PENDAHULUAN
b. Pengaduk Gelas
Berfungsi untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat zat kimia
pada waktu melakukan reaksi reaksi
kimia. Digunakan pula untuk membantu
proses menuangkan endapan ada dalam
larutan pada waktu penyaringan
c. Corong
Berfungsi untuk memasukan cairan kedalam
suatu tempat tertutup atau kedalam larutan
d. Tabung Reaksi
e. Erlenmayer
f. Gelas Ukur
h. Pipet Pasteur
i. Pipet Gondok
Digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu dan tepat. Alat ini lebih
tepat daripada gelas ukur. Terdiri dari
bermacam macam ukuran
j. Pipet Ukur
l. Gelas Arloji
m. Labu Ukur
n. Tabung Spiritus
A. Alat
Pb(CH3COO)2, H2SO4
NH4Cl, NaOH
A. Penyaringan Endapan
Cara Kerja :
• Ambil 5 ml larutan Pb Asetat masukkan dalam tabung pereaksi
• Tambahkan H2SO4 amati apa yang terjadi dan catat (endapan
dan warna
• Ambil kertas saring yang berbentuk lingkaran dan lipat menjadi
¼ lingkaran, kemudian lipat lagi 2 – 3 kali lipatan
• Masukkan kertas saring dalam corong dan basahi sedikit
dengan air suling/aquades, agar kertas menempel di dinding
corong.
• Pasang corong yang berkertas saring tersebut diatas erlenmayer
untuk menampung fitrat/air larutan pada endapan dan air
cucian endapan.
• Tuangkan larutan yang akan disaring endapanya kedalam
corong. Penuangan dibantu dengan gelas pengaduk, agar
larutan mengarah ke lubang corong. Tuangkan sedikit demi
sedikit dan hati hati agar tidak jatuh keluar corong.
B. Pembuatan dan Pengenalan Bau Gas
Cara Kerja :
• Ambil 4 – 5 tetes larutan NH4Cl masukkan kedalam tabung
reaksi
• Tambahkan beberapa tetes larutan NaOH
• Pegang tabung reaksi dengan penjepit, lalu dipanaskan sambal
digoyang – goyangkan
• Arahkan mulut tabung ke tempat kosong, dan tabung agak
dicondongkan
• Setelah mendidih, angkat dari atas api jangan sampai larutan
yang dididihkan tumpah
• Praktekkan cara membau gas dengan cara mengipas ngipaskan
tangan diatas mulut tabung kea rah hidung kita yang berjarak
relative jauh untuk membau yang keluar
• Reaksi yang terjadi : NH4Cl + NaOH NaCl + NH4OH
• Dekatkan kertas lakmus merah ke mulut tabung, lihat apa yang
terjadi pada kertas lakmus merah tersebut dan simpulkan.
2.2.4 LAPORAN PENYARINGAN ENDAPAN
A. PENYARINGAN ENDAPAN
A. Alat
B. Bahan
A. ALAT
B. BAHAN
CaCl2, H2SO4
MgCl2, CaCO2
2.4.3 CARA KERJA
A. Kation Kalsium
Cara Kerja :
• Masukkan larutan tersebut(CaCl2) ke dalam tabung pereaksi dan
berikan pereaksi berikut ini
Larutan H2SO4 encer, terjadi endapan putih CaSO4 (CaCl2 +
H2SO4 CaSO4 + HCl)
Reaksi : Ca2+ + SO42- CaSO4
• Masukkan larutan CaCl2 tambahkan ammonia, taka da endapan
karena kalsium hidroksida larut cukup banyak (kelarutan tinggi).
Jika larutan basa itu terkena udara luar, sedikit karbon dioksida
akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh
kalsium karbonat.
B. Kation Magnesium
Cara Kerja :
A. ALAT
B. BAHAN
ANALISA KUANTITATIF
Cara Kerja :
• Tentukan larutan HCl 0,1 N yang akan dibuat yaitu 100 ml. kemudian
hitung dengan rumus V1N1 = V2N2 daei HCl 0,2 N yang diencerkan
menjadi HCl 0,1 N. Maka diperoleh volume HCl 0,2 N.
• Ambil sejumlah larutan HCl 0,2 N diatas yang sudah dihitung volumenya
dengan menggunakan pipet gondok. Perhatikan minikus. Cara
menggunakan pipet gondok setelah cairan yang masuk pas batas skala
maka tutup dengan telunjuk jari. Buka telunjuk pelan pelan untk
memasukan cairan kedalam labu.
• Masukan HCl tersebut kedalam labu ukur yang volume ukuranya sesuai
dengan volume yang sudah ditentukan diatas.
• Encerkan denga aquades sampai batas skala labu ukur. Lakukan dengan
hati hati harus tepat pada batas garis skala labu. Jangan lebih dan kurang
karena menimbulkan kesalahan.
• Pada pengenceran diatas didapat hasil larutan standar HCl 0,1 N yang
diinginkan.
Penghitungan :
N2 HCl = 0,1 N
V2 HCl = 100 ml
0,2 V1 = 10
V1 = 10 / 0,2
V1 = 50 ml
b. Penambahan Aquades = V2 – V1
Penambahan Aquades = 50 ml
Kesimpulan :
Untuk mendapatkan hasil larutan standar HCL 0,1 N volume 100 ml. maka perlu
dilakukan pengenceran larutan HCl 0,2 N volume 50 ml, dienceran dengan
aquades volume 50 ml.
