Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Nama : Sahrul Ramadani


NIM : 24020221130028
Kelompok :2
Asisten : Priyanda Hadi Pratama

LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
MARET, 2022
ACARA I
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

I. KOMPETENSI
1.1 Standar Kompetensi
Menguasai penggunaan peralatan-peralatan yang umum digunakan dalam bidang
mikrobiologi
1.2 Kompetensi Dasar
Menjelaskan secara rinci fungsi dan cara penggunaan masing-masing alat.

II. TUJUAN
2.1 Mengetahui penggunaan peralatan sesuai kebutuhannya
2.2 Menggunakan peralatan sesuai dengan operasional standar secara mandiri

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Peralatan Gelas
3.1.1 Cawan Petri
Cawan petri adalah silinder dangkal, kaca bundar yang digunakan di
laboratorium untuk membiakkan mikroorganisme dan sel yang berbeda.
Berfungsi mempelajari mikroorganisme seperti bakteri & virus di bawah
pengamatan yang baik, penting untuk menjaga mereka tetap terisolasi dari
spesies atau elemen lain dan digunakan untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme (Ruhama, 2022). Cawan petri yang paling sering digu-
nakan berbentuk bulat, tetapi untuk aplikasi khusus cawan petri persegi
juga dapat diperoleh. Cawan petri bundar tersedia dalam diameter dari 30
hingga 200 mm. Ukuran yang paling sering digunakan adalah cawan petri
90 mm (Sung, 2021).
3.1.2 Gelas Beaker
Gelas beaker adalah gelas silinder atau bejana plastik yang digunakan
untuk menampung cairan. Gelas beaker adalah peralatan serba guna yang
digunakan untuk menampung reaksi kimia, mengukur cairan, mem-
anaskannya di atas api pembakar bunsen atau mengumpulkannya dalam
percobaan titrasi (Amalia, 2020). Gelas beaker adalah wadah silinder yang
digunakan untuk menyimpan, mencampur, dan memanaskan cairan di
laboratorium. Sebagian besar terbuat dari kaca, tetapi bahan non-korosif
lainnya, seperti logam dan plastik tahan panas, juga digunakan. Gelas
beaker biasanya memiliki bagian bawah yang rata dan bibir di bagian
atasnya. Ukurannya berkisar dari satu milimeter hingga multi-
liter. Pembakar bunsen, pelat pemanas, pengaduk, penjepit pengaman,
kacamata pengaman, sarung tangan dan jas lab adalah alat yang biasa
digunakan saat bekerja dengan gelas kimia (Imanudin, 2018) .
3.1.3 Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah tabung genggam yang digunakan untuk mencam-
pur atau memanaskan bahan kimia di laboratorium. Bentuknya terbuka di
bagian atas dan membulat di bagian bawah, dan biasanya terbuat dari ba-
han kaca atau plastik. Beberapa dirancang untuk digunakan kembali, se-
mentara yang lain sekali pakai (Anna, 2017). Ahli kimia menggunakan
tabung reaksi untuk mencampur, memanaskan dan menahan sejumlah ke-
cil bahan kimia untuk pengujian dan eksperimen laboratorium. Ahli bi-
ologi menggunakannya untuk membiakkan dan menangani berbagai or-
ganisme, cairan, dan sampel. Beberapa tabung reaksi, seperti yang digu-
nakan dalam saringan koagulasi, mengandung isi yang telah disiapkan. Di
rumah sakit, laboratorium, dan fasilitas medis lainnya, tabung pengumpul
darah memiliki bagian atas atau sumbat (tutup sekrup) berwarna untuk
menggambar jenis dan layar tertentu (Lee, 2017).
Tabung reaksi terbuat dari dua macam model yaitu ada yang memiliki
tutup dan ada yang tidak. Tabung reaksi yang tidak memiliki tutup sebagai
gantinya dapat ditutup dengan kapas, metal, plastik atau aluminium foil.
Tabung reaksi digunakan sebagai wadah yang diisi media padat, semi
padat dan cair. Tabung reaksi diisi media padat dalam bentuk media agar
tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). (Amalia, 2020).
3.1.4 Pipet Ukur
Pipet ukur memiliki fungsi yang hampir sama dengan pipet lainnya
yaitu untuk memindahkan cairan atau larutan ke dalam wadah dengan
berbagai ukuran volume. Pipet ukur ini memiliki 2 macam bahan pembu-
atannya, terbuat dari plastik dan kaca (Egy, 2019). Fungsi pipet tetes seba-
gai saluran tunggal yang biasa digunakan di laboratorium biologi dan
kimia untuk memindahkan cairan dengan volume kecil, dan merupakan
alat ukur untuk memindahkan cairan dari wadah aslinya ke wadah lain
dalam jarak tertentu (Anto, 2017).
3.1.5 Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer memiliki dasar datar yang lebar, badan berbentuk
kerucut, dan leher silinder yang tinggi. Labu erlenmeyer digunakan untuk
menampung cairan dan untuk pencampuran, pemanasan, pendinginan,
inkubasi, penyaringan, penyimpanan, dan proses penanganan cairan lain-
nya. Sisi miring dari erlenmeyer dan leher sempit memungkinkan isi
dalam labu untuk dicampur dan diaduk tanpa risiko tumpah, yang berguna
untuk titrasi dan cairan mendidih. Leher erlenmeyer juga dapat men-
dukung corong filter saya untuk mentransfer konten. Labu erlenmeyer da-
pat ditandai dengan lulus tes dan ada area di mana labu erlenmeyer dapat
ditandai atau diberi label (Rahmawati, 2020).
Labu erlenmeyar berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau
cairan Labu erlenmeyer juga dapat digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan sebagai penyusun komposisi media,
menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Ukuran
erlenmeyer beragam sesuai dengan kebutuhan volume cairan yang akan
digunakan. Volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml,
100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml (Egy, 2019).
3.1.6 Tabung Durham
Tabung durham digunakan dalam mikrobiologi untuk mendeteksi pro-
duksi gas oleh mikroorganisme . Tabung durham adalah tabung reaksi
yang lebih kecil yang dimasukkan terbalik di tabung reaksi lain. Tabung
kecil ini awalnya diisi dengan larutan di mana mikroorganisme akan tum-
buh. Jika gas dihasilkan setelah inokulasi dan inkubasi, gelembung gas
yang terlihat akan terperangkap di dalam tabung kecil. Celah udara awal
yang dihasilkan ketika tabung dimasukkan terbalik hilang selama steril-
isasi , biasanya dilakukan pada 121 °C selama 15 menit atau lebih (Er-
liyanti, 2020).
Tabung durham ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang
lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair. Setelah
seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat dilakukan
inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut memang
menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar
tabung durham (Anto, 2017).
3.1.7 Batang L
Batang L berfungsi dalam isolasi dan pembiakan mikroba yaitu
untuk menyebarkan cairan di permukaan media supaya mikroba yang
tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata (Amalia, 2020). Batang
L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri
yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga dise-
but spreader (Anto, 2017).
3.1.8 Mortar dan Pastel
Mortar dan alu adalah alat laboratorium yang bentuknya sangat mirip
seperti lumpang. Mortar dan alu terbuat dari bahan porselin atau keramik
yang membuatnya terlihat mirip dengan cawan porselin ataupun krusibel
(Anto, 2017). Fungsi mortar dan alu adalah untuk menghaluskan sampel
pengujian yang ada di laboratorium. Alat ini juga dapat digunakan untuk
mencampurkan beberapa bahan menjadi satu dengan cara ditumbuk secara
bersamaan. Dalam laboratorium biologi mortar dan alu digunakan untuk
menghancurkan dan menghaluskan bahan pengujian seperti DNA, RNA,
Biji, daun, akar dan protein. Sementara di laboratorium farmasi lebih ser-
ing digunakan untuk menghaluskan obat-obatan berjenis tablet (Erliyanti,
2020).
3.1.9 Kaca Objek atau Kaca Preparat
Preparat merupakan kepingan kaca berisi objek yang yang akan dia-
mati dan dipasang pada meja mikroskop. Objek yang akan diamati tersebut
biasanya berukuran kecil atau berupa potongan kecil (sayatan) suatu
makhluk hidup. Supaya objek yang diamati dengan mikroskop dapat jelas
terlihat, maka objek harus transparan (Budiman, 2019).
3.1.10 Pipet Tetes
pipet tetes merupakan jenis pipet yang digunakan untuk me-
mindahkan larutan dari suatu wadah ke wadah lain dengan jumlah yang
sangat sedikit dan dengan tingkat ketelitian pengukuran volume yang san-
gat rendah. Umumnya pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan
dari suatu wadah ke wadah yang lain (Arya, 2017).
3.2 Peralatan Sterilisasi
3.2.1. Autoklaf
Autoklaf merupakan alat pemanas yang digunakan untuk
mensterilisasi suatu alat atau bahan menggunakan uap bersuhu dan
bertekanan tinggi (121 oC, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Suhu
yang tinggi akan membunuh microorganisme (Sudirman, 2013). Autoklaf
ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi
oleh bakteri, tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik.
Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih
air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat
dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat
dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C. Perhitungan
waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai
121 °C (Ruhamana, 2022). Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau
banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat,
sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan
bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit.
Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar
akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi (Sujani, 2014)..
3.2.2. Oven
Oven berfungsi untuk sterilisasi kering. Alat-alat yang disterilkan
menggunakan oven antara lain peralatan gelas seperti cawan petri, tabung
reaksi, dll. Sterilisasi kering dengan oven dilakukan dengan cara
memanaskan pada suhu 180 oC selama 1 jam (Erliyanti, 2020).
3.2.3. Laminar Air Flow
Laminar Air Flow merupakan alat yang digunakan untuk men-
gontrol emisi berbahaya dari bubuk, debu atau uap selama pengeluaran
bubuk, tip drum, pengambilan sampel produk, tanpa risiko bagi operator
atau lingkungan, dan tersedia dalam berbagai ukuran modular. Mereka
dibangun dari baja tahan karat dalam desain saluran penuh. Prinsip utama
di balik aliran udara laminar terbalik adalah memanfaatkan tekanan
negatif di dalam bilik. (Heldman, 2018).
3.3 Alat Inkubasi
3.3.1. Inkubator
Inkubator laboratorium adalah kotak berpemanas dan terisolasi
yang digunakan untuk menumbuhkan dan memelihara kultur mikrobiol-
ogis atau sel. Inkubator lab mempertahankan suhu, kelembapan, dan
kandungan gas yang optimal dari atmosfer di dalamnya. Banyak inkuba-
tor laboratorium menyertakan pengatur waktu yang dapat diprogram
yang dapat diatur untuk berputar melalui suhu dan tingkat kelembaban
yang berbeda (Arya, 2017). Inkubator laboratorium bervariasi dalam
ukuran dari unit atas meja hingga sistem besar seukuran lemari. Ada
banyak jenis inkubator lab , termasuk inkubator mandi kering dengan
blok tunggal atau ganda, unit permintaan oksigen biologis (BOD) yang
ideal untuk studi serangga atau tanaman, inkubator pengocok, oven hib-
ridisasi, bioreaktor, dan berbagai ruang uji laboratorium (Sudirman,
2019).
3.3.2. Anaerobik Jar
Tabung anaerobik McIntosh dan Fildes bekerja berdasarkan prin-
sip evakuasi dan penggantian, dimana udara di dalam chamber
dievakuasi dan diganti dengan campuran gas (terdiri dari 5%CO2,
10%H2 dan 85%N2). Praktis tidak mungkin untuk mengevakuasi semua
udara sehingga sejumlah oksigen masih akan tertinggal. Oksigen sisa
yang tertinggal diubah menjadi air menggunakan paladium spons atau
katalis platinum. Katalis bertindak sebagai agen katalis yang menye-
babkan kombinasi lambat hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
Biru metilen tereduksi umumnya digunakan sebagai indikator (campuran
NaOH, metilen biru, dan glukosa). Ini menjadi tidak berwarna secara
anaerobik tetapi mendapatkan kembali warna biru pada paparan oksigen
(Annheira, 2013).
3.4 Alat Lainnya
3.4.1 Colony Counter
Colony Counter adalah alat bantu yang digunakan untu menghitung
koloni bakteri yang ditumbuhkan dimedia yang disimpan dalam cawan
petri. Jenis colony counter ada yang otomatis dan semi otomatis, untuk
yang otomatis adalah penghitungan jumlah sudah dilakukan secara otoma-
tis oleh sistem komputerisasi. Colony Counter ini adalah penampil digital
semi-otomatis untuk menghitung kuman, yang terdiri atas penghitung, sen-
sor, penghitung sel dll. penghitung ini terbuat dari CMOS aliran listrik
yang sudah terintegrasi. Tepat di atas ruang hitung terdapat komponen
kaca pembesar (LUP) untuk memudahkan penglihatan terhadap obyek.
Alat ini jga dilengkapi dengan display seven segment untuk menampilkan
angka jumlah perhitungan yang kita lakukan (Erdy, 2019).
3.4.2 Mikroskop
Mikroskop merupakan alat yang dapat menghasilkan bayangan dari
benda yang di mikroskop menjadi lebih besar. Pembesaran ini tergantung
pada berbagai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa (objektif f 1dan
okuler f 2), panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap
lensaokuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal(sn).
Bayangan benda (obyek) yang kita lihat dibentuk dan diperbesar oleh lensa
obyektif, didalam tubus mikroskop membentuk bayangan nyata terbalik
dari obyek. Bayangan nyata tersebut selanjutnya dibalik dan diperbesar
lagi oleh lensa okuler. Lensa okuler merupakan lensa yang berfungsi untuk
membuat bayangan terakhir, sehingga bayangan tersebut dapat dilihat
langsung oleh mata pengamat. Lensa yang baik diperoleh dengan
memperhatikan pembesaran dan daya pisahnya. Semakin pendek jarak
titik api lensa akan semakin kuat pembesarannya, sehingga semakin besar
kemampuan suatu lensa akan semakin kecil jarak dua titik api yang
berdekatan yang dapat dilihat secara terpisah menggunakan mikroskop.
Beberapa lensa obyektif biasanya dipasang pada roda berputar yang
disebut revolver. Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu: mikroskop
elektron transmisi (trasmission electron microscope,TEM) dan mikroskop
elektron payar (scanning electron microscope, SEM) (Campbell dkk,
2008). Mikroskop elektron payar (scanning electron microscope, SEM)
khususnya berguna untuk penelitian terperinci mengenai permukaan
specimen. Berkas electron memindai permukaan sampel, yang biasanya
dilapisi selapis tipis emas (Campbell dkk, 2008). Mikroskop elektron
transmisi(trasmission electron microscope, TEM) digunakan untuk
mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas electron
melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop
cahaya meneruskan cahaya melalui objek (slide) (Campbell dkk, 2008).
Mikroskop memiliki komponen-komponen yang terbuat dari kaca mudah
rusak, berupa lensalensa dan cermin. Makanya kita harus menghindarkan
perlakuan yang dapat membuat benturan dengan komponen tersebut
(Annheira, 2013).
3.4.3 Hot Plate
Hot Plate adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk
memanaskan dan mengaduk larutan satu dengan larutan lain yang
bertujuan untuk membuat suatu larutan homogen dengan bantuan
pengaduk batang magnet (stir bar). Plate memiliki prinsip kerja berupa
plate yang dapat dipanaskan dan hubungan antara dua magnet yaitu,
magnet yang dihubungkan pada motor dan magnet (stir bar) yang
dimasukkan dalam wadah sehingga mampu mempercepat pengadukan.
Dengan menggunakan Hot Plate pencampuran dapat dilakukan dengan
menghemat waktu, tenaga (Sudirman, 2019).
3.4.4 Desikator
Desikator adalah wadah untuk mengeringkan suatu spesimen dan
menjaganya dari kelembaban udara (Daintith 2014). Desikator sederhana
laboratorium adalah wadah yang pada bagian dasarnya berisi silika gel
atau bahan kimia pengering lainnya. Desikator dilengkapi dengan penutup
kaca yang dilapisi oleh vaselin. Vaselin atau petroleum jelly merupakan
hidrokarbon golongan alkana dengan 20 hingga 30 atom karbon yang
berasal dari minyak bumi (Oxtoby, 2012). Vaselin berfungsi sebagai
penutup celah antara penutup dan wadah desikator sehingga tidak ada
aliran udara masuk atau keluar dari desikator. Vaselin juga berfungsi
sebagai zat anti mikroorganisme (Fitriana, 2019).
3.4.5 Jarum Ose atau Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk di-
tanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari
kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas.
Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau
inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculat-
ing needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan
streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan
untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (Fitriana, 2019).

IV. METODE
4.1 Alat
1. Handphone/Laptop
2. Buku Panduan Praktikum
3. Alat Tulis
4.2 Cara Kerja
1. Alat dan Bahan disiapkan oleh praktikan
2. Praktikum secara daring (Online) melalui platform Microsoft Teams di-
ikuti oleh praktikan, dipandu oleh para asisten praktikum dan diarahkan
oleh dosen mata kuliah praktikum mikrobiologi.
3. Materi praktikum dijelaskan oleh asisten praktikum
4. Post test dikerjakan oleh praktikan
5. Laporan praktikum dibuat oleh praktikan.

V. HASIL PENGAMATAN
Nama Alat Gambar Keterangan

Digunakan di laboratorium untuk

Cawan Petri membiakkan mikroorganisme dan


sel yang berbeda (Ruhamana, 2020)

(Anto, 2017)
Gelas beaker adalah peralatan serba
guna yang digunakan untuk
menam-pung reaksi kimia, men-
Gelas Ukur gukur cairan, memanaskannya di
atas api pembakar lasti atau
mengumpulkannya dalam per-
cobaan titrasi (Amalia, 2020).
(Amalia, 2020)

Tabung reaksi terbuat dari dua


macam model yaitu ada yang
memiliki tutup dan ada yang tidak.
Tabung Reaksi Tabung reaksi yang tidak memiliki
tutup sebagai gantinya dapat di-
tutup dengan kapas, metal, plastic
atau aluminium foil (Amalia, 2020)
(Amalia, 2020)

Pipet ukur ini memiliki 2 macam


Pipet Ukur bahan pembuatannya, terbuat dari
lastic dan kaca (Egy, 2019).

(Egy, 2019)
Tabung durham digunakan dalam
mikrobiologi untuk mendeteksi pro-
duksi gas oleh mikroorganisme.
Tabung Durham Tabung durham adalah tabung
reaksi yang lebih kecil yang dima-
sukkan terbalik di tabung reaksi
(Erliyanti, 2020)
lain. (Erliyanti, 2020).
Batang L berfungsi dalam isolasi
dan pembiakan mikroba yaitu untuk
menyebarkan cairan di permukaan
Batang L
media supaya mikroba yang tersus-
pensi dalam cairan tersebut tersebar
(Amalia, 2020) merata (Amalia, 2020).

Berfungsi untuk menghancurkan


Mortar dan Pas- atau menghaluskan suatu bahan
tel atau zat yang masih bersifat padat
atau kristal (Anto, 2017)
(Anto, 2017)

Untuk membuat preparat lekapan


Kaca Objek
basah dari mikroba (Amalia, 2020)

(Amalia, 2020)
Fungsi pipet tetes sebagai saluran
tunggal yang biasa digunakan di
laboratorium biologi dan kimia un-
tuk memindahkan cairan dengan
Pipet Tetes
volume kecil, dan merupakan alat
ukur untuk memindahkan cairan

(Amalia, 2020) dari wadah aslinya ke wadah lain


dalam jarak tertentu (Amalia, 2020)

Untuk mensterilisasi alat dan


Autoklaf
medium (Amalia, 2020)

(Amalia, 2020)
Berfungsi untuk sterilisasi alat-alat
Oven
gelas. (Erliyanti, 2020)

(Erliyanti, 2020)

Tempat melakukan isolasi mikroba


Laminar Air
agar tidak terkontaminasi oleh
Flow
mikroba tular udara (Egy, 2019).

(Egy, 2019)

Untuk menyimpan biakan mikroba


Inkubator pada suhu tertentu Inkubator (Egy,
2019). .

(Amalia, 2020)

Alat laboratorium mikrobiologi


yang dirancang khusus untuk
Anaerobik Jar
inkubasi terhadap bakteri anaerob
(Ririn, 2017).
(Ririn, 2017)

Untuk menghitung jumlah koloni


mikroba yang tumbuh pada
Colony Counter
medium agar lempengan (Anna,
2017)
(Anna, 2017)
Alat laboratorium yang digunakan
untuk mengamati benda yang san-
Mikroskop gat kecil dan benda yang tidak tam-
pak oleh indra penglihatan secara
langsung (Ririn, 2017)
(Ririn, 2017)

Untuk memanaskan atau men-


Hotplate
cairkan medium (Haryanto, 2020).

(Haryanto, 2020)

Untuk mengambil bakteri dari


Jarum Ose medium pada waktu isolas (Anna,
2017)
(Anna, 2017)

Desikator terdiri dua bagian, pada


bagian bawah terdapat gel silika
yang berfungsi sebagai zat penguap
Desiktor
uap air dan dibagian atas sebagai
tempat pengering bahan yang di-
(Amalia, 2020) uapkan. (Amalia, 2020)

VI. PEMBAHASAN ( 1 paragraf 5 kalimat mu sendiri + reff)


Praktikum Mikrobiologi Umum acara I yang berjudul “Pengenalan Alat Labo-
ratorium Mikrobiologi”, dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 9 Maret 2022 pukul
10.00-12.30 WIB. Praktikum ini dilaksanakan secara daring (online) melalui aplikasi
Microsoft Teams. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui penggunaan
peralatan sesuai kebutuhannya dan menggunakan peralatan sesuai dengan
operasional standar secara mandiri.
6.1. Peralatan Gelas
Peralatan gelas merupakan jenis peralatan laboratorium yang dibuat dari
bahan kaca sehingga cenderung non-reaktif , tahan panas, mudah dibersihkan
namun mudah pecah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hariyanto (2020) yang
menyatakan alat-alat gelas dalam laboratorium merupakan alat gelas yang di-
gunakan dalam praktikum karena sifat dari alat gelas yang tahan terhadap
panas yang dihasilkan dari reaksi bahan kimia yang terjadi, selain itu alat
berbahan dasar kaca ini memudahkan para praktikan dalam mengamati proses
perubahan warna yang terjadi terhadap hasil reaksi kimia yang terjadi, dan alat
yang terbuat dari kaca pada laboratorium ini tidak mudah bereakssi dengan ba-
han-bahan kimia sehingga menjadi keunggulan tersendiri dalam penggunaan
alat gelas saat melakukan praktikum di laboratorium. Jenis peralatan gelas
yang dibahas yaitu cawan petri, gelas beaker, tabung reaksi, pipet ukur, labu
erlenmeyer, tabung durham, batang L, mortar dan pastel, kaca preparate dan
pipet tetes.
Cawan petri merupakan salah satu jenis peralatan gelas dalam laboraorium
Cawan petri laboratorium adalah wadah berbentuk silinder dan pipih yang ter-
buat dari kaca atau plastik yang banyak digunakan untuk mikroorganisme kul-
tur, memiliki dua bagian yaitu alas dan penutup. Hal ini sesuai dengan perny-
ataan Elizabeth (2014) yang menyatakan jika cawan petri merupakan jenis
peralatan gelas yang digunakan untuk inokulasi nakteri.
Pipet tetes adalah jenis pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan
dari satu wadah ke wadah lain dalam jumlah yang sangat kecil dan dengan
tingkat ketelitian yang sangat rendah dalam mengukur volume. Prinsip kerja
pipet tetes yaitu penggunaan tekanan udara dalam tabung dengan menekan
bagian karet pada ujung tabung. Hal ini sesuai dengan pendapat Hendrawan
(2021) yang menyatakan jika pipet tetes adalah pipet kecil yang memiliki
bagian agak meruncing pada bagian bawahnya dengan ujung atas dilapisi karet
dengan menggunakan prinsip tekanan dengan memencet karetnya serta
fungsinya untuk memindahkan dan mengambil sejumlah kecil larutan berupa
tetesan dari satu wadah ke wadah lainnya.
Tabung reaksi merupakan salah satu alat dalam laboratorium yang digu-
nakan untuk melakukan analisis secara kualitatif. Tabung reaksi berfungsi un-
tuk tempat mereaksikan dua atau lebih bahan kimia atau digunakan juga untuk
tempat pengkembangbiakan mikroba dalam media cair. Hal ini sesuai dengan
pendapat Wulansari (2018) yang menyatakan jika tabung reaksi merupakan
salah satu peralatan gelas yang digunakan sebagai tempat zat cair yang direak-
sikan dalam pengamatan.
Gelas ukur adalah salah satu peralatan gelas yang digunakan dalam labora-
torium yang fungsinya digunakan untuk mengukur volume cairan. Gelas ukur
merupakan jenis peralatn gelas yang bisa dipakai berkali-kali. Gelas ukur
memiliki ketelitian yang rendah. Menurut Egy (2018) gelas ukur yang paling
umum sebagai peralatan laboratorium mudah dibersihkan dan diautoklaf, dan
dapat digunakan kembali berulang kali dengan perawatan yang tepat, dan da-
pat digunakan untuk mengukur, mencampur, merebus, mengkristal, menguap,
melarutkan, menyimpan, dan banyak lagi. 
Pipet ukur adalah salah satu alat yang digunakan di laboratorium kimia.
Alat ini termasuk ke dalam alat gelas. Penggunaan pipet ukur untuk mengam-
bil larutan dengan ukuran tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudirman
(2019) yang menyatakan jika pipet ukur merupakan alat gelas laboratorium
yang digunakan untuk memindahkan sampel larutan dari satu temapat ke tem-
pat lainnya. Alat laboratorium ini berbentuk silinder dan terbuat dari bahan
gelas. Pipet ukur merupakan jenis alat volumetric atau alat untuk mengukur
volume suatu cairan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Elizabeth (2014) yang
menyatakan jika pipet ukur masuk kedalam klasifikasi alat laboratorium vol-
umeterik yang memiliki skala volume. Biasanya pipet ukur datang dengan
ukuran volume yang cukup beragam, mulai dari 0,5 mL hingga 100 mL.
Labu erlenmeyer adalah salah satu alat gelas laboratorium yang salah satu
fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan kimia cair. Gelas ini juga sering
digunakan untuk proses titrasi untuk menampung larutan yang akan digu-
nakan. Selain itu, erlenmeyer juga dapat dimaksimalkan untuk tempat pembi-
akan mikroba. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anto (2017) erlenmeyer
merupakan jenis peralatan non-volumterik karena tidak digunakan untuk
menghitung volume suatu cairan, namun lebu Erlenmeyer memiliki keunggu-
lan untuk memaksimalkan perkembangan mikroorganisme, disamping untuk
menyimpan cairan yang akan digunakan untuk praktikum.
Tabung durham merupakan alat yang digunakan di dunia mikrobiologi un-
tuk mendeteksi produksi gas yang dihasilkan dari mikroorganisme. Alat ini
berukuran kecil, ditempatkan pada tabung reaksi yang telah berisi cairan per-
tumbuhan mikroorganisme dan zat indikator yang dapat menandai terjadinya
perubahan warna karena adanya perubahan derajat keasaman dan gas yang di-
hasilkan.Hal ini sesuai dengan pendapat Erliyanti (2020) yang menyatakan
jika tabung durham digunakan untuk mendeteksi gas yang dihasilkan mikroor-
ganisme, produksi gas dicirikan dengan terdapatnya gas di ujung tabung
durham setelah mikroorganisme diinokulasi dan diinkubasi. Penggunaan
tabung durham ini biasa dilakukan pada pengujian biokimia dalam identifikasi
bakteri.
Mortar adalah wadah di mana zat ditumbuk atau dihancurkan dengan alu .
Alu adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan, menumbuk atau meng-
giling bahan dalam mortar . Dalam kimia keadaan padat mortar dan alu sering
digunakan untuk menyiapkan reaktan untuk sintesis keadaan padat (metode
keramik). Hal ini sesuai dengan pendapat Anneira (2013) yang menyatakan
jika mortar dan alu adalah satu kesatuan alat yang digunakan untuk meng-
haluskan suatu bahan padat yang akan digunakan dalam praktkum. Mortar dan
alu terbuat dari gelas dan digunakan dengan cara menumbuk.
Batang l atau spreader merupakan alat yang digunakan dalam pengem-
bangbiakan mikroorganisme seperti virus dan jamur, yang berfungsi untuk
menyebarkan pada media kembang seperti media agar dalam cawan petri. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Amalia (2020) yang menyatakan jika batang L
berfungsi dalam isolasi dan pembiakan mikroba yaitu untuk menyebarkan
cairan di permukaan media supaya mikroba yang tersuspensi dalam cairan
tersebut tersebar merata.

6.2. Peralatan Sterilisasi


Autoklaf adalah alat dengan tekanan tertentu yang digunakan untuk
melakukan proses industri dan ilmiah yang membutuhkan suhu dan tekanan
tinggi. Pada dasarnya autoklaf elektrik memiliki prinsip kerja mengubah ene-
gri listrik menjadi energi panas, yang mendidihkan air dalam autoklaf dan
mengubahnya menjadi uap air yang bertekanan tertentu. Menurut Lies (2020)
autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
suatu benda menggunakan uap bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Anto (2017) yang menyatakn jika autoklaf meru-
pakan alat pemanas yang digunakan untuk mensterilisasi suatu alat atau ba-
han menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121 oC, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Suhu yang tinggi akan membunuh microorganisme.
Autoklaf ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang
diproduksi oleh bakteri, tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibi-
otik.

6.3. Alat Inkubasi


Inkubator laboratorium menyediakan lingkungan yang terkontrol dan be-
bas kontaminan untuk pekerjaan yang aman dan andal dengan kultur sel dan
jaringan dengan mengatur kondisi seperti suhu, kelembaban, dan CO 2. Inkuba-
tor mikrobiologi digunakan untuk pertumbuhan dan penyimpanan kultur bak-
teri. Prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan siklus dekontaminasi suhu
tinggi, filtrasi HEPA dan penggunaan komponen tembaga antimikroba di
dalam bilik. Beberapa unit memiliki pintu kaca bagian dalam yang memu-
ngkinkan konten untuk dilihat tanpa mengganggu suasana inkubator. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sudirman (2019) yang menyatakan jika inkubator
merupakan alat yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pada proses
inkubasi dilaboratorium mikrobiologi yang mengunakan komponen alat yang
lumayan mahal dan membutuhkan tegangan listrik lumayan tinggi pada saat
pengunaannya dilaboratorium.
Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan
inokulasi/ penanaman. Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang digu-
nakan dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan peminda-
han tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Prinsip
kerja Laminar Air Flow adalah dengan adanya udara steril yang mengalir se-
cara konsisten. Hal ini sesuai dengan pendapat Heldman (2018) yang meny-
atakan jika Laminar Air Flow (LAF) merupakan alat strelisasi dalam laborato-
rium mikrobiologi yang menggunakan prinsip aliran udara horizontal sebagai
media sterlisiasi. 
Oven merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk sterilisasi.
Oven laboratorium menggunakan prinsip melakukan pemanasan secara ter-
tutup. Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat
dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban.. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Ririn (2016) yang menyatakan jika oven merupakan salah
satu alat penting dalam laboratorium mikrobiologi untuk mensterilisasi media
dan alat laboratorium yang menggunakan prinsip ruang pemanas. 
Anaerobik jar adalah alat yang didesain khusus untuk menginkubasi bak-
teri anaerob. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ririn (2017) yang menyatakan
jika anaerobic jar merupakan alat laboratorium mikrobiologi yang dirancang
khusus untuk inku-basi terhadap bakteri anaerob. Prinsip kerja dari alat anaer-
obik jar yang menggunakan teknik GasPak system adalah dengan mengelu-
arkan oksigen dari botol yang tertutup dengan bantuan GasPak Generator dan
katalis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arya (2014) yang menyatakan jika
prinsip kerja anaerobik jar menggunakan system gaspak, gas-pak adalah
metode yang digunakan dalam produksi lingkungan anaerobic, biasanya digu-
nakan untuk membiakkan bakteri yang mati atau gagal tumbuh dengan adanya
oksigen.

6.4. Alat Lainnya


Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat objek-objek kecil,
dengan alat ini akan diperoleh perbesaran. Hal ini sesuai pernyataan An-
neheira (2013) yang menyatakan bahwa mikroskop merupakan alat yang bisa
digunakan untuk melihat benda-benda yang ukurannya sangat kecil yang tak
bisa diamati oleh mata telanjang. Hal ini memungkinkan untuk melihat
mikroorganisme dan struktur yang tak nampak dengan mata telanjang.
Berdasarkan jenis kenampakan objek yang diamati, mikroskop dibagi menjadi
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop streo). Sedangkan berdasarkan sumber cahaya, mikroskop dibagi
menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop ca-
haya adalah mikroskop yang memanfaatakan cahaya matahari sebagai sumber
cahaya alami untuk melakukan pengamatan. Hal ini sesuai pendapat Mardigan
(2022) yang menyatakan jika pada mikroskop cahaya digunakan cahaya mata-
hari sebagai sumber penerangan,meskipun demikian, ada juga mikroskop ca-
haya yang menggunakan lampu sebagai alat pencahayaan untuk pengamatan.
Mikroskop cahaya Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa yakni lensa
okuler, lensa objektif dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak
pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa
berbentuk lensa tunggal 4 (monokuler) atau ganda (binokuler).
Hotplate merupakan pemanas seperti kompor listrik dengan lempeng
panas di atasnya untuk keperluan laboratorium. Perangkat pemanas ini bekerja
dengan prinsip mengubah energi listrik dan energi panas, dan lempengan yang
berperan sebagai konduktor. Hotplate aman untuk memanaskan wadah
berbahan kaca. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anna (2017) yang meny-
atakan jika hotplate merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pem-
anasan, yang prinsipmya menggunakan medan magnet atau gelombang elek-
tromagnetik yang berputar. Stirrer dilengkapi dengan stir bar yang dimasukkan
ke dalam wadah larutan untuk membantu homogenisasi. Stir bar adalah mag-
net pengaduk yang bergerak bergerak di dalam larutan mengikuti arus magnet
dari alat utama.
Desikator adalah panci/wadah yang terbuat dari bahan kaca/gelas yang
tersusun berfungsi menghilangkan air dan kristal hasil pemurnian. Desikator
terdiri dua bagian, pada bagian bawah terdapat gel silika yang berfungsi
sebagai zat penguap uap air dan dibagian atas sebagai tempat pengering bahan
yang diuapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Egy (2018) yang meny-
atakan jika desikator merupakan yang digunakan untuk mendinginkan bahan
atau alat gelas (misalnya ; krus porselin, botoltimbang) setelah dipanaskan dan
akan ditimbang serta untuk mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau ba-
han yang harus diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.
Jarum ose adalah alat berbahan kaca dengan ujung yang terbuat kawat
baja tajam atau membulat yang digunakan untuk menginokulasi mikroba atau
ditransfer ke media kultur lain. Menurut John (2014), jarum ose merupakan
alat laboratorium yang digunakan di bidang mikrobiologi untuk memindahkan
dan menginokulasi mikroorganisme hidup.
Colony counter adalah salah satu alat laboratorium yang secara khusus di-
aktifkan untuk menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh setelah di-
inkubasi dalam media biakan. Menurut Abdul (2016) colony counter meru-
pakan alat yang memudahkan untuk menghitung koloni bakteri lebih banyak
lagi yang tumbuh pada preparat, dengan menghitung hanya seperempat pada
bagian preparat. Dimana, kita. tinggal koloni bakteri yang dihitung dengan
menggunakan pen elektrik (counting pen) yang terhubung dengan counter.
Perangkat alat Colony Counter terdiri atas sejumlah komponen, yaitu kompo-
nen power elektrik yang di dalam terdapat tombol untuk menghidupkan dan
mematikan alat serta switch untuk pengaturan pencahayaan. Selajutnya adalah
ruang hitung ( wolffugell disk) yang di dalamnya dilengkapi dengan sumber
cahaya berupa lampu LED. Tepat di atas ruang hitung terdapat komponen
kaca pembesar (LUP) untuk memudahkan penglihatan terhadap obyek. Alat
ini jga dilengkapi dengan display seven segment untuk menampilkan angka
jumlah perhitungan yang kita lakukan. Komponen tambahan lain yang
berperan penting adalah pen elektrik yang terhubung langsung dengan
counter.

VII. KESIMPULAN
Dalam laboratorium mikrobiologi, digunakan berbagai jenis peralatan seperti
peralatan, seperti peralatan gelas, peralatan untuk sterilisasi, peralatan inkubasi serta
peralatan pendukung lainya. Peralatan gelas merupakan peralatan yang esensial yang
digunakan dilaboratorium, misalnya gelas ukur, tabung reaksi dan pipet tetes. Per-
alatan sterlisasi digunakan untuk mensterilkan peralatan labaoratorium maupun me-
dia yang digunakan dalam praktikum, misalnya oven dan autoklaf. Alat inkubasi di-
gunakan untuk menyimpan media dalam praktikum mikrobiologi, misalnya alat in-
cubator untuk menyimpan media agar. Peralatan lainya seperti mikroskop juga san-
gat penting untuk pengamatan. Untuk menjaga keselamatan kerja dalam laborato-
rium, penggunaan peralatan laboratorium harus sesuai dengan prosedur cara penggu-
naannya.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Budhi, Arifin. 2020. Analisis Komparatif Metode Deteksi Pada Gelas Kimia. Jurnal
Konferensi Kimia, 1446(1), 12-22
Anneira, Mortimer. 2013. Microscope Basics and Beyond. New York: Olympus America
Inc.  
Arya Permana, Budi Setiyono. 2017. Inkubator yang Dilengkapi Alat Pengontrol. Jurnal
Teknik Bioproses.
Erdy Banu Wicaksono. 2021. Rancang Bangun Colony Counter Berbasis IOT. Jurnal
Teknika, 17(18), 20-29.
Campbell. 2013.  Plant Physiology. Sunderland: Sinauer Associates.  
Abdul Haris. 2016. Colony Counter Dilengkapi LCD Berbasis Mikrokontroler Atmega 16.
Politeknik Muhammadiyah. Yogyakarta. 5 - 22
Anna Benard. 2017. Biology Tools. Journal of Biology, 23(35), 45-56
Anto Ahmadi. 2017. Pengaruh Cara Penggunaan Alat Laboratorium Terhadap Validitas Hasil
Penelitian. Jurnal Pemanfaatan Teknologi.
E. Erliyanti. 2020. Deskripsi Umum Pengetahuan Tentang Alat Laboratorium. Jurnal Ilmu
Kimia dan Pendidikan Kimia, 20(8). 19-27
Egy Mulyanto. 2018. Pemahanamn Siswa Terhadap Peralatan Laboraorium. Jurnal Eduksai
Indonesia.
Hye Sung Han, Sun Hye Shin, Woo Jun Sul. 2021. Microbiology Laboratory Tools. Journal
of Microbiology, 60(3), 66-78
Imanudin, Gusti Ramlee, Humaira. 2018. Peralatan Gelas pada Laboratorium. Jurnal Sains
dan Teknologi, 32(2), 17-26
Lee Qinqu. 2017. Experimental Investigation of the Condensation Heat Transfer Coefficient
of R134a inside Horizontal Smooth and Micro-Fin Tubes Energies. Journal of Tech-
nology in Biology.
Rahmawati. 2020. Pemanfaatan Limbah Gelas untuk Pembuatan Labu Erlenmeyer. Journal
of Biodegredable Tecnology.
Ruhamana Turger. 2022. An Effective Use of Petri Dishes for Microcultures. Microbiology
Society, 7(15), 12-19
Sri Haryanto. 2020. Penanganan berbagai Tingkat Kelengketan pada Alat gelas di Laborato-
rium dari Pengaruh Basa kuat larutan NaOH beserta Ujinya. Jurnal Pengelolaan Labo-
ratorium Pendidikan, 2(1), 19-25.
Wulsansari. 2018. Pengamatan KIT Stoikiometri untuk Meningkatkan Pemahamna Melalau
Sistem Approach. Journal of Inovative Science.
Sudirman, Lukma Hadi. 2019. Deskripsi Pengetahuan Alat -Alat Praktikum Kimia Peserta
Didik. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 3, Issue 5, 2021.
Lies Winarsih, Dedi Sutanto. 2020. Mencari Media Autoklaf yang Murah dan Bersih.
Indonesia Journal of Laboratory, Vol. 3, No. 1, 2020.
Ririn Andriani. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi
Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi Vol.1 No.1.
2016. 
LEMBAR PENGESAHAN

Pemalang, 17 Maret 2022


Mengetahui
Asisten Praktikum Praktikan

Priyanda Hadi Pratama Sahrul Ramadani


NIM. 240201117140080 NIM. 24020221130028

Anda mungkin juga menyukai