Anda di halaman 1dari 10

ACARA III

BUDIDAYA KANGKUNG DALAM POLIBAG


A. TUJUAN
1. Mempraktikkan budidaya kangkung dalam polibag.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan budidaya kangkung dalam polibag.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Kangkung termasuk sayuran yang populer di Indonesia. Tanaman ini
berasal dari daerah tropis, terutama daerah Afrika dan Asia. Kangkung
mengandung gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi,
natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. (Priyowidodo, 2012).
Klasifikasi kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Sprematophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convulvulace
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans Poir
Ipomoea reptans Poir merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih
dari satu tahun. Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan
berakar tunggang. Akarnya menyebar ke segala arah dan dapat menembus
tanah sampai kedalaman 50 cm lebih. Batang tanaman berbentuk bulat
panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous), berwarna putih
kehijauan dan berongga-rongga (Rukmana, 1994).
Daun melekat pada buku-buku batang dan pada ketiak daun terdapat
mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Daun kangkung
merupakan daun tunggal dan dengan ujung daunnya runcing. Permuakaan
daun bagian atas berwarna hijau tua, dan bagian bawah berwarna hijau muda.
Selama fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah,
dan berbiji. Bunga kangkung darat berwarna putih bersih. Buah muda
berwarna hiaju keputih-putihan dan berubah menjadi cokelat tua setelah tua
dan kering. Buah kangkung berbentuk bulat telur yang di dalamnya terdapat
tiga biji yang berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif
(Haryoto, 2009).
Kangkung dapat tumbuh dan bereproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 m dpl, dan diutamakan
lokasi lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat
yang terlindungai (ternaungi), tanaman kangkung akan tumbuh memanjang
(tinggi) namun kurus-kurus. Tanah yang ideal untuk tanaman kangkung sangat
bergantung pada jenis atau varietasnya. Kangkung darat menghendaki tanah
yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik, dan tidak mudah
menggenang (becek). Pada tanah yang becek, akar dan batang tanaman
kangkung darat akan mudah membusuk atau mati (Rukmana, 1994).
Pekarangan rumah merupakan sebidang tanah di sekitar rumah, baik itu
berada di depan, di samping, maupun di belakang rumah. Pemanfaatan
pekarangan rumah sangat penting, karena manfaat yang dapat diambil sangat
banyak. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai
manfaat antara lain yaitu sebagai warung, apotek ,lumbung hidup dan bank
hidup (Ashari dkk, 2012). Disebut lumbung hidup karena sewaktu-waktu
kebutuhan pangan pokok seperti jagung, umbi-umbian dan sebagainya
tersedia di pekarangan. Selain pekarangan difungsikan untuk pemenuhan
bahan pangan (Arifin dkk, 2007), pekarangan untuk konservasi
keanekaragaman hayati pertanian dapat juga mendukung agroekologi dan
pertanian yang keberlanjutan (Marshall dan Moonen , 2002).
Pemanfaatan pekarangan rumah yang paling cocok dilakukan adalah
dengan ditanami oleh tanaman sayur. Menurut Sismihardjo (2008), lahan
pekarangan dapat dimanfaatkan untuk budidaya berbagai jenis tanaman,
termasuk budidaya tanaman buah dan sayuran serta sebagai salah satu bentuk
praktek agroforestri. Iklim Indonesia yang tropis sangat cocok untuk
pembudidayaan tanaman sayuran yang merupakan salah satu dari tanaman
kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia yang baik bagi kesehatan.
Kegiatan dengan menanam berbagai jenis tanaman sayur akan menjamin
ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus-menerus, guna
pemenuhan gizi keluarga (Riah, 2005). Tanaman sayuran yang mudah tumbuh
di daerah tropis juga dapat dibudidayakan dengan beberapa media.
Salah satu media yang dapat digunakan yaitu menggunakan polibag.
Polibag merupakan bahan yang terbuat dari plastik yang sangat tipis dan
berwarna hitam. Polibag umumnya berbahan dasar polietilen (PE) yang
memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan penggunaan
polibag antara lain murah, mudah diperoleh, memerlukan ruang sedikit untuk
penyimpanannya, ukuran dari kecil sampai besar, dan tidak memerlukan
pendukung tambahan. Kelemahan penggunaan polibag yaitu digunakan untuk
sekali pakai, membutuhkan media lebih banyak, waktu dan tenaga diperlukan
untuk pengisian media lebih banyak, pertumbuhan akar kurang baik, dan
setelah digunakan polibag akan menjadi limbah yang sulit diurai (Kurniaty
dan Danu, 2012) dalam (Sadida, 2015). Selain itu dari sisi harga bahan masih
tergolong mahal dan akan menjadi kendala bagi petani penangkar bibit dimana
biaya produksi menjadi lebih tinggi. Dari sisi teknis penggunaan media plastik
kurang praktis karena bibit seringkali mengalami stagnasi pada saat ditanam di
lapangan, karena masih harus melepas media tempat tanam. Salah satu cara
untuk mengatasi kelemahan polibag adalah dengan penggunaan wadah semai
berbahan dasar organik yang ramah lingkungan (pot organik) (Wilarso dkk,
2012).
Media tanam yang digunakan adalah Tanah dan pupuk kandang. Tanah
sebagai media yang ideal secara material tersusun oleh 4 komponen, yaitu
bahan padatan yang terdiri dari bahan mineral dan bahan 28 empera, air tanah
dan udara tanah. Berdasarkan volumenya, maka tanah secara rerata terdiri dari
50% padatan, 45% berupa bahan mineral (bahan hasil pelapukan batuan
induk, termasuk mineral primer, sekunder dan bahan amorf) dan 5% bahan
organik (flora dan fauna tanah perakaran tanaman serta hasil dekomposisi?
pengurai sisa vegetasi atau hewan hasil kegiatan mikroorganisme). 50% pori
berisi 20-30% air dan 20-30% udara (Sutanto, 2005). Pupuk kandang (pupuk
organik) yang berasal dari kotoran hewan/ternak. Susunan hara pupuk
akndang tergantung macam dan jenis hewan ternak. Nilai hara pupuk kandang
dipengaruhi oleh makanan hewan yang bersangkutan. Fungsi hewan tersebeut
sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja, jenis hewan dan
jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang(Agus, 2012). Pupuk
kandang tidak hanya ditentukan berdasarkan bahan organik tetapi besarnya
pasokan nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas mikroorganisme
kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang mempunyai pengaruh
yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Penggunaan pupuk kandang
untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan bentuk praktik pertanian
organik (Susanto, 2002).
Jarak tanam merupakan pengaturan jarak antar tanaman yang bertujuan
untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang dibudidayakan.
Oleh karena itu, pengaturan jarak tanam perlu diperhatikan untuk memenuhi
sasaran agronomi yaitu untuk mencapai produksi yang maksimal (Maspary,
2013). Kerapatan tanaman penting untuk diketahui guna mengantisipasi agar
tidak terjadi persaingan antar tanaman dan juga persaingan antara gulma
dalam memperebutkan unsur hara, ruang hidup, dan sinar matahari serta
efisiensi pemanfaatan lahan dapat berakibat menurunnya hasil dan kualitas
produksi tanaman. Jarak tanam yang terlalu rapat, selain berpengaruh terhadap
daun tanaman di bagian bawah, gulma yang tumbuh di bawah pertanaman
juga akan mendapat pengaruh negatif karena tidak mendapat cahaya, sehingga
terjadi pergeseran komposisi gulma akibat dari mikroklimat yang berbeda.
dengan hasil biji maupun berat kering tanaman (Chang, 1968). Kepadatan
populasi mempengaruhi persaingan diantara tanaman dalam menggunakan
unsur hara, air dan cahaya matahari. Pengaturan jumlah tanaman per lubang
yang sesuai akan mengurangi persaingan antar tanaman dalam hal penerimaan
cahaya matahari, air dan penyerapan unsur hara. Selain itu pengaturan jumlah
tanaman per lubang lebih hemat dalam penggunaan benih (Fhancu, 2012).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Pisau
b. Polibag
c. Ember
d. Cetok
2. Bahan
a. Tanah
b. Pupuk Kandang
c. Bibit kangkung

D. CARA KERJA
1. Menyiapkan media tanam dengan cara mencampurkan tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1 ke dalam ember.
2. Menyiapkan bibit kangkung, dengan memotong sepertiga tanaman
kangkung (sisakan ± 15 cm tanaman kangkung).
3. Mengisi 6 polibag dengan campuran media tanam yang sudah dibuat
sebanyak 2/3 bagian polibag.
4. Memasukkan 2 bibit kangkung pada 3 polibag dan 1 bibit kangkung pada
3 polibag, kemudian tutup kembali menggunakan tanah.
5. Menyiram setiap hari pada pagi dan sore hari.

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1 Hasil Pertumbuhan Kangkung dalam Polybag
Minggu Minggu Minggu
Minggu ke-4
ke-1 ke-2 ke-3
Perlakuan Sampel
TT JD TT JD TT JD TT JD
1 13cm 6 21cm 15 31cm 23 42cm 35
L1 2 13cm 8 24cm 16 33cm 26 47cm 39
3 12cm 6 22cm 15 31cm 24 43cm 35
Jumlah 38cm 20 67cm 46 95cm 73 132cm 109
1 11cm 7 17cm 13 21cm 18 35cm 29
2 12cm 8 21cm 15 27cm 21 38cm 31
L2
3 12cm 10 20cm 15 27cm 22 38cm 32
Jumlah 35cm 25 58cm 43 75cm 61 111cm 92
Sumber :Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman 2021.

F. PEMBAHASAN
Kangkung (Ipomoea reptans Poir) termasuk sayuran yang populer di
Indonesia. Tanaman ini berasal dari daerah tropis, terutama daerah Afrika dan
Asia. Kangkung mengandung gizi seperti protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, dan vitamin
C. Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan berakar tunggang.
Akarnya menyebar ke segala arah dan dapat menembus tanah sampai
kedalaman 50 cm lebih. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-
buku, banyak mengandung air (herbaceous), berwarna putih kehijauan dan
berongga-rongga.
Pada praktikum ini, budidaya dilakukan pada polibag yang memiliki
keunggulan berbagai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan penggunaan
olibag adalah harga yang murah, mudah diperoleh, tersedia dari ukuran kecil
sampai besar dan tidak memerlukan ruang yang banyak serta tidak
memerlukan pendukung tambahan. Kelemahan penggunaan polibag yaitu
hanya bisa digunakan untuk sekali pakai, membutuhkan media yang lebih
banyak, waktu dan tenaga diperlukan untuk pengisian media lebih banyak,
pertumbuhan akar kurang baik, dan polibag akan menjadi limbah yang sulit
diurai ketika sudah tidak digunakan.
Adapun langkah atau cara kerja untuk melakukan budidaya tanaman
kangkung dalam polibag, yang pertama yaitu menyiapkan media campuran
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 ke dalam ember. Kedua,
mengisi 6 polibag dengan campuran media tanam tersebut sebanyak 2/3
bagian polibag. Ketiga, membuat lubang tanam pada polibag dengan satu
lubang tanaman untuk 3 polibag, dan dua lubang tanam untuk 3 polibag.
Keempat, menyiapkan bibit kangkung dengan memotong sepertiga tanaman
kangkung serta menyisakan 15 cm tanaman kangkung yang akan ditanam.
Kelima, memasukkan bibit kangkung pada tiap lubang tanam dan tutup
kembali menggunakan tanah. Terakhir, menyirami setiap pagi dan sore hari.
Pada perlakuan 1-3 dengan satu lubang tanam, pada minggu pertama
sampel 1 memiliki tinggi tanaman 13 dan jumlah daun 6, sampel 2 memiliki
tinggi tanaman 13 dan jumlah daun 8, sampel 3 memiliki tinggi tanaman 12
dan jumlah daun 6. Pada minggu kedua sampel 1 memiliki tinggi tanaman 15
dan jumlah daun 31, sampel 2 memiliki tinggi tanaman 24 dan jumlah daun
16, sampel 3 memiliki tinggi tanaman 22 dan jumlah daun 15. Pada minggu
ketiga sampel 1 memiliki tinggi tanaman 31 dan jumlah daun 23, sampel 2
memiliki tinggi tanaman 33 dan jumlah daun 26, sampel 3 memiliki tinggi
tanaman 31 dan jumlah daun 24. Pada minggu keempat sampel 1 memiliki
tinggi tanaman 42 dan jumlah daun 25, sampel 2 memiliki tinggi tanaman 47
dan jumlah daun 39, sampel 3 memiliki tinggi tanaman 43 dan jumlah daun
35.
Pada perlakuan 1-3 dengan dua lubang tanam, pada minggu pertama
sampel 1 memiliki tinggi tanaman 11 dan jumlah daun 7, sampel 2 memiliki
tinggi tanaman 12 dan jumlah daun 8, sampel 3 memiliki tinggi tanaman 12
dan jumlah daun 10. Pada minggu kedua sampel 1 memiliki tinggi tanaman 17
dan jumlah daun 13, sampel 2 memiliki tinggi tanaman 21 dan jumlah daun
15, sampel 3 memiliki tinggi tanaman 20 dan jumlah daun 25. Pada minggu
ketiga sampel 1 memiliki tinggi tanaman 21 dan jumlah daun 18, sampel 2
memiliki tinggi tanaman 27 dan jumlah daun 21, sampel 3 memiliki tinggi
tanaman 27 dan jumlah daun 21. Pada minggu keempat sampel 1 memiliki
tinggi tanaman 35 dan jumlah daun 29, sampel 2 memiliki tinggi tanaman 38
dan jumlah daun 31, sampel 3 memiliki tinggi tanaman 38 dan jumlah daun
32.
, Berdasarkan hasil pegamatan, perlakuan satu lubang tanam memiliki
tinggi tanaman dan jumlah daun yang lebih yang lebih baik dibandingkan
perlakuan dua lubang tanam, hal ini menandakan bahwa perlakuan satu lubang
tanam memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan
perlakuan dua lubang tanam. Hal ini dapat terjadi dikarenakan jumlah lubang
tanam berpengaruh pada penyerapan unsur hara, smakin banyak jumlah
lubang tanam maka akan semakin tinggi persaingan yang terjadi pada tanaman
dalam memperebutkan unsur hara, air, dan cahaya.
Secara teori, pertumbuhan kangkung dengan satu lubang tanam
menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan
dua lubang tanam. Hal ini dikarenakan perlakuan dua lubang tanam
menyebabkan nutrisi yang diberikan kepada tanaman tersebut terbagi ke
masing-masing lubang tanam sehingga menyebabkan pertumbuhannya kurang
maksimal.
Pada praktikum ini, budidaya dilakukan dalam polibag dengan media
campuran yang digunakan adalah tanah dan pupuk kandang dengan perlakuan
satu dan dua lubang tanam yang betujuan untuk mengetahui perlakuan
manakah yang lebih baik untuk melakukan budidaya tanaman kangkung.
Berdasarkan pengamatan, perlakuan satu lubang tanam memberikan hasil
pertumbuhan yang lebih baik dikarenakan nutrisi yang terkandung pada media
tanam dapat digunakan secara maksimal dibandingkan dengan perlakuan dua
lubang tanam yang nutrisinya terbagi pada tiap-tiap lubang tanam.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Budidaya tanaman kangkung dalam polibag ini dapat dilakukan dengan
cara menyiapkan media tanam dan menyiapkan bibit kangkung dengan
cara memotong sepertiga tanaman kangkung. Lalu, mengisi polibag
dengan media tanam sebanyak 2/3 bagian polibag. Kemudian,
memasukkan 2 bibit kangkung pada 3 polibag dan 1 bibit kangkung pada 3
polibag dan tutup kembali menggunakan tanah. Setelah itu, disiram setiap
hari pada pagi dan sore hari.
2. Perlakuan satu lubang tanam menghasilkan pertumbuhan tanaman yang
lebih baik dibandingan dengan perlakuan dua lubang tanam dikarenakan
tidak adanya persaingan pada tanaman.
3. Bahan tanaman tidak mengalami pertumbuhan tetapi menghasilkan tunas
baru dan daun baru.
DAFTAR PUSTAKA

