Disusun Oleh:
Kelompok Tutorial M
Cika Abadi Laily Widanto 222010101014
Nurayuning Septiana Megananda 222010101029
Sabrina Maulidya 222010101045
Muhammad Insan Rahmatan Lil Alamin 222010101061
Hudayah Apryanita 222010101077
Rafi Rahman 222010101095
Gusti Ayu Indira Ananda Putri 222010101112
Muhammad Agung Maulana 222010101127
Dosen Pengampu:
Dr. dr. Sugiyanta M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
ISI
1. TUJUAN
A. Untuk mengenal dan mengetahui alat-alat praktikum biokimia mulai dari
nama, fungsi, cara kerja dan cara penggunaannya.
B. Untuk dapat menggunakan alat-alat praktikum biokimia.
C. Untuk mengetahui dan menaati peraturan di laboratorium biokimia.
2. DASAR TEORI
A. Gelas Beaker
C. Pipet Ukur
➢ Pipet ukur merupakan alat gelas laboratorium yang digunakan untuk
memindahkan sampel larutan dari satu temapat ke tempat lainnya. Alat
laboratorium ini berbentuk silinder dan terbuat dari bahan gelas.
➢ Pipet ukur masuk kedalam klasifikasi alat laboratorium volumeterik yang
memiliki skala volume. Biasanya pipet ukur datang dengan ukuran volume
yang cukup beragam, mulai dari 0,5 mL hingga 100 mL.
➢ Fungsi Pipet Ukur :
a. Secara garis besar pipet ukur berfungsi sebagai alat yang digunakan
untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pengambilan cairan tersebut biasanya dibantu dengan pipet filler.
b. Pipet ukur sangat memudahkan kita dalam analisa pengujian di
laboratorium, terutama saat pengambilan sampel cairan dengan volume
tertentu. Kita dapat dengan mudah mengambil sampel dengan bantuan
pipet ukur dengan skala volume sesuai keinginan kita.
D. Pipet Pump
➢ Pipet pump merupakan alat yang digunakan dalam penggunaan pipet ukur.
lubang pada pipet pump disambungkan ke pipet ukur untuk menyedot
larutan yang akan diambil.
➢ Fungsi Pipet Pump adalah Alat untuk menghisap atau menyedot larutan oleh
pipet ukur.
E. Magnetic Stirrer
➢ Magnetic stirrer adalah suatu instrumen laboratorium yang digunakan untuk
mengaduk larutan dengan pemanasan menggunakan bantuan batang magnet
yang dimasukkan ke dalam wadah larutan. Alat magnetic stirrer biasanya
digunakan di laboratorium kimia dan biologi untuk mengaduk larutan agar
homogen. Di laboratorium kimia, magnetic stirrer sering digunakan untuk
mengaduk beberapa larutan sekaligus yang viskositasnya rendah.
➢ Prinsip kerja magnetic stirrer adalah tolak-menolak untuk muatan yang
sejenis dan tarik menarik untuk muatan yang tidak sejenis. Motor mikro
menggerakkan magnet untuk menghasilkan medan magnet yang berputar
untuk mengaduk batang pengaduk di dalam bejana, membuat larutan
melakukan reaksi yang benar-benar tercampur, kecepatan pengadukan dapat
disesuaikan, secara luas berlaku untuk pengadukan pelarut dalam viskositas
yang berbeda. Ini dilengkapi dengan sistem kontrol suhu, yang dapat
memanaskan dan mengontrol suhu sampel sesuai dengan persyaratan
percobaan, menjaga kondisi suhu yang diperlukan dan menjamin cairan
campuran memenuhi kebutuhan percobaan.
F. Penjepit
➢ Vortex mixer terdiri dari dua kata, pertama, kata “Vortexer” yang artinya
“alat atau perangkat” dan “mixer” yang artinya “pencampuran. Jadi, vortex
mixer adalah alat yang digunakan untuk mencampurkan bahan hingga
homogen.
➢ Pada dasarnya, vortexer adalah alat yang digunakan untuk melakukan
proses homogenisasi atau menyeragamkan cairan. Namun jumlah cairan
yang dapat dihomogenkan oleh alat ini terbilang kecil jika dibandingkan
dengan alat homogenizer lainnya. Ini karena, instrumen tersebut hanya
mampu menampung wadah kecil seperti tabung reaksi, tabung sentrifuse,
ependorf, falkon, atau wadah penampung lain yang berukuran kecil.