2.6 ANALISIS KUANTITATIF
2.6.1 DASAR TEORI
Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk
mengetahui kadar suatu zat (Svehla, 1985). Analisa kuantitatif berkaitan
dengan penetapan beberapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung
dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang sering kali
dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau
sebagian besar sampel yang di analisis (Day dan Underwood,
2002).Pengertian lain dari analisa kuantitatif adalah analisa yang
bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu
bahan atau campuran bahan (Sumardjo, 1997).
Secara garis besar metode yang digunakan dalam analisis
kuantitatif dibagi menjadi dua macam yaitu kimia analisis kuantitatif
instrumental, yaitu metode analisis bahan-bahan kimia menggunakan
alat-alat instrumen, dan analisa kimia konvensional. Metode dalam
analisa kuantitatif dibedakan menjadi 2 bagian: metode gravimeter,
yaitu penetapan kadar suatu unsur atau senyawa berdasarkan berat,
tetapnya dengan cara penimbangan. Cara dilakukan dengan unsur atau
senyawa yang diselidiki dan bahan yang menyusunnya. Bagian terbesar
yang dilakukan metode gravimetri adalah perubahan unsur berat
tetapnya. Berat senyawa selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan jenis
senyawa (khoppar, 1990).. Metode volumetri, adalah analisa kuantitatif
yang dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah larutan baru yang
lebih diketahui kadarnya. Dengan mengetahui jumlah larutan baru yang
ditambahkan dan reaksinya berjalan secara kuantitatif sehingga
senyawa yang dianalisis dapat dihitung jumlahnya (Sumardjo, 1997).
Volumetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dan reaksi
kimia. Pada analisis ini zat yang akan ditentukan kadarnya direaksikan
dengan zat lainnya telah diketahui konsentrasinya sampai tercapai suatu
titik ekuivalensi hingga kepekatan zat yang kita cari dapat dihitung.
Larutan yang kita ketahui konsentraasinya dengan teliti disebut larutan
standar. Larutan ini biasanya diteteskan dari buret ke dalam erlenmeyer
yang mengandung reaksinya selesai. Proses ini dinamakan titrasi. Titik
dimana terjadi perubahan karena indikator disebut titik titrasi. Titik ini
seharusnya jatuh pada titik yang bersamaan, tetapi hal ini sulit karena
kesulitan dalam mencari indikator yang pH intervalnya mendekati pH
ekuivalen. Perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik titrasi disebut
kesalahan titrasi (Day dan Underwood, 2002). Indikator adalah asam
organik lemah atau basa organik lemah yang dalam larutan akan
terionisasi sebagian dimana warna yang terionisasi berbeda dengan
warna yang tak terionisasi (Sumardjo, 1994).
Analisis volumetri merupakan suatu analisa untuk menentukan
suatu volume larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya
untuk mengukur volume larutan standar tersebut harus ditambahkan
dengan melalui alat yang disebut buret. Proses penambahan larutan
standar ke dalam larutan yang ditentukan sampai terjadi reaksi yang
sempurna disebut titrasi (Lehninger, 1995).
2.6.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
A. ALAT
B. BAHAN
ANALISA KUANTITATIF
Cara Kerja :
Pengamatan :
Terpakai : 50 – 13,5
:36,5
Penghitungan :
V1 HCl = 20 ml
V2 NaOH = 36,5 + 20
= 56,5
Ditanya : N2 NaOH
Dijawab : V1 . N1 = V2 . N2
20 . 0,1 = 56,5 . N2
2 = 56,5 N2
0,03 = N2
Kesimpulan :
A. ALAT
B. BAHAN
STANDARISASI LARUTAN
Cara Kerja :
• Timbang 0,62 gram asam oksalat dengan gelas arloji, timbang gelas arloji
dan tambahkan 0,63 gram asam oksalat, masukan kedalam labu ukur 100
ml, hitung konsentrasi asam oksalat
• Tambahkan aquades hingga volumenya tetap
• Ambil buret dam cuci, masukan asam oksalat sampai batas
• Ambil dengan pipet 15 ml NaOH masukan kedalam erlenmayer,
tambahkan 10 ml air suling dan 1 – 3 tetes indicator PP
• Titrasi hingga warna warna merah jambu hilang
• Catat volume asam oksalat untuk titrasi
• Hitung konsentrasi NaOH dengan rumus V1N1 = V2N2
Pengamatan :
Diketahui : V1 = 16 ml Mr C2H2O4 = 90
Mr Total = 126
Dijawab :
16+13,2 29,2
a. 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 14,6 ml
2 2
630 𝑥 2 𝑥 100 126000
b. 𝑁𝐾 = = = 1,6 M
14,6 𝑥 126 𝑥 25 45990
2,7 𝑥 14,6 34,42
c. 𝑁𝑦 = = = 1,6 𝑁
25 25
Kesimpulan :
STANDARISASI LARUTAN
Cara Kerja :
Penghitungan :
Diketahui :
VCH3COOH : 10 ml
VH2O : 250 ml
VNaOH : 25 ml
MrCH3COOH : 60
Jawab :
100 250
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐶𝑢𝑘𝑎 ∶ 𝑥 𝑥 0,1 𝑁 𝑥 25 𝑚𝑙 𝑥 60
20 40
= 9375 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚
= 9,375 𝑔𝑟𝑎𝑚
Kesimpulan :