F. Raditya, Susilowati E.Y, Suprapto A. 2017. “Hasil Tanaman Kangkung Darat


(Ipomoea reptans, L.) Melalui Perlakuan Jarak Tanam Dan Jumlah
Tanaman Per Lubang”. Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika.
2017 : 2(1) : 22 – 27. Magelang. Universitas Tidar.

Tarigan. E, Hasanah. Y, Mariati. 2015. “Respons Pertumbuhan Dan Produksi


Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Pemberian Abu
Vulkanik Gunung Sinabung dan Arang Sekam Padi”. Jurnal online
Agroekoteaknologi. Volume 3, No. 3 halaman 956 – 962, Juni 2015.
Medan. Universitas Sumatera Utara.

Swastini, Ni Luh Mega. 2015. “ Pengaruh Arang Sekam Sebagai Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat ( Ipomoea reptans
Poir)”. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Solihin, Eso. Sandrawati, Apong. Kurniawan, Wawan. 2018.”Pemanfaatan


Pekarangan Rumah Untuk Budidaya Sayuran Sebagai Penyedia Gizi
Sehat Keluarga”. Sumedang. Universitas Padjadjaran.

Yanti, Febri Linda. 2013. “Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Benih Per Lubang
Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.)”. Skripsi. Aceh. Universitas Teuku Umar.

Anda mungkin juga menyukai