Kata Pengantar
Bab 1 Sistem Bilangan Riil 1
Beberapa Sistem Bilangan, Sifat-sifat Bilangan Riil, Desimal dan
Kerapatan, Pertidaksamaan, Soal Latihan
Bab 2 Fungsi dan Grafiknya 21
Relasi dan Fungsi, Beberapa Jenis Fungsi, Operasi pada Fungsi, Grafik
Fungsi, Soal Latihan
Bab 3 Limit dan Kekontinuan Fungsi 39
Pendahuluan Limit, Penghitungan Limit, Limit Fungsi Trigonometri,
Kekontinuan Fungsi, Beberapa Macam Diskontinuitas, Menentukan
Fungsi Menjadi Kontinu, Soal Latihan
Bab 4 Turunan (Derivatif) 52
Pengertian Turunan, Rumus Dasar Turunan, Turunan Fungsi
Komposisi, Turunan Fungsi Implisit, Turunan Kedua dan Turunan
Lebih Tinggi, Soal Latihan
Bab 5 Penggunaan Turunan 62
Maksimum dan Minimum, Kemonotonan dan Kecekungan,
Menggambar Grafik Fungsi, Terapan Praktis Turunan, Soal Latihan
Bab 6 Integral Tak Tentu 73
Definisi dan Rumus Dasar Teknik-teknik Pengintegralan, Soal dan
Pembahasan
Bab 7 Integral Tentu 89
Sifat-sifat Integral Tentu, Nilai Integral Tentu, Integral Tak Wajar, Soal
Latihan
Bab 8 Penggunaan Integral Tentu 97
Menghitung Luas Bidang Datar, Menghitung Volume Benda Putar
BAB 1 SISTEM BILANGAN RIIL
Sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya merupakan salah satu pilar utama dalam
1
Pada beberapa pengukuran besaran seperti pengukuran panjang, suhu atau arus
listrik, bilangan-bilangan bulat boleh dikatakan tidak memadai lagi, karena kurang
memberikan ketelitian yang cukup baik. Oleh karena itu, hasil bagi dari bilangan-
1 2 31 16 40 19
bilangan bulat seperti , , , , dan sangat diperlukan. Perlu
4 3 8 7 5 1
diperhatikan bahwa, kita tidak diperkenankan membagi suatu bilangan dengan nol.
m
Bilangan-bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk , dengan m dan n
n
adalah bilangan-bilangan bulat dan n 0 , disebut bilangan-bilangan rasional.
Selanjutnya himpunan semua bilangan rasional ini dinotasikan dengan Q, sehingga
m
Q= | m, n Z dan n 0 .
n
Himpunan semua bilangan rasional Q bersama-sama dengan operasi + dan x
yang bersifat tertutup di dalamnya atau (Q, +, x) membentuk suatu sistem yang
dinamakan sistem bilangan rasional
abad sebelum masehi, yaitu meskipun 2 merupakan panjang sisi miring suatu segitiga
siku-siku dengan sisi-sisi 1, bilangan ini tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi
dari dua bilangan bulat. Jadi 2 merupakan bilangan tak rasional. Demikian juga
3
dengan bilangan-bilangan 3, 5 , e , dan sebagainya, merupakan contoh-contoh
lain bilangan yang tak rasional.
Jika semua bilangan tak rasional di atas kita kumpulkan, maka kita mempunyai
sebuah himpunan yang disebut himpunan semua bilangan tak rasional.
2
himpunan semua bilangan riil R ini bersama-sama operasi + dan operasi x membentuk
suatu sistem yang dinamakan sistem bilangan riil.
Sebagaimana kita ketahui, bilangan-bilangan riil dapat dipandang sebagai label
untuk titik-titik sepanjang suatu garis lurus mendatar. Dalam garis mendatar ini,
bilangan-bilangan riil tersebut mengukur jarak ke kanan atau ke kiri (jarak berarah)
dari suatu titik tetap yang disebut titik asal dan dinotasikan dengan 0. Setiap titik pada
garis mempunyai sebuah label bilangan riil yang tunggal dan selanjutnya bilangan ini
disebut sebagai koordinat dari titik tersebut serta garis koordinat yang dihasilkan diacu
sebagai garis bilangan riil atau disingkat garis riil saja.
Dalam prakteknya, seringkali bilangan riil dinyatakan atau dituliskan dalam
1 5 8
bentuk desimal, sebagai contoh bilangan-bilangan , dan berturut-turut dapat
5 3 11
dituliskan dalam bentuk desimal sebagai 0,2 ; 1,6666... dan 0,7272727... serta dapat
diperlihatkan pula bahwa bentuk desimal bilangan-bilangan rasional adalah salah satu
dari dua tipe berikut ini :
1 1 3
1. desimal berhenti ( , , dan seterusnya) atau
5 2 4
1 8 7
2. desimal berulang beraturan ( , , dan seterusnya).
3 11 6
Sedangkan jika bentuk desimal suatu bilangan tidak termasuk salah satu dari
kedua tipe di atas, maka bilangan tersebut merupakan bilangan tak rasional. Sebagai
3
b. a b c a b c
3. Sifat distributif
a b c a b a c
4. Eksistensi unsur-unsur identitas
Terdapat dua bilangan riil, yaitu 0 dan 1, dengan 0 ≠ 1 yang memenuhi
hubungan : a 0 a dan a 1 a . Bilangan 0 dan 1 ini berturut-turut
dinamakan unsur identitas terhadap operasi + dan unsur identitas terhadap
operasi x
5. Eksistensi invers
Untuk setiap bilangan riil a mempunyai invers aditif (disebut juga negatif), a ,
6. Sifat pengurangan
a b a b
7. Sifat pembagian
a
a b 1 , asalkan b 0
b
8. Hukum kanselasi (pembatalan)
a. Jika a c b c dan c 0 , maka a b
ac a
b. Jika b 0 dan c 0 , maka
bc b
9. Sifat pembagi nol
Jika a b 0 , maka a 0 atau b 0
4
Selanjutnya jika a kurang dari atau sama dengan b , maka dituliskan a b dan
jika a lebih dari atau sama dengan b , maka dituliskan a b . Sedangkan notasi
a b c dimaksudkan sebagai a b dan b c , artinya b terletak di antara a dan c .
Beberapa sifat penting yang perlu diketahui, terkait dengan relasi urutan di atas
antara lain :
1. Sifat trikotomi
Untuk sembarang bilangan riil a dan b , berlaku tepat satu : a b , a b atau
ab
2. Sifat ketransitifan (menghantar)
Jika a b dan b c maka a c
3. Sifat penambahan
a. Jika a b maka a c b c , untuk sembarang bilangan riil c
b. Jika a b dan c d maka a c b d
4. Sifat perkalian
a. Jika a b dan c 0 maka ac bc
b. Jika a b dan c 0 maka ac bc
5. Sifat kebalikan
1
a. Jika a 0 maka 0
a
1 1
b. Jika 0 a b maka
a b
6. Sifat akar dan kuadrat
5
Bilangan-bilangan tak rasional dapat pula dituliskan dalam bentuk desimal,
akan tetapi desimalnya berupa desimal yang tidak berakhir dan tidak berulang
Contoh :
Perlihatkan bahwa bentuk-bentuk desimal berulang : 0,121212... dan 2,168168168...
menyatakan bilangan-bilangan rasional.
Pembahasan :
Misalkan x = 0,121212..., maka 100x = 12,121212... Selanjutnya jika kita kurangkan x
dari 100x dan kemudian diselesaikan untuk x diperoleh 100x = 12,121212...
x = 0,121212... _
99x = 12
12 4
x= = .
99 33
Demikian juga jika dimisalkan y = 2,168168168..., maka 1000y = 2168,168168168... dan
dengan cara serupa dengan penyelesaian sebelumnya didapat
1000y = 2168,168168168...
y= 2,168168168... _
999y = 2166
2166 722
y= = .
999 333
Karena kedua bentuk desimal berulang di atas dapat dinyatakan sebagai hasil bagi
antara dua bilangan bulat, maka benar bahwa kedua bentuk desimal di atas
merupakan bilangan rasional. ■
Catatan : secara umum untuk memperoleh bilangan rasional yang dicari, pertama kali
yang harus dilakukan adalah mengalikan bentuk desimal berulang x yang diketahui
dengan 10n, jika desimal tersebut berulang dalam suatu pola yang memuat n angka
Seperti diketahui, di antara dua bilangan riil sembarang yang berlainan a dan
b , terdapat suatu bilangan riil yang lain. Pada khususnya, terdapat bilangan riil
6
ab
c , yang merupakan bilangan pertengahan antara a dan b . Selanjutnya karena
2
terdapat juga suatu bilangan riil r di antara a dan c , serta bilangan riil s di antara c
dan b dan karena argumen ini dapat diulang sampai tak berhingga kali, maka dapat
disimpulkan bahwa di antara dua bilangan riil sembarang (betapapun dekatnya),
terdapat tak berhingga banyak bilangan riil yang lain. Bilangan-bilangan riil ini dapat
berupa bilangan rasional dan bilangan yang tak rasional, yang tak berhingga
banyaknya dari tiap jenis.
Contoh :
Carilah suatu bilangan rasional dan bilangan tak rasional yang terletak di antara a
dan b , jika diketahui a = 0,12345678... dan b = 0,12345700...
Pembahasan :
Misalkan r = 0,123456800000... dan s = 0,123456801001000100001..., maka r adalah
bilangan rasional (karena berakhir dengan pengulangan 0), sedangkan s adalah
bilangan tak rasional (karena pola penyisipan 0 yang semakin banyak di antara angka
1) dan terlihat bahwa a r s b . ■
Soal Latihan
1. Jika diketahui a b , manakah di antara pernyataan berikut ini yang senantiasa
benar :
a. a 3 b 3
b. a b
c. ab b 2
d. ab 2 b 3
2. Nyatakanlah tiap bilangan rasional berikut dalam bentuk desimal :
5 7
a. d.
8 19
2 13
b. e.
7 5
1 23
c. f.
15 13
3. Ubahlah bentuk desimal berulang berikut menjadi bentuk pecahan (bilangan
rasional) :
7
a. 0,47474747... d. 5,699669966996...
b. 0,258258258... e. 3,00167676767...
c. 1,1098098098... f. – 0,0123123123...
4. Perlihatkan bahwa rata-rata antara dua buah bilangan riil terletak di antara
kedua bilangan tersebut, dengan perkataan lain, perlihatkan bahwa jika a b
ab
maka a b.
2
5. Tentukan suatu bilangan tak rasional dan bilangan rasional yang terletak di
antara bilangan 3,1415926535... dan 3,141592654000...
1.2. PERTIDAKSAMAAN
Sebelum meninjau lebih jauh mengenai pertidaksamaan, akan diberikan terlebih
dahulu pengertian peubah atau variabel. Peubah (variabel) yang dimaksudkan di sini
adalah lambang yang digunakan untuk menyatakan sembarang anggota dari suatu
himpunan. Sebagai misal jika diambil himpunannya adalah himpunan semua bilangan
real R, maka peubahnya dinamakan peubah real.
Untuk selanjutnya yang dimaksudkan dengan peubah dalam pembahasan ini
adalah peubah real, di mana peubah ini memegang peranan penting dalam
menyelesaikan permasalahan pertidaksamaan.
Sebagai pembahasan awal, pertidaksamaan diberikan batasan pengertian
sebagai kalimat matematika terbuka yang memuat peubah (variabel) dan satu atau
lebih tanda berikut ini : <, >, atau .
Contoh 1 :
Beberapa jenis/contoh pertidaksamaan antar lain :
1. 2 x 16 x 25
2. 2 x 4 6 7 x 3 x 6
3. x 2 5x 6 0
2x 3
4. 0
x 1
5. 2x 4 4
6. x2 5
dan sebagainya.
8
Selanjutnya yang dimaksud dengan menyelesaikan suatu pertidaksamaan
adalah mencari semua nilai peubah yang memenuhi pertidaksamaan tersebut.
Beberapa jenis pertidaksamaan yang cukup terkenal di antaranya :
pertidaksamaan linier, pertidaksamaan kuadrat dan polinomial, pertidaksamaan
pecahan (rasional), pertidaksamaan irrasional dan pertidaksamaan dengan nilai
mutlak.
A. PERTIDAKSAMAAN LINIER
Pertidaksamaan linier adalah pertidaksamaan yang salah satu atau lebih
ruasnya memuat bentuk linier dalam x (sebagai peubahnya). Untuk menyelesaikan
pertidaksamaan linier dapat digunakan sifat-sifat berikut ini :
1. ak bk
2. ka kb , jika k positif, akan tetapi ka kb , jika k negatif
3. a 2 b 2 , asalkan a dan b keduanya positif
4. a c b d , untuk c d
5. ac bd , asalkan c d serta a , b , c dan d semuanya positif
Contoh 2 :
Selesaikan pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini :
1. 2 x 16 x 25
2. 5 4 x 9 11
3. 2 x 4 6 7 x 3 x 6
Pembahasan :
1. 2 x 16 x 25 2 x x 25 16 x 9 .
Sehingga himpunan penyelesaian (HP) dari pertidaksamaan di atas adalah :
9
2. 5 4 x 9 11 5 9 4 x 11 9 4 4 x 20 1 x 5 .
Dengan demikian HP = { x R | 1 x 5 } = (1, 5).
3. 2 x 4 6 7 x 3 x 6 2 x 4 6 7 x dan 6 7 x 3 x 6
2 x 7 x 6 4 dan 6 6 3 x 7 x
9 x 10 dan 0 10 x
10
x dan 0 x
9
10
0 x
9
10
Dengan demikian HP = { x R | 0 x }.
9
Soal Latihan :
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini,
kemudian gambarkan grafik himpunan penyelesaiannya pada garis bilangan dan
tuliskan pula dalam bentuk interval (selang) :
1. 6 x 10 5 x 16
2. 6 x 3 2 x 5
3. 2 1 5 x 3
4. 4 5 3 x 7
5. 2 3 x 8 1 7 x
6. 2 3 x 5 x 1 16
7. 3 2 x 4 x 1 2 x 7
8. 3 x 7 1 dan 2 x 1 4
9. 3 x 7 1 atau 2 x 5 8
10. 4 x 7 1 atau 2 x 1 5
10
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan pangkat dua (kuadrat) dan
pertidaksamaan polinomial (pangkat tiga atau lebih), langkah-langkahnya meliputi :
Contoh 3 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini :
1. x2 5x 6 0
2. 4 x 2 5 x 6 0
3. x3 5 x 2 6 x 0
4. x 5x 22 2 x 1 0
Pembahasan :
1. Dari pertidaksamaan x 2 5 x 6 0 , pembuat nol ruas kiri adalah :
x 2 5 x 6 0 x 2 x 3 0 x 2 0 atau x 3 0
x 2 atau x 3 .
Jadi pembuat nol ruas kiri adalah : x 2 dan x 3 .
Selanjutnya kita gambarkan nilai-nilai pembuat nol ini pada garis bilangan
11
02 5 0 6 6 (positif). Jadi interval x 2 bertanda (+) (merupakan daerah +).
Selanjutnya interval yang bersisian bertanda sebaliknya, yaitu (–), seperti diberikan
pada gambar di bawah ini :
12
Dengan demikian himpunan
++ ––––– ++ penyelesaian untuk pertidaksamaan ini
adalah :
3 2
4 3
HP = { x | x2 }
4
= 34 , 2 .
13
C. PERTIDAKSAMAAN PECAHAN
f x
Pertidaksamaan pecahan adalah pertidaksamaan yang berbentuk 0,
g x
dengan f x dan g x merupakan fungsi polinom (suku banyak).
Contoh 4 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini :
2x 3
1. 0
x 1
1
2. 5
x
Penyelesaian :
2x 3
1. Diketahui 0 . Perhatikan bahwa pertidaksamaan ini dapat diselesaikan
x 1
asalkan penyebut dari pertidaksamaan di atas, yaitu x 1 0 atau x 1 .
Nilai-nilai pembuat nol ruas kiri :
3
a. Nilai pembuat nol pembilang : 2 x 3 0 atau 2 x 3 yaitu x
2
b. Nilai pembuat nol penyebut (nilai kutub) : x 1 0 atau x 1
3
sehingga nilai-nilai pembuat nol ruas kiri adalah : x dan x 1 .
2
Selanjutnya gambarkan kedua nilai pembuat nol ini pada garis bilangan :
14
Dari dua nilai nol tersebut garis
bilangan terbagi menjadi tiga buah
interval yaitu :
1 3 3 3
2 x 1 , 1 x dan x .
2 2
Untuk menentukan tanda setiap
intervalnya,
3
ambil sembarang titik uji, misalkan x 0 (yang berada pada interval 1 x )
2
2 x 3 2 0 3
dan substitusikan ke pecahan , sehingga interval
x 1 0 1
3
1 x ( di mana titik uji x 0 berada) merupakan daerah merupakan daerah
2
negatif. Sedangkan tanda-tanda dari interval yang lain adalah :
1 1 1 1 5x
2. Diketahui 5. Perhatikan bahwa 5 5 0 0 dan
x x x x
pertidaksamaan ini dapat diselesaikan asalkan penyebut dari ruas kiri, yaitu x 0 .
Selanjutnya nilai-nilai pembuat nol ruas kiri adalah :
1
a. Nilai pembuat nol pembilang : 1 5 x 0 atau x
5
b. Nilai pembuat nol penyebut : x 0
1
yaitu x dan x 0 .
5
Selanjutnya gambar kedua nilai pembuat nilai nol ini adalah :
15
Dengan adanya dua nilai pemuat nol ini,
garis riil (garis bilangan) terbagi ke
1
0 1 dalam 3 interval, yaitu : x 0 , 0 x
5 5
1
dan x .
5
Untuk menentukan tanda dari setiap
interval, ambil salah satu titik uji,
misalkan x 1 (yang terletak pada
1
interval x ) dan
5
1 5x 1 5x 1 5 1
disubstitusikan ke pecahan , diperoleh 4 , sehingga
x x 1
1
interval x merupakan daerah negatif. Tanda selengkapnya untuk interval-
5
interval yang lain adalah :
Peringatan :
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan no. 2 tidak dibenarkan mengerjakan
1 1
5 1 5x x ,
x 5
dengan perkataan lain, pada pertidaksamaan pecahan tidak berlaku perkalian
silang.
Soal Latihan
Tentukan nilai-nilai x yang memenuhi pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini :
x5 x2
1. 0 5. 2
2x 1 x4
16
2x 1 2x 1
2. 0 6. 1
x2 x 3
7 2x 8
3. 3 7. 2
0
2x x 7x 6
3 x 2 5x 6
4. 2 8. 0
x5 x 2 3x 3
D. PERTIDAKSAMAAN IRRASIONAL
Pertidaksamaan irrasional adalah suatu pertidaksamaan yang mengandung
Contoh 5 :
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut ini :
1. 3x 2 2
2. x x6
Penyelesaian :
1. Diketahui 3x 2 2
2
Syarat akar : 3 x 2 0 sehingga 3 x 2 atau x (1)
3
Kuadratkan kedua ruas pertidaksamaan di atas, diperoleh
3x 2 2 3x 2 4 3x 6 x 2 (2)
2
Selanjutnya iriskan syarat (1) dan hasil (2) diperoleh x 2.
3
Dengan demikian himpunan penyelesaian pertidaksamaan yang ditanyakan
2
adalah HP = { x | x 2 }. ■
3
2. Diberikan pertidaksamaan x x6
17
Syarat akar : x 6 0 sehingga didapat x 6 (1)
Syarat kedua : x 0 (2)
Kuadratkan kedua ruas pertidaksamaan yang ditanyakan, diperoleh
x x 6 x 2 x 6 x 2 x 6 0 x 2 x 3 0
yaitu x 2 atau x 3 (3)
Selanjutnya iriskan ketiga hasil yang diperoleh pada perhitungan di atas dan
didapatkan HP = { x | x 3 }. ■
Soal Latihan
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut :
1. 2x 4 4 5. x 3 5 x2
2. x2 x 2 6. x 3 5 x
3. x2 4x 5 7 7. x 2 10 x 2
4. 3 x 2x 1
x, untuk x 0
x
x, untuk x 0
Contoh :
1 1 1
Dengan definisi nilai mutlak diperoleh 4 4 , 0 0 dan .
3 3 3
1. ab a b
a a
2. , asalkan b 0
b b
3. a b a b (Ketidaksamaan Segitiga)
18
4. ab a b
2. x a x a atau x a
3. x y x2 y2
Contoh 6 :
Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut :
1. 2x 7 3
2. 5x 6 1
3. x 2 3x 7
Penyelesaian :
1. Perhatikan bahwa 2 x 7 3 3 2 x 7 3 3 7 2 x 3 7
4 2 x 10 2 x 5 .
Dengan demikian HP = { x | 2 x 5 }.
4 x 2 28 x 40 0 x 2 7 x 10 0
x 2 x 5 0
dengan menyelesaikan pertidaksamaan terakhir didapat
HP = { x | 2 x 5 }. ■
5 x 1 6 atau 5 x 1 6
5 x 5 atau 5 x 7
7
x 1 atau x .
5
19
7 7
Dengan demikian HP = { x | x 1 atau x } = ( , 1] [ , ) . ■
5 5
3. Dari pertidaksamaan yang diketahui dan dengan menggunakan sifat ke-3,
diperoleh
x 2 3 x 7 x 2 3 x 7 x 2 3 x 7 x 2 3 x 21
Soal Latihan :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut
:
1. x2 5 4. 2x 5 x 4
x
2. 2 6 5. 2 2 x 3 x 10
3
5
3. 2 1
x
20
BAB 2 FUNGSI DAN GRAFIKNYA
pangkal O adalah x 2 y 2 1 . Ada hal penting yang bisa dipetik dari contoh di atas.
Misalkan X menyatakan himpunan semua absisnya lebih dari atau sama dengan 1 dan
kurang dari atau sama dengan 1, sedangkan Y himpunan ordinat lebih dari atau sama dengan
1 dan kurang dari atau sama dengan 1, maka anggota himpunan X berkorespondensi dengan
A B
a1 b1
a2 b2
a3 b3
b4
21
Definisi 2.1.1 Diketahui R relasi dari A ke B. Apabila setiap x A berelasi R dengan
tepat satu y B maka R disebut fungsi dari A ke B.
Jadi, relasi R dari A ke B disebut fungsi jika untuk setiap x A terdapat tepat satu y B
sehingga b R(a ) .
Sebagai contoh, misalkan X 1, 2 dan Y 3, 6. Himpunan (1, 3), (2, 3)
merupakan fungsi dari X ke Y, karena setiap anggota X berelasi dengan tepat satu anggota Y.
Demikian pula, himpunan (1, 6), (2, 3) merupakan fungsi dari X ke Y. Sementara himpunan
(1, 3), (1, 6), (2, 3) bukan merupakan fungsi dari X ke Y, karena ada anggota X, yaitu 1, yang
menentukan lebih dari satu nilai di Y.
Fungsi dinyatakan dengan huruf-huruf: f, g, h, F, H, dst. Selanjutnya, apabila f
merupakan fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka dituliskan:
f:AB
Dalam hal ini, himpunan A dinamakan domain atau daerah definisi atau daerah asal,
sedangkan himpunan B dinamakan kodomain atau daerah kawan fungsi f. Domain
(daerah definisi) fungsi f ditulis dengan notasi Df, dan apabila tidak disebutkan maka
disepakati bahwa domain fungsi f adalah himpunan terbesar di dalam R sehingga f terdefinisi
atau ada. Jadi
D f x R : f ( x) ada ( terdefinisi)
A B
●
●
●
● ●
Rf
Gambar 2.1.2
22
Jika pada fungsi f : A B , sebarang elemen x A mempunyai kawan y B,
maka dikatakan “y merupakan bayangan (peta) x oleh f “ atau “y merupakan nilai fungsi f di
x” dan ditulis y = f(x).
A B
x f y
1 x 1
a. f ( x) b. f ( x) c. f ( x) ln( x 2 x 6)
x2 2 x5
x 1
Penyelesaian :
a. Suatu hasil bagi akan memiliki arti apabila penyebut tidak nol. Oleh karena itu,
1
D f x R : terdefinisi x R : x 2 0 R \ {2}
x 2
b. Karena akar suatu bilangan ada hanya apabila bilangan tersebut tak negatif, maka:
x x
D f x R : ada x R : 0
x2 1 x2 1
x R : 1 x 0 atau x 1 (1,0] (1, ).
c. Suatu jumlahan memiliki arti apabila masing-masing sukunya terdefinsi. Sehingga:
23
1
D f x R : ln( x 2 x 6) ada
x5
1
x R : ada dan ln( x 2 x 6) ada
x5
x R : x 5 0 dan ( x 2 x 6) 0
x R : x 5 dan ( x 2 atau x 3)
x R : x 5 dan x 2 atau x R : x 5 dan x 3)
= (,5) (5,2) (3, ) .
Contoh 2.1.3
Penyelesaian :
a. f (1) 3.(1) 2 (1 1) 2 .
b. f ( x 2) 3( x 2) 2 1 ( x 2) 3 x 2 12 x 12 1 ( x 2) .
c. f (1 x) 3.(1 x) 2
1
1x
3 x2 x .
d. f ( x x) 3.( x x) 2 1 ( x x ) 3 x 2 6 x. x ( x) 2 1 ( x x) .
A B
a1● ●b1
a2● ●b2
a3● ●b3
a4●
24
(ii). Apabila setiap anggota himpunan B mempunyai yang kawan di A, kawannya tunggal,
maka f disebut fungsi injektif atau fungsi 1-1 (into function).
A B
●b1
a1● ●b2
a2● ●b3
a3● ●b4
●b5
(iii). Jika setiap anggota himpunan B mempunyai tepat satu kawan di A maka f disebut fungsi
bijektif atau korespodensi 1-1. Mudah dipahami bahwa korespondensi 1-1 adalah
fungsi surjektif sekaligus injektif.
A B
a1● ●b1
a2● ●b2
a3● ●b3
a4● ●b4
hasil kali skalar f , hasil kali f .g , dan hasil bagi f g masing-masing didefinisikan
sebagai berikut:
( f g )( x) f ( x ) g ( x) ( f g )( x) f ( x) g ( x)
( f )( x) f ( x) ( f .g )( x) f ( x).g ( x)
f f ( x)
( )( x) , asalkan g ( x) 0
g g ( x)
Domain masing-masing fungsi di atas adalah irisan domain f dan domain g, kecuali
untuk f g , D f g x D f D g : g ( x) 0 .
Contoh 2.1.4
Jika f dan g masing-masing adalah fungsi real yang dirumuskan dengan :
25
1
f ( x) x 1 g ( x)
x5
maka tentukan : f g , f g , f .g , dan f g beserta domainnya.
Penyelesaian :
1 1
f g ( x) x 1 f g ( x ) x 1
x5 x5
x 1
f .g ( x) x 1. 1 f g ( x)
x5 x5
Karena D f [1, ) dan D g R {5} , maka f g , f g , f .g , dan f g masing-masing
f
A B
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Gambar 2.1.7
invers f juga merupakan fungsi. Fungsi ini disebut fungsi invers, ditulis dengan notasi f 1 .
Perhatikan Gambar 2.1.8 berikut.
26
f
X Y
x● ●y
f 1
Gambar 2.1.8
Dengan demikian
x f 1 ( y ) y f ( x) dengan D f 1 R f dan R f 1 D f
Contoh 2.1.5
x 1
Tentukan f 1 jika diketahui f ( x) 1 .
3x 2
Penyelesaian :
Perhatikan bahwa
x 1 x 1
y f ( x) 1 1 y
3x 2 3x 2
(1 y )(3 x 2) x 1
3 x 3 xy 2 y 2 x 1
2 x 3 xy 2 y 3
2y 3
x f 1 ( y )
2 3y
2x 3
Dengan demikian, f 1 ( x) .
2 3x
Contoh 2.1.6
Tentukan inversnya jika diberikan fungsi
27
x jika x 0
1 jika x 0
f ( x)
1 jika x 0
x 1
Penyelesaian :
(i). Untuk x 0 , y f ( x) x 0 . Sehingga
x y f 1 ( y ) y0
y g (x)
x● ● ●
z f ( g ( x))
g f
Contoh 2.1.7
Diberikan fungsi f(x) = x2 dan g(x) = x1, tentukan fungsi-fungsi berikut beserta daerah
definisinya.
a. f g b. g f c. f f d. g g
Penyelesaian :
c. f f ( x) f ( f ( x )) f ( x 2 ) x 4 , dengan domain D f f R .
Contoh 2.1.8
Penyelesaian :
29
D f g x D g : g ( x) D f x R : 1 2 x 2 1
.
x R : 0 x 2 1 2 x R :
1
2
2x
1
2
2
Contoh 2.1.9
Tentukan f g jika diberikan fungsi :
x
1 x jika x 0 x 1 jika x 1
f ( x) dan g ( x)
1 x jika x 0 2 x 1 jika x 1
Penyelesaian :
x x 11 1
(i). Untuk x 1 , g ( x ) 1 1 0 . Sehingga:
x 1 x 1 x 1
x
( f g )( x) f ( g ( x)) 1 g ( x) 1
x 1
(ii).Untuk x 1 , g ( x) 2 x 1 2.1 1 1 . Karena g ( x) 1 , maka dapat dibedakan menjadi
0 g ( x) 1 dan g ( x) 0 . Selanjutnya,
(a). 0 g ( x) 1 apabila 0 2 x 1 1 atau 1 2 x 1 . Hal ini berakibat, untuk
1 2 x 1,
( f g )( x) f ( g ( x)) 1 g ( x) 1 ( 2 x 1) 2 x
30
x
1 x 1 jika x 1
2x jika 1 2 x 1
( f g )( x )
1 jika x 1 2
2x 1
3 x x 2 ( x 1) 2 3
f ( x)
x2 1
merupakan fungsi aljabar. Fungsi yang bukan fungsi aljabar disebut fungsi transenden.
Beberapa contoh fungsi transenden adalah fungsi trigonometri, fungsi eksponen, fungsi
logaritma, dsb.
Fungsi Aljabar
Fungsi Aljabar meliputi :
(1). Fungsi rasional :
a. Fungsi bulat (fungsi suku banyak)
b. Fungsi pecahan.
(2). Fungsi tak-rasional.
31
f(x) = Pn(x) = a0 + a1x + . . . + an xn
dengan n bilangan bulat tak negatif , a1, . . . , an bilangan-bilangan real dan an 0.
(a). Fungsi konstan: f ( x) c .
Grafik fungsi ini berupa garis lurus sejajar sumbu X.
Y
3
f(x) = 3
a0 f(x) = a0
0 X
f(x) = 1
1
Gambar 2.2.1
y=x+2
y=x
2
y=x3
2 0 3
3 y = x
Grafik fungsi kuadrat berupa parabola dan dipunyai diskriminan D b 2 4ac . Secara
umum, grafik fungsi kuadrat ini dapat digambarkan sebagai berikut :
32
D>0
a>0
D>0
a<0
(a) (b)
D=0
a>0
D=0
a<0
(c) (d)
D<0
a>0
D<0
a<0
(e) (f)
Y
y = x2
y = ¼ x2
X
2 4
y = 4x – x2
Gambar 2.2.4
33
(d). Fungsi kubik: f ( x) a3 x 3 a 2 x 2 a1 x a0 , a3 0 .
y = x3
Y y = (x1)3
1 X
1
Gambar 2.2.5
Fungsi Pecahan
Fungsi f(x) yang dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua fungsi suku banyak
a a1 x ... a n x n
f ( x) 0
b0 b1 x ... bm x m
disebut fungsi pecahan. Grafik beberapa fungsi pecahan sederhana, seperti:
1 x
f(x) = dan f ( x)
x x 1
diperlihatkan dalam gambar berikut.
x
y=
x 1
y=1
y = 1/x
x=1
Gambar 2.2.6
34
Fungsi Tak-rasional
Beberapa contoh fungsi tak-rasional beserta grafiknya diperlihatkan pada gambar
berikut ini.
y x
(a)
a
y a x2
a a
a a
y a x2
a
(b) (c)
Gambar 2.2.7
Fungsi Transenden
Fungsi transenden meliputi : Fungsi Trigonometri, Fungsi Siklometri, Fungsi Eksponen,
dan Fungsi Logaritma.
(a). Fungsi trigonometri
Ditinjau titik sebarang P(x,y) pada bidang koordinat seperti terlihat dalam gambar
berikut ini.
35
x P(x,y)
r y
Gambar 2.2.8
Berbeda halnya dengan geometri yang biasanya besar sudut diukur dalam derajat,
maka dalam kalkulus besar sudut dinyatakan dalam radian. Besar sudut satu radian sama
dengan besar sudut pusat juring lingkaran OPQ yang panjang busurnya sama dengan jari-jari
lingkaran (perhatikan Gambar 2.2.9).
Q
r
O r P
36
Oleh karena itu,
180
2 radian = 360o atau 1 radian = derajat.
Selanjutnya, dapat dibentuk fungsi-fungsi trigonometri. Beberapa grafik fungsi
trigonometri dapat digambarkan sebagai berikut (lihat Gambar 2.2.10 dan Gambar 2.2.11):
Gambar 2.2.10 (a) Grafik y sin x Gambar 2.2.10 (b) Grafik y cos x
Untuk – x 2, grafik y = sin x dan y = cos x berpotongan di x = /4 dan x = 5/4.
Gambar 2.2.11 (a) Grafik y tan x Gambar 2.2.11 (b) Grafik y cot x
Gambar 2.2.11 (c) Grafik y sec x Gambar 2.2.11 (d) Grafik y csc x
37
(b). Fungsi Siklometri
Untuk domain tertentu invers fungsi trigonometri juga merupakan fungsi. Invers
fungsi trigonometri dikenal dengan nama fungsi siklometri. Invers fungsi sinus ditulis dengan
sin1 atau arcsin dan didefinisikan sebagai berikut :
38
BAB 3 LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI
1. Pendahuluan
x2 x
Pandang fungsi yang ditentukan oleh rumus f ( x) . Perhatikan bahwa
x
0
fungsi ini tidak terdefinisi untuk x 0 , karena di titik ini f (x) bernilai yang
0
merupakan bentuk tak tentu. Tetapi kita masih dapat menanyakan apakah yang terjadi
pada f (x) bilamana x mendekati 0 ?
Jika pada fungsi di atas kita hitung nilai-nilai f (x) untuk beberapa nilai x
mendekati 0, sebagaimana diberikan oleh tabel berikut :
x2 x
x f ( x)
x
–1 –2
– 0.1 –1.1
– 0.01 –1.01
– 0.001 –1.001
– 0.0001 –1.0001
↓ ↓
0 ???
↑ ↑
0.0001 – 0.9999
0.001 – 0.999
0.01 – 0.99
0.1 – 0.9
1 0
maka informasi yang dapat diperoleh dari tabel di atas adalah f (x) mendekati –1,
bilamana x mendekati 0, secara matematis dituliskan
x2 x
lim 1
x 0 x
x2 x
dan dibaca ”limit dari fungsi f ( x) untuk x mendekati 0 adalah –1”.
x
Secara aljabar, penghitungan limit di atas dapat dilakukan sebagai berikut :
x2 x x( x 1)
lim lim lim( x 1) 0 1 1 .
x 0 x x 0 x x 0
x
Perhatikan bahwa bentuk 1 , asalkan x 0 . Hal ini membenarkan langkah kedua di
x
atas.
39
Secara umum, pengertian limit fungsi diberikan secara formal oleh definisi berikut ini :
Definisi 1
Suatu fungsi riil y f (x) dikatakan mempunyai limit L untuk x mendekati a , jika untuk
sembarang bilangan 0 (betapapun kecilnya) terdapat bilangan 0 sedemikian
hingga f ( x) L untuk x a .
Eksistensi Limit
Suatu fungsi f (x) dikatakan mempunyai limit L untuk x mendekati a , jika limit
kiri dan limit kanan dari fungsi tersebut ada dan sama (yaitu sama dengan L ), atau
lim f ( x) L lim f ( x) L lim f ( x) .
xa xa xa
Notasi lim f ( x) dan lim f ( x) berturut-turut dinamakan limit kiri dan limit kanan dari
xa xa
fungsi f (x ) .
Contoh 1 :
Selidiki eksistensi (keberadaan) limit dari fungsi-fungsi berikut ini :
x, untuk x 1
1. f ( x) di titik x 1
1, untuk x 1
1, untuk x 0
2. f ( x) 0, untuk x 0 di titik x 0
1, untuk x 0
Penyelesaian :
x, untuk x 1
1. Diketahui fungsi f ( x) ,
1, untuk x 1
Grafik dari fungsi ini adalah
1
X
1
40
Tampak bahwa fungsi f (x) menunjukkan keanehan di titik x 1 . Akan diselidiki
eksistensi limit fungsi f (x) di titik tersebut.
Limit kiri : lim f ( x) lim x 1 (ada)
x 1 x 1
Karena limit kiri dan limit kanan dari fungsi f (x) ada dan lim f ( x) 1 lim f ( x) ,
x 1 x 1
Soal Latihan :
Selidiki eksistensi limit dari fungsi-fungsi berikut pada titik yang diberikan :
1. f ( x) x 1 pada titik x 1
2 x, untuk x 1
2. f ( x) pada titik x 1
3 x, untuk x 1
x 2 1, untuk x 2
3. f ( x) pada titik x 2
3, untuk x 2
x 1, untuk x 0
4. f ( x) pada titik x 0
x, untuk x 0
1
5. f ( x) pada titik x 2
x2
2. Penghitungan Limit
Untuk menghitung nilai limit dari suatu fungsi f (x ) , dibedakan menjadi 2 kasus,
yaitu :
a. Nilai limit untuk x → a, dengan a = bilangan tertentu
Untuk menentukan nilai limitnya dapat diperoleh dengan mensubstitusikan x a
ke fungsi f (x ) . Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan hasil dari substitusi ini,
yaitu :
Contoh 2 :
Hitunglah lim (7 x 4) !
x 3
Penyelesaian :
Dengan mensubstitusikan x 3 ke fungsi 7 x 4 akan menghasilkan
lim (7 x 4) 7 3 4 21 4 17 .
x 3
Jadi lim (7 x 4) 17 .
x 3
41
Contoh 3 :
Hitunglah limit-limit berikut ini :
x 0
a) lim (4 x 2 3)(7 x 3 2 x) b) lim 3 x 5
x 3
4
3x 8
c) lim
x 2 x 3 24
Penyelesaian :
a) lim ( 4 x 2 3)(7 x 3 2 x) ( 4 0 2 3)(7 03 2 0) (3) 0 0 .
x 0
b) lim 3 x 5 3 3 5 4 2.
x 3
3 x 4 8 3 (2) 4 8 48 8 40 5 1
c) lim 2 .
x 2 x 3 24 3
(2) 24 8 24 16 2 2
0
■ Menghasilkan (bentuk tak tentu)
0
Jika demikian, maka fungsi f (x ) harus disederhanakan terlebih dahulu dengan
cara :
- f (x) difaktorkan ke dalam bentuk yang lebih sederhana atau
- f (x) dikalikan faktor sekawannya, jika f (x ) memuat tanda akar
Contoh 4 :
Hitunglah limit-limit berikut ini :
x2 4 25 x 2
a) lim b) lim
x2 x 2 x 5 4 2x 6
Penyelesaian :
a) Jika x 2 disubstitusikan ke fungsi yang akan dicari limitnya, maka diperoleh
x 2 4 22 4 0
,
x2 22 0
suatu bentuk tak tentu, maka terhadap fungsinya dilakukan penyerderhanaan
dengan cara memfaktorkannya sebagai berikut :
x2 4 ( x 2)( x 2)
lim lim lim ( x 2) 2 2 4 .
x2 x 2 x2 x2 x2
42
(25 x 2 )(4 2 x 6 ) (25 x 2 )(4 2 x 6 )
lim lim
x 5 42 ( 2 x 6 )2 x 5 16 (2 x 6)
(25 x 2 )(4 2 x 6 ) (5 x)(5 x)(4 2 x 6 )
lim lim
x 5 10 2 x x 5 2(5 x)
(5 x)(4 2 x 6 ) (5 5)(4 2 5 6 )
lim
x 5 2 2
10(4 4)
40 .
2
Soal Latihan :
Hitunglah limit-limit berikut ini :
(3x 1) 2 x2 1 x 1 x2 4
1. lim 2. lim 3. lim 4. lim
x 1 ( x 1) 2 x 1 x 1 x2 x2 1 x2 x2 5x 6
x 3 27 x5 1 x 3 5 x 2 2 x 24
5. lim 6. lim 7. lim
x 3 x 2 9 x 1 x 7 1 x 3 x 3 x 2 9 x 9
4 x2 2 x x2 x
8. lim 9. lim 10. lim
x2
3 x2 5 x2 2 x2 x 0 x 1 2x 1
3 x 3 x x 2
11. lim 12. lim
x 0 x x4 x4
25 x 2 x
13. lim 14. lim
x 5
6 x 2 11 x 0 2 x 2 x
x2 x2 9
15. lim 16. lim
x2
3 x2 5 x 3
x 2 16 5
x2 x2
17. lim 18. lim 2
x2 x 4
x2
x2 4
Contoh 5:
2x 1
Hitunglah lim .
x 3x 2
Penyelesaian :
2x 1 1 1
2 2
2x 1 20 2.
lim lim x x lim x
x 3x 2 x 3x 2 x 2 2 30 3
3 3
x x x
43
Contoh 6 :
Hitunglah limit-limit berikut ini :
x2 2x 1 x2 2 x
a) lim b) lim
x x2 x x3 2 x 2 1
Penyelesaian :
x2 2x 1 2 1 2 1
2 2 2 1 2 1
x 2x 1 2
a) lim lim x x x lim x x
x x2 x x 2 x 1 2 1 2
x2 x2 x x2
1 0 0 1
.
00 0
2
x 2x 1
Dengan demikian lim tidak terdefinisi (tidak ada).
x x2
x2 2x 1 2 1 2
2 3 2
x 2x x 3
x x x
b) lim 3 lim lim
x x 2 x 2 1 x x3 2 x 2 1 x 1 2 1 1 2 1
3 3
x3 x x x x3
00 0
0.
1 0 0 1
2
x 2x
Jadi lim 3 0.
x x 2 x 2 1
Contoh 7 :
Hitunglah lim ( x 2 x 4) .
x
Penyelesaian :
x2 x4
lim ( x 2 x 4 ) lim ( x 2 x 4 )
x x x2 x4
( x 2 )2 ( x 4 )2 ( x 2) ( x 4)
lim lim
x x2 x4 x x2 x4
2
2 x
lim lim
x x2 x4 x x 2 x 4
x x x x
2 2
lim x
x 2 4 2 4
1 1 1 1
x x
44
0 0
0.
1 0 1 0 11
Dengan demikian lim ( x 2 x 4) 0 .
x
Soal Latihan :
Hitunglah limit-limit berikut ini :
2 x3 x2 2x 1 x 4 3x 2 1
1. lim 2. lim 3. lim
x x2 1 x 2x2 1 x 3x 4 6 x3 3x 2
6. lim ( 2 x 2 2 x 2 3 ) 7. lim ( x 2 3 x 2 x 1)
x x
x2 x 9
8. lim ( x 2 x 5 x2 2 x 3) 9. lim
x x x
4 x2 3 2x 1 x x2 2
10. lim 11. lim 12. lim
x 2x 3 x x3 x 2x
2x 4x2 1 2 x
13. lim 14. lim
x 3x x
3 x2 5
Contoh 8 :
Hitunglah limit-limit berikut ini :
sin 2 x tan 3 x 1 cos 2 x
a) lim b) lim c) lim
x 0 x x 0 tan 6 x x 0 x2
Penyelesaian :
sin 2 x 2 sin 2 x sin 2 x
a) lim lim 2 lim 2 1 2 .
x0 x x 0 2x 2 x 0 2 x
45
2
sin x 2
2 lim 2 1 2 1 2 .
x 0 x
Soal Latihan :
Hitunglah limit-limit berikut ini :
sin 3 x sin 5 x tan 3 x cos x
1. lim 2. lim 3. lim 4. lim
x 0 x x 0 sin 3 x x0 2x x 0 x
tan x 1 cos x 4 sec 2 x 4
5. lim 6. lim 7. lim
x0 sin 2 x x 0 3x 2 x 0 8x2
3 sec 2 x 3 1 cos 6 x sin 2 7 x
8. lim 9. lim 10. lim
x 0 cos 2 x 1 x 0 2x2 x 0 1 cos 2 3 x
4. Kontinuitas Fungsi
Suatu fungsi f (x) dikatakan kontinu di titik x a , jika ketiga syarat berikut ini
dipenuhi
1. f (a ) terdefinisi (ada nilainya)
2. lim f ( x) ada dan
x a
3. lim f ( x) f (a )
xa
Jika salah satu atau lebih dari syarat-syarat di atas tidak dipenuhi, maka
dikatakan fungsi f (x) tidak kontinu (diskontinu) di titik x a .
Jika f (x) kontinu di setiap titik pada suatu interval, maka dikatakan f (x)
kontinu pada interval tersebut.
Contoh 9 :
Diberikan fungsi f ( x) 2 x 1 . Selidiki apakah f (x) kontinu di titik x 1 !
Penyelesaian :
Diketahui fungsi f ( x) 2 x 1 , maka untuk x 1 berlaku :
1. f (1) 2 1 1 2 1 1 , yaitu f (1) terdefinisi
2. lim ( 2 x 1) 2 1 1 2 1 1 dan
x 1
3. lim ( 2 x 1) 1 f (1) .
x 1
Karena ketiga syarat kekontinuan dipenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi f (x)
kontinu di titik x 1 .
Sifat-sifat Penting :
1. Jika f (x) dan g (x) adalah fungsi-fungsi yang kontinu di titik x a , maka
a. f ( x) g ( x) juga kontinu di titik x a
b. f ( x) g ( x) juga kontinu di titik x a
f ( x)
c. juga kontinu di titik x a , asalkan g ( a ) 0 .
g ( x)
46
p( x)
2. Jika f (x ) adalah fungsi rasional yang berbentuk f ( x) , dengan p (x ) dan
q( x)
q (x) adalah fungsi-fungsi polinom, maka f (x) kontinu di semua titik, kecuali di
titik-titik pembuat nol q (x ) . Jadi nilai-nilai pembuat nol q (x) adalah titik-titik
diskontinu dari fungsi f (x) .
2 X
2) Diskontinuitas Terhapuskan
x2 4
Pandang fungsi rasional f ( x) . Pada fungsi ini f ( 2) tidak terdefinisi, yang
x2
x2 4
berarti f (x) tidak kontinu di titik x 2 sedangkan lim 4 (ada). Sehingga jika kita
x2 x 2
47
maka lim f ( x) 4 f ( 2) . Akibatnya f (x) kontinu di titik x 2 .
x2
Diskontinuitas semacam ini dinamakan diskontinuitas yang terhapuskan.
x2 4
Perhatikan bahwa grafik dari fungsi f ( x) dan g ( x) x 2 adalah identik,
x2
kecuali pada titik x 2 , di mana grafik fungsi f (x) mempunyai ”lubang”.
lubang
f (x) 2 X
3) Diskontinuitas Lompat
1, untuk x 0
Diberikan fungsi f ( x) . Selidiki kekontinuan fungsi f (x) di titik
1, untuk x 0
x 0 . Perhatikan bahwa f (0) 1 , terdefinisi dan lim f ( x) 1 (ada). Sehingga diperoleh
x0
lim f ( x) 1 f (0) , yaitu f (x) kontinu di sebelah kanan (disingkat kontinu kanan) pada
x 0
x 0 . Akan tetapi lim f ( x) 1 1 f (0) , yaitu f (x) tidak kontinu di sebelah kiri
x0
–1
48
Soal Latihan :
Selidiki apakah fungsi-fungsi berikut ini kontinu di setiap titik :
1. f ( x) x 2
2. f ( x) x
3. f ( x) 3 5 x 2
4. f ( x) x x
x 2 , untuk x 1
5. f ( x)
1, untuk x 1
x 1, untuk x 0
6. f ( x) 1, untuk 0 x 1
x, untuk x 1
x 1, untuk x 1
2
7. f ( x) x 1, untuk 1 x 1
1, untuk x 1
x 2 3x 2, untuk x 1
8. f ( x) 0, untuk 1 x 1
x 2 3 x 2, untuk x 1
2 x 4, untuk x 2
9. f ( x ) 2 x 2 4 x, untuk 2 x 1
2 x 8, untuk x 1
x3 8
, untuk x 2
10. f ( x) x 2
2, untuk x 2
dikatakan kontinu kanan jika lim f ( x) f (a) . Selanjutnya fungsi f (x) dikatakan
xa
kontinu di titik x a jika f (x) kontinu kiri dan kontinu kanan di titik x a .
Contoh 10 :
x a, untuk x 2
Tentukan konstanta a agar fungsi f ( x) 2
kontinu di titik x 2 .
ax 1, untuk x 2
49
Penyelesaian :
Agar f (x) kontinu di titik x 2 , maka haruslah f (x) kontinu kiri di titik x 2 , yaitu
lim f ( x) f (2) . Di mana lim f ( x) lim ( x a ) 2 a , sedangkan
x2 x2 x2
2
f (2) a 2 1 4a 1 , sehingga diperoleh 2 a 4a 1 atau 3a 3 yaitu a 1 .
Selain itu f (x) juga harus kontinu kanan di titik x 2 , yaitu lim f ( x) f (2) . Di mana
x2
2 2
f (2) a 2 1 4a 1 dan lim f ( x) lim (ax 1) 4a 1 serta hubungan di atas selalu
x 2 x2
dipenuhi. Jadi agar f (x) kontinu di titik x 2 , maka haruslah a 1 .
Contoh 11 :
x a, untuk x 1
Diberikan fungsi f ( x) .
3 x, untuk x 1
a. Tentukan nilai a agar f (x) kontinu di mana-mana !
b. Gambarkan grafik fungsi tersebut !
Penyelesaian :
a. Perhatikan bahwa fungsi f (x) menunjukkan keanehan di titik x 1 ,
sehingga agar f (x) kontinu di mana-mana haruslah f (x) kontinu di titik
x 1 , yaitu f (x) harus kontinu kiri dan kontinu kanan di titik x 1 .
■ f (x) kontinu kiri di x 1
lim f ( x) x a 1 a dan f (1) 3 1 2 , karena harus
x 1
lim f ( x) f (1) .
x 1
50
Y
3
X
1
Soal Latihan :
Diberikan fungsi-fungsi yang didefinisikan seperti di bawah ini
a. Tentukan nilai a dan b agar f (x) kontinu di mana-mana !
b. Gambarkan grafiknya !
1, untuk x 0
1. f ( x) ax b, untuk 0 x 1
1, untuk x 1
x 1, untuk x 1
2. f ( x) ax b, untuk 1 x 2
3 x, untuk x 2
1, untuk x 1
2
3. f ( x) ax , untuk 1 x 1
ax b, untuk x 1
x b, untuk x 0
2
4. f ( x) x 3 x a, untuk 0 x 2
2 x, untuk x 2
ax 4, untuk x 2
2
5. f ( x) ax b, untuk 2 x 1
ax 8, untuk x 1
51
BAB 4 TURUNAN (DERIVATIF)
PENGERTIAN TURUNAN
Misalkan diberikan sebuah fungsi y f x dan titik P x, y pada grafik fungsi y f x ,
seperti diberikan oleh gambar berikut ini :
f x x f x
di mana disebut hasil bagi diferensi. Hasil bagi diferensi ini memberikan perubahan
x
rata-rata fungsi y f x di antara titik x, f x dan x x, f x x .
Secara umum, perubahan ini dinamakan dengan slope garis lurus PQ . Jika x semakin kecil
maka titik Q mendekati titik P dan slope garis PQ mendekati slope garis singgung y f x di titik
P.
Selanjutnya turunan (derivatif) dari fungsi y f x terhadap x didefinisikan sebagai hasil bagi
diferensi dari f x untuk x mendekati nol dan dituliskan
dy y f x x f x
lim lim .
dx x 0 x x 0 x
Catatan :
Untuk menyatakan turunan (pertama) dari y f x terhadap x , kadang dituliskan
dy f x x f x
y ' f ' x lim .
dx x 0 x
Contoh 1 :
Tentukanlah turunan (derivatif) dari fungsi y 7 .
Penyelesaian :
52
Misalkan y f x 7 , maka f x x 7 . Dengan demikian,
dy f x x f x 77
y' lim lim lim 0 0 .
dx x 0 x x 0 x x 0
Contoh 2 :
Tentukanlah turunan (derivatif) dari fungsi y f x x 2 1 .
Penyelesaian :
2
Diberikan fungsi y f x x 2 1 , maka f x x x x 1 x 2 2 x x 2 x 1 . Dengan
demikian f x x f x x 2 2 x x 2 x 1 x 2 1 2 x x 2 x .
dy f x x f x 2 x x 2 x
Akibatnya y ' f ' x lim lim lim 2 x x 2 x . Jadi
dx x 0 x x 0 x x 0
Contoh 3 :
Tentukanlah turunan dari fungsi-fungsi berikut ini :
1. y 2
2. f x x3
53
1
3. y
x2
4. f x x 5 5 x 4 10 x 2 6
5. y 2x 2 x
6
6. y 1 5 x
7. f x 2 x 2 2 x
8. 4
y x 2 3 2 x3 5
3
5
x
9. y
1 x
t2 2
10. f t
3 t2
Penyelesaian :
1. Diketahui y 2 , maka dengan [a] diperoleh y ' 0 .
2. Untuk f x x 3 , dengan rumus [k] didapat f ' x 3 x 2 .
1 2
3. Perhatikan bahwa y 2
x 2 , dengan demikian y ' 2 x 3 3 .
x x
4. Diketahui f x x 5 x 10 x 6 , maka
5 4 2
f ' x 5 x 4 20 x 3 20 x 5 x x 3 4 x 2 4 .
5. Soal no. 5 dan seterusnya diserahkan kepada pembaca sebagai latihan !
Contoh 4 :
Tentukanlah turunan dari fungsi-fungsi berikut ini :
1. f x sin x 2 2 x 3
2. y sin 2 x cos 3 x
3. y tan x 3
4.
f x cot 1 2 x 2
54
1
5. y
tan 2 x
6. f x x 2 cos x
sin x
7. y
x
Penyelesaian :
1. Dari f x sin x 2 2 x 3 , maka f ' x cos x 2 2 x 3 x 2 2 x 3 '
2 x 2 cos x 2 x 3
2
2 x 1cos x 2 2 x 3 .
dy d d
2. Diketahui y sin 2 x cos 3 x , maka cos 2 x 2 x sin 3 x 3 x
dx dx dx
2 cos 2 x 3 sin 3 x .
3.
Dari y tan x , maka y ' sec x x ' 3 x 2 sec 2 x 3 .
3 2 3 3
4.
Dari f x cot 1 2 x 2 , maka diperoleh
f ' x csc 2 1 2 x 2 1 2 x 2 ' 4 x csc 2 1 2 x 2 .
1
5. Perhatikan bahwa y 2
tan 2 x , dengan demikian
tan x
sec 2 x
y ' 2 tan 3 x tan x ' 2 tan 3 x sec 2 x 2 3 .
tan x
6. 2
Dari f x x cos x , maka f ' x x cos x ' cos x x ' x 2 sin x 2 x cos x
2 2
Jika y suatu fungsi eksponen atau fungsi logaritma dalam u dan u adalah
fungsi yang dapat diturunkan terhadap x , maka
[a] y a u , dengan a 0 dan a 1 , maka y ' a u ln a u '
[b] y eu maka y ' eu u '
1
[c] y a log u maka y ' u'
u ln a
1
[d] y ln u maka y ' u '
u
Contoh 5 :
Tentukanlah turunan dari fungsi-fungsi berikut ini :
1. y 3 x
2. f x 2 log3 x 1
2
3. y ln x 3
55
4. f x ln 2 x 3
5. y lnsec x tan x
Penyelesaian :
1. Dari y 3 x maka y ' 3x ln 3
1 3
2. Dari f x 2 log3 x 1 diperoleh f ' x 3 x 1' .
3 x 1ln 2 3x 1ln 2
2
3. Perhatikan bahwa y ln x 3 2 ln x 3 , dengan demikian
2 2
y' x 3 ' .
x3 x3
4. Dari f x ln 2 x 3 ln x 3 2 , maka diperoleh
1 2
f ' x 2 ln x 3 ln x 3' 2 ln x 3 x 3' ln x 3 .
x3 x3
1
5. Dari y ln sec x tan x maka y ' sec x tan x '
sec x tan x
1
sec x tan x
sec x tan x sec2 x
sec x
tan x sec x sec x .
sec x tan x
Contoh 6 :
Tentukanlah turunan dari fungsi-fungsi berikut ini :
1. y arcsin x 1
2. f x arctan x 2
56
1 x
3. y arc cot
1 x
Penyelesaian :
1. Dari y arcsin x 1 maka diperoleh
1 1 1
y' x 1' .
1 x 1
2
2
1 x 2x 1 2x x2
1 2x
2. Diketahui f x arctan x 2 maka f ' x
x2 '
1 x 2 2 1 x4
1 x
3. Dari y arc cot maka
1 x
'
y'
1 1 x 1 1 x 1 x 1 1 .
2 2
1 x 1 x 1 x 1 x 2 1 x2
1 1
1 x 1 x
Contoh 7 :
Tentukanlah turunan dari fungsi-fungsi berikut ini :
1.
y cosh x 2 x 1
2. f x tanh x 3
1
3. y
sec h 2 x
Penyelesaian :
1. Dari y cosh x 2 x 1 , maka diperoleh
'
y ' sinh x 2 x 1 . x 2 x 1 sinh x 2 x 1 .2 x 1 2 x 1sinh x 2 x 1
2. Dari f x tanh x 3 diperoleh
'
f ' x sec h 2 x 3 . x 3 sec h 2 x 3 . 3x 2 3 x 2 sec h 2 x 3 .
3. Diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
57
Turunan Fungsi Komposisi : Aturan Rantai
Suatu fungsi mungkin merupakan suatu komposisi dari fungsi-fungsi yang lain. Untuk mencari
turunan dari fungsi komposisi semacam ini, digunakan suatu rumus yang dikenal dengan nama Aturan
Rantai.
Jika y f x merupakan suatu fungsi kompisisi (fungsi tersusun) : y g u dan u h x ,
maka turunan dari fungsi ini diberikan oleh :
dy dy du
dx du dx
Contoh 8 :
Tentkanlah turunan (pertama) dari fungsi-fungsi berikut ini :
u 1
1. y , dengan u x
u 1
2. y u 3 4 , dengan u x 2 2 x
3. y 1 u , dengan u x
Penyelesaian :
u 1 dy u 1 u 1 2
1. Dari y , dengan u x , maka diperoleh 2
dan
u 1 du u 1 u 12
du 1 dy dy du 2 1 1
. Dengan demikian .
dx 2 x 2
du du dx u 1 2 x x x 1 2
dy du
2. Dari y u 3 4 , dengan u x 2 2 x , maka didapat 3u 2 dan 2 x 2 . Dengan
du dx
dy dy du
demikian y '
dx du dx
2
3u 2 2 x 2 6 x 2 x 1 x 2 .
58
dy dy du1 du
n .
dx du1 du 2 dx
dx 1
a x b , maka terdapat fungsi invers x f 1
y yang kontinu juga. Dalam hal ini berlaku .
dy dy
dx
Contoh 9 :
Tentukan turunan dari invers fungsi y 3 x 2 .
Penyelesaian :
dy
Misalkan f x y 3 x 2 , maka fungsi inversnya adalah f 1
y 1 y 2 . Tampak bahwa 3
3 3 dx
dx 1
dan .
dy 3
Contoh 10 :
Tentukan turunan dari fungsi x 2 xy y 3 0 .
Penyelesaian :
Diberikan fungsi implisit x 2 xy y 3 0 , dengan menurunkan suku demi suku terhadap x kedua ruas
persamaan di atas diperoleh
d 2 d d 3 d
x xy y 0 2 x y x dy 3 y 2 dy 0
dx dx dx dx dx dx
59
x 3y 2 dy
dx
2 x y
dy
dx
2x y
x 3y 2
.
Soal Latihan
Tentukan turunan dari fungsi-fungsi berikut ini :
1. xy 4 6. sin y cos 2 x
2. xy 2 x 16 0 7. x cos y sin x y
3. 4 x 3 11xy 2 2 y 3 0 8. x 4 3 x 2 y 2 xy 1 0
4. xy sin y x 2 9. x arctan x y
Contoh 10 :
Tentukan turunan dari fungsi y x cos x .
Penyelesaian :
Perhatikan bahwa y x cos x ln y ln x cos x ln y cos x ln x . Dengan demikian
1 1 1
y ' sin x ln x cos x y ' y cos x sin x ln x
y x x
1
y ' x cos x cos x sin x ln x .
x
60
dy 1
Jadi turunan fungsi di atas adalah x cos x cos x sin x ln x .
dx x
y ' f ' x merupakan suatu fungsi baru pada interval tersebut. Jika fungsi yang baru ini diturunkan
terhadap x , maka turunannya dituliskan y" f " x dan disebut turunan kedua dari fungsi y f x
terhadap x . Demikian seterusnya pengertian yang serupa untuk turunan ketiga, turunan keempat, turunan
kelima dan seterusnya.
Macam-macam notasi yang dapat digunakan untuk menyatakan turunan-turunan di atas antara
lain :
1. y , y ' , y ' ' , y ' ' ' , ..., y n , ...
dy d 2 y d 3 y dny
3. y, , , , ..., , ...
dx dx 2 dx 3 dx n
4. y , Dy , D 2 y , D 3 y , ..., D n y , ...
5. y , D x y , D x2 y , D x3 y , ..., D xn y , ...
Contoh 11 :
Misalkan y 3x 4 , maka y ' 12 x 3 , y ' ' 36 x 2 , y ' ' ' 72 x dan seterusnya.
Contoh 12 :
1 1 2 6
Diberikan fungsi f x , maka f ' x 2 , f " x , f " ' x , dan seterusnya.
x x x3 x4
Soal Latihan :
1 2 x
2. Tentukan y ' '2 y ' y , jika diketahui y x e .
2
61
BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN
y f (x)
D
X
Terdapat suatu pertanyaan mendasar terkait dengan fungsi f ini, yaitu : Apakah f
mempunyai nilai maksimum atau nilai minimum pada D?
Jika f mempunyai nilai maksimum atau nilai minimum, di titik manakah pada D nilai-
nilai tersebut terjadi?
Sebelum menjawab kedua pertanyaan di atas akan diberikan terlebih dahulu definisi
nilai maksimum dan nilai minimum dari suatu fungsi pada daerah definisinya, sebagaimana
diberikan oleh difinisi berikut ini.
Definisi 1
Misalkan f suatu fungsi dengan domain (daerah definisi) D dan c adalah suatu titik pada D.
Maka dikatakan
a. f (c) adalah nilai maksimum dari f pada D, jika f (c) f ( x) , untuk setiap x pada D.
b. f (c) adalah nilai minimum dari f pada D, jika f (c) f ( x) , untuk setiap x pada D.
62
c. f (c) adalah nilai ekstrim dari f pada D, jika f (c ) adalah nilai maksimum atau nilai
minimum dari f pada D.
1
y f ( x)
x
1
Gambar 2. Fungsi y f ( x ) dengan domain D
x
Pada D 0, , f tidak mempunyai nilai maksimum dan nilai minimum, tetapi untuk
fungsi yang sama dengan D1 1, 4 , f mempunyai nilai maksimum f maks f (1) 1 dan nilai
1
minimum f min f (4) . Sedangkan jika dipilih D2 (1, 4] , f tidak mempunyai nilai
4
1
maksimum, tetapi mempunyai nilai minimum f min f (4) dan jika diambil D3 [1, 4) ,
4
maka f mempunyai nilai maksimum f maks f (1) 1 tetapi tidak mempunyai nilai minimum.
63
x, untuk 1 x 2
g ( x)
x 2, untuk 2 x 3
di mana grafiknya seperti diberikan pada Gambar 3 di bawah ini.
X
1 2 3
Sehingga dari kedua kondisi di atas diperoleh syarat suatu fungsi mempunyai nilai
maksimum dan nilai minimum, seperti diberikan oleh teorema berikut :
Teorema 1
Jika f adalah fungsi yang kontinu pada suatu interval tertutup I a, b , maka f mencapai
nilai maksimum dan nilai minimum.
Kata kunci : f harus kontinu dan daerah definisi (himpunan) D merupakan interval
tertutup.
64
Y
Maksimum
Minimum
X
a b
Maksimum
Minimum
X
65
3. Titik singular dari f
Titik singular dari f adalah titik di mana f ' ( x ) tidak terdefinisi (tidak ada).
Y
Maksimum
X
a c d b
Ketiga jenis titik di atas memegang peranan penting pada teori maksimum-minimum
dan titik-titik ini dinamakan titik kritis dari f.
Terkait dengan ketiga jenis titik di atas, kita mempunyai teorema berikut ini :
Teorema 2
Misalkan f adalah fungsi yang terdefinisi pada suatu interval I yang memuat suatu titik c. Jika
f (c ) adalah suatu nilai ekstrim maka c haruslah merupakan titik kritis dari f, yaitu dapat
berupa salah satu dari ketiga jenis titik berikut ini :
1. Titik-titik ujung dari interval I
2. Titik-titik stasioner (titik diam) dari fungsi f atau
3. Titik-titik singular dari f
66
2. Hitung nilai-nilai f pada setiap titik kritis tersebut. Nilai yang terbesar merupakan nilai
maksimum dari f dan nilai yang terkecil merupakan nilai minimumnya.
Contoh 1 :
Tentukan nilai ekstrim (nilai maksimum atau nilai minimum) dari fungsi f ( x) x 2 4 x 1
pada interval tertutup I 0, 3 .
Penyelesaian :
Diketahui fungsi f ( x) x 2 4 x 1 dan interval I 0, 3 .
Akan dicari nilai ekstrim (nilai maksimum atau nilai minimum) dari f pada I. Untuk mencari
nilai ini dapat ditempuh cara sebagai berikut :
1. Akan dicari terlebih dahulu titik-titik kritis dari f pada I
a. Titik-titik ujung interval I : x 0 dan x 3
b. Titik-titik stasioner dari f
Syarat adanya titik stasioner : f ' ( x) 0 atau 2 x 4 0 , sehingga diperoleh
x 2 , yang merupakan titik stasioner dari f.
c. Titik singular dari f
Karena f ' ( x) 2 x 4 terdefinisi pada setiap nilai x, maka f tidak
mempunyai titik singular.
Dengan demikian titik-titik kritis dari f pada I adalah : x 0 , x 2 dan x 3 .
2. Selanjutnya akan dihitung nilai-nilai f pada setiap titik kritis f
Untuk x 0 , maka f (0) 0 2 4 0 1 0 0 1 1 ,
untuk x 2 , maka f (2) 2 2 4 2 1 4 8 1 3 dan
untuk x 3 , maka f (3) 3 2 4 3 1 9 12 1 2 .
Dengan demikia diperoleh f min f (0) 1 dan f max f (2) 3 . ■
Contoh 2 :
1
Tentukan nilai ekstrim (nilai maksimum atau nilai minimum) dari fungsi g ( x) pada
1 x2
interval tertutup I 2, 1 .
Penyelesaian :
1
Diketahui fungsi g ( x) dan interval I 2, 1 .
1 x2
Akan ditentukan nilai ekstrim (nilai maksimum atau nilai minimum) dari g pada I.
1. Akan dicari terlebih dahulu titik-titik kritis dari g pada I.
a. Titik-titik ujung interval tertutup I : x 2 dan x 1 .
b. Titik-titik stasioner dari g.
2x
Syarat : g ' ( x ) 0 atau 0 didapat x 0 .
1 x22
67
2x
Karena g ' ( x) , terdefinisi untuk semua nilai x riil, maka g tidak
1 x
2 2
Contoh 3 :
Carilah dua bilangan tak negatif yang jumlahnya 10 dan hasil kalinya maksimum !
Penyelesaian :
Misalkan kedua bilangan tersebut adalah x dan y serta diketahui x y 10 , maka y 10 x .
Misalkan juga H menyatakan hasil kali kedua bilangan bilangan tersebut, maka
H xy x(10 x) 10 x x 2 atau H ( x ) 10 x x 2 . Perhatikan bahwa nilai x berada pada
interval 0 x 10 . Jadi permasalahan di sini adalah mencari dua bilangan yang berada pada
interval tertutup I 0, 10 yang memaksimalkan H (x) .
1. Akan dicari terlebih dahulu titik-titik kritis dari H pada I.
a. Titik-titik ujung interval I : x 0 dan x 10
b. Titik-titik stasioner dari H.
Syarat : H ' ( x) 0 atau 10 2 x 0 didapat 10 2 x atau x 5 .
Jadi titik stasioner dari H pada I adalah : x 5 .
c. Titik-titik singular dari H.
Karena H ' ( x) 10 2 x terdefinisi untuk semua nilai x, maka H tidak
mempunyai titik singular pada I.
Dengan demikian titik-titik kritis dari H pada I adalah : x 0 , x 5 dan x 10
2. Akan dihitung nilai-nilai H pada setiap titik kritisnya.
Untuk x 0 , maka H (0) 10 0 0 2 0 0 0 ,
untuk x 5 , maka H (5) 10 5 5 2 50 25 25 dan
untuk x 10 , maka H (10) 10 10 10 2 100 100 0 .
Dengan demikian diperoleh H maks 25 , yang dicapai pada saat x 5 dan akibatnya
y 10 x 10 5 5 . Jadi kedua bilangan tersebut adalah x y 5 . ■
68
Y
y f (x)
Turun Naik
X
c
Dari grafik di atas, tampak bahwa grafik dari fungsi y f (x) turun di sebelah kiri
titik x c dan naik di sebelah kanan titik x c . Untuk lebih meyakinkan tentang hal ini
akan diberikan definisi berikut.
Definisi 2
Misalkan f suatu fungsi yang terdefinisi pada suatu interval I. Kita katakan bahwa
1. Fungsi f naik pada I, jika untuk setiap pasang titik x1 dan x2 di dalam I dengan
x1 x 2 maka f ( x1 ) f ( x 2 )
2. Fungsi f turun pada I, jika untuk setiap pasang titik x1 dan x2 di dalam I dengan
x1 x 2 maka f ( x1 ) f ( x 2 )
3. Fungsi f monoton murni pada I, jika f naik pada I atau turun pada I.
69
Y Dari gambar tampak bahwa
jika f ' ( x) 0 garis singgung
naik ke kanan, sedangkan jika
f ' ( x) 0 garis singgung
+ turun ke kanan. Fakta ini
membawa kita hasil berikut :
–
f ' ( x) 0 f ' ( x) 0
Teorema 3
Misalkan f adalah fungsi yang kontinu pada interval I dan dapat diturunkan (diferensiabel)
pada setiap titik dalam dari I.
1. Jika f ' ( x) 0 untuk semua titik dalam x dari I maka f naik pada I
2. Jika f ' ( x) 0 untuk semua titik dalam x dari I maka f turun pada I
Contoh 4 :
Diberikan fungsi f ( x) 2 x 3 9 x 2 13 . Tentukan interval di mana fungsi tersebut naik atau
turun !
Penyelesaian :
Diketahui f ( x) 2 x 3 9 x 2 13 , maka f ' ( x) 6 x 2 18 x .
Syarat fungsi naik : f ' ( x) 0 atau 6 x 2 18 x 0 yang ekivalen dengan 6 x x 3 0 atau
x x 3 0 . Dengan menyelesaikan pertidaksamaan di atas di dapat
70
Sehingga fungsi f naik pada interval
, 3 atau 0, dan f turun pada
(+) (–) (+) interval 3, 0 .
-3 0
Nilai-nilai dari f ’
Definisi 3
Misalkan f adalah fungsi yang terdiferensialkan (dapat diturunkan) pada interval terbuka
I a, b . Jika f ’ naik pada I, maka f cekung ke atas pada I dan jika f ’ turun pada I, maka f
cekung ke bawah pada I.
Cekung
ke bawah
71
Teorema 4
Misalkan f adalah fungsi yang terdiferensilkan dua kali pada interval terbuka I a, b .
1. Jika f " ( x) 0 untuk semua x di dalam I, maka f cekung ke atas pada I.
2. Jika f " ( x) 0 untuk semua x di dalam I, maka f cekung ke bawah pada I.
Contoh 5 :
Diberikan fungsi f ( x) x 3 3x 1 . Tentukan interval di mana grafik fungsi f di atas turun,
naik, cekung ke atas atau cekung ke bawah! Kemudian sketsakan grafik dari fungsi f tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui f ( x) x 3 3x 1 , maka f ' ( x) 3x 2 3 dan f " ( x) 6 x .
Syarat fungsi f naik : f ' ( x) 0 atau 3 x 2 3 0 , yaitu 3x 2 1 0 atau x 2 1 0 yang
tidak lain adalah x 1x 1 0 . Dengan menyelesaikan pertidaksamaan terakhir dan juga
sebaliknya diperoleh
f ( x) x 3 3 x 1
(– ) (+)
0
Nilai dari f ”
72
BAB 6 INTEGRAL TAK TENTU
73
14. sec 2 x dx tan x c
15. csc 2 x dx cot x c
16. sec x tan x dx sec x c
17. csc x cot x dx csc x c
dx x
18. arcsin c
a x2 2 a
dx
19. ln x x 2 a 2 c
2 2
x a
dx
20. ln x x 2 a 2 c
2 2
x a
dx 1 x
21. 2 2
arctan c
a x a a
dx 1 xa
22. 2 ln c
a x 2 2a x a
dx 1 xa
23. 2 2
ln c
x a 2a x a
dx 1 x
24. arc sec c
2
x x a 2 a a
1 1 x
25. a 2 x 2 dx x a 2 x 2 a 2 arcsin c
2 2 a
1 1
26. x 2 a 2 dx x x 2 a 2 a 2 ln x x 2 a 2 c
2 2
1 1
27. x 2 a 2 dx x x 2 a 2 a 2 ln x x 2 a 2 c
2 2
Contoh 1 :
Hitunglah integral-integral berikut ini :
1. x 3 dx
dx
2. x 2
2
3. (3x 10 x 7) dx
4. (1 x) x dx
2 x3 3x 2 1
5. dx
x2
6. (3 sin t 2 cos t ) dt
2
7. (3t 2 sin t ) dt
74
Penyelesaian :
3 1 4
1. x dx x c
4
dx 2 1 2 1 1
2. x x dx 2 1 x
2
c x 1 c
c
x
2 2
3. (3x 10 x 7) dx 3x dx 10 x dx 7 dx 3 x 2 dx 10 x dx 7 dx
3 3 10
x c1 x 2 c2 7 x c3 x 3 5 x 2 7 x (c1 c2 c3 )
3 2
3 2
x 5x 7 x c
1 3
4. (1 x) x dx ( x x x ) dx x dx x x dx x 2 dx x 2 dx
2 32 2 52 2 2
x x c x x x2 x c
3 5 3 5
3 2
2 x 3x 1 dx 2 1
5. 2
dx 2 x dx 3 dx 2 x 2 3 x c
x x 2 x
6. (3 sin t 2 cos t ) dt 3 sin t dt 2 cos t dt 3 cos t 2 sin t c
2 3
7. (3t 2 sin t ) dt 3 t 2 dt 2 sin t dt t 3 2( cos t ) c t 3 2 cos t c
3
2. TEKNIK-TEKNIK PENGINTEGRALAN
a. Metode Subsitusi
Integral dengan substitusi adalah suatu cara untuk menyelesaikan integral yang tidak
bisa diselesaikan secara langsung (dengan cara biasa). Integral yang akan dicari diselesaikan
dengan suatu pemisalan sehingga menjadi bentuk dasar. Kemudian disubstitusikan kembali.
Contoh 2 :
Hitunglah integral-integral berikut ini :
4
1. (3x 1) 3 dx
2 2
2. ( x 3x 2) (2 x 3) dx
4
3. sin t cos t dt
2
4. 3x 3x 7 dx
x dx
5. x 2
1
2
6. t cos(t 1) dt
Penyelesaian :
1. (3x 1)
4
3 dx ?
Kita akan mencoba untuk mengubah ke bentuk rumus dasar dengan subsitusi.
Misalkan u 3 x 1 maka du d (3 x 1) atau du 3 dx . Dengan demikian
75
4 1 1
(3x 1) 3 dx u 4 du u 5 c (3 x 1) 5 c
5 5
2. (x
2
3x 2) 2 (2 x 3) dx ?
Misalkan u x 2 3 x 2 maka du d ( x 2 3 x 2) atau du (2 x 3) dx . Dengan
1 1
demikian ( x 2 3 x 2) 2 (2 x 3) dx u 2 du u 3 c ( x 2 3 x 2) 3 c .
3 3
3. sin
4
t cos t dt ?
Misalkan z sin t maka dz d (sin t ) atau dz cos t dt . Dengan demikian
4 1 5 1
sin t cos t dt z 4 dz z c sin 5 t c
5 5
4. 3x 3x 2 7 dx ?
Misalkan y 3x 2 7 maka dy d (3x 2 7) atau dy 6 x dx . Akibatnya
1
3 x dx dy dan
2
1 1 1 1 2 3 1
3x 3 x 2 7 dx y ( dy ) y 2 dy y 2 c y y c
2 2 2 3 3
1
(3 x 2 7) 3 x 2 7 c
3
x dx
5. x 2
?
1
1
Misalkan u x 2 1 maka du d ( x 2 1) atau du 2 x dx , yaitu x dx du .
2
x dx 1 du 1 1 1 1
Dengan demikian x 2
(ln u c) ln x 2 1 c ln x 2 1 k
1 2 u 2 2 2 2
6. t cos(t
2
1) dt ?
1
Misalkan w t 2 1 maka dw d (t 2 1) atau dw 2t dt , yaitu t dt dw .
2
1 1 1
Dengan demikian t cos(t 2 1) dt cos w dw sin w c sin(t 2 1) c .
2 2 2
76
2. v du harus tidak lebih rumit daripada u dv .
Pada umumnya teknik integral parsial ini digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan integral di mana integrand-nya mengandung perkalian fungsi-fungsi
transenden, perkalian fungsi transenden dengan fungsi polinom seperti : perkalian fungsi
logaritma dengan fungsi polinom, perkalian fungsi polinom dengan fungsi trigonometri,
perkalian fungsi eksponen dengan fungsi polinom, dsb. Selain itu, fungsi-fungsi yang tidak
terdapat pada rumus dasar seperti fungsi siklometri.
Contoh 3 :
Dengan menggunakan teknik pengintegralan parsial, selesaikan integral-integral berikui ini :
1. x sin x dx
2. ln x dx
x
3. xe dx
Penyelesaian :
1. x sin x dx ?
Misalkan u x dan dv sin x dx , maka du dx dan v sin x dx cos x
(konstanta sembarang c untuk sementara tidak dituliskan terlebih dahulu, setelah hasil
integral diperoleh tinggal ditambahkan). Dengan demikian
x sin x dx u dv uv v du x( cos x) ( cos x) dx x cos x cos x dx
x cos x sin x c
2. ln x dx ?
1
Misalkan u ln x dan dv dx , maka du dx dan v dx x . Dengan demikian
x
1
ln x dx u dv uv v du x ln x x ( x dx) x ln x dx x ln x x c .
3. xe x dx ?
Misalkan u x dan dv e x dx maka du dx dan v e x dx e x . Dengan
x
demikian xe dx u dv uv v du x(e x ) (e x ) dx xe x e x dx
xe x e x c .
77
dx 1 cos x n2
4. sin cscn x dx ( n 1 ) csc n 2 x dx , dengan n bilangan asli
x n
n 1 sin x n 1
dan n 1
m n sin m 1 x cos n 1 x n 1
5. sin x cos x dx sin m x cos n 2 x dx
mn mn
Di samping itu, untung menghitung integral dari fungsi trigonometri, kesamaan-kesamaan
berikut ini sangat bermanfaat, yaitu :
1. sin 2 x cos 2 x 1
2. 1 tan 2 x sec2 x
3. 1 cot 2 x csc 2 x
1
4. sin 2 x (1 cos 2 x)
2
1
5. cos 2 x (1 cos 2 x)
2
6. 2 sin x cos x sin 2 x
1
7. sin x cos y sin( x y ) sin( x y )
2
1
8. sin x sin y cos( x y ) cos( x y )
2
1
9. cos x cos y cos( x y ) cos( x y )
2
1
10. (1 cos x) 2 sin 2 x
2
2 1
11. (1 cos x) 2 cos x
2
12. (1 sin x) 1 cos( x)
2
Contoh 4 :
Hitunglah integral-integral berikut ini :
1. cos6 x dx
7
2. sin x dx
4
3. csc x dx
4 3
4. cos x sin x dx
5. sin 2 x cos 5 x dx
Penyelesaian :
6 1 5
1. cos x dx cos5 x sin x cos 4 x dx
6 6
1 5 1 3
cos5 x sin x cos3 x sin x cos 2 x dx
6 6 4 4
1 5 5 1
cos 5 x sin x cos 3 x sin x (1 cos 2 x) dx
6 24 8 2
78
1 5 5 5
cos 5 x sin x cos3 x sin x x sin 2 x c
6 24 16 32
1 6
2. sin 7 x dx sin 6 x cos x sin 5 x dx
7 7
1 6 1 4
sin 6 x cos x sin 4 x cos x sin 3 x dx
7 7 5 5
1 6 24 1 2
sin 6 x cos x sin 4 x cos x sin 2 x cos x sin x dx
7 35 35 3 3
1 6 8 16
sin 6 x cos x sin 4 x cos x sin 2 x cos x cos x c
7 35 35 101
Atau integral di atas dapat dikerjakan sebagai berikut :
sin x dx sin x sin x dx (sin x) d (cos x)
7 6 2 3
79
n
Apabila di dalam integrand terdapat bentuk ax b , substitusi u n ax b akan
merasionalkan integrand tersebut.
Contoh 5 :
Hitunglah integral-integral berikut ini :
a. ( x x 3 ) dx
3
b. (x x 4 )dx
x dx
c. 2x 7
Penyelesaian :
a. ( x x 3 ) dx ?
Misalkan u x 3 maka u 2 x 3 dan 2u du dx . Dengan demikian
2 4 2 2 5 3
( x x 3 ) dx (u 3)u(2u du) (2u 6u ) du 5 u 2u c
2 2
( x 3 )5 2( x 3 ) 3 c ( x 3) 2 x 3 2( x 3) x 3 c
5 5
b. ( x x 4 )dx ?
3
1 7 1 7
u 3 u c ( 2 x 7 )3 2x 7 c
6 2 6 2
1 7
( 2 x 7) 2 x 7 2x 7 c .
6 2
2. Bentuk a 2 b 2 x 2 , a 2 b 2 x 2 atau b 2 x 2 a 2
Integral di mana integrand-nya mengandung salah satu dari bentuk tak rasional
a 2 b 2 x 2 , a 2 b 2 x 2 atau b 2 x 2 a 2 tetapi tidak memuat faktor tak rasional
lain, integral yang bersangkutan dapat diselesaikan dengan metode substitusi
trigonometri sebagai berikut :
80
Bentuk Substitusi
a
a 2 b2 x 2 x tan t
b
a
a 2 b2 x 2 x sin t
b
a
b2 x 2 a 2 x sec t
b
Contoh 6 :
Hitunglah integral-integral berikut ini :
dx
a.
x 4 x2
2
9 4x2
b. dx
x
x 2 dx
c.
x2 2x
Penyelesaian :
dx
a. ?
x 4 x2
2
Pada integral ini, integrand mengandung bentuk tak rasional 4 x 2 dan tidak
ada faktor tak rasional yang lain. Dengan menggunakan substitusi x 2 tan t
diperoleh dx 2 sec2 t dt . Perhatikan gambar berikut :
4 x2
4 x 2 4 4 tan 2 t 4(1 tan 2 t )
x
4 sec 2 t 2 sec t
t
Dengan demikian
dx 2 sec 2 t dt 1 sec t 1 cos 2 t
x 2 4 x 2 (4 tan 2 t )(2 sec t ) 4 tan 2 t dt dt
4 sin 2 t cos t
1 1 1 1
sin 2 t cos t dt sin 2 t d (sin t ) sin 1 t c c
4 4 4 4 sin t
4 x2
c
4x
9 4x2
b. x dx ?
3 3
Subsitusi x sin t maka dx cos t dt . Selanjutnya
2 2
81
Dengan demikian,
9 4 x2 3 cos t 3
dx cos t dt
x 3 sin t 2
3 2
2x cos 2 t 1 sin 2 t
3 dt 3 dt
sin t sin t
t 3( csc t dt sin t dt )
9 4x2 3(ln csc t cot t cos t ) c
3 9 4x2
3 ln 9 4 x2 c
x
x 2 dx
c. ?
x2 2x
x 2 dx x 2 dx
Perhatikan bahwa . Oleh karena itu substitusikan
x2 2x ( x 1) 2 1
x 1 sec t dan diperoleh dx sec t tan t dt . Dengan demikian x 2 (1 sec t )t
dan ( x 1) 2 1 sec2 t 1 tan 2 t tan t . Dengan demikian diperoleh
x 2 dx x 2 dx
x2 2x ( x 1) 2 1
(1 sec t ) 2 (sec t tan t dt )
x–1
tan t
x2 2x
(1 2 sec t sec 2 t ) sec t dt
t sec t dt 2 sec2 t dt sec3 t dt
1 sec t dt (2 tan t c1 )
1 sin t 1
( sec t dt )
2 cos 2 t 2
1 3
2 tan t sec t tan t c1 sec t dt
2 2
1
2 tan t sec t tan t c1
2
3
ln sec t tan t c2
2
1
2 tan t sec t tan t
2
3
ln sec t tan t (c1 c2 )
2
x 2 dx x 2 dx 1
atau 2 x 2 2 x ( x 1) x 2 2 x
2
x 2x 2
( x 1) 1 2
82
3
ln x 1 x 2 2 x c
2
x 2 dx 1 3
yaitu ( x 3) x 2 2 x ln x 1 x 2 2 x c .
x 2x 2
2 2
x2 x 1
x 1 x3
x3 x2
_________
x2
x2 x
__________
x
x 1
__________
1 (sisa pembagian, berderajat lebih kecil dari derajat pembagi)
83
diintegralkan? Secara teori, jawabannya adalah senantiasa dapat, meskipun untuk mencarinya
tidak selamanya mudah dilakukan.
Untuk menghitung integral fungsi rasional sejati, kita berusaha menyatakan fungsi
tersebut sebagai penjumlahan pecahan bagian yang sederhana, di mana penyebutnya dapat
p ( x)
berupa fungsi linier atau fungsi kuadrat. Dari fungsi rasional sejati F ( x) , bentuk
q ( x)
pecahan sederhana tersebut bergantung pada faktor dari q(x) yang merupakan penyebut
fungsi tersebut. Terdapat empat buah kasus dalam hal ini, yaitu :
1. Jika q (x) merupakan perkalian n buah faktor linier yang berlainan atau
q ( x) (a1 x b1 )(a 2 x b2 ) (a n x bn )
A1 A2 An
maka F ( x) , dengan A1 , A2 , ..., An adalah
a1 x b1 a 2 x b2 a n x bn
konstanta-konstanta yang akan dicari.
Contoh 7 :
x 1
Hitunglah x 2
dx !
4 x 12
Penyelesaian :
x 1 x 1
Pandang fungsi rasional sejati F ( x) 2
, tampak bahwa
x 4 x 12 ( x 2)( x 6)
penyebut merupakan perkalian antara 2 faktor linier yang berlainan, oleh karena itu
x 1 A B
,
( x 2)( x 6) x 2 x 6
dengan A dan B adalah konstanta-konstanta yang akan dicari.
Jika kedua ruas persamaan di atas dikalikan dengan ( x 2)( x 6) , maka diperoleh
x 1 A( x 6) B( x 2) Ax 6 A Bx 2 B ( A B ) x (6 A 2 B) .
Selanjutnya dengan menyamakan koefisien pada kedua ruas persamaan terakhir
1
diperoleh A B 1 dan 6 A 2 B 1 , yang apabila diselesaikan didapat A dan
8
7
A . Dengan demikian
8
1 7
x 1 A B
8 8
( x 2)( x 6) x 2 x 6 x 2 x 6
Akibatnya
x 1 x 1 1 1 7
x 2 4 x 12 dx ( x 2)( x 6) dx 8 ( x 2 x 6 ) dx
1 dx dx 1 d ( x 2) d ( x 6)
( 7 ) [ 7 ]
8 x2 x6 8 x2 x6
1 1 7
(ln x 2 7 ln x 6 ) c ln x 2 ln x 6 c .
8 8 8
2. Jika pada q (x) terdapat faktor linier ax b berulang m kali atau q ( x ) (ax b) m ,
A1 A2 Am
maka F ( x) 2
, dengan A1 , A2 , ..., Am adalah
ax b (ax b) (ax b) m
konstanta-konstanta yang akan dicari.
84
Contoh 8 :
Hitunglah integral-integral berikut ini :
x 1
a. dx
( x 3) 2
x4
b. dx
x( x 2) 2
Penyelesaian :
x 1
a. dx ?
( x 3) 2
x 1
Pandang fungsi rasional sejati , karena penyebut memuat faktor linier
( x 3) 2
x 3 yang berulang 2 kali maka fungsi di atas dapat dituliskan menjadi
x 1 A B
2
, dengan A dan B adalah konstanta-konstanta yang
( x 3) x 3 ( x 3) 2
akan ditentukan. Dengan mengalikan kedua ruas persamaan di atas dengan
( x 3) 2 diperoleh x 1 A( x 3) B Ax (3 A B) . Selanjutnya dengan
menyamakan koefisien pada kedua ruas persamaan terakhir didapat A 1 dan
3 A B 1 akibatnya B 4 .
x 1 A B 1 4
Dengan demikian 2
2
dan
( x 3) x 3 ( x 3) x 3 ( x 3) 2
x 1 1 4 d ( x 3) d ( x 3) 4
( x 3) 2 dx [ x 3 ( x 3) 2 ] dx x 3 4 ( x 3) 2 ln x 3 x 3 c
x4
b. x ( x 2) 2
dx ?
x4
Pandang bentuk rasional sejati , karena penyebut mempunyai sebuah
x ( x 2) 2
faktor linier x dan faktor linier x 2 yang berulang 2 kali, maka bentuk di atas
x4 A A A3
dapat dinyatakan sebagai 2
1 2 , dengan A1 , A2 dan
x( x 2) x x 2 ( x 2) 2
A3 adalah konstanta-konstanta yang akan ditentukan.
Dengan mengalikan kedua ruas persamaan di atas dengan x( x 2) 2 diperoleh
x 4 A1 ( x 2) 2 A2 x( x 2) A3 x A1 x 2 4 A1 x 4 A1 A2 x 2 2 A2 x A3 x
( A1 A2 ) x 2 (4 A1 2 A2 A3 ) x 4 A1 .
Selanjutnya dengan menyamakan koefisien pada kedua ruas persamaan terakhir
diperoleh : A1 A2 0 , 4 A1 2 A2 A3 1 dan 4 A1 4 , yang bila diselesaikan
diperoleh A1 1 , A2 1 dan A3 3 . Dengan demikian
x4 A A A3 1 1 3
2
1 2 2
dan
x( x 2) x x 2 ( x 2) x x 2 ( x 2) 2
x4 1 1 3 dx d ( x 2) d ( x 2)
x( x 2) 2 dx [ x x 2 ( x 2) 2 ] dx x x 2 3 ( x 2) 2
85
3 x 3
ln x ln x 2 c ln c
x2 x2 x2
3. Jika q (x) merupakan perkalian n buah faktor kuadrat yang berlainan, yaitu
q ( x) (a1 x 2 b1 x c1 )(a 2 x 2 b2 x c 2 ) (a n x 2 bn x c n ) , maka
A1 x B1 A2 x B2 An x Bn
F ( x) 2
2
,
a1 x b1 x c1 a 2 x b2 x c 2 a n x 2 bn x c n
dengan A1 , A2 , ..., An , B1 , B2 , ..., Bn adalah konstanta-konstanta yang akan dicari.
Contoh 9 :
2x 4
Hitunglah (x 2
dx ?
1)( x 2 x 1)
Penyelesaian :
2x 4
Perhatikan bahwa fungsi rasional sejati , penyebutnya mempunyai
( x 1)( x 2 x 1)
2
2 buah faktor kuadrat berlainan, oleh karena itu bentuk pecahan di atas dapat
2x 4 A x B1 A2 x B2
dituliskan menjadi 2 2
12 2 , dengan A1 , A2 , B1
( x 1)( x x 1) x 1 x x 1
dan B2 adalah konstanta-konstanta yang akan dicari.
Selanjutnya dengan mengalikan kedua ruas persamaan dengan ( x 2 1)( x 2 x 1)
diperoleh 2 x 4 ( A1 x B1 )( x 2 x 1) ( A2 x B2 )( x 2 1)
A1 x 3 ( A1 B1 ) x 2 ( A1 B1 ) x B1 A2 x 3 B2 x 2 A2 x B2
( A1 A2 ) x 3 ( A1 B1 B2 ) x 2 ( A1 A2 B1 ) x ( B1 B2 )
dan dengan menyamakan koefisien pada kedua ruas persamaan di atas diperoleh
A1 A2 0 , A1 B1 B2 0 , A1 A2 B1 2 dan B1 B2 4 . Sehingga dengan
menyelesaikan sistem persamaan linier tersebut didapat A1 4 , A2 4 , B1 2 dan
B2 6 . Dengan demikian
2x 4 A x B1 A2 x B2 4 x 2 4x 6
2 2
12 2 2 2 dan
( x 1)( x x 1) x 1 x x 1 x 1 x x 1
2x 4 4x 2 4x 6 4x 2 4x 6
( x 2 1)( x 2 x 1) dx ( x 2 1 x 2 x 1) dx x 2 1 dx x 2 x 1
2 x dx dx (2 x 1) 2
2 2 2 2 2 2
x 1 x 1 x x 1
2x 1 dx
2 ln ( x 2 1) 2 arctan x 2 2 4 2
x x 1 x x 1
dx
2 ln ( x 2 1) 2 arctan x 2 ln ( x 2 x 1) 4
( x 2 ) ( 23 ) 2
1 2
8 2x 1
2 ln ( x 2 1) 2 arctan x 2 ln ( x 2 x 1) arctan c
3 3
4. Jika terdapat faktor kuadrat yang berulang m kali pada q (x) , misalkan
q ( x ) (ax 2 bx c) m , maka
86
A1 x B1 A2 x B2 Am x Bm
F ( x) 2
2 2
,
ax bx c (ax bx c) (ax 2 bx c ) m
dengan A1 , A2 , ..., Am , B1 , B2 , ..., Bm adalah konstanta-konstanta yang akan dicari.
Contoh 10 :
x 16
Hitunglah x( x
2
dx ?
4) 2
Penyelesaian :
x 16
Perhatikan bahwa fungsi rasional sejati , pada penyebutnya memuat
x( x 2 4) 2
sebuah bentuk linier x dan bentuk kuadrat x 2 4 yang berulang sebanyak 2 kali, oleh
karena itu bentuk di atas dapat dituliskan sebagai
x 16 A B x C1 B2 x C 2
2 2
1 12 2 ,
x( x 4) x x 4 ( x 4) 2
dengan A1 , B1 , B2 , C1 dan C 2 adalah konstanta-konstanta yang akan dicari.
Dengan mengalikan kedua ruas pada persamaan di atas dengan x( x 2 4) 2 diperoleh
x 16 A1 ( x 2 4) 2 ( B1 x C1 ) x( x 2 4) ( B2 x C 2 ) x
A1 x 4 8 A1 x 2 16 A1 B1 x 4 C1 x 3 4 B1 x 2 4C1 x B2 x 2 C 2 x
( A1 B1 ) x 4 C1 x 3 (8 A1 4 B1 B2 ) x 2 (4C1 C 2 ) x 16 A1 .
Dengan menyamakan koefisien pada kedua ruas persamaan terakhir diperoleh :
A1 B1 0 , C1 0 , 8 A1 4 B1 B2 0 , 4C1 C 2 1 dan 16 A1 16 , yang bila
diselesaikan didapat A1 1 , B1 1 , B2 4 , C1 0 dan C 2 1 . Dengan demikian
x 16 A B x C1 B2 x C 2 1 x 4x 1
2 2
1 12 2 2
2 2 dan
x( x 4) x x 4 ( x 4) x x 4 ( x 4) 2
x 16 1 x 4x 1
x( x 2 4) 2 dx [ x x 2 4 ( x 2 4) 2 ] dx
dx 1 d ( x 2 4) 2x dx
2 2 2 2
dx 2
x 2 x 4 ( x 4) ( x 4) 2
1 2 dx
ln x ln ( x 2 4) 2 2 .
2 x 4 ( x 4) 2
dx
Pandang integral 2 ?
( x 4) 2
1 4x
Misalkan u 2 2
( x 2 4) 2 dan dv dx maka du 2 dan v x .
( x 4) x 4
Dengan demikian
dx
( x 2 4) 2 u dv uv v du
x 4x x x2
x ( dx ) 4 x 2 4 dx
( x 2 4) 2 x2 4 ( x 2 4) 2
x 4 x dx
2 2
4 (1 2 ) dx 2 2
4 dx 16 2
( x 4) x 4 ( x 4) x 4
87
x x
2 2
4 x 8 arctan c .
( x 4) 2
Sehingga integral yang ditanyakan adalah
x 16 1 2 2 dx
x( x 2 4) 2 dx ln x 2 ln ( x 4) x 2 4 ( x 2 4) 2
1 2 x x
ln x ln ( x 2 4) 2 2 2
4 x 8 arctan c
2 x 4 ( x 4) 2
2 x 1 x
4x 2 2 2
ln x ln ( x 2 4) 8 arctan c .
x 4 ( x 4) 2 2
88
BAB 7 INTEGRAL TENTU
Misalkan f(x) adalah fungsi yang terdefinisi pada interval a ≤ x ≤ b, maka notasi
b b
f ( x) dx atau f ( x) dx
x a a
f ( x) dx k dx k (b a )
a a
b b
4. kf ( x ) dx k f ( x) dx , dengan k sembarang konstanta
a a
b c b
5. f ( x) dx f ( x ) dx f ( x) dx , dengan a c b
a a c
b b b
6. f ( x) g ( x)dx f ( x) dx g ( x) dx .
a a a
Contoh 1 :
1 2 1 2
Misalkan f ( x) dx 2 , f ( x) dx 3 , g ( x) dx 1
0 1 0
dan g ( x) dx 4 .
0
Dengan
89
2
3. g ( x) dx
1
1
4. 3 f ( x) dx
2
1
5. g ( x) dx
1
Penyelesaian :
1. Dengan menggunakan sifat no. 5 integral tentu diperoleh
2 1 2
f ( x) dx f ( x ) dx f ( x ) dx 2 3 5 .
0 0 1
2. Dengan menggunakan sifat no. 6 dan dilanjutkan dengan sifat no. 4 serta hasil pada
no. 1 di atas diperoleh
2 2 2 2 2
f ( x) 2 g ( x)dx f ( x) dx 2 g ( x) dx f ( x) dx 2 g ( x) dx
0 0 0 0 0
5 2 4 5 8 13 .
2 1 2
3. Dari sifat no. 5, diketahui bahwa g ( x) dx g ( x) dx g ( x) dx , dengan demikian
0 0 1
2 2 1
g ( x) dx g ( x) dx g ( x) dx 4 (1) 4 1 5 .
1 0 0
3 f ( x) dx 3 f ( x) dx 3 f ( x) dx 3 3 9 .
2 2 1
1
5. Dari sifat no. 1, diperoleh g ( x) dx 0 .
1
Soal Latihan :
1 2 2
Jika diketahui f ( x) dx 4 , f ( x) dx 2 dan g ( x) dx 3 . Hitunglah setiap integral
0 0 0
berikut ini :
2
1. f ( x) dx
1
0
2. f ( x) dx
1
2
3. f (u) du
0
90
2
4. 2 g ( x) 3 f ( x)dx
0
2
5. f ( x) dx
0
b
b
f ( x) dx F ( x)
a
a
F (b) F (a ) .
Contoh 2 :
Dengan menggunakan Teorema Dasar Kalkulus Integral, hitunglah integral-integral
berikut ini :
2
4
1. x dx
1
3
2
2. t 3
dt
1
2
2
3. (3x 2 x 3) dx
1
2
4. cos x dx
0
2
5. 2 sin t dt
6
Penyelesaian :
2 2
1 1 1 33
4
5 1 5 5
1. x dx x 5 25 (1)5 32 1 .
5
1
3 3 3
2 3 2 3 1 1 1 1 8 8
2. 1 t 3 dt 1 2t dt t 1 t 2 1 32 12 9 1 9 9 .
91
2
3. (3x
2
2 x 3) dx x 3 x 2 3 x
2
1
3 2
23 2 2 3 2 1 1 3 1
1
8 4 6 1 1 3 10 5 10 5 15 .
2
4. cos x dx sin x
0
2
0
sin
2
sin 0 1 0 1 .
2
1 1
5. 2 sin t dt 2 cos t 2
2 cos cos 2 0 3 2 3 3 .
6 2 6 2 2
6
Selanjutnya akan diberikan beberapa contoh persoalan integral tentu yang dapat
diselesaikan dengan teknik-teknik pengintegralan yang sudah dikenal.
Contoh 3 :
Dengan menggunakan Teorema Dasar Kalkulus Integral, tentukanlah nilai integral-
integral berikut ini :
1
x1 x dx
2
1.
0
2
2 x
2
2. dx
0
2
2
3. cos x sin x dx
0
4
4. x 2 dx
1
e
5. ln x dx
1
10
dx
6.
6
x2
8
x dx
7.
4 x 2 15
2
dx
8. x 2
2
4
27
dx
9. xx 1
3
8
0
x3
10. x 2 x 1 dx
1 2
92
Penyelesaian :
1 1 1 1
1. x1 2
x dx x 1 2 x x dx 3 1
4 5 1
x 2 x x dx x 2 x 2 x 3
2
2
2
5 3 0
0 0 0
1 4 5 1 1 4 5 1
12 12 13 0 2 0 2 03
2 5 3 2 5 3
1 4 1 15 24 10 1
0 0 0 0 .
2 5 3 30 30
2 2 2 1
2 2 2 1 3
2. 2 x dx 2 x d x 2 2 x d 2 x 2 x
0 0 0
3 0
1
2 23 2 03 1 03 23 1 0 8 1 8 8 .
3 3 3 3 3
2 2
1 2
1
3. cos x sin x dx cos x d cos x cos3 x cos3 cos 3 0
2 2
0 0
3 0 3 2
1 3 3 1 1
3
3
0 1 1 .
3
4
4. x 2 dx ?
1
x 2, untuk x 2 0 atau x 2
Perhatikan bahwa x 2 .
x 2 2 x, untuk x 2 0 atau x 2
Dengan demikian
4 2 4 2 4
1 2 1
x 2 dx 2 x dx x 2 dx 2 x x x2 2x
1 1 2
2 1 2 2
1 1 1 1
2 2 22 2 1 12 42 2 4 22 2 2
2 2 2 2
4 1 16 4 1
4 2 8 4 4 2 2 8 8 2 4
2 2 2 2 2
3 3 5 1
2 0 2 4 2 .
2 2 2 2
e
e
5. ln x dx x ln x x 0
e ln e e ln 1 1 e e 0 1 0 1 1 .
1
1. Integrand f (x) mempunyai satu atau lebih titik diskontinu pada interval a ≤ x ≤ b
atau
93
2. Paling sedikit satu dari batas integralnya adalah tak hingga.
A. Kasus 1
Pada kasus 1, terdapat 3 (tiga) kemungkinan mengenai titik diskontinu dari integrand
f (x) , yaitu :
a. Jika f (x) kontinu pada interval a x b tetapi diskontinu (tidak kontinu) di titik
b b
x b , maka f ( x) dx lim f ( x) dx , asalkan nilai limit ini ada.
0
a a
Contoh 1 :
3
dx
Hitunglah ?
0 9 x2
Penyelesaian :
1
Perhatikan bahwa integrand f ( x) tidak kontinu di x 3 , yang
9 x2
merupakan batas atas integrasi, dengan demikian
3 3 3
dx dx x 3 0
lim lim arcsin lim arcsin arcsin
0 9 x 2 0
0 9 x 2 0 30 0 3 3
arcsin 1 arcsin 0 0 .
2 2
Contoh 2 :
2
1
Hitunglah x dx ?
0
Penyelesaian :
1
Perhatikan bahwa integrand f ( x) tidak kontinu pada titik x 0 , yang
x
merupakan batas bawah integralnya, dengan demikian
2 2
1 1 2 2
0 x 0 0 x dx lim
dx lim ln x 0 ln 2 lim ln(0 ) ln 2 ln 0 ln ,
0
0 0
2
1
Dengan kata lain limit ini tidak ada, jadi x dx
0
tidak berarti (meaningless).
94
Contoh 3 :
4
dx
Hitunglah 3
?
0 x 1
Penyelesaian :
1
Perhatikan bahwa integrand f ( x) 3
tidak kontinu pada titik x 1 yang
x 1
terletak di antara batas-batas integrasinya, dengan demikian
4 1 4
dx dx dx 3 2 1
x 13 lim 3 x 13
2 4
lim lim
0 3 x 1 0 0 3 x 1 0 1 3 x 1 lim
0 2
0 0 2 1
3 3 3 3 2 3
0 2
2
lim 3 lim 3 9 3
2 0 2 2 2
9 1.
3
B. Kasus 2
Pada kasus 2 ini terdapat tiga kemungkinan terhadap batas tak hingga dari integralnya
yaitu :
v
a. Jika f (x) kontinu pada interval a x v , maka f ( x) dx lim f ( x) dx ,
v
a a
asalkan nilai limit ini ada.
Contoh 4 :
dx
Hitunglah x 2
?
0
4
Penyelesaian :
Karena salah satu batasnya merupakan tak hingga maka
v v
dx dx 1 x 1 v 0
0 x 2 4 vlim
0
2
x 4
lim arctan lim arctan arctan
2 v 2 0 2 v 2 2
1
0 .
22 4
b b
b. Jika f (x) kontinu pada interval u x b , maka f ( x ) dx lim f ( x) dx ,
u
u
asalkan nilai limit ini ada.
Contoh 5 :
0
Hitunglah e
2x
dx ?
Penyelesaian :
Karena batas bawah integrasinya berupa tak hingga, maka
0 0 0
1 1 1
2x
e dx ulim
u 2 u 2
e 2 x dx lim e 2 x lim 1 e 2u .
2
u u
95
c. Jika f (x) kontinu pada interval u x v , maka
a v
Contoh 6 :
dx
Hitunglah 1 4x 2
?
Penyelesaian :
Karena kedua batas integral merupakan batas tak berhingga, maka
0 v 0 v
dx dx dx 1 1
1 4 x 2 ulim lim lim arctan 2 x lim arctan 2 x
1 4 x 2 v 1 4 x 2 u 2 v 2
u 0 u 0
1 1
lim arctan 2u lim arctan 2v .
u
2 v 2 2
Soal Latihan :
Hitunglah integral-integral berikut ini :
1
dx
1.
0 x
4
dx
2. 4x
0
2
dx
3.
2 4 x2
4
dx
4. x 2
3 2
0
dx
5. x 2
1
0
dx
6. 4 x 2
x2
7. xe dx
96
BAB 8 PENGGUNAAN INTEGRAL TENTU
Menurut sejarah, konsep dasar dari integral tentu telah lama dikenal sejak jaman
Yunani Kuno, jauh sebelum kalkulus diferensial ditemukan. Pada abad ke-17, Isaac Newton
(1642 – 1727) dan Gottfried Wilhelm Leibnitz (1646 – 1716) berturut-turut dan secara
terpisah menunjukkan bahwa kalkulus dapat digunakan untuk menentukan luas daerah
(bidang datar) yang dibatasi oleh suatu kurva atau oleh sejumlah kurva-kurva, yaitu dengan
menghitung integral tentu atau anti derivatifnya.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, terdapat hubungan yang erat antara luas
daerah di bawah suatu kurva dengan konsep integral tentu. Berpijak dari kenyataan ini, kita
dapat menggunakan konsep integral tentu dalam penghitungan luas bidang datar dan volume
benda putar.
Contoh 1 :
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva y 3 , garis x 1 , garis x 5 dan sumbu-
X
Pembahasan :
Sebelum mencari luas daerah yang ditanyakan, akan sangat membantu apabila kita dapat
menggambarkan daerah yang akan dicari luasnya terlebih dahulu.
97
Y Luas bidang datar atau daerah empat persegi
panjang R pada gambar di samping adalah
5 5
5
L y dx 3 dx 3 x 1
y3
1 1
Soal Latihan
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva berikut ini :
1. Garis y x , garis x 1 , garis x 3 dan sumbu- X .
Dari dua kondisi (A) dan (B) di atas, secara umum luas daerah (bidang datar) yang
dibatasi oleh kurva y f x , garis x a , garis x b dan sumbu- X adalah :
b
L f x dx
a
98
Contoh 2 :
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh parabola y x 2 4 x , garis garis x 1 , garis
x 4 dan sumbu- X .
Pembahasan :
Sekali lagi, akan sangat membantu apabila kita dapat menggambarkan terlebih dahulu
daerah (bidang datar) yang akan ditentukan luasnya.
Soal Latihan :
Tentukan luas daerah (bidang datar) yang dibatasi oleh parabola y x 2 2 x 3 , garis
x 2 , garis x 1 dan sumbu- X .
99
Contoh 3 :
Tentukan luas bidang datar yang dibatasi oleh garis 4 x 3 y 12 , garis y 1 , garis y 3
dan sumbu- Y .
Pembahasan :
Sebagaimana telah diberikan pada contoh-contoh sebelumnya, akan sangat membantu
apabila, kita dapat menggambarkan daerah yang akan dicari luasnya.
Y
Karena daerah yang akan dicari luasnya
berada di sebelah kanan sumbu- Y dan
y3 melibatkan persamaan garis dalam y
R sebagai batas-batasnya, maka integrasi akan
y 1
lebih mudah jika kita lakukan terhadap y .
X
4 x 3 y 12 Dari persamaan garis 4 x 3 y 12
1
diperoleh x 12 3 y 4 3 y .
4 4
Dengan demikian luas daerah yang diarsir adalah
3 2 3
3 3 3 3
L x dy 4 y dy 4 y y 2 4 3 32 4 1 12
1 1
4 8 1 8 8
27 3 3 27
12 4 12 4 8 3 5 satuan luas.
8 8 8 8
Soal Latihan
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh :
1. Parabola x 6 y y 2 dan garis x 0 .
100
D. Daerah di Kiri Sumbu-Y
Dari dua kondisi (C) dan (D) di atas, secara umum luas daerah (bidang datar) yang
dibatasi oleh kurva x f y , garis y c , garis y d dan sumbu- Y adalah :
d
L f y dy
c
Contoh 4
101
Pembahasan :
Perhatikan bahwa kita akan membuat kesalahan apabila langsung menghitung :
3 3
1
L x 2 4 dx x 3 4 x 9 12 3 .
3
0 0
Oleh karena itu, akan lebih teliti kalau kita gambarkan terlebih dahulu, daerah yang akan
dicari luasnya. Perhatikan gambar berikut ini :
Y
y x2 4
X
2 3
-4
b
atau L f x g x dx .
a
Contoh 5
102
Pembahasan :
Y
Pertama akan dicari titik potong antara
y x2 4
kedua kurva tersebut.
Pada titik potong kedua kurva berlaku
y1 y 2 x 2 4 3x x 2 3 x 4 0
X x 4x 1 0 x 4, x 1
2 4
Sehingga titik potong kedua kurva adalah
A 1, 3 dan B4,12 .
Dengan demikian luas daerah yang dicari
adalah :
4 4 4 4
y 2 y1 dx 3x x
2 1 3
L 4 dx x 3 x 4 dx x 3 x 2 4 x
2
3 2 1
1 1 1
1 3 1 3 125
4 3 4 2 4 4 13 12 4 1 satuan luas.
3 2 3 2 6
103
Y
y f (x)
a X
b
Gambar 1
Lintasan luasan karena perputaran mengelilingi sumbu X membentuk bangun berupa
benda padat (benda pejal). Dengan menggunakan integral tertentu volume benda padat
tersebut dapat didekati dengan menggunakan rumus:
b
V y 2 dx .
a
Jika R suatu luasan yang dibatasi oleh dua buah kurva yaitu y1 f ( x) , y 2 g ( x) ,
garis x a , dan garis x b , dengan y1 y 2 Selanjutnya jika R diputar mengelilingi
sumbu- X , seperti diberikan oleh gambar berikut :
Gambar 2
104
maka terbentuk benda pejal yang volumenya dapat didekati dengan menggunakan integral
tertentu, yaitu:
b
V y12 y 22 dx
a
x f ( y)
X
yc
Gambar 3
Lintasan kurva akan membentuk bangun berupa benda pejal. Benda tersebut
volumenya dapat didekati dengan menggunakan integral tertentu yaitu :
d
2
V x dy .
c
Sementara itu jika luasan R dibatasi oleh dua buah kurva yaitu x1 f ( y ) ,
x 2 g ( y ) , garis y c , dan garis y d , dengan x1 x 2 Selanjutnya jika R diputar
mengelilingi sumbu- Y , maka terbentuk benda pejal yang volumenya dapat didekati dengan
menggunakan integral tertentu, yaitu:
105
d
V x12 x22 dy
c
Benda putar yang sederhana dapat diambil contohnya misalkan tabung dengan besar
volume adalah hasilkali luas alas (luas lingkaran) dan tinggi tabung. Volume dari benda putar
secara umum dapat dihitung dari hasilkali antara luas alas dan tinggi. Jikaa luas alas
dinyatakan dengan A(x) dan tinggi benda putar adalah panjang interval a, b , maka volume
benda putar dapat dihitung menggunakan integral tentu sebagai berikut :
b
V A( x )dx
a
Untuk mendapatkan volume benda putar yang terjadi karena perputaran suatu daerah
terhadap suatu sumbu putar, dilakukan dengan menggunakan dua buah metode yaitu metode
cakram dan kulit tabung.
Metode Cakram
Misalkan R suatu daerah dibatasi oleh kurva y f (x) , y 0 , garis x a , dan garis
x b dan diputar dengan sumbu putar sumbu- X . Volume benda pejal/padat yang terjadi
dapat dihitung dengan memandang bahwa volume benda padat tersebut merupakan jumlah
tak berhingga cakram yang berpusat di titik-titik pada interval a, b .
Misalkan pusat cakram adalah P x0 ,0 dan jari-jari r f x0 , maka luas cakram dinyatakan
dengan
A x 0 f 2
x0
Oleh karena itu, volume benda putar :
b
2
V f ( x) dx
a
106
Sedangkan jika luasan R dinyatakan dengan daerah yang dibatasi oleh kurva
x g ( y ) , x 0, garis y c , dan garis y d serta diputar mengelilingi sumbu- Y , maka
volume benda putar :
d
V g ( y ) dy
2
Contoh 6
Hitung volume benda putar yang terjadi jika luasan yang dibatasi oleh kurva y 2x 2 , y 0 ,
garis x 0 , dan garis x 5 diputar mengelilingi sumbu- X .
Pembahasan :
Dengan menggunakan rumus
b
2
V f ( x) dx
a
b 5 5 5
V f ( x) 2 dx 2 x dx 4 x4dx 4 15 x5
2 2
2500
a 0 0 0
satuan volume.
107
Soal Latihan
1. Hitung volume benda putar yang terjadi jika luasan yang dibatasi oleh kurva
3. Hitung volume benda yang terjadi jika luasan yang dibatasi oleh kurva 4 x 2 9 y 2 36
diputar mengelilingi sumbu- Y .
b
V 2xf x dx
a
108
Jika daerahnya dibatasi oleh grafik yang dinyatakan dengan x f ( y ), x 0, garis
y c , dan garis y d serta diputar mengelilingi sumbu- X , maka volume adalah :
d
V 2y f ( y ) dy
c
Contoh 7
Hitung volume benda putar yang terjadi, jika daerah yang terletak di kuadran pertama di
bawah parabola y 2 x 2 dan di atas parabola y x 2 diputar mengelilingi sumbu- Y .
Pembahasan :
Dengan menggunakan rumus
b
V 2x f ( x) g ( x ) dx
a
a 0 0
1
1 1 1
4 x 2 x 4 4
2 4 0 4
satuan volume.
109
BUKU AJAR
Matematika Rekayasa I
Oleh :
SURYOTO, S.Si, M.Si
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang cukup strategis
dan sangat penting dalam menunjang pengetahuan lain. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya terapan matematis dalam bidang-bidang lain seperti teknik, ekonomi, ilmu-
ilmu sosial dan di dalam matematika dan ilmu pengetahuan alam sendiri.
Mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di bangku perguruan tinggi, khususnya
mahasiswa jurusan ilmu eksakta setidaknya menjumpai mata pelajaran matematika,
paling tidak matematika dasar. Untuk membantu mahasiswa yang sedang mengambil
mata kuliah matematika ini, penulis berusaha menyusun buku ajar Matematika
Rekayasa I untuk membantu mempermudah mahasiswa dalam memahami konsep-
konsep dasar matematika, khususnya mahasiswa di program studi di lingkungan
fakultas teknik.
Buku ajar Matematika Rekayasa I ini berisi tentang dasar-dasar kalkulus
seperti sistem bilangan real, fungsi beserta grafiknya, limit dan kekontinuan fungsi,
turunan dan penggunaannya, dan integral baik integral tak tentu dan integral tentu
beserta penggunaannya. Buku ajar ini hanya mengungkap secara sekilas dan singkat
materi yang ada beserta beberapa contoh dan soal latihan. Buku ajar ini bukan satu-
satunya sumber acuan untuk perkuliahan, melainkan hanya bersifat membantu dan
melengkapi dalam pembelajaran. Mahasiswa selain mempelajari buku ajar ini, juga
disarankan membaca buku-buku lain yang terkait.
Penyusun menyadari bahwa baik materi maupun cara penulisan ataupun
penyajian buku ajar ini masih jauh dari sempurna. Juga kemungkinan kesalahan ketik
yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, segala saran, masukan, tegur sapa dan
kritik membangun sangat penulis harapkan demi lebih baik dan sempurnanya buku
ajar ini. Demikianlah, mudah-mudahan buku ini berguna dan dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
Penyusun