Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

"Aplikasi Beberapa Dosis Kompos Leguminosa Dengan Penggunaan Bio-Aktivator


Bio Aktivator Trichoderma
sp. Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum annuum L)"
BIDANG KEGIATAN :

PKM Karsa Cipta (KC)

Di Usulkan Oleh :
Nur Halija
210207500004

Universitas Negeri Makassar


`Fakultas Teknik
Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cabaii (capsicum annuum L) merupakan salah satu komoditas holtikultura yang
memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia dan dibutuhkan oleh hampir seluruh
lapisan masyarakat, sehing gga volume peredarannya di pasaran sangat besar.
Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, di antaranya kalori,
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1 dan C (Rukamana, 199
995).

Kompos leguminosa ialah kompos yang paling praktis yang dapat digunakan oleh
petani cabai, karena bah han dasar kompos ini mudah didapa at serta tidak
banyakk mengeluarkan biaya, sehingga kompos leguminosa dapat menjadi salah satu
sumber hara organik alternatif yang dapat digunakan oleh petani cabe secara
langsung (krishnawati, 2003)).

Kompos leguminosa adalah peruraian bahan organik dari tanaman leguminosa


oleh jasad renik (mikrobia). Yang dalam penelitian yang akan dilakukan ini
menggunakan Bio-aktivator trichoderma sp. Salah satu keunggulan dari kompas
leguminosa
inosa ini yaitu mudah terurai di dalam tanah sehingga mempercepat
penyiapan unsur hara bagi tanaman.oleh karena itu penggunaan kompos leguminosa
ini dapat meningkatkan pertuumbuhan dan produksi tanaman cabai (Karttini, 2007).

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aplikasi beberapa dosis kompos
leguminosa yang memanfaatkan bioaktivator Trichoderma sp. Dan mendapatkan dosis
kompos leguminosa yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan produksi tanaman cabai
(capsicum Annuum L)

C. Manfaat Penelitian
Pengaruh aplikasi beberapa kompos leguminosa manfaatkan bioaktivator trichoderma sp
dan mendapatkan dosis kompos leguminosa yang terbaik dalam meningkatkan an an-nissa
tanaman cabai (Capsicum Annuum L)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman cabai


Tanaman cabai merupakan perdu dari famili terong terongan (solanaceae) yang memiliki nama
ilmiah capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah peru Dan menyebar ke
negara-negara benua seperti Amerika,
A Eropa dan Asia termasuk negara In ndonesia, mereka
memanfaatkan tanaman berbuah pedas tersebut sebagai bumbu penyedap makanan
(prajatnanta,1999).

Dari masa ke masa, tanam man cabai mengalami perkembangan. Perkem mbangan ini bisa
dikatakan sejalan dengan perkembangan penduduk, kemajuan teknologi dan kemampuan
berevolusi dan beradaptasi dari tanaman itu sendiri. Perkembangan penduduk antara lain
menyebabkan peningkatan permintaan akan cabai. Kemajuan teknologi yang ditopang
kemajuan dan berevolusi dan beradaptasi. Antara lain berhasil memurnikan varietas cabai yang
ada (pracaya, 2001).

Di Indonesia sendiri, penan


naman cabai bermacam-macam tergantung d daerahnya. Cabai
sering disebut nama lain, sepe erti Lombok, cengis, cengek dan masih banyyak lagi sebutan
lainnya (prajnanta,1999).

Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal memiliki banyak
variasi. Menurut Sutedjo (2002) variates dengan tipe elongate memiliki rasa yan
ng sangat pedas,
serta memiliki ukuran buah ± 12×
×0,8 cm, dan memiliki berat 5-6 gram.

Daun tanaman cabai sangat bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang
berbentuk oval dan ada juga yang berbentuk lonjong. Warna permukaan daun bagian atas
biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan (prihmantoro, 2001). Ukuran
panjang daun cabai antara 3-11
11 cm, dengan lebar antara 1-5 cm berbentuk llonjong (pracaya,
2001).

2.2. Syarat Tumbuh


Cabai dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai ketinggian 200 m dpl. Tetapi bila
udara sangat dingin sampai embun membeku (frost) mungkin tanaman akan mati (prihmantoro,
2001). Bila temperatur sampai 35°C maka pertumbuhan kurang baik, sebaliknya bila temperatur
di bawah 10°C,pertumbuhan kura ang baik bahkan bisa mematikan tanaman cabaai (Suseno,2002).

Curah hujan pada waktu pertumbuhan tanaman sampai akhir pertumbuhan yang baik
sekitar 600-1250
1250 mm/tahun. Bila curah hujan berlebihan dapat menimbulkan penyakit,
terbentuknya buah kurang dan banyak
b buah yang rontok (Prihmantoro, 2001). T
Tanah yang asam
kurang baik untuk pertumbuhan cabai, maka perlu ditaburi kapur dan pupuk orgganik, tanah yang
baik bila mempunyaitanah yang baik
b bila mempunyai (pH) sekitar 6,5 (Wirakusum
mah, 1999).
2.3.Trichoderma sp.

Trichoderma Sp. Merupakan salah satu jamur antagonis terhadap patogen tular tanah dan
merupakan salah satu jamur tanaah yang termasuk divisi: Eumycota, Sub Divisi: D
Deuteromycotina,
Kelas: Hypocreacea, Ordo: mon niliales, Genus: Trichoderma dan Spesies: Ha arzianum (Agrios,
1997). Menurut Rifai (1969) goda trichoderma Sp. Bercabang membentuk koloni yang
berbentuk atau seperti kapas dan berhubungan dengan pertumbuhan dan struktur
konidiofornya, sebagian koloni membentuk zona mirip dengan cincin yang khas dan jelas.

Trichoderma Sp. Dapat hidup pada kisaran suhu yang cukup luas yaitu pada suhu 15°C
15°C-
37°C (Hardar, Harman dan Taylor,
T 1984). Selain itu jamur trichoderma Sp. Mempunyai
keunggulan diantaranya mudah dalam aplikasi, mudah terjangkau, tidak meng
ghasilkan racun (
toksin), ramah lingkungan, tida
ak mengganggu organisme lain terutama yan ng berada dalam
tanah, serta tidak meninggalkan residu pada tanaman maupun di tanah (Mardiansyah dan
Widyastuti, 2007).

Trichoderma Sp. Ini dapat dimanfaatkan


d untuk pembuatan kompos, karena
a jamur ini dapat
mempercepat proses dekomposisi bahan-bahan
bahan bahan organik yang akan digunakan sebagai
pembuatan kompos juga menjadikan kompos yang kaya unsur hara baik makro maupun mikro
(Yulensri, Lucida dan Henny, 200
07).

2.4.Kompos Leguminosa

Kompos leguminosa adalah kompos yang paling praktis yang dapat digunakan oleh petani
cabai karena tanaman leguminosa mudah didapatkan serta tidak banyak mengeluarkan biaya
sehingga kompos leguminosa dapat menjadi salah satu sumber hara organik alternatif yyang
dapat digunakan oleh petani cab
bai secara langsung (Krishnawati, 2003).

Fungsi pemberian kompres leguminosa bukan hanya untuk memperkaya unsur hara bagi
tanaman, namun juga berperan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam
tanah, mengikat unsur Hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah
sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah. Selain itu pembuatan
kompos leguminosa ini juga relatif mudah (Kartini,2007).

Kompas leguminosa memiliki kemampuan untuk menambat nitrogen dari udaramenambat


nitrogen dari udara, sehingga menjadi sumber unsur hara nitrogen bagi ekosistem tanah.
Keunggulan lainnya adalah mudah terurai di dalam tanah sehingga mempercepat
penyiapansehingga mempercep pat penyiapan unsur hara bagi tanaman n (Kartini,2007).
BAB III

TAHAP PELAKSANAAN

3.1.Bahan dan Alat


Bahan yang akan digunakan antara lain trichoderma Sp, tanah top soil incep
ptisol, bibit cabai
varietas SSP IPB, polybag beruk
kuran 50 cm x 40 cm dan polybag berukuran 10 c cm x 6
cm,kampus leguminosa, pestisiida nabati, pupuk kandang sapi, pupuk urea, puppuk SP 36, pupuk
TSP, pupuk KCL dan pupuk dolo omit.

Alat yang digunakan adalah mesin pencincang atau pencacah leguminosa, c cangkul, Garut
karang timbangan timbangan dig gital timbangan analitik, ayakan, ember plastik, m
meteran dan alat
tulis.

3.2.Rancangan Penelitian
penelitian yang akan dilakukan ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) yang yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 ulangan pada setiap
satuan percobaan terdiri dari 2 tanaman
t dan semua tanaman dijadikan sampell, sehingga akan
diperoleh jumlah keseluruhan 30 satuan percobaan.
Adapun 5 perlakuan yang akan diberikan yaitu:
 K0 : tanpa pemberian tricho-kompos leguminosa
 K1 : Pemberian tricho-kompos
tricho leguminosa dengan dosis 12 ton/ha setara dengan
100 gram/10 kg tanah (1 polybag).
 K2 : Pemberian tricho-kompos
tricho leguminosa Dengan dosis 30 ton/ha setara dengan
150 gram/10 kg tanah (1 polybag)
 K3 : pemberian tricho-kompos
tricho leguminosa dengan dosis 40 ton/ha setara dengan
200 gram/10 kg tanah (1 polybag).
 Pemberian tricho-kompos
kompos leguminosa dengan dosisleguminosa dengan dosis 50
ton/ha setara dengan 250 g/10 kg tanah (1 polybag).

3.3.Pelaksanaan Penelitian

a) Persemaian dan pemeliharaan bibit

b) Persiapan tempat penelitian

c) Persiapan medium tanam

d) Pemberian perlakuan
e) Penanaman
f) Pemeliharaan:
 Penyiraman
 Penyulaman
 Pemupukan
 Penyiangan
 Perempelan

Pemasangan turus

pengendalian hama

b) Panen

Pengamatan

Pengamatan dilakukan deng gan standar Deskriptors for capsicum (IPGRI, 1995
1995), parameter
yang akan diamati yaitu sebagai berikut:

a) Umur berbunga (HSS)

Bunga diamati dengan cara menghitung jumlah hari yang dibutuhkan tanaman untuk
berbunga,mulai dari pers
semian hingga munculnya bunga pertama. Tanaaman cabai
dikatakan sudah mencapai umur berbunga bila 50% dari seluruh sampel itu berbunga.

b) Unsur Panen (HSS)

Pengamatan umur panen dilakukan dengan menghitung jumlah hari dari persemaian
hingga mencapai panen pertama. Tanaman cabai dikatakan sampai umur panen bila 50% dari
seluruh sampel telah memiliki buah masa pada percabangan pertama.

c) Tinggi Tanaman (Cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur dari pangkal batan sampai titik
tumbuh tertinggi tanaman. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setelah panen kedua.

d) tinggi dikotomus (Cm)

Dikotomus adalah percabangan pertama yang muncul dari batang utama. Pengamatan
tinggi Dikotomus dilakukan satu kali setelah panen kedua.

e) diameter batang (Mm)


Pengamatan diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Diameter
batang diukur pada batang utama 5 cm di atas permukaan tanah. Pengamatan diameter batang
dilakukan setelah panen kedua.

f) lebar tajuk (Cm)

Pengamatan yang bertajuk dilakukan dengan cara mengukur dari satu titik ke titik yang lain
pada bagian tajuk terlebar dengan menggunakan meteran. Pengamatan lebar tajuk dilakukan
setelah panen kedua.

g) bobot per buah (g)

Pengamatan perbuah dilakukan dengan cara menimbang bobot semua buah dan dibagi
dengan jumlah buah dari tanaman sampel mulai dari paten pertama hingga panen terakhir.

h) panjang buah (Cm)

Pengamatan panjang buah dilakukan setelah panen kedua

i) diameter buah (Mm)

j) bobot buah per tanaman (g)

Nilai bobot buah per tanaman didapatkan dengan menjumlahkan bobot buah tiap panen
dibagi dengan jumlah tanaman sampel.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1.jadwal kegiatan
Format jadwal kegiatan
Kegiatan Bulan
januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Persezmaian ok ok ok Ok
dan
pemeliharaan
bibit
Persiapan ok
tempat
penelitian
Persiapan 0k
medium`
tanam
Pemberian Ok Ok Ok
perlakuan
Penanaman Ok
ke polybag
Penyisipan Ok
Pemasaran Ok
turus
Pemupukan Ok
anorganik
setengah
dosis anjuran
Penyiraman Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok
Penyiangan Ok Ok Ok
gulma
Pengendalian Ok
hama
Panen Ok Ok
Pengamatan Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok
tanaman
Pengolahan Ok Ok
data
4.2. anggaran biaya
n Jenis biaya
o pengelua
ran
1 Perlengk 6.000.000
apan
yang
diperluk
an
2 Bahan 2.000.000
habis
pakai
3 Perjalan 3.000.000
an
4 Lain-lain 2.000.000
jumlah 13.000.000
Daftar Pustaka
Agrois, G.N. 1997. Ilmu Penyakit Tumbuhan (Terjemahan).
Gadjah Mada Uiversitas Press. Yogyakarta.
Yogyakarta
IPGRI.1995. Deskriptors For Capsicum (Capsicum Spp.).
Internasional Plantgenetic Recousces Institute
1995. Italia. 51 Hal.
Krishnawat, D.2003. Leguminosa Untuk Kesuburan
Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Jakarta
Kartini,N.L 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos
Terhadap Petumbuhan Vegetative Tanaman Cabai Rawit.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Briwjaya. Malang.
Mardhiansyah,M Dan S.M.. Widyastuti. 2007. Potensi
Trichoderma Sp. Pada Pengomposansampah Organik Sebagai
Media Tumbuh Dalam Mendukung Daya Hidup Semai Tusam (Pinus (
Merkusii Jung Et De Vries). Sagu1 (6):29-23.
(6):29
Prajnanta,F. 1999. Agribisnis Cabai Merah. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai