Anda di halaman 1dari 9

ACARAIII

PENGARUH MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN STEK TANAMAN


KOPI DAN TEH

A. Pelaksanaan Praktikum
Hari, tanggal : Rabu, September 2017
Waktu : 08.30-10.30 WIB
Tempat : Kebun percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta
Golongan : E3

B. Tujuan Praktikum
Menentukan macam media tanam yang terbaik untuk pertumbuhan stek
tanaman kopi dan teh

C. Dasar Teori
Tanaman teh dapat tumbuh sampai sekitar 6-9 meter tingginya. Di
perkebunan-perkebunan, tanaman teh dipertahankan hanya sekitar 1 meter
tingginya dengan pemangkasan secara berkala. Hal ini untuk memudahkan
pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas daun teh yang cukup banyak.
Tanaman teh umumnya mulai dipetik daunnya secara terus menerus setelah
umur 5 tahun dan dapat memberi hasil daun teh cukup besar selama 40 tahun
(Spillane, J.J., 1992).
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji
teh dari Jepang yang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan
pada tahun 1694 terdapat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di
Jakarta. Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia dari Sri Lanka (Ceylon)
pada tahun 1877 dan ditanam di Kebun Gambung, Jawa Barat oleh R.E Kerk
Hoven. Sejak saat itu, teh China secara berangsur-angsur diganti dengan teh
Assam, sejalan dengan perkembangan perkebunan teh di Indonesia, yang
mulai sejak tahun 1910 dengan dibangunnya perkebunan teh di Simalungun,
Sumatera Utara. Dalam perkembangannya industri teh di Indonesia
mengalami pasang surut sesuai perkembangan situasi pasar dunia maupun
Indonesia, antara lain pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) banyak
areal kebun teh menjadi terlantar (Soehardjo, Dkk, 1996).
Ditinjau dari segi sistematikanya, taksonomi teh dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio : Spermathophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicothyledoneae
Ordo :Clusiale
Famili : Tehaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis dan Camellia assamica
Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman
ini tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m.
Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang : cabang reproduksi, cabang
primer, cabang sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan
cabang air (Najiyati dan Danarti, 1997).
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah
lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi.
Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan
26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah
pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat
dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu
Yaman di bagian selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).
Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh
VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya
bersifat coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh
VOC cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC
menyebarkannya ke berbagai daerah agar para penduduk menanamnya
(Najiyanti dan Danarti, 2004).
Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dycotiledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp.
Pebanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan
tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian
tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan
tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang
terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan
permukaan yang halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada
beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian
pangkal harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya
kita usahakan potongan itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan
demikian nantinya stek yang diharapkan akan berhasil ( Aak, 1991 ).
Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan
menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk
sehingga menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk
perbanyakan tanaman buah-buahan. Dengan kata lain setek atau potongan
adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi
tanaman baru (Yustina, 1994). Keuntungan bibit dari setek adalah:
1. Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama
dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan
rasanya. Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan
air tanahnya dangkal, karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar
tunggang.
2. Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan
yang praktis dan mudah dilakukan.
3. Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak
memerlukan teknik
4. khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
Kerugian bibit dari setek adalah:
1. Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang
tanaman menjadi mudah roboh.
2. Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan
(Frasiskus, 2006).
Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat
tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Media tanam banyak
macam ragamnya, dapat merupakan campuran dari bermacam macam
bahan atausatu jenis bahan saja asalkan memenuhi beberapa persyaratan,
antara lain cukup baik dalam memegang air, cukup porous sehingga air
siraman tidak menggenang, tidak bersifat toksik bagi tanaman, dan yang
paling penting media tanam tersebut cukup mengandung unsur unsur hara
yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Syarat media tanam yang baik
antara lain memiliki kemampuan aerasi dan drainase yang baik, dapat
menyediakan kebutuhan unsur hara dalam tanah, tidak mudah jadi sumber
penyakit tanaman, dapat dijadikan tempat berpijak tanaman, dan tahan lama.
(Widarto, 1996).
Salah satu syarat media tanam yang baik adalah porositas yaitu
kemampuan media dalam menyerap air dan steril. Tingkat porositas tanaman
di setiap daerah berbeda-beda, di daerah dataran rendah yang berudara panas,
tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tidak
mudah kering. Media harus terbebas dari organisme yang dapat menyebabkan
penyakit, seperti bakteri, spora, jamur dan telur siput (Harsono, 1992).
Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran
yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian
dalam (endospermium dan embrio). Sekam dapat dijumpai pada hampir
semua anggota rumput-rumputan (Poaceae), meskipun pada beberapa jenis
budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam, misalnya jagung dan
gandum (Wahju, J . 1997).
Kelemahan penggunaan arang sekam adalah mudah hancur dan harus
rajin melakukan penggantian media tanam. Arang sekam disarankan sebagai
bahan campuran media, tetapi digunakan sekitar 25% saja, karena dalam
jumlah banyak akan mengurangi kemampuan media dalam menyerap air
(Junaedhie, 2007).
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari
binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara,
memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara
ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi,
kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu
kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang. Beberapa petani di
beberapa daerah memisahkan antara pupuk kandang padat dan cair
(Hartatik dan Widowati, 2010).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Pisau
b. Polybag
2. Bahan
a. Stek pucuk dari cabang plagiotrop tanaman kopi
b. Pucuk daun teh (2 daun)
c. Tanah top soil
d. Pupuk kandang, sekam
e. Fungisida
E. Cara Kerja
1. Menyiapkan stek dari ruas ke 3 atau 4 dari cabang reproduksi tanaman
kopi dan pucuk daun teh 2 daun.
2. Memotong stek dengan panjang secukupnya.
3. Merendam ujung stek dalam larutan fungisida selama 10 detik.
4. Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah, pasir, pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1 (sebagai perlakuan 1) dansebagai perlakuan 2
yaitu campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan
1:1:1.
5. Menanam stek dalam polybag dan meletakkan dalam kondisi ternaungi.
6. Melakukan pemeliharaan setiap hari meliputi penyiraman, penyiangan
dan organisme pengganggu tanaman (OPT), bila terdapat serangan hama
dan penyakit segera dikendalikan.

F. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil Pertumbuhan Stek Teh pada Media Tanam Tanah dan Sekam
Sekam Presentasi Tanah Presentasi
Kelompok
JT JD Hidup (%) JT JD Hidup (%)
E1 0 0 0% 2 6 40%
E2 1 1 20% 1 1 20%
E3 0 0 0% 0 6 25%
Rata-rata 0,3 0,3 6,7% 1 4,3 28,3%

Tabel 4.2. Hasil Pertumbuhan Stek Kopi pada Media Tanam Tanah dan
Sekam
Sekam Presentasi Tanah Presentasi
Kelompok
JT JD Hidup (%) JT JD Hidup (%)
E1 5 6 80% 3 2 60%
E2 1 1 20% 3 5 60%
E3 0 2 25% 1 6 37,5%
Rata-rata 2 3 41,7% 2,3 4,3 52,5%

Jumlah tanaman yang hidup


Persentase Hidup (%) = x 100 %
Jumlah tanaman yang ditanam
G. Pembahasan
Media tanam merupakan media yang digunakan tanamn untuk
melakukan proses metabolisme dan pertumbuhannya. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan, pada stek tanaman teh dengan perlakuan media tanam
tanah dicampur sekam diperoleh rata-rata jumlah tunas 0,3, jumlah daun 0,3,
dan presentase hidup 6,7 %. Sedangkan dengan perlakuan media tanam tanah
dicampur pupuk kandang diperoleh rata-rata jumlah tunas 1, jumlah daun 4,3,
dan presentase hidup 28,3%.
Pada stek tanaman kopi dengan perlakuan media tanam tanah dicampur
sekam diperoleh rata-rata jumlah tunas 2, jumlah daun 3, dan presentase
hidup 41,7 %. Sedangkan dengan perlakuan media tanam tanah dicampur
pupuk kandang diperoleh rata-rata jumlah tunas 2,3, jumlah daun 4,3, dan
presentase hidup 52,5%.
Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan bahwa pada media tanah
dengan pupuk kandang memiliki pertumbuhan stek yang lebih baik
dibandingkan dengam pertumbuhan stek pada media sekam dengan pupuk
kandang. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang memiliki sifat dapat
memperbaiki agregat tanah sehingga kemampuan menahan airnya menjadi
lebih baik dan menyediakn bahan organik tanah yang nantinya akan diurai
oleh mikroorganisme tanah menjadi unsur hara yang dibutuhkan
tanaman.Sedangkan pada media tanam tanah dicampur sekam tidak bisa
menahan air, agregat tanahnya lebih rendah, dan kandungan bahan
organiknya sedikit.

H. Kesimpulan
Media tanam merupakan media yang digunakan dalam pertumbuhan
tanaman. Media tanam yang digunakan mempengaruhi pertumbuhan stek
yang dilakukan. Berdasarkan praktikum pada pertumbuhan stek, didapat hasil
bahwa penggunaan media tanah dicampur pupuk kandang lebih baik dalam
pertumbuhan dibanding dengan media sekam. Hal ini dikarenakan medai
tanam tanah memiliki kandungan unsur hara dan daya ikat air yang baik
sehingga dapat membantu dalam pertumbuhan stek.
Daftar Pustaka

Harsono, S. 1992. Perbanyakan tanaman sirih. Warta Tumbuhan Obat


Indonesia. 1(1): 22-23. Diakses pada hari Senin, 30 Oktober 2017
pukul 19.00 WIB.

Junaedhie, K. 2007. Syarat Hidup


Anthurium.http://www.toekangkeboen.com. Diakses pada hari
Selasa, 31 Oktober 2017 pukul 12.00 WIB.

Najiyati, S., dan Danarti, 1997. Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca
Panen. Penebar Swadaya, Jakarta. Diaksespada hari Senin, 30
Oktober 2017 pukul 17.00 WIB.

Prayugo, S. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya.


Jakarta. Diaksespada hari Minggu , 29 Oktober 2017 pukul 19.00
WIB.

Simanjuntak, Bistok H. 2009. Pengelolaan tanah dan air. Fakultaspertanian


dan bisnis (pertanian) Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Diakses pada hari Senin, 30 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB.

Spillane, J.J. 1992 .Komoditi Teh. Penerbit.Kanisius.Yogyakarta. Diakses


pada hari Minggu, 29 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB.

Wuryaningsih, S. dan D. Herlina. 1998. Pengaruh media dan pupuk


terhadap pertumbuhan dan pembungaan mawar pot. Risalah
seminar nasional tanaman hias. Jakarta, 16 17 Maret .
Balihi : 44 51. Diakses pada hari Minggu, 29 Oktober 2017
pukul 14.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai