𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂𝑂𝐻 1
1 Molar x Volume = 2 Molar x Volume
2 𝑥 0,0987 𝑥 10𝑚𝑙
M NaOH = 7
M NaOH = 0,282 M

Titrasi pengulangan 2
V NaOH = 8,5 ml M NaOH = ??
V (COOH)2 = 10 ml

𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 2
=
𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑂𝑂𝐻 1
1 Molar x Volume = 2 Molar x Volume
2 𝑥 0,0987 𝑥 10𝑚𝑙
M NaOH = 8,5
M NaOH = 0,2322 M

Rata – rata molaritas?


𝑀1+𝑀2
Mtot = 2

0,282+0,2322
Mtot =
8,2
Mtot = 0,2571 M

b. NaOH + HCl

NaOH + HCl  NaCl + H2O

Titrasi pengulangan 1
V NaOH = 5,8 ml V HCl = 10 ml
M NaOH = 0,1 M M HCl = ???

M1 . V1 . 1 = M2 . V2 . 1
0,1 . 5,8 . 1 = M2 . 10 . 1
0,1 𝑥 5,8
M2 = 10
M2 = 0,058 M

Titrasi pengulangan 2
V NaOH = 7,1 ml V HCl = 10 ml
M NaOH = 0,1 V HCl = ???

50
M1 . V1 . 1 = M2 . V2 . 1
0,1 . 7,1 . 1 = M2 . 10 . 1
0,1 𝑥 7,1
M2 = 10
M2 = 0,071 M

Rata – rata molaritas?


𝑀1+𝑀2
Mtot = 2

0,058+0,071
Mtot = 2
Mtot = 0,0645 M

51
B. Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam analisis kualitatif adalah baking soda, larutan

Ba(OH)2, garam dapur, larutan HNO3, garam Epsom, larutan pemutih, larutan KI

dan larutan kanji. Berikut adalah uraian penjelasan dengan bahan – bahan analisis

kualitatif :

1. Baking soda

Baking soda atau yang dalam istilah kimia natrium karbonat. Natrium

bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Senyawa ini

termasuk kelompok garam disebut juga baking soda (soda kue). NaHCO3

umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang memerlukan reaksi natrium

klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. Soda kue juga diproduksi

secara komersial dari soda abu Na2CO3 (diperoleh melalui penambangan bijih

trona, yang dilarutkan dalam air lalu direaksikan dengan karbon dioksida.

Sedangkan jika natrium karbonat direaksikan dengan barium hidroksida

menghasilkan sebagai berikut :

NaHCO3 + Ba(OH)2 BaCO3(s) + NaOH + H2O

Dalam persamaan reaksi di atas tidak terjadi perubahan warna tetapi

terbentuk endapan putih. Endapan putih tersebut adalah garam BaCO3. Hal ini

sesuai dengan menurut literature yaitu apabila kation golongan IV (Ca+, Sr2+,

dan Ba2+) jika ditambahkan natrium karbonat ke larutan basa akan

mengendapkan menjadi BaCO3, CaCO3 dan SrCO3 yang semuanya berwarna

putih. (Chang, 2005)

52
2. Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat adalah senyawa kimia denga rumus kimia CaCO3. Ini

adalah zat yang umum ditemukan di batuan di semua bagian dunia, dan

merupakan komponen utama dari cangkang organisme laut, siput, mutiara,

dan kulit telur. Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian,

dan biasanya merupakan penyebab utama air keras. Hail ini biasaya digunakan

secara medis sebagai kalsium suplemen atau sebagai antisida, namun

konsumsi yang berlebihan dapat membahayakan.

Sedangkan jika kalsium karbonat direaksikan dengan barium hidroksida

menghasilkan sebagai berikut :

CaCO3 + Ba(OH)2  BaCO3 + Ca(OH)2

Dalam persamaan reaksi di atas terjadi perubahan warna larutan dari

berwarna bening menjadi keruh. Hal ini terjadi karena reaksi di atas

menghasilkan endapan putih yaitu BaCO3 yang kemudian larut sehingga

menyebabkan larutan berwarna keruh. Hal ini sesuai dengan literature yaitu

apabila kation golongan IV (Ca+, Sr2+, dan Ba2+) jika ditambahkan natrium

karbonat ke larutan basa akan mengendapkan menjadi BaCO3, CaCO3 dan

SrCO3 yang semuanya berwarna putih. (Chang, 2005)

53
3. Garam Dapur

Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah

senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang

paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak

oraganisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium

klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.

Sedangkan jika direaksikan dengan perak nitrat menghasilkan sebagai

berikut :
HNO3
NaCl + AgNO3 NaNO3 + AgCl

Dalam persamaan reaksi di atas terjadi perubahan warna larutan dari

bening menjadi putih. HNO3 dalam persamaan di atas hanya digunakan

sebagai katalisator. HNO3 disebut juga sebagai katalisator asam. Katalisator

adalah suatu zat yang mengakibatkan reaksi lebih cepat mencapai

kesetimbangan dan tidak akan mengubah nilai tetapan kesetimbangan.