➢ Prinsip kerja dari vortex mixer ini yakni vortex mixer tersusun atas motor
mesin yang dialiri listrik dan memiliki poros penggerak. Poros tersebut akan
begerak vertikal saat alat dinyalakan. Untuk menampung sampel, alat ini
memanfaatkan potongan karet yang dipasang sedikit di luar pusat alat.
Potongan karet tersebut kemudian akan ikut bergerak karena poros
penggerak pada motor mesin. Motor mesin berosilasi dengan karet dalam
gerakan melingkar yang sangat cepat. Gerakan ini kemudian akan
menciptakan pusaran pada cairan. Pusaran tersebut akan menyatukan zat-
zat yang sebelumnya terpisah hingga molekulnya terseragamkan.
H. Spektrofotometer
➢ Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara
relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang. (SM Khopkar, 1990)
➢ Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrometer ialah menghasilkan sinar dari
spektrum dan panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.
➢ Prinsip kerja Spektrofotometer adalah bila cahaya (monokrommatik
maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar
masuk akan dipantulkan sebagian diserap dalam medium itu dan sisanya
diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan ini dinyatakan
dalam nilai absorbansi.
I. Gelas Ukur
➢ Gelas ukur adalah alat yang berbentuk tabung atau silinder yang mempunyai
kaki/ dudukan sehingga dapat ditegakkan. Secara umum terbuat buat dari
gelas (polipropilen),plastik atau kaca. Ukuran gelas ukur mulai dari 5 ml,
10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml.
➢ Fungsinya untuk mengetahui dan mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
➢ Water bath adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi untuk
memanaskan sampel. Sampel yang dimaksud bermacam-macam, mulai dari
cairan atau larutan yang dimasukkan ke dalam wadah berisi air panas
dengan metode penguapan. Penguapan ini berlangsung selama waktu yang
telah ditentukan. Sebelum memanaskan cairan, alat ini akan memanaskan
air di dalam wadahnya terlebih dahulu. Beberapa ilmuwan dunia telah
menyatakan bahwa water bath ini memiliki sumber panas yang paling
umum, dan banyak yang menggunakan sebagai alat pemanas pada bahan
kimia yang mudah terbakar dibandingkan menggunakan lampu spiritus.
Penggunaan alat ini juga terbilang sangat aman. Hal ini terjadi karena
penguapan bahan yang terjadi lebih sedikit. Oleh karena itu, water bath
sering disebut juga sebagai pemanas air.
➢ Water bath ini dapat menghasilkan air panas dengan suhu yang tetap.
Biasanya, suhu yang digunakan sekitar 30-100°C. Dalam laboratorium, alat
yang satu ini biasa digunakan untuk memanaskan bahan kimia seperti
sampel larutan , ekstrak simplisia, reagen, inkubasi sel jaringan dan bakteri
pada praktikum mikrobiologi, hingga proses penghancuran substrat. Jadi,
dapat kita simpulkan bahwa alat ini memiliki peran penting sebagai alat
pemanasan hingga proses inkubasi dalam bidang mikrobiologi. Alat
laboratorium ini tidak bisa bekerja sendiri. Pastinya setiap alat di
laboratorium membutuhkan pendukung dalam proses kerjanya. Sama
halnya dengan water bath, alat yang satu ini juga membutuhkan beberapa
peralatan penunjang, seperti mikropipet, inkubator, centrifuge dan oven
laboratorium. Beberapa alat tersebut nantinya akan bekerja sama untuk
melakukan proses analisis yang sudah dilakukan di laboratorium.
➢ Prinsip kerja alat water bath ini bekerja pada saat saklar terhubung dengan
aliran listrik dan menekan tombol ON, kemudian aliran listrik tersebut akan
menghasilkan energi pada pemanas atau heater. Heater yang sudah dialiri
arus listrik akan memberikan suhu yang tinggi, sehingga akan menghasilkan
energi panas yang diserap oleh alat. Sama halnya dengan sensor thermostat,
yang berada di dekat pemanasan water bath akan menjadi panas karena
terjadinya proses pemuaian pada sampel cairan atau larutan yang digunakan
untuk analisa. Besarnya suhu pada waktu tertentu juga berpengaruh pada
proses pemuaian dari sampel cairan menjadi lebih kering. Hal ini juga dapat
mengakibatkankan volume cairan menjadi lebih banyak, sehingga akan
memberikan tekanan pada thermostat hingga keadaan terbuka. Dengan
keadaan terbuka, pemanas tidak akan bisa memperoleh energi dari arus
listrik yang dihasilkan. Perlahan lahan suhu tersebut pun akan menurun,
tekanan pada thermostat atau pemanas juga ikut turun sehingga
kontraktornya akan menutup dan terjadi pemanasan lagi. Pada proses
kerjanya, water bath adalah menggunakan pemanas yang kering dan dapat
dikendalikan dengan thermostat.
N. Neraca Digital
➢ Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang
digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan. Neraca digital
berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi fecare
otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak kurang. Cara kerja
neraca digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul
ditampilkan layar LCDnya.
➢ Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat.
Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca
analog atau manual,
➢ Neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca
digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap
penimbangan)
O. Fotometer
➢ Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu alat
gelas laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan
kimia cair. Gelas ini juga sering digunakan untuk proses titrasi untuk
menampung larutan yang akan digunakan. Selain itu, erlenmeyer juga dapat
dimaksimalkan untuk tempat pembiakan mikroba.
➢ Labu erlenmeyer memiliki bentuk seperti gelas dengan ujung kepala yang lebih
kecil lalu mulai melebar terus hingga dasarnya. Bentuknya kerucut dengan leher
silinder namun dasar yang datar. Alat ini terbuat dari jenis gelas borosilikat
sehingga mampu bertahan dalam kondisi pemanasan suhu tinggi.
➢ Ada beberapa fungsi erlenmeyer di dalam penggunaannya:
• Untuk mengukur dan menampung bahan-bahan yang akan dianalisa.
• Untuk mencampur berbagai bahan komposisi media
• Untuk menampung zat kimia dalam bentuk cair hingga padat
• Menjadi tempat untuk melakukan titrasi bahan
• Menjadi tempat kultivasi mikroba dalam kultur cair
R. Elisa reader.
➢ Elisa Reader yang digunakan untuk menjalankan metode elisa tersebut
adalah microplate reader. Microplate reader adalah alat yang digunakan
untuk mendeteksi adanya kadar antibodi dan antigen dalam tubuh tadi.
Microplate reader sebenarnya memiliki alat penunjang dalam mengukur
kadar antigen dan antibodi yang disebut washer.
➢ Prinsip kerja : Microplate reader tersebut bekerja dengan cara mengukur
nilai absorbansi sampel yang diletakkan pada microplate. Sampel yang
digunakan bermacam-macam, bisa darah, serum ataupun plasma.
Sederhananya, microplate reader adalah alat pembaca atau readernya,
sedangkan microplate adalah media meletakan sampel yang akan dianalisa
atau diukur nilai absorbansinya, dan sampel tersebut dapat ditaruh dalam
well yang jumlahnya 96.
3. CARA KERJA
A. Gelas Beaker
Cara penggunaan gelas beaker yaitu :
1) Sebelum Anda menggunakan gelas beaker sebaiknya di teliti terlebih dahulu
apakah gelas beaker dalam keadaan bersih atau kotor. Apabila gelas beaker
dalam keadaan kotor sebaiknya di cuci terlebih dahulu menggunakan air
bersih dan sabun.
2) Selanjutnya keringkan gelas beaker menggunakan tisue atau kain. Apabila
ingin menggunakan gelas beaker untuk pengujian, baik itu yang sifatnya
kuantitatif ataupun kualitatif sebaiknya gelas beaker dibilas terlebih dahulu
menggunakan akuades.
3) Apabila sudah bersih maka gelas beaker sudah dapat digunakan untuk
pengujian.
4) Tuangkan zat cair kedalam gelas beaker secara perlahan dan hati-hati agar
tidak tumpah. Untuk zat cair yang bersifat korosif dan berbahaya, maka
gunakanlah perlengkapan K3 agar tidak terjadi insiden di laboratorium.
5) Setelah gelas beaker selesai digunakan sebaiknya juga dibersihkan dengan
cara mencucinya menggunakan air bersih dan sabun.
6) Simpan gelas beaker kedalam lemari penyimpanan peralatan laboratorium
agar mudah untuk ditemukan.
B. Tabung Reaksi
Cara menggunakan tabung reaksi yang baik dan benar :
1) Tabung reaksi ini dipanaskan dahulu ke dalam gelas kimia yang berisi air
dan selanjutnya dipanaskan menggunakan kompor/heater pembakar spiritus
2) Memegang Tabung reaksi harus dijepit oleh penjepit tabung reaksi atau kita
menggunakan sarung tangan anti panas agar tangan kita tidak terkena
dampak panas dari tabung dan selanjutnya dibakar langsung di atas api.
C. Pipet Ukur
Cara Menggunakan Pipet Ukur :
1) Pertama pastikan pipet ukur dalam keadaan yang bersih. Apabila pipet
kotor maka cuci pipet dengan air bersih dan bilas menggunakan
akuades.
2) Pasang pipet filler atau karet penghisap untuk mengambil dan
mengeluarkan cairan sampel. pastikan pipet filler terpasang dengan
benar agar tidak mudah lepas.
3) Ambil cairan dan baca skala ukur yang terdapat pada pipet ukur.
Jangan lupa untuk menyeka bagian luar pipet ukur agar larutan yang
diambil tepat.
4) Keluarkan cairan sesuai dengan volume yang di inginkan.
5) Baca skala volume sejajar dengan garis miniskus.
6) Setelah pipet digunakan maka cuci kembali pipet ukur dan simpan
kembali ke rak peralatan laboratorium.
D. Pipet Pump
Cara Kerja Pipet Pump :
1) Bersihkan terleboh dahulu pipet pump yang akan digunakan
2) Lalu hubungkan lubang pipet pump ke pipet ukur
3) Lalu geser ke bawah penggeser yang ada di pipet pump untuk menarik
larutan yang akan disedot oleh pipet ukur
4) jika ingin mengeluarkan larutan sedikit sedikit bisa menekan penekan
yang ada di pipet pump
5) jika ingin mengeluarkan banyak larutan atau semuanya bisa dengan
mendorong bagian atas pipet pump.
E. Magnetic Stirrer
Langkah – langkah penggunaan Magnetic Stirrer yaitu :
1) Hubungkan alat dengan arus listrik.
2) Masukkan bahan yang akan dipanaskan ke dalam beaker glass dan
masukkan juga magnetic stirer ke dalamnya.
3) Lalu letakkan beaker glass tersebut ke atas piringan Hot Plate.
4) Putar tombol suhu ke suhu yang dikehendaki.
5) Putar juga tombol magnetic stirer sampai stabil.
6) Biarkan sampai bahan mendidih.
7) Setelah mendidih putar tombol suhu dan tombol magnetic stirer ke angka
nol.
8) Angkat beaker glass menggunakan sarung tangan anti panas.
9) Terakhir, lepaskan hubungan arus listrik.
F. Penjepit
Cara menggunakan penjepit tabung reaksi yaitu peganglah bagian ujung yang
panjang. Kemudian tekan bagian penjepit dengan jari tengah dan telunjuk,
selanjutnya arahkan bagian depan ke arah tabung reaksi hingga tabung reaksi
masuk kedalam penjepit. Lalu, lepaskan tekanan sehingga tabung reaksi bisa
terjepit.
G. Vortex Mixer
Cara penggunaan:
1) Hubungkan alat pada sumber listrik dengan kabel yang tersedia.
2) Nyalakan alat dengan menekan saklar hingga berada pada posisi “ON”.
3) Atur kecepatan alat sesuai dengan kebutuhan.
4) Jangan lupa untuk selalu memegang wadah penampung sampel dengan kuat
agar tidak terlempar dan cairan bisa menjadi homogen.
H. Spektrofotometer
Cara penggunaan:
a. Persiapan Sampel :
1) Nyalakan spektrofotometer.
2) Bersikan kuvet atau tabung reaksi.
3) Tuang sampel secukupnya ke dalam kuvet.
4) Siapkan larutan kontrol.
5) Lap sisi luar kuvet.
b. Eksperimen :
1) Tentukan dan atur panjang gelombang cahaya untuk menganalisis
sampel.
2) Kalibrasi spektrofotometer dengan larutan blank.
3) Keluarkan blank dan uji hasil kalibrasi spektrofotometer.
4) Ukur absorbansi sampel.
5) Ulangi eksperimen dengan panjang gelombang cahaya berbeda.
c. Analisis Data Absorbansi :
1) Hitung transmitan dan absorbansi sampel.
2) Buat grafik nilai absorbansi vs panjang gelombang.
3) Bandingkan spektrum absorbansi dengan grafik senyawa tertentu yang
telah diketahui.
L. Mikropipet
1) Pegang mikropipet dengan genggaman menyerupai petinju (seperti mau
meninju orang), dengan ibu jari berada di bagian pengatur volume.
2) Tambahkan tip pada ujung pipet dengan cara menekan tip yang berada
dalam kotak tip.
3) Untuk memipet larutan, pengaturan berada di tombol bagian atas. Jadi
singkatnya untuk menggunakan mikropipet yaitu: tekan tombol sampai
berhenti, tahan, masukkan ujung tip (kira-kira 2 mm) ke dalam larutan yang
akan diambil, dan lepaskan tekanan secara perlahan. Hal ini penting, terlebih
untuk mengambil larutan yang memiliki tingkat kekentalan (viscosity)
tinggi.
4) Setelah itu, masukkan larutan yang telah diambil ke dalam wadah yang baru.
Perlahan tekanlah tombol untuk mengeluarkan larutan dari pipet.
5) Setelah semua larutan keluar, lepaskanlah tekanan perlahan. Untuk memipet
larutan yang sangat sedikit (kurang dari 10 ul atau kurang dari satu tetes),
maka tempelkanlah terlebih dahulu ujung tip pada dinding wadah yang baru.
6) Setelah semua selesai, lepaskan tip dari mikropipet dengan cara menekan
tombol pembuang (yang berada di bagian belakang), dan buang pada wadah
khusus sampah tip. Perlu diingat, gantilah tip jika menyentuh benda-benda
lain sebelum memipet cairan yang dimaksud.
M. Water Bath
Berikut langkah langkah penggunaan yang dapat dilakukan :
1) Pertama, masukkan air atau aquadest ke dalam bejana hingga volume yang
sudah ditentukan.
2) Kedua, nyalakan alat dengan cara menekan tombol power .
3) Ketiga, atur suhu maksimal dengan menekan tombol over temperature
untuk menjaga suhu lebih konstan selama pemanasan.
4) Keempat, tekan tombol temperature untuk membuat program suhu.
Selanjutnya tekan tombol enter untuk menghasilkan data.
5) Kelima, mulailah pemanasan dengan menekan tombol start.
6) Keenam, amati lampu run. Jika lampu menyala berarti alatnya sedang
bekerja . Ada juga lampu heat yang menandakan bahwa proses pemanasan
sudah dimulai. Jika kedua lampu tersebut sudah menyala secara bersamaan,
berarti alat waterbath bekerja dengan normal.
7) Dan terakhir, setelah panas masukkan sampel yang akan dianalisa.
N. Neraca digital
Langkah Kerja Penimbangan dengan Neraca Analitik Digital :
1) Persiapan alat bantu penimbangan untuk menimbang zat padat diperlukan :
• Kaca arloji yang kering dan bersih, digunakan untuk menampung
kelebihan zat yang ditimbang, karena kelebihan zat tidak boleh
dikembalikan ke botol zat.
• Sendok (biasanya sendok plastik)
• Kertas isap untuk memegang tempat menimbang pada saat
memasukan/mengeluarkan alat timbang (dan zat) ke atau dari dalam
neraca
• Botol timbang sebagai tempat penimbangan
• Zat yang akan ditimbang dan setelah penimbangan selesai, botol zat
harus dikembalikan ke tempatnya.
2) Pemeriksaan Pendahuluan Terhadap Neraca Digital Analitik.
Ketentuan pemeriksaan berkala adalah sebagai berikut :
• Pemeriksaan kebersihan neraca terutama piring-piring neraca dapat
dibersihkan menggunakan sapu-sapu yang tersedia dalam neraca
• Pemeriksaan kedataran neraca dilakukan dengan cara melihat water
pass, dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung
air di water pass tepat berada di tengah
• Pemeriksaan kesetimbangan neraca yang dilakukan dengan
membiarkan dahulu pointer bergoyang ke kiri dan ke kanan beberapa
kali. Jika goyangan maksimum ke kiri dan ke kanan kira-kira sama jauh
maka neraca dalam keadaan setimbang.
P. Kuvet.
Penggunaan Kuvet :
1) Pertama-tama, pastikan tangan anda sudah dalam keadaan bersih ya.
Usahakan cuci tangan terlebih dahulu. Jangan lupa untuk menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap ya.
2) Siapkan sampel yang akan dilakukan analisa kuantitatif dengan instrumen
spektrofotometer.
3) Selanjutnya waktunya anda memindahkan sampel larutan dari Erlenmeyer
ke kuvet. Saat memegangnya, sebaiknya anda menggunakan tissue. Hal ini
agar tidak menempel langsung dengan jari kita. Karena hal ini dapat
mempengaruhi hasil analisis cahaya pada alat spektrofotometer.
4) Jika sudah, maka masukkan kuvet dengan hati-hati ke dalam alat
spektrofotometer.
5) Pengujian dengan spektrofotometer biasanya membutuhkan waktu sekitar
10 menitan. Jika sudah ada bunyi “bip”, itu tandanya, pengujian telah selesai
dan dapat dilihat hasilnya di display spektrofotometer.
6) Setelah semua tahapan selesai, jangan lupa untuk membersihkan alat yang
telah selesai digunakan. Kemudian bersihkan dengan aquades, dan di lap
dengan tissue.
7) Terakhir, taruh kembali alat di tempatnya.
Q. Erlenmeyer.
1) Cara Memegang Erlenmeyer
a. Pegang pada Leher Erlenmeyer bukan pada Perutnya
b. Pegang dengan Penjepit Tabung Reaksi jika Erlenmeyer dipanaskan
c. Jangan Pegang Erlenmeyer dengan Tangan Telanjang, Gunakanlah
Sarung tangan.
2) Cara pengoprasian erlenmeyer
a. Pada Pencampuran larutan peganglah leher botol dengan satu tangan,
selanjutnya digoyangkan secara berputar dengan perlahan-lahan
sampai larutan menyatu.
b. Pandangan mata anda tertuju kepada larutan.
c. Saat menungkan atau mengukur larutan, jangan sampai melebihi batas
dari tulisan volume.
R. Elisa Reader.
Cara penggunaan :
1) Pastikan alat sudah terhubung arus listrik, lalu hidupkan
2) Setting program pemeriksaan pada alat, meliputi:
a. Membuat nama program
b. Mengatur panjang gelombang 1 dan 2
c. Mengatur calibration mode
d. Mengatur blanks
e. Megatur qualitative
3) Masukkan plate yang sudah terisi well dengan posisi yang benar pada alat.
4) Tekan ‘test’ untuk memulai pemeriksaan
5) Atur plate direction
6) Atur test mode
7) Atur mixer
8) Pilih pemeriksaan yang ingin dilakukan
9) Pilih peletakan well pada plate
10) Tekan ‘start’
11) Setelah selesai , hasil pemeriksaan dapat dilihat di report
4. SOAL
Sebanyak 100 mL larutan gula 2 M akan dibuat menjadi larutan gula 0,25M.
Tentukan volume larutan setelah diencerkan dan volume air yang harus
ditambahkan?
5. PEMBAHASAN Soal
1) Diketahui :
a. V1 = 100 mL
b. M1 = 2 M
c. M2 = 0,25 M
2) Ditanya : V2 dan volume air yang ditambahkan?
3) Jawab :
a. Mencari V2 :
V2 : M1 × V1 = M2 × V2
2 × 100 = 0,25 × V2
0,25V2 = 200
V2 = 200/0,25
V2 = 800 mL
b. Volume yang harus ditambahkan yaitu :
Volume larutan setelah diencerkan – volume awal
c. Maka : 800 mL – 100 mL = 700 mL
6. KESIMPULAN
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing alat laboratorium
memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Peralatan yang
digunakan dilaboratorium terbagi menjadi dua bagian yaitu peralatan gelas dan
peralatan non gelas . Alat-alat gelas memiliki tingka kewaspadaan yang lebih tinggi
dibandingkan alat-alat yang lain, karena alat-alat gelas terbuat dari bahan kaca yang
mudah sekali pecah. Sterilisasi merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga
kebersihan dan keawetan dari alat-alat laboratorium. Beberapa alat laboratorium
memiliki fungsi yang sama akan tetapi tingkat ketelitiannya berbeda. Jadi, alat-alat
yang ada di laboratorium harus digunakan sebagaimana mestinya. Dengan
mengenal fungsi dan cara kerja dari alat-alat laboratorium dapat meminimalisir
terjadinya kesalahan dan kecelakaan saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, VV. 2019. Mikropipet. Praktikum Genetika (Modul 4). Halaman 1-8