Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

SB184305

PENGENALAN ALAT DAN KESELAMATAN KERJA

Nama : Anjaliya Salma Putri

NRP : 01311940000068

Kelompok :3

Asisten : Nabila Anindya Salma (01311740000007)

Dosen Pengampu : Nur Hidayatul Alami, S.Si., M.Si.

Dr.rer.nat. Arif Luqman, S.Si., M.T.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN ANALITIKA DATA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2020
BAB I
1.1 Definisi Alat Gelas
Alat gelas merupakan alat alat pendukung penelitian yang terbuat dari kaca. Kaca digunakan
sebagai bahan dasar alat-alat laboratorium karena memiliki keuntungan seperti tembus
pandang, Tahan panas, dan tidak mudah bereaksi dengan larutan. Alat gelas terdiri dari
erlenmeyer untuk mencampur dan menyimpan bahan kimia dan larutan, gelas beaker untuk
menghomogenkan larutan, gelas ukur untuk mengukur volume larutan, tabung reaksi untuk
mereaksikan bahan kimia, cawan petri sebagai wadah pembiakan sel dan melindunginya dari
kontaminasi, pembakar bunsen untuk menghasilkan api tunggal dengan campuran gas dan
udara secara terkontrol, kaca pembesar/lup untuk membuat organisme mikroskopis terlihat,
kaca benda untuk tempat preparat yang akan diamati dan kaca penutup untuk menjadi tempat
penutup objek yang diamati - jarum ose untuk memindahkan koloni pada media - pipet ukur
untuk memindahkan larutan pada wadah tertentu, Gelas arloji untuk menimbang media dan
sebagai penutup gelas kimia, Hemositometer untuk memperkirakan konsentrasi sel pada
volume dengan cepat.

1.2 Definisi Alat Non Gelas


Alat non gelas merupakan alat yang terbuat dari bahan lain seperti plastik, kayu, logam, atau
gabunganya tanpa menggunakan listrik. Alat non gelas terdiri dari alu dan mortar yang
terbuat dari keramik dan digunakan untuk menghaluskan bahan penelitian, rak tabung reaksi
untuk meletakkan tabung reaksi, bak pewarna untuk mempermudah identifikasi
mikroorganisme, parafilm untuk menyegel dan melindungi bejana seperti tabung reaksi,
termos, kuvet, dan wadah laboratorium lainnya., microfilp untuk menerangi subjek sehingga
dapat dilihat secara detail, botol leher angsa merupakan botol yang biasa diisi dengan aquades
dan dapat digunakan untuk memasukan larutan pada tabung reaksi, Pipet adalah alat yang
sering digunakan untuk mentransfer semua kultur, untuk menyiapkan pengenceran
mikroorganisme secara berurutan, dan untuk mengeluarkan reagen kimia, micropipet untuk
memindahkan larutan dengan ketelitian < 1ml, microtube untuk wadah reaksi larutan dengan
volume < 2 ml, botol falcon atau dikenal dengan vial ialah botol kecil yang dapat digunakan
sebagai wadah sampel ilmiah seperti perangkat autosampler dalam kromatografi analitik,
syringe untuk mengukur dan mentransfer pelarut dan reagen yang tidak memerlukan presisi
tinggi menggunakan kapiler berdiameter kecil sebagai tabung jarum suntik, spatula untuk
mengangkut dan mendistribusikan senyawa kimia kering selama analisis kimia, pump untuk
menghisap larutan dengan volume < 10 ml, bulb digunakan bersama pipet volume untuk
mengambil dan mengeluarkan larutan, kaki 3 terbuat dari besi dan digunakan untuk
penyangga saat pemanasan dengan menggunakan bunsen, pinset, botol spray terdiri dari
selang dan penyemprot yang biasa disi alkohol untuk sterilisasi alat, lalu untuk kawat kasa
biasa diletakkan di atas kaki 3 dan digunakan sebagai alas wadah dalam pemanasan bunsen.

