Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmatnya yang telah diberikan kepada kita
semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Responsi alat-alat
laboratorium bakteriologi yang merupakan tugas kami pada Semester II dalam mata kuliah
Spesialte dan Terminologi Kesehatan guna memenuhi kegiatan belajar mengajar.
Kami ucapkan terima kasih pada dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingannya dan teman teman yang memberikan dukungan dan masukannya kepada
kami dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga tugas ini dapat terselesaikan oleh kami
sebagaimana mestinya.
Namun sebagai manusia biasa, kami tentunya tak luput dari kesalahan. Oleh karena
itu, saran serta kritik yang membangun senantiasa kami terima sebagai acuan untuk tugastugas kami selanjutnya.

Kediri, April 2013


Hormat kami,

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada umumnya mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari suatu
organism ehidup yang berukuran sangat kecil dan mikroskopis. Dalam bidang
mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik (mikroba atau
protista). Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan organisme lain,
antara lain ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan.
Banyak diantaranya menjadi penghuni manusia. Mikroorganisme sangat erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Dwidjoseputro, 2003).
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan
diameter lebih kecil dari 0,1mm. Dalam kegiatan di laboratorium mikrobiologi, para
praktikan yang melakukan praktikum harus menaati semua peraturan yang telah
diberikan, contohnya di dalam laboratorium kita dilarang makan, minum, merokok
dan mengobrol. Selain itu juga jas lab harus dipakai sebelum memasuki
laboratorium, sedangkan masker dan sarung tangan harus dipakai sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini perlu diperhatikan agar terhindar dari kontaminasi antara pribadi
dengan lingkungan sekitar yang ada di labioratorium (Sandjaja, 2002).
Berbagai peralatan yang ada di laboratorium banyak yang bersifat mudah
pecah sehingga kita perlu sangat hati hati dalam menggunakannya. Biasanya para
praktikan seringkali kurang hati hati dalam menggunakan peralatan sehingga
banyak peralatan peralatanyang digunakan pecah saat melakukan praktikum.
Kegiatan di laboratorium mikrobiologi dilakukan dengan memperlihatkan aspek
sterilisasi dengan peralatan tertentu antara lain jarum ose, mikroskop, sterilisator
(oven dan autoclave). Keamanan kerja perlu diperhatikan sehingga dapat dihindari
kontaminasi pribadi, pekerja dan lingkungan kerja. Pemeriksaan mikrobiologis
merupakan penunjang diagnostic klinik untuk menguatkan diagnosis definitive suatu
penyakit infeksi mirobial.
Mikroorganisme seperti bakteri, kapang, khamir dapat dijumpai pada
lingkungan di sekitar kita. Misalnya di udara, tanah, air, tubuh serta benda-benda
yang ada di sekitar kita. Bentuknya yang mikroskopis tidak memungkinkan kita
untuk melihatnya dengan mata langsung tanpa bantuan mikroskop(Herdiana,2004).
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami alat-alat di laboratorium
beserta fungsinya dan mengetahui cara menggunakan mikroskop.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar teori
Pengenalan Alat Salah satu tempat yang sangat penting yang selalu diperlukan
oleh para mahasiswa adalah laboratorium. Di laboratorium kita dapat meneliti berbagai
hal dengan menggunakan peralatan peralatan yang tersedia, sehingga laboratorium
dianggap sebagai suatu tempat dimana para mahasiswa dan dosen serta para peneliti
melakukan percobaan (Suratni, 2008).
Berbagai percobaan yang dilakukan biasanya menggunakan alatalat dalam
bentuk gelas yang bersifat mudah pecah. Sering sekali para praktikan kurang hati-hati
dalam menggunakan peralatan-peralatan yang bersifat mudah pecah tersebut di
laboratorium. Hal itulah yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, akan
tetapi bila dilakukan dengan cara yang benar dan hati-hati maka kecelakaankecelakaan
seperti itu dapatdiminimalisir. kecelakaan itu juga dapat terjadi karena kelalaian para
prktikan, ini dapat membuat orang tersebut cidera, dan bahkan juga bagi orangorang
yang berada di sekitarnya(Suratni,2003).
Keselamatan kerja di laboratorium adalah sesuatu yang sangat diharapkan
khususnya oleh para peneliti yang sering kali melakukan percobaan di laboratorium. Hal
ini biasanya terpikirkan oleh para peneliti yang selalu peduli akan kesehatan, keamanan,
dan kenyamanan kerja (Suratni,2003).
Biasanya, alatalat yang selalu dijumpai bila kita masuk ke dalam suatu
laboratoriuma dalah peralatanperalatan berbentuk gelas. Yang termasuk ke dalam bahan
bahan gelas ini antara lain adalah gelas beker, gelas ukur, Erlenmeyer, pipet tetes,
tabung reaksi dan lain sebagainya. Penggunaan alat alat ini harus sangat hatihati.
Karena alat alat ini sangat mudah pecah. Selain banyak peralatan yang berbentuk gelas,
di dalam laboratorium juga banyak sekali terdapat barangbarang yang mahal. Yang
termasuk alatalat ini seperti mikroskop, autoklaf, incubator dan lain sebagainya.

BAB III

METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 13 Maret 2015, pada pukul 11.00
WIB sampai selesai. Yang bertempat di laboratorium Bakteriologi Institut Bhakti Wiyata
Kediri.
3.2 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini antara lain mikroskop, ose bulat,
ose jarum,staining jar, dexicator, inkubator dan beberapa alat yang ada pada
laboratorium.
3.3 Cara Kerja
Dalam hal ini cara yang dilaksanakan untuk melakukan praktikum Pengenalan
Alat adalah dengan mengamati satu persatu alat-alat dari dalam laboratorium
bakteriologi, dan kemudian menggambar alat-alat tersebut serta membedakan fungsi dari
masing-masing alat.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4. 1 Hasil
Adapun hasil dari pratikum pengenalan alat
No
Nama alat dan fungsinya
1

Ose Bulat
Untuk penanaman kuman pada
media padat / cair
Untuk pembuatan sediaan.

Ose Jarum
Untuk penanaman kuman pada
media yang dibutuhkan tusukan
(semi solid), KIA, semi solid.

Staining Jar
Untuk pewarnaan sediaan kuman
dengan sistem celup
Bak pengecatan.

Dexicator
Untuk menginkubasi/
mengeramkan kuman secara
anaerob oksiben

Gambar

Inkubator
Untuk menginkubasi kuman secara
aerob.

Oven
Untuk mensterilisasi alat dengan
suhu 160o- 170oC selama 1 jam.
Untuk mengeringkan media dengan
suhu kurang lebih 70oC.
Memiliki satu pintu dari stainless.

Petri disk / Plate


Untuk tempat media padat
Untuk membiakkan koloni bakteri/
jamur.

Auto Clave
Untuk sterilisasi media dengan
suhu 121oC selama 15 menit
dengan tekanan 1-1,5 Atm
Menggunakan prinsip uap air
bertekanan.

Tabung Reaksi
Untuk tempat media padat/ cair

10

Tabung Khan
Untuk tempat media padat, cair dan
semi solid

11

Tabung Durham
Untuk melihat pembentukan gas
oleh kuman, KIA, sitrat
Penggunaan tabung ini dimasukan
ke tabung khan / reaksi dengan
posisi terbalik

12

Objek glass datar


Untuk tempat sediaan atau preparat
Untuk tes koagulasi dan katalase.

13

Objek glass cekung


Untuk sediaan tetes gantung

14

Colony Counter
Untuk menghitung jumlah koloni
kuman pada media plate
Untuk mempermudah perhitungan
koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di cawan, karena ada
kaca pembesar

15

Inkase
Untuk mengurangi kontaminasi
pada penanaman kuman

16

Jembatan Pewarnaan
Untuk pewarnaan sediaan kuman
dengan sistem tuang
Bak pengecatan

17

Batang Pengaduk
Untuk mengaduk cairan di dalam
gelas kimia

18

Erlenmeyer
Untuk mengaduk cairan melalui
pengocokan, juga bisa melakukan
titrasi

19

Beker glass
Untuk pengukuran masa jenis
sebuah benda / dapat digunakan
sebagai praktikum kimia sebagai
penampung, mencampur/
memenaskan bahan kimia cair

20

Gelas Ukur
Untuk mengukur volume cairan
yang terdapat di dalamnya, juga
terdiri dari beberapa ukuran/
kapasitas.

21

Pipet pasteur dan Pipet tetes


Untuk mengambil cairan skala
kecil
Untuk memindahkan cairan tertentu
dari satu tempat ke tempat lain.

22

Spatula
Untuk mengambil sejumlah zat
padat.

23

Kaca Asbes
Untuk menahan dan menyebarkan
panas yang berasal dari api bunsen.

24

Kaki tiga
Untuk memanaskan

25

Cawan / Kaca Arloji


Untuk wadah menimbang zat padat
juga untuk penguapan sederhana.

26

Push Ball
Untuk mengisap larutan dari botol
larutan.

27

Hot Plate Stirrer dan Sirrer Bar


Untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan

28

Spiritus
Digunakan untuk pembakaran
media.

29

Penjepit tabung
Untuk menjepit tabung reaksi
Untuk menjepit object glass

30

Pinset
untuk mengambil benda dengan
menjepit misalnya saat
memindahkan cakram antibiotik.

31

Rak tabung
Untuk tempat tabung reaksi

32

Microskop
Untuk melihat benda benda
kecil( jasad renik yang tidak
tampak oleh mata telanjang

4. 2 Pembahasan
Praktikum kali ini mempunyai tujuan untuk memperkenalkan alat-alat yang
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi serta fungsi-fungsinya. Alat-alat di
laboratorium terdiri dari mikroskop, pipet tetes, tabung reaksi, erlenmeyer, bunsen, ose
bulat, gelas beker, tabung reaksi.
Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan untuk melihat benda benda
kecil( jasad renik yang tidak tampak oleh mata telanjang. Bagian-bagian mikroskop
meliputi sistem optik dan mekanik. Sistem optik terdiri dari Okulair gunanya untuk
memperbesar bayangan semu terakhir sehingga dapat dilihat oleh mata,terdiri dari 2
macam yaitu monookulair dan binookulair, Obyektif gunanya untuk memperbesar
bayangan benda, kondensor adalah lensa cembung yang bersifat memfokuskan sinar dan
mempertegas pencahayaan benda, cermin gunanya utnuk mengumpulkan / menangkap
sumber cahaya. Sistem mekanik terdiri dari tabung ( tempat lensa okulair), makrometer
(menaik turunkan tubus secara cepat agar bayangan dapat terfokus), micrometer (menaik
turunkan tubus secara lambat agar bayangan dapat terfokus), revolver (tempat lensa
obyektif), meja obyek (tempat sediaan yang akan diperiksa), penjepit (untuk menjepit
sediaan yang akan diperiksa), sekrup penggerak ( penggerak sediaan yang akan
diperiksa), kerangak (untuk menyangga mikroskop), foot (dasar mikroskop), diafragma
(mengatur intensitas cahaya yang masuk).

Cara mnggunakan mikroskop dengan cara basah. Cara ini menggunakan obyektif
100x dan menggunakan oil immersi. Teknik : mikroskop dalam posisi tegak, carilah
sumber cahaya dengan menggunakan cermin, setelah didapat lapang pandang yang
terang letakkan sediaan pada meja dan jepitlah dengan penjepit sediaan, obyektif
diturunkan sampai hampir menyentuh sediaan, carilah bayangan benda, naikkan obyektif
dengan menggunakan makrometer secara perlahan, setelah bayangan benda terfokus
putarlah mikromeer sampai bayangan benda jelas terlihat,sediaan diberi minyak cedar
obyektif diganti 100x,diamati.
Cara menyimpan mikroskop yaitu mikroskop dalam posisi tegak, kondensor
diturunkan penuh, diafragma diturunkan penuh, cermin disejajarkan, obyektif 10x
ditempatkan tepat pada lubang stage, obyektif diturunkan penuh, simpan mikroskop pada
kotak yang kering dan bersih.
Selain alat alat kita juga harus mengenal macam macam reagen yang di pakai di
dalam laboratorium bakteriologi di antaranya adalah PZ (phisiologi zuur) digunakan
untuk pembuatan suspensi kuman, oil imersi digunakan untuk pengamatan mikroskop
menggunakan lensa obyektif, xylol digunakan untuk membersihkan lensa obyektif 100x,
H2O2 3% digunakan untuk tes katalase, plasma citrat digunakan untuk tes koagulase,
reagen VP digunakan untuk test media VP, reagen MR digunakan untuk test media MR,
indol digunakan untuk test media indol dan Na Dioksi Cholate untuk string test.
Alat-alat sterilisasi terdiri dari oven, autoclave. Inkubator adalah alat untuk
menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yangterkontrol. Alat ini dilengkapi
dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi
Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Colony counter berguna untuk mempermudah
perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca
pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna
untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri
dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Autoclave adalah alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 1-1,5
atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan
benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi
yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Dalam praktikum ini kita harus
mengenal dahulu alat-alat dan kita harus tahu fungsi dan cara kerja dari masing-masing
alat tersebut. Kebanyakan para praktikan tidak tahu mengenai fungsi dari alat yang dia
pakai sendiri sehingga sering terjadi salah dalam penggunaan alat. Jadi, sebelum
melakukan praktikum kita harus terlebih dahulu mengenal fungsi dan cara kerja dari
masing masing alat yang ada di laboratorium.
Dengan begitu kita akan lebih aman dalam melakukan percobaan dan hasil
percobaan yang kita lakukan akan sangat memuaskan. Pada praktikum ini kita masih
menggunakan alat-alat yang belum steril dari bakteri. Keadaan alat seperti itu sangat
mempengaruhi dalam berlangsungnya suatu percobaan.Mengenai keakuratan hasil
pengamatan bisa ditentukan oleh alat-alat yang digunakan dalam proses berlangsungnya
praktikum, karena sterelisasi pada peralatan praktikum juga sangat berpengaruh pada
hasil percobaan atau hasil penelitian.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat, maka kita dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan praktikum kita harus mengenal terlebih dahulu fungsi dan cara
kerja masingmasing alat yang akan kita amati agar dalam penggunaanya tidak salah.
2. Peralatan yang biasa digunakan dalam laboratorium berbentuk gelas dimana bersifat
mudah pecah.
3. Alat yang biasa dipakai dalam laboratorium mikrobiologi diantaranya adalah oven,
autoklaf, mikroskop, alat gelas (tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer , pipet tetes,
beaker glass, ose bulat dan bunsen).
4. Dengan mengenal dan mengetahui terlebih dahulu peralatan laboratorium maka akan
mengurangi terjadinya kecelakaan dan kesalahan pada saat praktikum
5. 2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan dengan serius agar apa yang
kitapelajari pada praktikum dapat menambah ilmu pengetahuan /wawasan kita dan ada
baiknyasetiap pratikan diberi kesempatan untuk mencoba menggunakan alat dan pratikan
beserta asisten diharapkan saat pratikum bisa lebih komunikatif.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.


Hadioetomo, R. T. 1993. Mikrobiologi Dalam Praktek. Laboratorium Mikrobiologi:
Bandung.
Sandjaja. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga : Jakarta.
Suriawiria, U. 1985. Mikrobiologi Umum. Angkasa : Bandung.
(online) http//www.google.com. diakses 02 Mei 2015.

Anda mungkin juga menyukai