Anda di halaman 1dari 6

NUR HALIJA

210207500004

A/2021

KELOMPOK 4

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN KEAMANAN PANGAN

REVIEW JURNAL RESPON 1

"Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan
Praktikum"

Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak
sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar
dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan
prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin.

Selain itu, peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang
tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan.

Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram (inkubator), autoklav, rak dan
tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu
spritus, ose (Selian, dkk., 2013)

Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia
mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk
kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya (Dwidjoseputro, 2005)

Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan. Metode hitungan
cawan palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada bahan pangan. Medium
yang digunakan antara lain, medium plate count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet,
inkubator (Safitri dan Swarastuti, 2011).
Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam oven dan dipanaskan
dengan suhu 160 - 170oC selama 1-2 jam. Autoklave, untuk mensterilkan tabung reaksi
bertutup dan erlenmeyer.

Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam autoklave yang ditutup
dengan rapat dan nyalakan autoklave dengan temperature 121℃ dan tekanan antara 15-17,5
psi (pound persquare inci) atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan Abdul, 2012). Autoklaf atau
dikenal dengan

metode sterilisasi panas basah biasanya sterilisasi yang menggunakan bantuan alat autoklaf
dengan tekanan bersaturasi. Berikut ini merupakan siklus (cycle) yang akan menjamin proses
sterilisasi di dalam autoklaf menjadi efektif: 3 menit pada suhu 134oC ; 10 menit pada suhu
126oC ; 15 menit pada suhu 121oC ; 25 menit pada suhu 115oC ( Zahid, 2010).

Hal yang perlu diperhatikan saat pengisian bahan/alat yang ingin disterilkan adalah material
tersebut dikemas cukup longgar di dalam sebuah wadah (chamber) untuk mempermudah
penetrasi uap panas dan menghilangkan udara setelah proses sterilisasi selesai. beberapa
aturan yang perlu diperhatikan untuk menghindari kecelakaan atau bahaya saat menjalankan
autoklaf: 1. Harus ditunjuk personil yang terlatih dan berpengalaman untuk bertanggung jawab
dan melakukan perawatan rutin. 2. Program pemeliharaan harus mencakup inspeksi secara
rutin terhadap chamber, door seals, dan semua gauges, yang dilakukan oleh personil yang
cakap Uap panas harus jenuh (saturated steam) dan bebas dari bahan kimia korosif yang dapat
mengkontaminasi bahan yang sedang disterilkan. 3. Semua bahan yang diautokaf harus berada
di dalam wadah yang memungkinkan uap panas mudah berpenetrasi secara merata dan
membuang udara keluar setelah proses. 4. Untuk autoklaf yang tanpa alat interlocking safety
yang dapat mencegah pintu terbuka saat chamber diberi tekanan, saluran uap panas utama
(the main steam valve) harus ditutup dan suhu harus turun hingga dibawah 80oC sebelum pintu
dibuka (Zahid, 2010).
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dalam laboratorium dan
dijelaskan juga fungsi , cara penggunaan alat serta prinsip kerjanya masing-masing. Alat-alat
yang digunakan dalam melaksanakan praktikum terbagi atas 3 macam alat yaitu alat elektri,
gelas dan non gelas.

Alat-alat elektrik yang digunakan yaitu inkubator adalah alat yang berfungsi untuk
menginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu
dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah
10-70oC. Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu dengan memasukan atau menyimpan
biakanmurni mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas
suhu tertentu.

Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan
perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat
oleh mata telanjang.

Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu
diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya,
terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan
yang tegak, nyata dan di perbesar oleh mata pengamat.

Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas. Digunakan pada
sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba)
tanpa kelembaban. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan alat-alat yang telah
dibungkus dengan kertas yang akan disterilkan ke dalam oven dan menyusunnya pada rak,
kemudian memanaskannya diatas api.

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam
mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya
15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121°C (250°F).
Laminar Air Flow berfungsi untuk pengerjaan sacara aseptis karena mempunyai pola
pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam
sebelum digunakan.

Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan pmedia yang padat. pH
indikator universal prinsip kerjanya yaitu dengan menempelkan kertas pH indikator ini kebenda
yang akan di uji pH-nya, ada tingkatan warna tertentu yang menyatakan nilai atau tingkatan pH-
nya.

Alat-alat gelas seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan
penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media
padat, prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi,
tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung jangan
sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain.

Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan
sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Prinsip kerjanya yaitu medium
dapat dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.

Pembakar bunsen / pembakar Spirtus, prinsip kerjanya yaitu dengan menyalakannya dengan
membakar bagian sumbu (pada pembakar spirtus) dengan korek api atau dengan memberiapi
pada bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas).

Alat-alat non gelas yang digunakan yaitu pinset prinsip kerjanya adalah menjepit benda yang
akan diambil atau dipindahkan. Fungsi untuk mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat
memindahkan cakram antibiotik. Batang L, prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan bagian
yang berbentuk L untuk menyebarkan permukaan cairan.

Jarum Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang berbentuk
lurus dan ada pula yang bulat. Fungsi spatula yaitu Untuk mengambil bahan kimia yang
berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari semua bentuk kehidupan
mikroba yang patogen maupun yang non-patogen. Agar ruangan praktikum tetap steril,
lakukanlah sterilisasi rutin terhadap alat-alat dan tempat kerja. Contohnya meja, semprotkan
alkohol 70% ke meja. Dan bukan hanya ke meja, alkohol 70% juga dapat di semprotkan ke
tempat kerja lainnya. Bila ada cairan tumpah di ruangan kerja kita, maka harus langsung di
bersihkan agar ruangan kerja tetap steril.

Berdasarkan dari penjelasan di atas maka bisa disimpulkan bahwa alat-alat. yang digunakan
pada praktikum mikrobiologi terbagi tiga bagian diantaranya Alat-alat elektrik yaitu autoklaf,
biological safety cabinets, colony counter, incubator, laminar air flow, mikroskop, neraca
analitik dan oven. Selanjutnya alat-alat gelas seperti cawan petri, gelas objek, pembakar
Bunsen, tabung durham, dan tabung reaksi. Alat non-gelas yaitu batang L, jarum ose, pinset, rak
tabung, sendok tanduk, dan spatula.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta.

Safitri,M.F dan Swarastuti, A., 2011, Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi Kefir

Grain. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol 2(2).

Selian , L.S., Warganegara, E dan Apriliana, E., 2013, Uji Most Probable Number

(MPN) dan Deteksi Bakteri Koliform Dalam Minuman Jajanan yang dijual

Di Sekolah Dasar Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung ; ISSN

2337-3776.

Zahid, M., 2010, Pemilihan Bahan Kimia yang Tepat Untuk Dekontaminasi Di Dalam

Laboratorium. Ulasan Ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai