KIMIA PANGAN I
Oleh
NIM : C1061231002
Kelompok :1
Dosen Pengampu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan laporan Praktikum ini dengan baik, lancar, dan tepat pada
waktunya.
Saya sebagai praktikan menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya laporan ini, terutama :
Praktikan menyadari bahwasannya laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan
saran dari semua pihak yang membangun sangat praktikan harapkan demi sempurnanya
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan. Akhir
kata saya ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
NIM : C1061231002
Kelompok :1
Dosen Pengampu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
I. PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
1. Tabung reaksi
Terbuat dari gelas, dapat dipanaskan dan digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia
dalam jumlah sedikit.
2. Penjepit tabung reaksi
Terbuat dari kayu atau logam, gunanya untuk memegang tabung reaksi pada dan selama
pemanasan.
3. Batang pengaduk
Dibuat dari kaca dan tidak berlubang. Gunanya untuk mengaduk suatu campuran atau
larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia. Dipakai juga untuk
membantu pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.
4. Corong
Biasanya terbuat dari gelas, tetapi ada juga yang terbuat dari bahan plastik. Gunanya
untuk memudahkan/menolong pada waktu memasukkan cairan ke dalam suatu tempat
yang sempit mulutnya seperti botol reagen, labu ukur, buret dan sebagainya.
5. Pipet
a. Pipet gondok/volumetrik
Alat ini disebut juga pipet volume atau pipet pindah. Digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu dan dengan tepat. Alat ini mempunyai ketelitian yang
tinggi.
b. Pipet ukur
Hampir sama dengan pipet gondok, hanya pada pipet ini terdapat pembagian skala
sehingga dapat digunakan untuk memindahkan sebagian-sebagian dari isi pipet.
c. Pipet Pasteur (pipet tetes)
Alat ini digunakan untuk memindahkan sedikit zat cair atau larutan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi.
6. Gelas piala (gelas beaker)
Alat ini bukan alat pengukur, digunakan untuk mengambil dan menyimpan sementara
serta memindahkan larutan.
7. Erlenmeyer
Merupakan alat gelas dengan leher yang menyempit. Alat ini juga bukan alat pengukur
dan digunakan sebagai wadah zat yang dititrasi.
8. Gelas/kaca arloji
Terbuat dari gelas, gunanya sebagai wadah untuk menimbang zat yang berbentuk kristal.
9. Gelas ukur
Alat ini berupa tabung gelas dengan alas datar dan dilengkapi dengan skala dalam
miliLiter (mL). Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
tidak dapat digunakan untuk mengukur larutan/pelarut yang panas.
10. Labu ukur
Terbuat dari gelas dengan dasar rata dan leher yang sempit, dilengkapi dengan tanda
batas. Labu ukur memiliki bermacam-macam ukuran dari 25 mL hingga 2 L. Digunakan
untuk membuat larutan dengan volume yang tepat (larutan standar). Sering juga
digunakan untuk pengenceran sampai volume tertentu. Alat ini tidak boleh digunakan
untuk larutan yang panas.
11. Buret
Merupakan alat gelas yang berbentuk pipa panjang dengan skala dan dilengkapi dengan
kran. Digunakan untuk melakukan titrasi (mengukur volume titran yang digunakan).
Kapasitas alat ini bermacam-macam tetapi yang biasa digunakan adalah buret dengan
kapasitas 50 mL.
12. Standar buret
Alat ini terbuat dari baja dan digunakan sebagai penyangga buret.
13. Klem buret
Alat ini dipergunakan untuk memegang buret bersama standar buret. Bila perlu dalam
penggunaannya diperlukan juga pemegang klem.
14. Botol semprot
Alat ini digunakan sebagai wadah cairan (biasanya akuades) yang digunakan untuk
membilas alat-alat gelas.
15. Cawan porselin
Alat ini digunakan sebagai tempat pemanasan zat pada suhu tinggi (dalam oven atau
tanur). Cawan porselin yang masih panas tidak boleh didinginkan secara mendadak
(misalnya dengan perendaman dalam air dingin) karena dapat menyebabkan pecah. Hati-
hati pula meletakan cawan porselin di atas meja jangan sampai terkena cairan yang
membasahi meja.
16. Piring tetes
Alat ini digunakan untuk reaksi identifikasi zat dalam jumlah sedikit dan tidak boleh
dipanaskan.
17. Lampu spiritus/alkohol
Alat ini digunakan sebagai sumber energi untuk reaksi yang memerlukan pemanasan.
18. Botol reagen
Alat ini digunakan sebagai wadah reagen atau larutan untuk zat-zat yang diperiksa.
Mengambil larutan dari botol reagen dapat dilakukan dengan cara :
a. Menuangkan larutan dari botol reagen dan harus diingat bahwa (i) label zat harus
diletakkan di atas tutup botol reagen, dan (ii) botol reagen hanya dimiringkan
seperlunya.
b. Memipet larutan pada botol reagen. Pada saat memindahkan isi pipet ke dalam
tabung reaksi, pipet tidak boleh menyentuh dinding tabung reaksi dan setelah
pemakaian jangan lupa menutup botol reagen kembali.
19. Neraca Analitik
Neraca analitis, memiliki ketelitian sampai 0,0001 g atau 0,01 mg dan karena sangat
peka, harus ditangani dengan hati-hati.
20. Termometer
Termometer Laboratorium digunakan untuk mengukur suhu atau perubahan suhu
dengan tingkat ketelitian yang tinggi
21. Hotplate
Hotplate adalah alat di laboratorium kimia yang digunakan untuk memanaskan
campuran/sampel. Sampel yang akan dipanaskan ditempatkan ke dalam erlenmeyer atau
gelas kimia. Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
22. Oven
Oven laboratorium adalah salah satu alat laboratorium yang memiliki fungsi cukup
penting, fungsin Oven laboratorium ini untuk memanaskan atau juga bisa mengeringkan alat-
alat laboratorium dan objek-objek lainnya.
23. Vortex
Vortex mixer atau vortexer adalah perangkat sederhana yang umum di gunakan di
laboratorium untuk mencampur cairan dalam wadah kecil. Ketika tabung reaksi atau wadah
lain yang sesuai ditekan ke dalam gelas karet (atau menyentuh ke tepi) gerak ditransmisikan
ke cairan di dalam dan pusaran yang dibuat.
24. Sentrifuge
Sentrifus (centrifuge) adalah alat yang menempatkan objek dalam rotor berotasi pada
sumbu tetap dan menerapkan potensi gaya tegak lurus terhadap sumbu spin (luar). Sentrifus
(centrifuge) merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan partikel-partikel objek
berdasarkan perbedaan massa jenis dengan proses sedimentasi.
25. Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan sinar
dari spektrum dengan nilai panjang gelombang yang telah ditentukan.
B. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat mengetahui jenis serta fungsi dari alat-alat dasar yang digunakan dalam
praktikum Kimia Pangan I.
II. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai Pengenalan Alat-Alat Dasar dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19
Oktober 2023 pukul 13.00- 14.40 WIB di laboratorium Kimia Pangan, Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.
C. Prosedur Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tabung reaksi Sebagai tempat untuk mereaksikan
bahan kimia dalam skala kecil (larutan)
dan dapat digunakan sebagai wadah
untuk perkembangbiakan mikroba
Oleh
NIM : C1061231002
Kelompok :1
Dosen Pengampu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
I. PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Teknik penggunaan alat dibagi atas dua yaitu teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. Teknik
kualitatif adalah teknik yang digunakan hanya untuk menyatakan hasil dalam bentuk kualitas
sedangkan teknik kuantitatif merupakan teknik yang menyatakan hasil akhir dengan jumlah tertentu.
2. Teknik Kuantitatif
a. Penimbangan
Gunakan sendok untuk mengambil zat yang akan ditimbang.
Pilih timbangan yang tepat sesuai kapasistasnya. Jangan menimbang zat melebihi
kapasitas
Catat hasil timbangan. Perhatikan contoh perintah penimbangan berikut :
a. Timbang lebih kurang artinya: jumlah yang harus ditimbang tidak boleh kurang dari
90% dan tidak boleh lebih dari 110% dari jumlah yang harus ditimbang.
b. Timbang dengan saksama artinya: deviasi penimbangan tidak boleh lebih dari 0,1%
dari jumlah yang ditimbang. Misalnya dengan pernyataan timbang seksama 500 mg,
berarti batas kesalahan penimbangan tidak boleh lebih dari 0,5 mg. Oleh karena itu,
penimbangan harus dilakukan dengan neraca analitik kepekaan minimal 0,5 mg.
Penimbangan saksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0
dibelakang koma pada akhir bilangan bersangkutan.
b. Pengukuran
Pengukuran volume larutan bisa menggunakan gelas ukur, kecuali jika dinyatakan
perintah ”ukur dengan saksama...”, dimaksudkan bahwa pengukuran dilakukan
dengan memakai pipet standar dan harus digunakan sedemikian rupa sehingga
kesalahannya tidak melebihi batas yang ditetapkan.
Penggunaan pipet dapat diganti dengan buret yang sesuai dan memenuhi standar.
Pengukuran saksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0 di
belakang angka koma terakhir bilangan yang bersangkutan. Misalnya dengan
pernyataan pipet 10,0 ml atau ukur 10,0 ml dimaksudkan bahwa pengukuran harus
dilakukan dengan saksama.
c. Penggunaan buret
Periksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik (tidak pecah atau bocor),
berikan sedikit saja vaselin pada kran agar pengaturan penetesan mudah dilakukan.
Bersihkan buret sebelum digunakan dengan air, bilaslah buret tersebut dengan sedikit
zat kimia yang akan dimasukkan kedalamnya.
Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret tersebut dengan
menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi
(perhatikan bagian bawahnya !) dan tidak terdapat gelembung gas pada buret.
Pasang buret pada statif dan klem agar posisinya stabil
d. Cara titrasi
Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat (ditampung dalam erlenmeyer),
sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi disebut sebagai titran
(dimasukkan ke dalam buret).
e. Pembacaan volume titrasi
Mata harus sejajar meniskus, gunakan meniskus bawah untuk menentukan volume
titrasi. Jangan lupa perhatikan skala buret, karena masing-masing kapasitas buret
memiliki skala yang berbeda.
B. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat mengetahui cara-cara penggunaan dari alat-alat dasar yang digunakan dalam
praktikum Kimia Pangan I dengan prosedur yang benar dan tidak membahayakan praktikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai Teknik Penggunaan Alat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Oktober 2023
pukul 13.00- 14.40 WIB di laboratorium Kimia Pangan, Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
Pertanian, Universitas Tanjungpura.
Oleh
NIM : C1061231002
Kelompok :1
Dosen Pengampu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
I. PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Bahan Kimia Berbahaya
Sifat toksik pada suatu zat selain ditentukan oleh sifat alamiahnya, juga ditentukan oleh jenis
persenyawaan dan keadaan industri. Zat beracun dapat digolongkan sebagai senyawa logam
dan metaloid, bahan pelarut organik, gas-gas beracun, bahan karakteristik, dan pestisida.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosives)
Bahan kimia korosif adalah bahan yang karena reaksi kimianya, dapat mengakibatkan
kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Bahan kimia korosif seperti
asam trikloroasetat, asam sulfat, gas belerang dioksida mampu bereaksi dengan jaringan
tubuh seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan yang terjadi dapat berupa luka,
pandangan, iritasi (gatal-gatal) dan sensitasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan
kimia).
Berdasarkan wujud zat, bahan korosif dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai
berikut :
a. Bahan korosif padat
Bahaya akan timbul apabila kontak dengan mata atau kulit.
Contoh :
Anorganik : natrium hidroksida (NaOH), natrium silikat (Na2Ox.SiO2), kalium
hidroksida (KOH), kalsium hidroksida (Ca(OH)2).
Organik : asam trikloroasetat (CCl3COOH), fenol (C6H5OH).
b. Bahan korosif cair
Bahaya akan timbul apabila kontak langsung dengan kulit atau mata dan menyebabkan proses
pelarutan atau denaturasi protein, contoh senyawa :
Anorganik : asam sulfat, asam nitrat, asam klorida.
Organik : asam formiat (asam semut), asam asetat (cuka), karbon disulfida,
hidrokarbon terklorinasi.
c. Bahan korosif gas
Sifatnya sangat berbahaya karena dapat terhirup sehingga merusak saluran pernafasan.
Bergantung pada sifat kelarutan dalam air dan akibatnya, gas korosif dapat digolongkan
menjadi :
Gas sangat larut dalam air, merusak saluran pernafasan bagian atas, contoh : amonia,
asam klorida, formaldehida, asam asetat, asam fluorida.
Gas dengan kelarutan sedang, merusak saluran pernafasan bagian atas dan bagian
dalam, contoh : belerang dioksida, klor, brom.
Gas dengan kelarutan kecil, merusak saluran pernafasan bagian dalam, contoh : ozon,
fosgen, nitrogen oksida.
a. Debu eksplosif
Debu-debu seperti debu karbon dalam industri batu bara, zat warna diazo dalam
pabrik zat warna dan magnesium dalam pabrik baja adalah debu-debu yang sering
menimbulkan ledakan.
b. Campuran eksplosif
Peledakan dapat terjadi pula akibat pencampuran beberapa bahan, terutama bahan
oksidator dan reduktor dalam suatu reaktor maupun dalam penyimpanan.
5. Bahan kimia oksidator (Oxidation Agents)
Yaitu suatu bahan kimia, yang mungkin tidak terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang bisa menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya. Bersifat eksplosif karena
sangat reakstif atau tidak stabil dan mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi atau
penguraiannya sehingga dapat menimbulkan kebakaran selain ledakan. Bahan kimia
oksidator terdiri dari :
a. Oksidator anorganik seperti permanganat (MnO4-), perklorat (ClO4-), dikromat
(Cr2O72-), hidrogen peroksida (H2O2), periodat (IO4-), dan persulfat (S2O82-).
b. Peroksida organik seperti bensil peroksida, asetil peroksida, eteroksida, dan asam
perasetat.
6. Bahan kimia yang reaktif terhadap air (Water Sensitive Substances)
Yaitu bahan kimia yang dapat bereaksi hebat dengan air, dapat meledak atau terbakar.
Ini disebabkan zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik (mengeluarkan panas yang besar)
atau menghasilkan gas yang mudah terbakar. Berikut adalah bahan-bahan kimia yang reaktif
terhadap air : alkali (Na, K) dan alkali tanah (Ca), logam halida (alumunium tribromida),
oksida logam anhidrat (CaO), dan oksida non-logam halida (sulfuril klorida). Jenis zat-zat
tersebut harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruang yang kering dan bebas kebocoran
bila hujan.
7. Bahan kimia reaktif terhadap asam (Acid Sensitive Substances)
Bahan-bahan kimia yang reaktif terhadap air juga reaktif terhadap asam. Selain itu
ada bahan-bahan lain yang dapat bereaksi dengan asam secara hebat. Reaksi yang terjadi
bersifat eksotermis dan/atau menghasilkan gas-gas yang mudah terbakar atau eksplosif.
Contoh : kalium klorat/perklorat (KClO3/KClO4), kalium permanganat (KMnO4), asam
kromat (H2CrO4). Dengan demikian bahan-bahan tersebut dalam penyimpanan harus
dipisahkan dari asam seperti asam sulfat dan asam asetat.
8. Gas bertekanan (Compressed Gases)
Yaitu gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang dapat ditekan, maupun gas cair atau
gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. Gas bertekanan tinggi telah banyak
digunakan dalam industri maupun laboratorium. Bahaya dari gas tersebut pada dasarnya
adalah karena tekanannya yang tinggi dan juga efek yang mungkin bersifat racun dan korosif.
Contohnya : - Aseletin, Amonia, Etilen, Oksida, Klor, Ni dan H.
Oleh
NIM : C1061231002
Kelompok :1
Dosen Pengampu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
I. PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Alat-alat yang digunakan untuk analisis harus mempunyai volume tertentu yang pasti. Karena
kaca atau gelas dapat memuai, maka biasanya volume yang ditulis pada alat-alat volumetri
ditetapkan pada temperatur tertentu pula. Biro Standar Nasional Amerika Serikat telah
menetapkan temperatur 20˚C sebagai temperatur kalibrasi alat-alat kaca volumetri.
Temperatur laboratorium tidak selalu sama dengan 20˚C, maka alat kaca harus dikoreksi bila
digunakan pada temperatur lain karena galat (kesalahan) yang disebabkan pemuaian (atau
penyusutan) baik dari alat kaca itu sendiri maupun dari larutan yang ada di dalamnya.