(Supeno, 2009)

Hasil yang didapatkan dari persamaan di atas adalah berupa endapan

berwarna putih. Endapan itu adalah AgCl. Hal ini sesuai dengan literatur yaitu

apabila kation golongan I (Pb2+, Ag+, Hg+) ditambahkan larutan HCl encer

maka akan mengendapkan ion Pb2+, Ag+, Hg+ sebagai klorida tak larut.

Klorida tak larut tersebut akan menghasilkan endapan berupa PbCl2, Hg2Cl2

dan AgCl yang semuanya berwarna putih. (Chang, 2005)

54
4. Garam Epsom

Garam Epson atau Garam Epsom dibuat dari mineral alamiah yang

terkandung di dalam air. Yang lebih dikenal sebagai Magnesium Sulfat, nama

Garam Epsom diambil dari sebuah mata air garam pahit yang terletak di kota

Epsom, Inggris. Komposisi garam tersebut pertama kali didestilasi dari air.

Rumus kimia untuk garam Epsom sangat sederhana yaitu MgS04.7H2O.

Magnesium sulfat adalah senyawa kimia garam anorganik yang mengandung

magnesium,sulfur dan oksigen dengan rumus MgSO4.

Jika magnesium sulfat direaksikan dengan barium klorida menghasilkan

sebagai berikut :
HNO3
MgSO4 + BaCl2 MgCl2 + BaSO4

Dalam persamaan reaksi di atas terjadi perubahan warna dari bening

menjadi berwarna putih. HNO3 dalam persamaan di atas hanya digunakan

sebagai katalisator. HNO3 disebut juga sebagai katalisator asam. Katalisator

adalah suatu zat yang mengakibatkan reaksi lebih cepat mencapai

kesetimbangan dan tidak akan mengubah nilai tetapan kesetimbangan.

(Supeno, 2009).

Hasil yang didapatkan dari persamaan reaksi di atas adalah berupa

endapan berwarna putih. Endapan berwarna putih ini adalah MgCl2. Hal ini

sesuai dengan literartur yaitu apabila kation golongan V (Mg2+, Na+, K+,

NH4+) terutama Mg2+ dilarutkan ke dalam larutan NaOH akan menghasilkan

endapan berupa MgOH2 berwarna putih yang tidak larut dalam pereaksi

berlebih tetapi mudah larut dalam garam ammonium. (Oxtoby, 2003)

55
5. Pemutih

Natrium hipoklorit ialah suatu senyawa kimia dengan rumus NaOCl.

Larutan natrium hipoklorit, umumnya dikenal sebagai pemutih atau clorox,

adalah seringkali digunakan sebagai penawar infeksi (desinfektan) atau bahan

pemutih. Nama lain natrium hipoklorit ialah natrium klorat(I). Natrium

hipoklorit pertama kali diproduksi pada 1789 oleh Claude Louis Berthollet di

laboratoriumnya di dermaga Javel di Paris, Perancis, dengan melewatkan gas

klor melalui larutan natrium karbonat. Cairan yang dihasilkan, dikenal sebagai

“Eau de Javel” (“air Javel”), adalah larutan natrium hipoklorit lemah. Namun,

proses ini sangat tidak efisien, dan metode produksi alternatif dicari.

Jika Natrium hipoklorit direaksikan dengan larutan amilum dan larutan

KI akan menghasilkan sebagai berikut :

KI + NaOCl + C6H10O5 KNaCl + IC6H10O5

Dalam persamaan reaksi di atas terjadi perubahan warna dari larutan

berwarna bening menjadi berwarna hitam dan tidak terbentuk suatu endapan.

Hal ini sesuai dengan literatur yaitu apabila kation golongan V (Mg2+, Na+,

K+, NH4+) ingin diidentifikasi maka untuk pengujiannya dapat dilakukan

dengan uji khusus atau uji nyala. Setiap jenis ion logam memberikan warna

khas bila dipanaskan dengan cara ini. Contohnya, warna yang ditimbulkan

oleh ion Na+ adalah kuning, ion K+ ungu, dan ion Cu2+ hijau. (Chang, 2005)

56
Penggunaan kimia analitik dalam bidang pertanian banyak sekali, contohnya

dalam menentukan hasil panen yang maksimal, oleh karena itu diperlukan analisis

komposisi tanah untuk menentukan pupuk yang harus digunakan. Analisis ini

dapat menggunakan metode volumetri atau biasa disebut metode konvensional.

Metode konvensional ini dianggap murah dan mudah dilakukan sehingga banyak

digunakan dalam prinsip bidang ilmu yang lainnya. Misalnya dalam menentukan

pupuk cair yang akan digunakan kita dapat menggunakan metode volumetri ini,

dengan mereaksikan zat yang akan ditetapkan dengan pereaksi yang ditambahkan

sebagai larutan standar.

Analisis volumetri digunakan secara meluas dalaam kimia analisis untuk

menentukan asam, basa, bahan pengoksidasi, ion logam, protein dan yang lainnya.

Analisis volumetri melibatkan pengukuran pada suatu larutan yang telah diketahui

konsentrasinya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui konsentrasi bahan yang

dianalisis (analit). Analisis volumetri atau titrasi merupakan suatu teknik analis

yang paling banyak digunakan baik di bidang industri maupun pertanian, karena

analisis volumetric yang cepat untuk menentukan konsenrasi analit yang

jumlahnya sedikit. (Rahim, 2013)

Bahan yang digunakan dalam titrasi adalah larutan NaOH, larutan HCl, dan

larutan asam oksalat. Larutan asam oksalat dalam pratikum percobaaan titrasi

pertama kali ini digunakan sebagai larutan baku atau larutan standar. Larutan

standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dan digunakan untuk

menentukan larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Sedangkan dalam

57
pratikum percobaan titrasi kedua, yang dijadikan larutan standar adalah larutan

NaOH. Pemilihan kedua larutan tersebut sebagai larutan karena konsentrasinya

tidak cepat berubah dan mudah ditemukan.

Larutan NaOH merupakan larutan yang tidak berwarna seperti halnya

larutan asam oksalat dan larutan HCl. Larutan NaOH ini bersifat tidak mudah

cepat berubah konsentrasinya, Larutan NaOH dalam hal ini mempunyai dua

fungsi sekaligus pada titrasi asam-basa pertama sebagai larutan standar atau

larutan baku yang memberikan suasana basa, sedangkan dalam percobaan titrasi

asam-basa kedua digunakan sebagai zat yang dicari konsentrasinya dengan larutan

baku atau standarnya adalah asam oksalat. Asam oksalat berupa kristal berwarna

putih yang diencerkan terlebih dulu untuk melakukan percobaan. Larutan HCl

pun sama tidak berwarna seperti NaOH, larutan HCl dalam hal ini digunakan

sebagi zat yang dicarikan konsentrasinya yang berperan dalam keadaan normal.

Dikarenakan HCl, NaOH, dan asam oksalat berupa larutan tidak berwarna, maka

bahan yang perlu ditambahkan adalah indikator fenolftelein untuk menandai suatu

titik akhir dari titrasi yang ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi merah

muda.

Contoh penggunaan metode volumetri dalam pertanian adalah dalam

pembuatan pupuk kalium klorida yang dalam pembentukkanya diperlukan MgO.

Untuk mencari, jumlah MgO dalam pupuk tersebut kita dapat menggunakan

metode volumetri ini. Volumetri atau titrimetri digunakan untuk menentukan

konsentrasi MgO, karena konsentrasi MgO belum diketahui. Setelah mengetahui

58
konsentrasi MgO yang diperlukan, pratikan bisa menentukan jumlah gram zat

MgO yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk kalium klorida ini.

Selain itu, metode volumetri juga dapat digunakan dalam menganalisis

kadungan Cu pada pupuk ZA. Pupuk ZA ( Zwavelzuur Ammoniak ) atau

ammonium sulfat merupakan pupuk kimia buatan yang dibuat dari amoniak dan

asam sulfat. Pupuk ini digunakan tanaman untuk memenuhi unsur hara Nitrogen

(N) dan Sulfur (S). Pupuk ZA sangat aman digunakan oleh semua jenis tanaman.

Menginat banyak manfaat dari pupuk ZA ini, maka tidak banyak pengecer penjual

yang melakukan kecurangan. Untuk itu, perlu diadakan analisis kandungan –

kandungan yang ada pada pupuk ZA meliputi kandungan nitrogen (N) total,

kandungan belerang (S) sebagai SO42- , kandungan fosfat (P) total, dan kandungan

tembaga (Cu).

Kandungan Cu perlu dianalisis karena Cu merupakan unsur hara mikro yang

penting bagi tumbuhan. Anilisis kandungan Cu pada pupuk ZA ini menggunakan

metode volumetri. Pertama, larutan sampel perlu dipreparasi terlebih dahulu,

untuk menghilangkan senyawa organik yang terkandung di dalam sampel, dengan

cara digesi dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat, kemudian kadar Cu

ditetapkan menggunakan metoda volumetri (titrasi redoks) menggunakan larutan

onatrium tiosulfat yang sebelumnya dibakukan terlebih dahulu dengan kalium

iodat. Hasil analisa yang tepat dari tembaga dalam pupuk, memerlukan kondisi

larutan pada pH 4 - 4,5 karena pada kondisi ini reduksi ion Cu2+ berlangsung

lengkap. Mengingat dilakukan penambahan asam pada tahap digesti maka pH di

kontrol dengan penambahan ammonium hidroksida sampai pH 4 dan dipantau

59
denganindicator bromkresol hijau (warna larutan hijau terang. Sebelum titrasi, di

Erlenmeyer sampelditambahkan KI, terjadi reaksi, secara molekuler reaksinya

adalah sebagai berikut:

2CuSO4 + 4KI  2CuI + I2 + 2K2SO4

Kemudian larutan dititrasi dengan natrium tiosulfat , sehingga terjadi reaksi:

2S2O32- + I2  S4O62- + 2I-

Sehingga 2CuSO4 = I2 = 2NaS2O3,dan mol ekuivalen natrium tiosulfat sama dengan

mol ekivalen Cu2+.

Metode volumetri juga digunakan dalam pembuatan pupuk kalium sulfat.

Pupuk kalium sulfat adalah pupuk buatan berbentuk butiran atau serbuk dengan

rumus kimia K2SO4, digunakan sebagai sumber hara kalium dan belerang yang

juga disebut sebagai pupuk ZK (Zwavelzuur Kalium). Kalium sebagai kalium

oksida (K2O) dapat diuji menggunakan metode volumetri. Prinsip pengujian ion

kalium yaitu sulfat diendapkan oleh BaCl2 dalam HCl encer membentuk kristal

BaSO4. BaSO4 yang terbentuk diukur pada spektrofotometer sebagai SO4.

Percobaan titrasi kali ini mereaksikan NaOH yang sebagai analit dan asam

oksalat sebagai larutan standar, dengan reaksi sebagai berikut :

C2H4.2H2O(aq) + 2NaOH(aq)  Na2C2O4(aq) + 4H2O

Asam lemah, asam oksalat direaksikan dengan basa kuat yaitu natrium hidroksida

akan menghasilkaan garam, yaitu Na2C2O4. Larutan asam oksalat berfungsi

sebagai larutan baku yang memiliki konsentrasi sebesar 0,0987 M dan volume

sebesar 10 ml direaksikan dengan NaOH 7 ml dan 8,5 ml. Volume NaOH 7 ml

dan 8,5 ml didapatkan dari hasil titrasi. Hal ini ditandai dengan perubahan warna

60
merah muda pada larutan asam oksalat yang telah ditetesi NaOH beberapa tetes

melalui buret. Setelah itu dapat ditulis persamaan reaksinya dan jangan lupa untuk

menyetarakan reaksi tersebut.

Percobaan titrasi kedua yaitu mereaksikan asam klorida yang sebagai

analit dengan larutan NaOH yang sebagai larutan standar. Larutan NaOH tetap

diletakkan di dalam buret dan volume HCl telah ditentukan yaitu sebesar 10 ml.

setelah mengalami titrasi dengan prinsip yang sama pada percobaan titrasi

pertama maka volume NaOH didapat yaitu sebesar 5,8 ml dan 7,1 ml. Berikut ini

adalah reaksi percobaan titrasi kedua :

HCl + NaOH NaCl + H2O

Mereaksikan asam kuat dengan basa kuat akan menghasilkan garam netral. Reaksi

yang berlangsung dapat dijelaskan sebagi berikut :

HCl + NaOH  NaCl + H2O

H+ Cl- Na+ OH-

Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus :

M1 . V1 . n1 = M2 . V2 . n2

M1 = Konsentrasi larutan 1

V1 = Volume larutan 1

n1 = Valensi larutan 1

M2 = Konsentrasi larutan 2

61
V2 = Volume larutan 2

n2 = Valensi larutan 2

Dari rumus di atas akan diketahui konsentrasi analit yang belum diketahui, sesuai

dengan yang telah dijelaskan sebelumnya. Hasil yang di dapat, yaitu :

M NaOH pengulangan 1 = 0,282 M

M NaOH pengulangan 2 = 0,2322 M

Mtotal rata-rata NaOH = 0,2571 M

M HCl pengulangan 1 = 0,058 M

M HCl pengulangan 2 = 0,0645 M

Mtotal rata-rata HCl = 0,0645 M

Percobaan dilakukan pengulangan 2 kali, hal ini bertujuan untuk menghasilkan

konsentrasi yang tepat dan teliti.

62
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. praktikan dapat mengamati reaksi bahan kimia sederhana yang banyak

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan mengidentifikasi unknown melalui

test reaktivitasnya.

2. Praktikan juga dapat membuat larutan baku asam oksalat 0,1 M secara teliti

sebanyak 50 mL

3. Praktikan dapat menetapkan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan

standard asam oksalat dan menetapkan konsentrasi larutan HCl dengan

metode volumetri.

B. Saran

1. Sebaiknya pratikkan berhati-hati dalam penggunaan alat – alat kimia

laboratorium

2. Sebaiknya pratikkan menghitung konsentrasi asam oksalat secara teliti dan

tepat

3. Seharusnya setiap peralatan yang telah dipakai jangan lupa untuk di cuci

kembal dan bertanggung jawab dengan alat – alat yang ada di laboratorium.

63
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005 . Kimia Dasar : Konsep- Konsep Jil. 2 Edisi 3. Erlangga,
Jakarta.

Katemen dan L. Buydens . 1993. Quality Control in Analytical Chemistry


Second Edition . John Wiley & Sons, Newyork .

Oxtoby, D. W., Gillis,H.P.,dan Nachtrieb.N.H. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia


Modern . Erlangga, Jakarta.

Sumardjo, Damin . 2009. Pengantar Kimia:Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. EGC, Jakarta.

Supeno, Minto. 2009 . Interaksi Asam Basa : Kimia Anorganik. Universitas


Sumatera Utara Press, Medan.

Syehla, G . 1985 . VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makrodan


Semimikro, Bagian 1, Ed. V. Kalma Media, Jakarta.

Rahim, S.R. 2013. Pengendalian Erosi Tanah Dengan Metode Analisis Kimia.
Bumi aksara, Jakarta

Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2002 . Analisis Kimia Kuantitaf Edisi Keenam.
Erlangga, Jakarta.

64
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang

digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan

kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan

peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer.

Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan

dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu

perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi

energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya

pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.

Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri ini adalah bahwa

metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat

yang sangat kecil. Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan

energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang

gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada

suatu panjang gelombang tertentu. Analisis spektrofotometri digunakan suatu

sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari

spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita

kurang dari 1 nm.

Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisiskimia

dengan mempergunakan metode fisik dalam hal identifikasi dari berbagai

65
selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk

plastic dan elastomer. Spektroskopi inframerah, metode pengukuran fotometer

UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan

dari metode pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti

sebagai pilihan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif bahan.

B. TUJUAN

1. Membuat kurva kalibrasi

2. Menetapkan konsentrasi larutan CuSO4 secara spektrofotometri

66
II. TINJAUAN PUSTAKA

Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah

berdasarkan absorrpsicahaya pada panjang gelombang tertentu mrlalui suatu

larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya.

Proses ini disebut “absorpsi spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yng

digunakan adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai “koloromtri”,

karena memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri

juga menggunakan panjang pada gelombang ultraviolet dan infra merah. Prinsip

kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan sebanding

dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan. Prinsip ini dijabarkan dalam

HUkum Beer-Lambert, yang menghubungkan antara absorbansi cahaya dengan

pada suatu bahan yang mengabsorpsi, berdasarkan persamaan berikut (Lestari,

2010):

A = log (Iin/Iout) = (1/T) = a x b x c

A = Absorbance

Iin = Intensitas cahaya yang masuk

Iout = Intensitas cahaya yang keluar

T = Transmittansi

a = tetapan absorpsivitas molar

b = panjang jalur

c = konsentrasi pada suatu bahan yang mengabsorpsi

67
Jika absorbansi di plot terhadap konsentrasi, maka diperoleh garis lurus.

Grafik ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi kontaminan dalam

suatu larutan yang diperoleh dari sampel gas dan uap. Perubahan intensitas warna

sebanding dengan konsentrasi. Salah satu aplikasi dari metode ini adalah analisis

laboratorium untuk menentukan konsentrasi nitrogen dioksida di udara

menggunakan reagen Saltzman (Breysse dan Lees, 2003). Selain itu, senyawaan

yang dapat dianalisis antara lain formaldehida, fosfi, amoniak, anhidrat asetat,

hidrazin.

Prinsip umum dari spektrofotometri adalah pemantulan, pembiasan dan

lenturan (difraksi). Ketika cahaya dengan berbagai panjang gelombang mengenai

suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan

diserap. Biasanya, spektrofotometri digunakan untuk mengukur konsentrasi suatu

zat yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari

dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya

mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan

sebagian lagi akan diteruskan. Cahaya yang diserap tersebut akan diukur sebagai

nilai absorbansi (Underwood, 2001)

68
III. METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pratikum spektrometri kali adalah filler, pipet

ukuran, gelas bekker, tabung reaksi, dan labu Erlenmeyer.

Sedangkan bahan yag digunakan dalam pratikum spektrometri adalah

larutan 0,1 M CuSo4 dan aquades.

B. Prosedur Kerja

1. Larutan CuSO4 diencerkan menjadi 0,02 M; 0,04 M; 0,06 M; dan 0,08 M

2. Cara pengenceran : V1 . M1 = V2 . M2

V1 = volume CuSO4 1 M yang dicari

M1 = konsentrasi CuSO4 1 M

V2 = volume CuSO4 0,02 M = 10 ml

M2 = konsentrasi CuSO4 0,02 M

V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 1 = 10 . 0,02

V1 = 0,2 ml

Jadi untuk membuat larutan 0,02 M CuSO4 dipipet 0,2 ml larutan CuSO4 1

M, diencerkan dengan aquades sampai mencapai volume 10 ml. Begitu

seterusnya untuk larutan 0,04 M; 0,06 M; dan 0,08 M diencerkan dengan

aquade sampai 10 ml

69
3. Absorban masing – masing larutan baku diukur dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 600 nm

4. Kurva kalibrasi hubungan antara konsenstrasi CuSO4 dengan absorban

dibuat, dengan persamaan regresi linier: y = a + bx

y = absorban

x = konsentrasi larutan

a = konstanta

b = koefisien regresi

5. Absorban larutan sampel diukur. Berdasarkan persamaan regresi y = a +

bx, absorbans sampel dimasukkan ke dalam persamaan tersebut untuk

mencari konsentrasi sampel tersebut.

70
IV. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Grafik 1. Grafik Regresi Hubungan Absorban dengan Konsentrasi CuSO4

Tabel1. Tabel Hasil Pengamatan Konsentrasi CuSO4


No. x y x2 y2 xy
1. 0 0 0 0 0
2. 0,02 0,0223 0,0004 0,0005 0,000446
3. 0,04 0,0362 0,0016 0,0013 0,001448
4. 0,06 0,0457 0,0036 0,0020 0,002742
5. 0,08 0,0655 0,0064 0,0042 0,00524
Jumlah 0,2 0,1697 0,012 0,008186 0,009876

∑ 𝑋𝑌
mencari nilai b, dengan rumus : b = ∑ 𝑋 2

71
(∑ 𝑥 ∑ 𝑦)
Mencari nilai ∑ 𝑋𝑌 , dengan rumus : ∑ 𝑋𝑌 = ∑ 𝑥𝑦 − 𝑛

(0,2)(0,1697)
∑ 𝑋𝑌 = 0,009876 −
5

∑ 𝑋𝑌 = 0,009876 − 0,006788

∑ 𝑋𝑌 = 0,003088

(∑ 𝑥)2
Kemudian mencari ∑ 𝑋 2 dengan rumus : ∑ 𝑋 2 = ∑ 𝑥 2 − 𝑛

0,22
∑ 𝑋 2 = 0,012 -
5

∑ 𝑋 2 = 0,004

Maka nilai b, dapat dicari dengan :

∑ 𝑋𝑌
b = ∑ 𝑋2

0,003088
b= 0,004

b = 0,772

∑𝑦 𝑏(∑ 𝑥)
Mencari nilai a dengan rumus : a = −
𝑛 𝑛

0,1697 0,772(0,2)
a= −
5 5

a = 0,00306

(∑ 𝑋𝑌)(∑ 𝑋𝑌)
Mencari nilai r2 dengan rumus : r2 = ∑ 𝑋2 ∑ 𝑌2

(∑ 𝑦)2
pertama, mencari nilai ∑ 𝑌 2 , dengan rumus : ∑ 𝑌 2 = ∑ 𝑦 2 − 𝑛

(∑ 𝑦)2
∑ 𝑌2 = ∑ 𝑦2 −
𝑛

72
(0,1679)2
∑ 𝑌 2 = 0,008186 −
5

∑ 𝑌 2 = 0,008186 − 0,005638

∑ 𝑌 2 = 0,002427

Maka nilai r2 , dapat dicari :

(∑ 𝑋𝑌)(∑ 𝑋𝑌)
r2 = ∑ 𝑋2 ∑ 𝑌2

0,0030882
r2 =
0,004 . 0,002427

r2 = 0,982316

Sehingga hasil yang di dapat :

a = 0,00306

b = 0,772

r2 = 0,982316

B. Pembahasan

Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi

radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap mana mata manusia

peka, gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang

berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan

menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760

mm. Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari

tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi (Ali,2005)

73
Prinsip umum dari spektrofotometri adalah pemantulan, pembiasan dan

lenturan (difraksi). Ketika cahaya dengan berbagai panjang gelombang mengenai

suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan

diserap. Biasanya, spektrofotometri digunakan untuk mengukur konsentrasi suatu

zat yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari

dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya

mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan

sebagian lagi akan diteruskan. Cahaya yang diserap tersebut akan diukur sebagai

nilai absorbansi.(Nursyamsi, 2008)

Spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi suatu zat

di dalam larutan berdasarkan absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang

gelombang tertentu. Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang

telah diketahui konsentrasinya. Larutan standarnya terdiri dari beberapa tingkat

konsentrasi mulai yang rendah sampai konsentrasi tinggi (Khopkar,2003).

Metode spektrofotometri dapat juga digunakan dalam bidang pertanian.

Seperti pada yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa spektrofotometri berfungsi

untuk menganalisis konsentrasi suatu zat. Maka dalam bidang pertanian,

spektrofotometri juga digunakan untuk menganalisis konsentrasi zat contohnya

dalam menganalisis unsur natrium dan kalium dalam tanah. Unsur kalium

merupakan unsur hara ketiga yang paling banyak terdapat di dalam tanah. Kalium

berfungsi untuk tanaman yaitu untuk (a). mempercepat pembentukan zat

karbohidrat dalam tanaman; (b). memperkokoh tubuh tanaman; (c). mempertinggi

resistensi terhadap serangan hama dan penyakit dan kekeringan; (d).

74
meningkatkan kualitas biji. Sedangkan natrium merupakan unsur hara penunjang

yang diperlukan oleh tanaman.

Tembaga (II) sulfat, juga dikenal dengan cupri sullfat, adalah sebuah

senyawa kimia dengan rumus CuSO4. Senyawa garam ini eksis di bumi dengan

kederajatan hidrasi yang berbeda – beda. Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk

hijau pucat atau abu-abu putih sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO4.5H2O),

berwarna biru terang (Padjaatmaka, 2004). Anhidrat bearti garam CuSO4 tidak

mengandung air kristal. Garam ini tersedia dalam berbagai derat senyawa yang

berbeda berdasarkan tingkat kadar air. Bentuk anhidrat sangat jarang ditemukan di

alam ditemukan dalam batuan chalcanthite.

Tembaga sulfat CuSO4 memiliki massa jenis 3,603 gram/ml, tembaga sulfat

pentahidrat 2,284 gram/ml. kelarutan CuSO4.5H2O 31,6 gram/ml pada suhu 0oC

dan meningkat secara signifikan dengan kenaikan suhu. CuSO4.5H2O terurai

sebelum melelh, kehilangan 2 molekul air pada suhu 63oC, kehilangan 2 molekul

lagi pada suhu 109oC dan molekul air terakhir pada suhu 220oC. pada suhu 650oC

CuSO4 terurai menjadi tembaga sulfat oksida CuO dan sulfur trioksida SO. Warna

biru dari tembaga sulfat dihasilkan dari hidrasiair; saat dibakar kristal kehilangan

air dan berubah menjadi keabu-abuan.

Tembaga (II) sulfat juga berguna pada bidang pertanian,antara lain sebagai

herbisida, fungisida dan pestisida. CuSO4.5H2O adalah fungisida. Pencampuran

dengan kapur CaOH disebut Bardeaux mixture dan digunakan untuk

mengendalikan jamur pada tanaman. Campuran dengan ammonium karbonat

dipakai di kebun untuk mencegah kelembaban pada tanaman. CuSO4.5H2O

75
digunakan sebagai herbisida (pembunuh gulma) dalam bidang pertanian dan

perkebunan, pengendali gulma air pada saluran air, penjernih air kolam renang

(membunuh alga), membersihkan siput – siput halus dari aquarium (ion tembaga

bersifat racun bagi ikan, maka pemberiannya harus berdasarkan dosis), dan

sebagainya. Sebagian besar daei alga dapat dikendalikan dengan pemberian

CuSO4.5H2O kadar rendah. Tembaga sulfat juga menghalangi pertumbuhan

bakteri, seperti bakteri esteria coli.

Percobaan spektrometri kali ini memerlukan kurva standar. Kurva standar

merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman

ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai

absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. (Underwood, 2001).

Dalam pembuatan larutan deret standar ini haruslah tepat dan teliti karena larutan

deret standar akan menjadi kurva standar pada penentuan sampel, jika pada

pembuatan larutan standar tidak dilakukan secara teliti dan tepat maka penentuan

kadar sampel pun akan terjadi kesalahan.

Selain menggunakan kurva standar, percobaan spektrometri kali ini juga

menggunakan diagram pencar. Diagram pencar atau diagram tebaran adalah suatu

diagram yang menghubungkan 2 buah variable untuk memperlihatkan beberapa

titik tertentu dimana setiap titik menunjukkan adanya hubungan 2 variabel;

variable tak bebas dan variable bebas. Dengan metode diagram pencar, kita hanya

dapat mengambil kesimpulan secara sederhana dan relative kasar, apakah antara

dua variable mempunyai hubungan (korelasi) atau tidak. Jika ada, tidak

76
memperdulikan sampai seberapa erat hubungan tersebut. Dengan menggunakan

analisa regresi dan korelasi, kita dapat menggambarkan hubungan dua variable

tersebut dalam bentuk persamaan linear (garis lurus) dan dapat mengetahui

keeratan hubungan tersebut dari besarnya koefisien korelasi dan determinasinya.

Kemudian, berdasarkan angka besaran koefisien korelasi dan determinasi, kita

dapat mempertimbangkan apakah persamaan regresinya akan dipakai atau tidak

dalam penarikan kesimpulan, peramalan dan lain-lain (Rasyad, 2003).

Regresi yang berarti peramalan, penafsiran atau pendugaan pertama kali

dikemukakan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822 – 1911) sehubungan

dengan penelitian terhadap tinggi manusia, penelitian tersebut membandingkan

antara tinggi anak laki – laki dan tinggi badan ayahnya. Regresi sederhana

didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen. Persamaan umum linier sederhana adalah :

y = a + bx

dimana :

y : subyek dalam variable dependen yang diprediksikan

a : konstanta

b : angaka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

atau pun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variable

indenpenden. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka turun

77
Kekuatan pengaruh dan hubungan antara variable penduga terhadap variable

bergantung dinyatakan dalam nilai koefisien determinas (R2) dan koefisien

korelasi (R). Koefisien determinasi (R2) menyatakan proporsi keragaman pada

variable bergantung yang mampu dijelaskan oleh variable penduganya. Nilai R2

berkisar antara 0 sampai 1, nilai R2 yang semakin mendekati 1 menunjukkan

pengaruh variabel penduga terhadap variable bergantung yang semakin kuat.

Sebaliknya, semakin mendekati 0 menunjukkan pengaruh yang semakin lemah.

Nilai koefisien determinasi dihitung dengan rumus (Nawari, 2010) :

Jumlah kuadrat regresi


R2 =
Jumlah kuadrat total

Pratikum spektrofotometri kali menggunakan diagram pencar untuk

mengetahui hubungan konsentrasi CuSO4 dengan absorbannya. Kemudian terlihat

dari diagram bahwa hubungan antara konsentrasi CuSO4 dan absorbannya

mengalami kenaikan yang positif atau bisa disebut juga hubungan garis positif,

sebagai berikut :

78
Diagram 2. Diagram Hubungn Absorban dan Konsentrasi CuSO4

Kemudian sebelum menentukan hubungan konsentrasi CuSO4 dan

absorbannya, pertama kita harus membuat deret standar. Deret standar adalah

standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman ataupun

acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Dalam hal ini deret standarnya

adalah konsentrasi CuSO4. Terlihat dari diagram di atas koefisien determinasi (R2)

mempunyai nilai 0,9823 menunjukkan 98,23% keragaman pada konsentrasi

CuSO4 dipengaruhi oleh absorbansinya sedangkan sisanya 1,77% dipengaruhi

oleh faktor lainnya yang tidak diketahui. Nilai b adalah 0,772 yang artinya setiap

kenaikan konsentrasi CuSO4 bernilai 0,772 atau 7,72% terhadap absorbansinya.

79
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pembuatan kurva kalibrasi atau persamaan regresi linear digunakan

dengan metode diagram pencar dan metode analisis regresi dengan

menghubungakan konsentrasi CuSO2 dan absorbansinya

2. Larutan CuSO4 digunakan sebagai deret standar untuk mencari

konsentrasi sampel dengan metode spektrofotometri yang menggunaan

alat spektofotometer.

B. Saran

1. Sebaiknya pratikan lebih mempelajari materi pratikum sehari sebelumnya

2. Berhati – hati menggunakan peralatan laboratorium

3. Menghitung dan menimbang hasil pratikum dengan tepat dan teliti agar

diperoleh hasil yang maksimal

80
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.F. 2005. Handbook of Industrial Chemistry Organic Chemicals. The


McGraw-Hill Companies, Inc. Sydney.

Breysse, PN & Lees, PSJ. 2003. Analysis of Gases and Vapors.Dalambuku The
Occupational Environment: Its Evaluation, control and Management. 2nd
edition.Salvatore R. DiNardieds. American Industrial Hygene Association
(AIHA) Press.

Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik . Universitas Indonesia Press,
Jakarta.

Lestari, Fatma . 2010 . Bahaya Kimia: Sampling & Pengukuran Kontaminan


Kimia Di Udara . EGC, Jakarta.

Nawari . 2010 . Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17 . Elex
Media Komputindo, Jakarta.

Nursyamsi, Dedi . 2008 . Pelepasan Kalium Terfiksasi Dengan Penambahan


Asam Oksalat dan Kation Untuk Meningkatkan Kalium Tersedia Bagi
Tanaman Pada Tanah-Tanah yang Didominasi Mineral Liat Smektif.
Skripsi. Pasca Sarjana, Ilmu Tanah . Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Padjaatmaka, A. Hadyana. 2004. Kamus Kimia . Balai Pustaka, Jakarta.

Rasyad, Rashidan. 2003. Metode Statistik Deskriptif Untuk Umum . Grasindo,


Jakarta.

Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga,
Jakarta.

81

Anda mungkin juga menyukai