Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR 1

TEKNIK LABORATORIUM 1

Nama : Sayidatun Nuriyah

NIM : 21080120120011

Kelompok : 2 (Dua)

Hari Praktikum : Sabtu

Tanggal Praktikum : 26 September 2020

Asisten : Septi Tri Nur Azizah

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020
TEKNIK LABORATORIUM 1

I. Tujuan
I.1 Mampu menjelaskan kegunaan alat-alat di laboratorium.
I.2 Mampu menggunakan alat-alat laboratorium.
I.3 Mampu melakukan percobaan dengan cara dan urutan yang benar.

II. Tinjauan Pustaka


II.1 Teknik Laboratorium
Teknik laboratorium adalah teknik yang digunakan untuk
mengenal dan memahami lebih dalam tentang kegiatan yang
dilakukan selama praktikum di laboratorium.
(Koesmadji, 2000)
Selain itu, teknik laboratorium juga berarti berbagai macam
metode atau petunjuk praktis perihal segala sesuatu yang ada sangkut
pautannya dengan laboratorium.
(Tim Kimia Dasar, 2012)
Tidak dapat dipungkiri bahwa peralatan yang ada di
laboratorium tak jarang membahayakan praktikan yang sedang
melakukan praktikum apabila tidak mengetahui cara dan prosedur
yang tepat dalam penggunaan alat dan pemberlakuan bahan kimia di
laboratorium. Oleh karena itu, sebelum memulai sebuah praktikum
seorang praktikan harus mengetahui lebih dalam mengenai teknik
laboratorium sehingga meminimalkan terjadinya kecelakaan akibat
dari kesalahan praktikan.
(Ibnu, 1976)

II.2 Alat Laboratorium dan Kegunaannya


1. Tabung reaksi, digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia
dengan skala kecil.
2. Penjepit, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat
proses pemanasan tanpa perlu menggunakan tangan langsung.
3. Pengaduk gelas, digunakan untuk mengaduk suspensi atau
larutan.
4. Corong, digunakan untuk membantu memasukkan cairan ke
sebuah wadah yang mulutnya sempit.
5. Kertas saring, digunakan untuk menyaring endapan.
6. Erlenmeyer, digunakan untuk menampung larutan yang akan
dititrasi dalam proses titrasi.
7. Pipet gondok, digunakan untuk mengambil larutan kimia dalam
volume tertentu secara tepat.
8. Pipet tetes, digunakan untuk mengambil larutan kimia dalam
skala yang kecil.
9. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur benda cair pada berbagai
macam ukuran volume.
10. Buret, digunakan untuk mengukur volume dalam proses titrasi.

III. Metodologi
III.1 Cara Kerja
1. Cara memegang botol dan meletakkan tutup botol
Pertama, memegang botol dengan etiket menghadap ke arah
telapak tangan. Lalu, saat menuangkan larutan sebisa mungkin
cairan larutannya tidak mengenai etiket botol. Kemudian setelah
selesai menuangkan larutan, tutup botol diletakkan di atas meja
dengan keadaan terbalik menghadap ke atas.
2. Cara mengambil/menuang bahan kimia
Pertama, memegang botol dengan etiket menghadap ke arah
telapak tangan. Kemudian, memiringkan botol secara perlahan.
Selanjutnya, memasukkan spatula atau sendok ke dalam botol
dan mengambil bahan kimianya. Kemudian, mengetuk spatula
atau sendok tersebut secara perlahan menggunakan telunjuk atau
pengaduk agar bahan kimia jatuh ke wadah yang diinginkan.
3. Cara menimbang
a. Penimbangan pada neraca ohaus
Pertama, meletakkan benda yang akan ditimbang pada
tempat beban. Kemudian, menggeser skala mulai dari skala
besar ke skala kecil jika anak panah sudah berada di titik
setimbang nol. Lalu, membaca hasil pengukurannya setelah
dua garis sejajar seimbang.
b. Penimbangan pada neraca digital
Pertama, mengatur monitor pada timbangan menjadi nol.
Kemudian, meletakkan benda yang akan ditimbang pada
tempat beban. Lalu, membaca hasil pengukurannya. Setelah
selesai, mengatur monitor pada timbangan menjadi nol
kembali.
4. Cara memanaskan/menguapkan
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
Pertama, menjepit tabung reaksi menggunakan penjepit pada
bagian dekat mulut tabung. Kemudian,mengarahkan tabung
reaksi ke arah dengan area kosong. Setelah itu, memanaskan
tabung reaksi yang berisi cairan dengan cara memiringkan
dan sesekali mengocoknya.
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan erlenmeyer
Pertama, meletakkan kawat kasa di atas kaki tiga dan
meletakkan kertas saring di atas kawat kasa. Kemudian
meletakkan gelas kimia atau erlenmeyer yang berisi cairan di
atas kertas saring tersebut. Lalu memanaskannya dengan
spirtus yang berada di tengah-tengah kaki tiga sambil
menggoyangkan larutan secara perlahan.
5. Cara melarutkan (pengadukan)
Pertama, menimbang NaOH sesuai dengan massa yang akan
dilarutkan dan memasukkannya ke dalam gelas kimia. Kemudian
menambahkan aquades ke dalam NaOH sedikit demi sedikit
sampai volume yang diinginkan dan sambil mengaduknya hingga
padatan NaOH terlarut sempurna. Kemudian meletakkan
termometer untuk mengukur suhu larutannya. Selanjutnya,
mengamati gelas kimia dan mencatat suhunya.
6. Cara mengukur volume (labu ukur, gelas ukur, pipet volume,
pipet ukur, buret awal-akhir)
Pertama, memindahkan NaOH yang telah larut sempurna ke
dalam labu ukur. Kemudian, membilas sampai bersih gelas kimia
dengan aquades dan air. Selanjutnya, menambahkan aquades ke
dalam labu ukur sampai permukaan mendekati tanda garis.
Kemudian, mengimpitkan permukaan cairan dengan meniskus
menggunakan pipet tetes. Setelah itu, menutup labu ukur dan
mengocoknya agar larutan menjadi homogen. Lalu,
memindahkan larutan ke dalam botol pereaksi.
7. Cara melipat kertas saring
Pertama, melipat kertas saring menjadi bentuk kerucut. Lalu,
merobek sudut lipatan sekitar setengah diameter. Kemudian,
melipat bagian luar dan dalam, lalu mengkaitkannya. Selanjutnya
membasahi dinding corong dengan aquades agar dapat
melekatkan kertas saring. Kemudian, menempatkan kertas saring
pada corong.
8. Cara menyaring
a. Penyaringan dengan teknik dekantasi
Pertama, memasukkan batang pengaduk ke dalam gelas
kimia yang berisi aquades yang membantu proses
penyaringan. Lalu, menuangkan larutan dengan cara
didekatkan ke batang pengaduk ke dalam gelas kimia sampai
larutan terpisah dengan residunya.
b. Penyaringan dengan kertas saring
Pertama, meletakkan kertas saring di atas gelas kimia.
Kemudian, menuangkan larutan ke dalam corong yang telah
diberi kertas saring hingga menghasilkan filtrat dan residu.

IV. Pembahasan
IV.1 Cara memegang botol dan meletakkan tutup botol
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara memegang botol
dan meletakkan tutup botol dengan tepat. Ketika akan
menuangkan larutan, botol dipegang dengan etiket harus
menghadap ke arah telapak tangan. Hal ini karena agar saat kita
menuangkan larutan dan tidak sengaja larutannya tumpah, larutan
tidak mengenai etiketnya. Sebab jika larutannya mengenai
etiketnya maka label pada etiket akan hilang dan jika nantinya
botol larutan tersebut disandingkan dengan botol larutan yang lain
praktikan bisa kehilangan informasi dari larutan tersebut. Sehingga
jika hal ini terjadi bisa saja seorang praktikan salah mereaksikan
larutan yang dapat membahayakan dirinya sendiri. Lalu, ketika
akan meletakkan tutup botol di atas meja, maka harus diletakkan
dalam posisi terbalik menghadap ke atas. Hal ini dilakukan agar
tutup botol tidak terkontaminasi dengan zat kimia lain dan larutan
akan tetap steril
IV.2 Cara mengambil/menuang bahan kimia
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara mengambil atau
menuang bahan kimia dengan tepat. Ketika menuangkan bahan
kimia, bisa menggunakan bantuan spatula, sendok atau dituang
secara langsung. Saat menggunakan bantuan spatula, spatula
diletakkan di tengah-tengah gelas bekernya, lalu mulut botol
bahan kimianya ditempelkan ditengah spatula dan kemudian
bahan kimia dialirkan. Sedangkan jika dituang secara langsung,
maka mulut botol bahan kimianya didekatan dengan gelas
bekernya. Kedua cara ini, baik yang menggunakan spatula maupun
dituang secara langsung sama-sama bertujuan supaya aliran bahan
kimia yang dimasukkan lurus sehingga tidak tercecer di semua
permukaan gelas beker.
IV.3 Cara menimbang
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara menimbang
dengan tepat. Pada saat penimbangan, neraca digital lebih tinggi
tingkat ketelitiannya dibanding neraca ohaus. Kemudian, ketika
telah selesai menggunakan neraca, maka monitor pada neraca
harus dinolkan kembali. Hal ini dilakukan agar tingkat ketelitian
dari neraca tersebut tidak bergeser dan tetap akurat.
IV.4 Cara Memanaskan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara memanaskan
larutan dengan tepat. Ketika memanaskan larutan maka tabung
reaksinya itu diisi ¾ larutan saja. Hal ini karena jika tabung reaksi
terisi penuh dan saat dipanaskan nanti larutannya akan keluar dan
bisa membahayakan diri kita sendiri. Kemudian, jika memanaskan
juga tidak boleh diarahkan ke orang yang ada disekitar. Hal ini
supaya jika larutannya muncul cipratan, cipratannya itu tidak
mengenai orang karena ini berbahaya. Perbedaan antara
pemanasan dengan tabung reaksi dan erlenmeyer yaitu pada
pemanasan dengan tabung reaksi, tabungnya tidak langsung
dipegang dengan tangan melainkan menggunakan penjepit,
kemudian tabung reaksi dipanaskan di atas pemanas dengan arah
miring dan mulut tabungnya jangan diarahkan ke arah wajah kita
karena dapat berbahaya. Sedangkan pada erlenmeyer dilakukan
dengan meletakkan erlenmeyernya di atas kaki tiga yang dilapisi
dengan kertas bakar. Dan ditengah-tengah kaki tiganya diletakkan
spirtus yang digunakan untuk memanaskan larutannya. Hal ini
berbeda dengan tabung reaksi yang apinya langsung mengenai
bagian bawah tabung.
IV.5 Cara melarutkan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara melarutkan larutan
dengan tepat. Ketika melakukan pelarutan terdapat tahap
pengadukan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi antara
NaOH dan H2O. Kemudian, ketika sedang dilarutkan dinding dari
gelas beker tersebut mengalami kenaikan suhu terjadinya reaksi
eksoterm yaitu melepaskan panas ke lingkungan.
IV.6 Cara mengukur volume
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara mengukur volume
dengan tepat. Pada saat mengukur dan membacanya dengan
meniskus cekung maka meniskus cekungnya harus sejajar dengan
mata dan lengkungannya harus pas dengan angka penunjuk di
gelas ukurnya. Kemudian saat melakukan pengukuran tidak boleh
menggunakan gelas beker karena luas permukaannya yang besar
sehingga tingkat akurasinya rendah. Jadi lebih baik menggunakan
gelas ukur dimana luas permukaannya lebih kecil dibanding gelas
beker sehingga tingkat akurasinya lebih baik.
IV.7 Cara melipat kertas saring
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara melipat kertas
saring dengan tepat. Kertas saring harus dilipat, hal ini agar sesuai
dengan corongnya sehingga penyaringan lebih mudah. Semisal
kertas saring tidak dilipat maka aliran airnya jadi susah mengalir
karena sudutnya banyak padahal hanya butuh satu titik tumpu.
IV.8 Cara menyaring
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara menyaring larutan
dengan tepat. Pada proses penyaringan ini ada dua metode yaitu
dekantasi dan menggunakan kertas saring. Diantara kedua ini
metode yang menggunakan kertas saringlah yang lebih akurat
dalam penyaringan. Hal ini karena metode dekantasi dilakukan
dengan cara memisahkan larutannya terlebih dahulu sehingga bisa
jadi residunya itu masih ada di dalam larutan. Sedangkan jika
menggunakan kertas saring maka residunya akan langsung
tertahan di kertas saringnya dan hasil filtrat juga mengalir bersih
tanpa residu.

V. Penutup
V.1 Kesimpulan
Dari praktikum percobaan teknik laboratorium 1 ini, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Kita dapat mengetahui bahkan menjelaskan tentang kegunaan
alat-alat yang ada di laboratorium secara baik dan benar.
2. Kita dapat menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium
secara baik dan benar sehingga mengurangi risiko terjadinya
suatu kecelakaan.
3. Kita dapat melakukan percobaan dengan cara dan urutan yang
benar sesuai dengan buku panduan yang telah disediakan.

VI. Daftar Pustaka

Ibnu.1976. Prosedur Alat-Alat Kimia. Jakarta: Liberty

Koesmadji, W., dkk. 2000. Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan


Pendidikan Biologi FMIPA UPI.

Tim Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP. 2012. Penuntun Praktikum


Kimia Dasar Jurusan Pendidikan MIPA. Jember: Jember University
Press.

Anda mungkin juga menyukai