Koefisien pemuaian kaca cukup kecil sehingga koreksi yang dituntut untuk faktor ini dapat
diabaikan untuk kebanyakan pekerjaan (koreksi ini mencapai orde 1 bagian per 10.000 untuk
perubahan 5˚C. Perubahan volume larutan itu sendiri sebaliknya lebih penting, namun
perubahan itu masih dapat diabaikan dalam banyak hal jika temperatur tidak jauh
menyimpang dari 20˚C (perubahan volume itu berorde 1 bagian per 1.000 untuk perubahan
5˚C).
Sebagian besar pekerjaan di laboratorium mencakup larutan air yang encer, maka umumnya
air digunakan sebagai bahan pembanding dalam kalibrasi alat-alat volumetri. Asas umum
dalam kalibrasi adalah menetapkan massa air yang terdapat dalam alat tersebut. Maka dengan
mengetahui volume 1 gram air, volume yang benar dapat dicari (lihat Tabel 1. Hubungan
Antara Temperatur dan Volume 1 Gram Air).
Biasanya untuk setiap alat volumetri, oleh pabrik sudah ditentukan nilai-nilai kesalahan
maksimum yang diperbolehkan bagi alat-alat tersebut. Misalnya The National Bureau of
Standard telah menentukan kesalahan maksimum yang diperbolehkan (maximum allowable
error) bagi labu ukur, pipet transfer, dan buret seperti terlihat pada Tabel 2.
Kapasitas (mL) Labu Pipet Transfer Buret
Ukur
2 - 0,006 -
5 - 0,01 0,01
10 - 0,02 0,02
25 0,03 0,03 0,03
50 0,05 0,05 0,05
100 0,08 0,08 0,10
200 0,10 0,10 -
500 0,15 - -
1000 0,30 - -
B. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat mengetahui dan melaksanakan teknik dari kalibrasi alat-alat pengukur
volume (volumetri) dan menentukan volume sebenarnya dari kalibrasi alat-alat pengukur
volume (volumetri) dalam proses praktikum Kimia Pangan I di laboratorium.
II. TINJAUAN PUSTAKA
B.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai Kalibrasi Alat Volumetri dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23
Oktober 2023 pukul 14.00- 16.30 WIB di laboratorium Kimia Pangan, Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.
Oleh
NIM : C1061231002
Kelompok :1
Dosen Pengampu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
I. PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Zat merri marupakan bagian dari materi yang terbagi atas unsur dan senyawa, memiliki sifat
dan komposisi yang sama dalam keseluruhan contoh. Sifat-sifat zat dapat digolongkan
menjadi dua kategori yaitu sifat fisis dan sifat kimia.
Sifat fisik dapat digunakan untuk menjelaskan penampilan sebuah obyek. Proses perubahan
penampilan fisis dari suatu obyek dengan identitas dasar yang tidak berubah disebut
perubahan fisis. Warna, paramagnetisme, kerapatan, dan titik didih merupakan sebagian dari
sifat-sifat fisis yang dimiliki oleh zat.
B. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat mengetahui perubahan sifat-sifat fisik di dalam zat berupa warna,
paramagnetisme, kerapatan, dan titik didih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
a.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai Sifat Fisik Zat dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Oktober 2023
pukul 14.00- 16.30 WIB di laboratorium Kimia Pangan, Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.
Oleh
NIM : C1061231002
Kelompok :1
Dosen Pengampu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
I. PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
B. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat memahami berbagai satuan konsentrasi larutan serta melakukan perhitungan
larutan dan pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu serta dapat menghitung
konsentrasi larutan setelah pengenceran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
b.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai Larutan dan Konsentrasi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30
Oktober 2023 pukul 15.00- 17.30 WIB di laboratorium Kimia Pangan, Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.
Oleh
NIM : C1061231002
Kelompok :1
Dosen Pengampu
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
I. PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
B. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat mengidentifiksi zat dalam suatu sampel serta mampu menetapkan kadarnya
dengan menggunakan prinsip reaksi asam-basa
II. TINJAUAN PUSTAKA
c.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai Titrasi Asidi-Alkalimetri (Reaksi Asam-Basa) dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 30 Oktober 2023 pukul 15.00- 17.30 WIB di laboratorium Kimia Pangan,
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.