1.3 Alat Instrumen


Alat instrumen merupakan alat yang menggunakan tenaga listrik dan berfungsi untuk
mengolah dan menguji objek penelitian. Alat instrumen terdiri dari autoklaf yang
menggunakan mesin uap untuk membunuh mikroorganisme berbahaya pada barang yang
ditempatkan di bejana tekan dengan memanaskan item hingga suhu sterilisasi, inkubator
untuk menumbuhkan dan memelihara kultur mikrobiologis atau kultur sel dengan menjaga
suhu, kelembaban dan kondisi optimum lain dengan suhu 5-70 derajat celcius, neraca analitik
untuk mengukur massa secara akurat dengan keterbacaan berkisar 0,1 mg - 0,01 mg. Terdapat
pelindung draf untuk mencegah sampel yang sangat kecil terbang, sentrifus untuk
memisahkan partikel dalam larutan yang sesuai dengan ukuran, bentuk, kerapatan, viskositas
medium, dan kecepatan rotor dengan menggunakan gaya sentrifugal, mikroskop untuk
memperbesar detail halus dari objek yang lebih besar untuk memeriksa spesimen kecil yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang., oven sebagai alat sterilisasi dengan menggunakan
panas kering dan suhu yang diatur tidak boleh melebihi 180 derajat celcius, laminar air flow
memberikan aliran udara yang efisien yang melewati filter HEPA (Udara Partikulat Efisiensi
Tinggi) sehingga mampu menghilangkan partikulat dari udara dan menyediakan kondisi
steril, rotary shaker untuk menghomogenkan media atau bahan lain dengan kekentalan tinggi,
vortex untuk mencampur botol kecil cairan dalam gerakan melingkar berosilasi cepat,
spektrofotometer digunakan untuk mengukur konsentrasi zat terlarut dengan mengukur
jumlah cahaya yang diserap oleh larutan pada kuvet yang ditempatkan di spektrofotometer,
colony counter digunakan untuk memperkirakan kepadatan mikroorganisme biakan cair
dengan menghitung koloni individu pada cawan agar, slide, mini gel, atau cawan petri. Pada
aplikasi umum termasuk pengujian Ames, pengujian mutasi bakteri, dan koloni bakteri E.
coli.

1.4 Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja merupakan upaya mengurangi persebaran penyakit dan keselakaan
kerja dan menjadi salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, yang pada akhirnya mampu meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Pada Undang-undang Nomor I Tahun 1970 dan Undang
Undang Nomor 23 Tahun 1992 tercantum keselamatan kerja dan kesehatan, yang sampai
sekarang menjadi landasan hukum dalam pelaksanaan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
1.4.1 Biosafety Level
Biosafety level dapat digunakan untuk mengidentifikasi tindakan perlindungan yang
diperlukan dalam pengaturan laboratorium untuk melindungi praktikan maupun
lingkungan dengan memperhatikan risiko yang terkait, keparahan infeksi, transmisibilitas,
asal usul mikroba, agen yang dimaksud dan sifat pekerjaan yang dilakukan.
Mikroorganisme yang biasa digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dapat dibedakan
menjadi 4 tingkat keamanan lab.
1.4.2 Biosafety Level 1
Pada biosafety level 1, praktikan bekerja dengan mikroba risiko rendah yang
menimbulkan sedikit atau tidak ada ancaman infeksi dan tanpa menggunakan peralatan
kontaminan khusus. Contoh mikroba pada biosafety level 1 yakni Achromobacter
denitrificans, Alcallgenes faecalls, bacillys cereus, bacillus subtilis dan corynebacterium
pseudodiphtheriticum.
1.4.3 Biosafety Level 2
Pada biosafety level 2 praktikan bekerja dengan agen yang terkait penyakit manusia
seperti organisme patogen atau infeksi yang menimbulkan bahaya kesehatan sedang.
Diharapkan lebih berhati-hati untuk mencegah seperti kerusakan kulit dan paparan selaput
lendir. Akses ke lab BSL-2 jauh lebih terbatas daripada lab BSL-1. Mereka yang berisiko
tinggi terkontaminasi dilarang untuk melakukan pekerjaan pada lab tersebut. Contoh agen
yang biasanya bekerja yakni Enterococcus faecalls, Klebsiella pneumoniae,
Mycobacterium phlel, Salmonella enterica var. Typhimurium, Shigella flecneri
BAB 2

No Nama Alat Foto Keterangan dan Deskripsi


Gelas
1 Gelas Keterangan :
beaker a. bagian aliran cairan
b. wadah

a Gelas beaker merupakan wadah


yang berbentuk seperti gelas pada
b umumnya, hanya saja gelas beaker
mempunyai sedikit bagian yang
mengerucut di atasnya. Fungsi gelas
beaker untuk menghomogenkan
larutana, menampung zat kimia
(padatan/cairan) dan sebagai media
pemanasan. Prinsip kerjanya yaitu
dengan memasukkan atau
menuangkan zat berupa padatan atau
(Poltekkes Depansar, 2016) cairan ke dalam gelas kimia
(Juvitasari, M.P., dkk, 2018).
2 Gelas ukur Keterangan :
a. bagian aliran cairan
a b. wadah yang memiliki ukuran
c. kaki gelas

Gelas ukur merupakan wadah yang


menyerupai gelas dan memiliki
b ukuran. fungsi gelas ukur yakni
mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian tinggi.
Prinsip kerjanya yaitu Gelas ukur
digunakan dengan cara memasukkan
larutan yang akan di ukur, cara
c membaca adalah dengan melihat
pada permukaan air tersebut pada
arah mendatar, arah penglihatan dan
(Poltekkes Depansar, 2016) mata harus benar- benar horizontal
tidak boleh dari arah atas maupun
dari arah bawah (Juvitasari, M.P.,
dkk, 2018).
3 Tabung Keterangan :
reaksi a. wadah

Tabung reaksi merupakan alat yang


menyerupai tabung yang terbuat dari
kaca. Tabung reaksi berfungsi untuk
a mereaksikan bahan kimia. Cara
kerjanya yaitu dengan cara
memasukkan larutan cair ke dalam
tabng lalu dikocok dengan ditutup
bagian atasnya, saat dikocok
tabungnya diposisikan miring
supaya reagen tidak tumpah
(Juvitasari, M.P., dkk, 2018).

(Poltekkes Depansar, 2016)


4 Cawan Keterangan:
petri a a. Penutup
b. Wadah
Cawan petri merupakan alat yang
terbuat dari kaca dan berfungsi
sebagai wadah pembiakan sel dan
melindunginya dari kontaminas.
Prinsip kerjanya yaitu dengan
meletakkan media pada wadah lalu
b tutup dengan cawan petri penutup
(Lukas, S. dan Jusnita, N, 2016).
(Kiramang, K. dkk. 2017)

5 Bunsen Keterangan:
a. Penutup
a b. Wadah
Pembakar bunsen merupakan alat
yang berfungsi untuk menghasilkan
b api tunggal dengan campuran gas
dan udara secara terkontrol. Prinsip
kerjanya yaitu dengan menyalakan
api pada sumbu lalu letakkan pada
bagian bawah kaki tiga (Lukas, S.
dan Jusnita, N, 2016).
(Lukas, S. dan Jusnita, N, 2016)
6 Jarum ose Keterangan:
a. Tempat memegang
a b. Jarum bentuk loop
Merupakan alat gelas untuk
memindahkan kultur, prinsip kerja
disentuhkan pada bagian mikrobia
kemudian digosokkan pada kaca
preparat (Lukas, S. dan Jusnita, N,
2016).

(Poltekkes Depansar, 2016)


7 Pipet ukur Keterangan:
a a. Pegangan pipet
b
b. Skala
c. Mulut pipet
c Merupakan alat gelas untuk
(Yodong dkk, 2017) mengambil larutan dengan volume
tertentu, prinsip kerja dengan
menekan pump untuk menyedot dan
tidak disarankan untuk dihisap
dalam mengambil larutan (Yodong
dkk, 2017)

8 Gelas arloji Keterangan:


a. Alas
b. Penutup samping
Gelas arloji merupakan alat yang
menyerupai mangkok kecil terbuat
dari bahan kaca. Gelas arloji untuk
a
menimbang media dan sebagai
penutup gelas beaker. Prinsip
kerjanya yaitu dengan menaruh gelas
b arloji pada bagian atas neraca
analitik lalu letakkan bahan yang
(Lukas, S. dan Jusnita, N, 2016) ingin ditimbang. Jika digunakan
sebagai penutup yaitu bisa dengan
meletakkan bagian cembung di
bawah dan cekung di atas gelas
beaker. (Lukas, S. dan Jusnita, N,
2016)
9 Erlenmeyer Keterangan:
a. Mulut
a b. Skala
c. Dasar
Merupakan alat gelas beroksilat
untuk mencampur dan menyimpan
bahan kimia dan larutan. Prinsip
b kerja dengan menuangkan dan
mengukur larutan menggunakan
skala (Yodong, dkk. 2017).
c

(Poltekkes Depansar, 2016)


10 Objek Merupakan alat gelas yang berfungsi
Glass meletakkan objek di bawah
mikroskop. Prinsip kerja dengan
meletakkan di bawah mikroskop
dengan hati-hati agar tidak patah
(Yodong, dkk. 2017).

(Yodong, dkk. 2017)


No Nama Foto Keterangan dan
Alat Non Deskripsi
Gelas
1 Alu dan Keterangan :
Mortar a. alu
a b. mortal

Alu dan Mortal merupakan


alat yang berfungsi
menghaluskan zat yang
b
masing bersifat
padat/kristal.
(Poltekkes Depansar, 2016) Cara kerjanya yaitu dengan
menaruh bahan pada
mortal lalu dihaluskan
dengan memutar atau
menumbuk dengan alu
supaya bahan menjadi
halus (Lukas, S. dan
Jusnita, N, 2016).
2 Rak Keterangan:
Tabung a a. Lubang
Reaksi b. Dasar
Merupakan alat non gelas
yang digunakan untuk
meletakkan tabung reaksi
(Poltekkes Depansar,
b 2016).

(Poltekkes Depansar, 2016)


3 Pinset Untuk memindahkan dan
mengeluarkan benda
maupun jaringan dengan
ukuran lebih kecil. Prinsip
kerjanya dengan menjepit
benda kecil maupun
(Yodong, dkk. 2017) jaringan dengan hati-hati.
4 Parafilm Untuk menutup tabung
a reaksi agar cairan yang ada
dalam tabung tidak keluar.
Prinsip kerja dengan
menutup tabung reaksi
menggunakan parafilm
dengan hati-hati agar tidak
rusak (Nurhasmi, N.N.
2018).
(Nurhasmi, N.N. 2018)
6 Botol leher Keterangan:
angsa a. Selang botol
a b. Tutup botol
c. Badan botol
Merupakan alat non gelas
b untuk menyimpan aquades.
Prinsip kerjanya dengan
menekan badan botol
untuk mengeluarkan
c aquades pada media agar
steril (Yodong, dkk. 2017).

(Poltekkes Depansar, 2016)


7 Pipet Keterangan :
a. kepala pipet
b. badan pipet
c. bagian penetes cairan
pipet tetes merupakan alat
c berbentuk panjang
b a
berbahan dasar kaca dan
bagian atas terbuat dari
karet. Fungsi dari pipet
(Poltekkes Depansar, 2016) tetes adalah untuk
mengambil larutan dalam
jumlah sedikit. Prinsip
kerjanya yaitu dengan
memencet bagian
atas/kepalanya lalu
masukkan ke dalam lauran
lalu lepas pencetan, jika
ingin menaruh pada wadah
lainnya dengan memencet
pelan-pelan supaya cairan
yang keluar sesuai
keinginan (Juvitasari,
M.P., dkk, 2018).
8 Micropipet a Keterangan:
a. Push button
b b. Handle
c. Tip ejector
Untuk memindahkan
c cairan yang bervolume
cukup kecil. Prinsip kerja
dengan menekan thumb
(Yodong, dkk. 2017)
knob sampai hambatan
pertama, lalu tip
dimasukkan ke dalam
cairan, lalu tahan pipet
dalam posisi vertikal lalu
tekanan dari thum bknob
dilepaskan maka cairan
akan masuk ke tip dan
ujung tip dipindahkan ke
tempat penampung yang
diinginkan (Yodong, dkk.
2017).

10 Bulb Keterangan :
a. balon udara
b. tempat pipet kaca
Bulb metrupakan alat yang
terbuat dari karet yang
berfungsi untuk menghisap
larutan yang akan dari
a botol larutan. Prinsip
b
kerjanya yaitu dengan
(Poltekkes Depansar, 2016) memencet bagian yang
menggembung dan bagian
atas lalu setelah cairan
masuk lepas pencetannya.

(Lukas, S. dan Jusnita, N,


2016)
11 Kaki 3 Keterangan :
a. tempat meletakkan kasa
b. bagian kaki
a
Kaki 3 merupakan alat
laboratorium yang terbuat
dari besi dan digunakan
untuk penyangga saat
pemanasan dengan
menggunakan bunsen.
Prinsip kerjanya yaitu
b
dengan menaruh dulu kasa
di atas yang berbentuk
lingkaran lalu setelah kasa
baru bisa digunakan untuk
meletakkan gelas beaker.
Lalu bagian bawah dekat
dengan kaki sebagai
tempat spirtus (Lukas, S.
dan Jusnita, N, 2016).

(Lukas, S. dan Jusnita, N, 2016)


13 Kawat Keterangan :
kasa a. kawat
a b. kasa
Kawat kasa merupakan alat
yang terbuat dari kawat
dan kasa yang berfungsi
sebagai alas atau untuk
b menahan labu atau beaker
pada waktu pemanasan
menggunakan pemanas
spiritus atau peman0as
bunsen. Prinsip kerjanya
(Lukas, S. dan Jusnita, N, 2016)
yaitu dengan menaruh kasa
diatas kaki tiga, lalu
dijadikan dasar/tumpuan
gelas beaker (Yodong, dkk.
2017).

(Lukas, S. dan Jusnita, N,


2016)
16 Spatula Keterangan:
a. Mulut atas
a b. Badan
c. Mulut bawah
Merupakan alat non gelas
untuk mengambil zat
b
dalam jumlah kecil. Prinsip
kerjanya dengan
menyendokkan secara hati-
hati agar tidak tumpah
c (Yodong, dkk. 2017).

(Poltekkes Depansar, 2016)

No Nama Foto Keterangan dan Deskripsi


Alat
Instrumen
1 Autoklaf Keterangan:
a. Tutup autoklaf
a b. Badan autoklaf
Untuk mensterilkan berbagai macam
alat bahan dengan uap air panas
bertekanan pada suhu 121 C. Prinsip
b
kerja dengan cara Sebelum melakukan
sterilisasi cek air dalam autoklaf. Lali
dimasukkan peralatan dan bahan.
Autoklaf ditutup dengan rapat lalu
(Alqum, A. 2019)
dikencangkan baut pengaman agar
tidak ada uap yang keluar. Autoklaf
dinyalakan, diatur timer dengan waktu
minimal 15 menit pada suhu 121oC
(Yodong, dkk. 2017).

2 Inkubator Keterangan:
a. Penyangga
b. Alas
Untuk menginkubasi mikroba pada
suhu yang terkontrol. Prinsip kerja
dengan dicolokan kabel inkubator lalu
tekan tombol on lalu dimasukkan
sampel dalam rak, lalu set timer dengan
(Yodong, dkk. 2017)
memutar tombol kemudian set suhu
setelah selesai tekan tombol off dan
colokan dicabut (Yodong, dkk. 2017).
3 Neraca Keterangan:
analitik a. Piring timbangan
b. Layar
Untuk menimbang bahan yang akan
digunakan untuk membuat media untuk
bakteri, jamur atau media tanam kultur
jaringan dan mikrobiologi dengan
ketelitian tingg. Prinsip kerja dengan
a
menekan on hingga muncul angka
b 0,000 g lalu membuka kaca untuk
memasukkan bahan yang akan
ditimbang kemudian kaca ditutup lagi
(Lukas, S. dan Jusnita, N, 2016).
(Kenkel, J. 2002)

4 Mikroskop a Keterangan:
a. Tubus okuler
b
d b. Tabung
c c. Pegangan
d. Meja benda
e e. Cermin
Untuk mengambati objek kecil. Prinsip
(Wulandari, M.I. dkk, 2016) kerja diletakan sumber cahaya didekat
mikroskop lalu diatur cermin dibagian
bawah mikroskop lalu diatur sehingga
ujung lensa obyektif berada paling
dekat dengan objek. Dilihat bayangan
benda dari lensa okuler, diputar
pengatur lensa ke atas sehingga lensa
obyaktif bergerak (Wulandari, M.I.
dkk, 2016).
5 Oven a Keterangan:
a. Tutup
b. Badan oven
Untuk sterilisasi alat pembersihan
dengan menggunakna udara kering.
b Digunakan dengan suhu 140-1700 C
selama 2 jam. Prinsip kerja dengan
dihubungkan pada sumber listrik lalu
dimasukkan peralatan kemudian tutup
pintu oven. Lalu ditekan toombol on
dan doatur suhu dan waktu, lalu setelah
(Yodong, dkk. 2017). selesai dibiarkan dingin dan
dikeluarkan peralatan lab dari oven.
Lalu dicabut kabel oven dari sumber
listrik (Hafsan, H. 2019).
6 Laminar Keterangan:
air flow a a. Lighting equipment
b. Air Flow Velocity
c. Alas meja
b Untuk melakukan pengujian secara
aseptik yang memanfaatkan filtrasi
udara dan sterilisasi ruang kerja dengan
sinar uv. Prinsip kerja dengan Lampu
c UV dihidupkan selama 2 jam, lalu
K dimatikan sebelum mulai bekerja. Lalu
e kaca penutup dipastikan terkunci lalu
t lampu neon dan blower dinyalakan dan
e dibiarkan selama 5 menit, lalu alat dan
bahan yang akan dikerjakan
r
dimasukkan lalu diatur sedemikian
a rupa sehingga steril. Setelah selesai
(Philips, G.B et al., 2019)
n bekerja, biarkan 2-3 menit supaya
g kontaminan tidak keluar lalu
a Permukaan interior laminar air flow
n diusap dengan alkohol 70% dan
dibiarkan menguap dan terakhir lampu
neon dan blower dimatikan (Hafsan, H.
2019).
7 Rotary Keterangan:
shaker a. Piringan
b. Saklar
c. Layar
untuk mengocok bahan kimia dengan
kedepatan dan suhu putaran konstan.
Prinsip kerja dengan dicolokkan lalu
tekan power, lalu letakkan sampel, lalu
atur kecepatan dengan tombol speed,
lalu tunggu rotary shaker saat
c melakukan proses homogenisasi
(Hafsan, H. 2019).
(Hafsan, H. 2019)
8 Vortex Keterangan:
a
a. Alas tabung reaksi
b. Saklar
c. Layar
a Untuk homogenisasi dan
menyeragamkan reagen dalam uji
b aktivitas enzim. Prinsip kerja dengan
c colokkan sumber listrik, lalu letakkan
sampel, lalu tekan on, lalu atur
(Hafsan, H. 2019) kecepatan (Hafsan, H. 2019).

9 Colony Keterangan:
counter a. Kaca Pembesar
b. Monitor
a
c. Penopang
Untuk menghitung koloni bakteri yang
disimpan di cawan petri. Prinsip kerja
dengan colokkan pada sumber listrik
b
lalu tekan on lalu reset perhitungan dari
\ 0, lalu letakkan cawan petri yang
b c dilengkapi dengan skala, lalu koloni
ditandai (Hafsan, H. 2019).

(Hafsan, H. 2019)
BAB 3
Kesimpulan
Dapat diketahui alat-alat laboratorium mikrobiologi terdiri dari alat-alat gelas seperti gelas
beaker, gelas ukur, tabung reaksi, cawan petri, bunsen, jarum ose, pipet ukur, gelas arloji,
erlenmeyer, objek glass. Lalu alat-alat non gelas seperti alu dan mortar, rak tabung reaksi, pinset,
parafilm, botol leher angsa, pipet, micropipet, bulb, kaki 3, kawat kasa, spatula. Dan alat
instrumen seperti autoklaf, inkubator, neraca analitik, mikroskop, oven, laminar air flow, rotary
shaker, vortex, colony counter. Kemudian dapat diketahui keselamatan kerja saat melakukan
praktikum mikrobiologi dan menganalisis 4 tingkatan biosafety level beserta risiko, fasilitas dan
tindakan perlindungan yang berbeda.
REFERENSI
Alqum, A. 2019. Pemanfaatan Autoclave Model 1925x Sebagai Alat Suling Dengan Model
Kondensor Graham Dan Kondensor Allihn Untuk Mendukung Praktikum Mahasiswadi
Laboratorium Produksi Tanaman II Politeknik Negeri Lampung. Indonesian Journal Of
Laboratory, Vol. 2 No. 1 Hal. 34-40
Azizah, R., Sulistianingtiyas, I., Pringgenies, D. And Rudiyanti, S., 2016. Potensi Rumput Laut
Eucheuma Sp. Terhadap Kepadatan Fitoplankton Chlorella Sp. Jurnal Kelautan Tropis, 18(3),
Pp.166-177
Hafsan, H. 2019. Mikrobiologi Analitik. Makassar:Alaudin University Press
Hosker, B. S. (2018). Demonstrating Principles Of Spectrophotometry By Constructing A
Simple, Low-Cost, Functional Spectrophotometer Utilizing The Light Sensor On A
Smartphone. Journal Of Chemical Education, 95(1), 178-181.
Jena, S., Tokas, R., Thakur, S., & Sahoo, N. K. (2015). Characterization Of Optical Thin Films
By Spectrophotometry And Atomic Force Microscopy. SMC Bulletin, 6(1), 1-9.
Juvitasari, P. M., Melati, H. A., & Lestari, I. (2018). Deskripsi Pengetahuan Alat Praktikum
Kimia Dan Kemampuan Psikomotorik Siswa Man 1 Pontianak. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 7(7)
Kenkel, J. (2002). Analytical Chemistry For Technicians. Florida: CRC Press
Kiramang, K., Hidayat, M. N., & Ardiansyah, A. (2017). Pertumbuhan Salmonella Sp. Dengan
Variasi Konsentrasi Bawang Putih (Alium Sativum) Pada Telur Asin. Jurnal Ilmu Dan
Industri Peternakan, 3(1)
Lukas, S., Jusnita, N. 2016. Buku Pedoman Praktikum Laboratorium Farmasi. Jakarta: Fakultas
Farmasi Universitas 17 Agustus 1945
Lulkulyah, Z., Sermalia, P., Mujtahidah, T. 2019. Panduan Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Magelang: Fakultas Pertanian Universitas Tidar.
Nurhasmi, N. N. (2018). Penggunaan Plastic Wrap Sebagai Pengganti Parafilm Dalam
Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada Praktikum Mikrobiologi Lingkungan. Jurnal
Temapela, 1(2), 69-71.
Phillips, G. B., & Runkle, R. S. (2019). Biomedical Applications Of Laminar Airflow. Florida:
Crc Press
Politeknik Kesehatan Denpasar. 2016. Laboratorium Kimia. Http://Www.Poltekkes-
Denpasar.Ac.Id/Kesehatanlingkungan/Laboratorium-Kimia-2/
Sulistyarti, H., Fardiyah, Q., & Febriyanti, S. (2015). A Simple And Safe Spectrophotometric
Method For Iodide Determination. Makara Journal Of Science, 19(2), 1.
Tandio, D., & Manuaba, A. (2016). Safety Procedure For Biosafety And Controlling A
Communicable Disease: Streptococcus Suis. Bali Medical Journal, 5(2), 260-262.
(Biosafety Level)
World Health Organization. 2004. Laboratory Biosafety Manual. Geneva: World Health
Organization.
World Health Organization. 2004. Laboratory Biosafety Manual. Geneva: World Health
Organization.
WULANDARI, M. I., & Hadisaputri, Y. E. (2016). Studi Pustaka Peralatan Yang Digunakan
Untuk Kultur Sel. Farmaka, 14(2), 207-218.
Yodong, Sukini, Putri, H.M. 2017. Mikrobiologi: Bahan Ajar Keperawatan Gigi. Jakarta: Badan
Pengembangan Dan Pemberdayaan SDM Kemenkes RI
DISKUSI

1. Carilah Gambar dari alat-alat gelas diatas!


2. Sebutkan peralatan yang ada pada Laboratorium beserta fungsi dan prinsip kerjanya!
3. Buatlah skema penggunaan alat berikut: • Spektrofotometer
• Hemositometer

No Nama Alat Foto


Gelas
1 Gelas
beaker

(Poltekkes Depansar, 2016)


2 Gelas ukur

(Poltekkes Depansar, 2016)


3 Tabung
reaksi

(Poltekkes Depansar, 2016)


4 Cawan
petri a

b
(Kiramang, K. dkk. 2017)

5 Bunsen

(Lukas, S. dan Jusnita, N, 2016)


6 Jarum ose

(Poltekkes Depansar, 2016)


7 Pipet ukur
a
b

c
(Yodong dkk, 2017)
8 Gelas arloji

(Lukas, S. dan Jusnita, N, 2016)


9 Erlenmeyer

(Poltekkes Depansar, 2016)


10 Objek
Glass

(Yodong, dkk. 2017)

2. Alat gelas terdiri dari gelas beaker untuk menghomogenkan larutana, menampung zat kimia
(padatan/cairan) dan sebagai media pemanasan. Prinsip kerjanya yaitu dengan memasukkan atau
menuangkan zat berupa padatan atau cairan ke dalam gelas kimia. Alat non gelas terdiri dari Alu
dan Mortal merupakan alat yang berfungsi menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.
Cara kerjanya yaitu dengan menaruh bahan pada mortal lalu dihaluskan dengan memutar atau
menumbuk dengan alu supaya bahan menjadi halus. Lalu alat instrumen yaitu autoklaf Untuk
mensterilkan berbagai macam alat bahan dengan uap air panas bertekanan pada suhu 121 C.
Prinsip kerja dengan cara Sebelum melakukan sterilisasi cek air dalam autoklaf. Lali dimasukkan
peralatan dan bahan. Autoklaf ditutup dengan rapat lalu dikencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar. Autoklaf dinyalakan, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
3. Skema Penggunaan Alat Spektrofotometer

Spektrofotometer dinyalakan dengan tombol on

Dibiarkan 15 menit untuk pemanasan

Panjang gelombang diatur

Kuvet dimasukkan dengan sisi terang menghadap


lubang cahaya dari spectrophotometer

Setelah selesai bekerja, kuvet dikeluarkan dan


dibersihkan dan dikeringkan

Spektrofotometer dimatikan

(Hosker, B.S. 2018)

Skema Penggunaan Alat Hemositometer

Sel dihitung pada 4 kamar hemositometer. Sel di batas


kiri dan batas bawah ikut dihitung.
Dihitung jumlah sel per mL

Dihitung jumlah total sel

Dihitung volume panenan sel yang


diperlukan (dalam mL)

Diambil volume panenan sel transfer ke


conical tube.

Ditambahkan media kultur sampai


total volume yang diperlukan.

(Azizah, R. dkk., 2016).


DISKUSI
Dalam mengerjakan penelitian dengan mikroorganisme pada biosafety level berbeda, digunakan
fasilitas dan perlengkapan yang berbeda pula. menurut anda, perbedaan fasilitas dan peralatan
apa saja yang berbeda untuk tiap tingkatan BSL?
BSL – 1
Berlaku dimana personel bekerja dengan mikroba risiko rendah yang menimbulkan sedikit atau
tidak ada ancaman infeksi Contoh mikroba yang biasanya bekerja adalah strain E. coli
nonpatogenik. Biasanya tanpa menggunakan peralatan kontaminan khusus. Bahan infeksi juga
didekontaminasi sebelum dibuang, umumnya melalui penggunaan autoclave. Laboratorium BSL-
1 tidak perlu diisolasi dari fasilitas di sekitar dan hanya praktik mikroba standar, seperti:
1. Hanya pemipetan mekanis (pemipetan mulut tidak diperbolehkan)
2. Penanganan benda tajam yang aman
3. Menghindari percikan atau aerosol
4. Dekontaminasi harian semua permukaan kerja saat pekerjaan selesai
5. Cuci tangan
6. Larangan bahan makanan, minuman dan merokok di laboratorium
7. Alat pelindung diri, seperti; pelindung mata, sarung tangan dan jas lab atau gaun
8. Tanda biohazard
BSL – 2
Mencakup laboratorium yang bekerja dengan agen yang terkait dengan penyakit manusia (yaitu
organisme patogen atau infeksi) yang menimbulkan bahaya kesehatan sedang. Contoh agen yang
biasanya bekerja dengan BSL-2 termasuk virus ensefalitis kuda dan HIV, serta Staphylococcus
aureus (infeksi Staph). Mencakup tindakan yang ditingkatkan karena potensi risiko mikroba.
Personil yang bekerja di laboratorium BSL-2 diharapkan lebih berhati-hati untuk mencegah
cedera seperti luka sayat dan kerusakan kulit lainnya, serta konsumsi dan paparan selaput lendir.
Akses ke lab BSL-2 jauh lebih terbatas daripada lab BSL-1. Mereka yang berisiko tinggi
terkontaminasi, sering kali dilarang masuk saat pekerjaan sedang dilakukan. Yang dibutuhkan
pada lab BSL-2:
1. Alat pelindung diri (APD) yang sesuai harus dipakai, termasuk jas lab dan sarung tangan.
Pelindung mata dan pelindung wajah juga bisa dipakai, sesuai kebutuhan.
2. Semua prosedur yang dapat menyebabkan infeksi dari aerosol atau percikan dilakukan
dalam lemari pengaman biologis (BSC).
3. Autoclave atau metode dekontaminasi alternatif tersedia untuk pembuangan yang tepat.
4. Laboratorium memiliki pintu yang dapat ditutup sendiri dan dikunci.
5. Tempat wastafel dan pencuci mata harus tersedia.
6. Tanda peringatan biohazard

BSL-3
Mencakup pekerjaan pada mikroba yang asli atau eksotik, dan dapat menyebabkan penyakit
serius atau berpotensi mematikan melalui penghirupan. Contoh mikroba yang bekerja dengan
BSL-3 meliputi; demam kuning, virus West Nile, dan bakteri penyebab TBC. Mikroba tersebut
sangat serius sehingga pekerjaannya seringkali dikontrol dengan ketat dan terdaftar di badan
pemerintah terkait. Personel laboratorium juga berada dalam pengawasan medis dan dapat
menerima imunisasi untuk mikroba tempat mereka bekerja. Persyaratan umum meliputi:
1. Peralatan pelindung pribadi standar harus dipakai, dan respirator mungkin diperlukan
2. Gaun sampul depan yang kokoh, jas scrub, atau baju kerja sering kali diperlukan
3. Semua pekerjaan dengan mikroba harus dilakukan dalam BSC yang sesuai
4. Akses wastafel dan pencuci mata handsfree tersedia di dekat pintu keluar
5. Aliran udara terarah yang berkelanjutan untuk menarik udara ke laboratorium dari area
bersih menuju area yang berpotensi terkontaminasi (Udara buangan tidak dapat
disirkulasikan ulang)
6. Satu set pintu pengunci yang dapat ditutup sendiri dengan akses jauh dari koridor
bangunan umum
7. Akses ke laboratorium BSL-3 dibatasi dan dikontrol setiap saat.
BSL-4
Laboratorium BSL-4 jarang ditemukan. Namun beberapa memang ada di sejumlah kecil tempat
di AS dan di seluruh dunia. Sebagai tingkat keamanan biologis tertinggi, laboratorium BSL-4
terdiri dari pekerjaan dengan mikroba eksotik dan berbahaya. Infeksi yang disebabkan oleh
mikroba jenis ini seringkali berakibat fatal, dan datang tanpa pengobatan atau vaksin. Dua contoh
mikroba tersebut termasuk virus Ebola dan Marburg. Memiliki persyaratan penahanan berikut:
1. Personil wajib mengganti pakaian sebelum masuk, mandi saat keluar
2. Dekontaminasi semua bahan sebelum keluar
3. Personil harus memakai peralatan pelindung diri yang sesuai dari level BSL sebelumnya,
serta setelan tekanan positif yang dipasok oleh seluruh tubuh, dipasok udara
Laboratorium BSL-4 sangat terisolasi — sering kali terletak di gedung terpisah atau di zona
terisolasi dan terbatas gedung. Laboratorium juga dilengkapi dengan pasokan dan udara buangan
khusus, serta saluran vakum dan sistem dekontaminasi.
(Sumber BSL-1-4: World Health Organization, 2004)

Anda mungkin juga menyukai