Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

KULTUR PASIR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu: Drs. Krispinus K Pukan, M.Si

Di susun oleh:

Mohamad Nurhadi
4411412057

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

A. TUJUAN
1. Membuat larutan hara dengan dasar resep Hoagland.
2. Mengamati tanda-tanda defisiensi pada tumbuhan uji karena defisiensi unsur
tertentu.
3. Mengetahui gejala-gejala kekurangan unsur hara tertentu pada tumbuhan uji
(dalam hal ini pada tanaman uji jagung).

B. LANDASAN TEORI
Tumbuhan

memerlukan

bermacam-macam

mineral,

baik

kelompok

makronutrien maupun mikronutrien. Unsur-unsur ini dapat diperoleh tumbuhan dari


lingkungan atau media hidupnya. Unsur-unsur tersebut di serab tumbuhan dalam bentuk
kation anion, molekul sederhana (misal : air, CO2 dan gas-gas lainnya) serta molekul
organik sederhana. Sebagian unsur nutrisi dibutuhkan dalam kadar cukup banyak, dan
sebagian yang lain dalam kadar yang sedikit. Menurut taraf kebutuhan ters ebut
nutrisi tumbuhan dibedakan menjadi tiga kelompok elemen, yakni macronutrient dan
micronutrient dan unsur ikutan (trace element).
a. Macronutrient meliputi unsur C, N, H, O, S, P, Ca, Fe dan Mg
b. Micronutrient, meliputi unsur K, Na, Mn, B, Zn, Cu dan Mo
c. Trace element, meliputi unsur Al, Si, Au, Ni
Berdasar sifat kemudahan ditranslokasikan dari satu organ ke bagian organ
yang lain, unsur nutrisi dibedakan menjadi unsur mobile (dapat dipindahkan) dan
immobile (sukar / tidak dapat dipindahkan). Unsur-unsur mobile antara lain N, P, K,
Mg dan Zn (Salisburry, 1984: 100- 109). Bila tumbuhan kekurangan suplai unsur-unsur
mobile yang dibutuhkan, terutama bagi jaringan yang sedang tumbuh dan berkembang,
maka tumbuhan akan mengambilkan unsur tersebut dari jaringan yang sudah mengalami
kemunduran, seperti daun-daun tua. Dengan demikian defisiensi unsur mobile akan
ditampakkan pada jaringan tua. Sebaliknya, defisiensi unsur immobile akan langsung
tampak pada jaringan-jaringan muda. Untuk mengamati secara lebih cermat mengenai
kebutuhan mineral bagi tumbuhan, umumnya dilakukan dengan suatu dengan teknik
kultur pasir.

Dalam kultur tersebut, disini kami menggunakan tanaman jagung sebagai


tanaman uji. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian
dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika
melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika (Tim Karya Tani Mandiri,
2010). Tanaman jagung dikenal di Indonesia sejak 400 tahun yang lalu, didatangkan
oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produsen jagung paling luas di
Indonesia, antara lain adalah provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan,
Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat. Areal pertanaman jagung sekarang
sudah terdapat di seluruh provinsi di Indonesia (Rukmana, 2008).
Menurut Purwono dan Hartono (2011) secara umum klasifikasi dan
sistematika tanaman jagung sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)


Kelas

: Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo

: Graminae (rumput-rumputan)

Famili

: Graminaceae

Genus

: Zea

Spesies : Zea mays L.


Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim (annual).Susunan tubuh
(morfologi) tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah. Perakaran
tanaman jagung terdiri atas empat macam akar , yaitu akar utama, akar cabang, akar
lateral, dan akar rambut (Rukmana, 2008). Batang jagung tidak bercabang, berbentuk
silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas
yang akan berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan
tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300cm (Purwono dan Hartono, 2011).
Struktur daun jagung terdiri atas tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian
daun. Jumlah daun tiap tanaman pohon bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun
berbeda-beda, yaitu panjang antara 30cm-150cm dan lebar mencapai 15cm (Rukmana,

2008). Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan
betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang.
Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 dan ke-8 dari bunga jantan
(Purwono dan Hartono, 2011). Biji jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun
pembungkus. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara
lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas
tiga bagian utama, yaitu kulit biji, endosperm, dan embrio (Rukmana, 2008). Tanah
berdebu dan kaya hara dan humus cocok untuk tanaman jagung. Tanaman jagung
toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran pH 5,5-7,0. Tingkat keasaman
tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah pH 6,8 (Rukmana, 2008). Daerah
yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang
hingga beriklim subtropis/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak
antara 50LU-40LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman
memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200mm/ bulan selama masa perumbuhan.
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 27-32C.
Pada Proses perkecambahan benih, jagung memerlukan suhu sekitar 30C (Purwono
dan Hartono, 2011).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Larutan Macronutrient masing-masing 1 molar.
Ca(NO3)2
KNO3
MgSO47H2O
KH2PO4
NaNO3
MgCl2
NaH2PO4
CaCl2
KCl
2. Larutan Micronutrient yang terdiri dari :
H3BO3

2,86 gram.

MnCl24H2O

1,81 gram.

ZnCl2

0,11 gram.

Ditambah Aquades 1 Liter

CuCl2 2H2O

0,05 gram.

Na2MoO4 2H2O

0,025 gram.

3. Larutan FeEDTA dibuat dengan cara


Larutkan 5,57 gram FeSO4 7H20 dalam 200 cc aquades.
Larutkan 7,45 gram Na2EDTA dalam 200 cc aquades.
Campurkan kedua larutan tersebut dan panaskan, kemudian dinginkan dan
selanjutnya tambahkan aquades sampai volumenya 1 liter. Cara ini akan
menghasilkan kapasitas FeEDTA yang stabil.
4. Benih jagung (Zea mays L) secukupnya.
5. Pasir steril secukupnya.
6. Pot percobaan ukuran 1,5 kg tanah sebanyak 9 buah untuk setiap set.
D. CARA KERJA
Isikan pasir steril sebanyak 1-1,5 kg ke dalam tiap pot percobaan.
Siramlah dengan air sampai batas kapasitas lapang kemudian benamkan 6 butir
jagung yang telah direndam selama semalam ke dalam masing-masing pot.
Letakkan percobaan anda di rumah kaca dan siramlah setiap hari selama
seminggu.
Pada minggu ke-2, pilihlah 3 tanaman yang paling baik pertumbuhannya pada
setiap pot untuk dibiarkan guna percobaan selanjutnya sedangkan yang lainnya
dapat dihilangkan dengan cara dipotong atau digunting.
Setelah anda berhasil menentukkan tanaman yang akan diberi perlakuan, maka
tanaman percobaan dapat mulai disiram dengan larutan hara yang sesuai
tujuan(lihat tabel menu).
Penyiraman dengan larutan hara dilakukkan 2x seminggu selama 6 minggu
tetapi penyiraman dengan air dilakukkan setiap hari.
Ukurlah tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang sejak minggu kedua,
setiap minggu selama 6 minggu.
Perhatikan pula tanda-tanda morfologi setiap tanaman dan catatlah pada tabel
pengamatan anda.
Buatlah grafik pertumbuhan untuk setiap parameter pertumbuhan untuk tiap
perlakuan.
Ukurlah berat basah tanaman setelah percobaan berakhir pada minggu ke-7.

E. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil pengamatan penambahan tinggi tanaman jagung, jumlah daun,
perpanjangan daun, lebar daun, dan morfologi tampakan tanaman jagung.
Parameter

Time (Week X)
Treatment

10

15

28

40

62

86

11

25

37

40

49

14,5

20

22

30

40

Height of the 4

11

18

28

32

43

tasted plants

13

16

23

27

35

39

(Tinggi jagung)

10

18

20

29

37

10

20

25

31

41

13

21

30

38

42

15

21

30

37

48

58

Treatment

12

16

19

20

23

10

12

15

17

18

13

15

18

20

22

23

of 4

10

11

14

16

17

19

Leaves (Jumlah 5

11

13

15

19

21

daun)

11

13

16

17

12

15

16

17

18

11

13

16

18

20

10

14

15

18

20

21

Treatment

Number

Treatmen

15

20

23

28

38

45

62

12

18

21

26

32

40

48

13

16

33

35

43

48

51

Length

of 4

10

20

25

31

39

43

49

Leaves

13

21

29

32

35

38

41

(Perpanjangan

12

16

18

21

28

30

daun)

10

13

18

22

28

33

39

11

18

22

28

32

39

41

12

27

28

31

36

45

51

Treatmen

1,5

2,3

3,2

3,8

4,8

1,4

1,8

2,2

2,8

3,1

1,2

1,5

1,8

2,5

2,8

1,1

1,7

1,9

2,1

2,6

3,2

Width 5

1,3

1,8

2,1

2,9

3,1

3,2

3,5

1,3

1,6

1,9

2,2

2,5

2,9

1,2

1,6

2,4

2,6

2,8

1,1

1,8

2,3

2,7

3,8

1,4

2,2

3,1

3,7

4,5

Treatmen

Daun

Hijau

Hijau

Daun

Hijau

Hijau

Hijau,

segar

hijau

segar

Tidak

Leaves

(Lebar Daun)

t
1

hijau
Morphological

segar

segar

klorosis

Symptoms

maupun

(Tampakan

nekrotik

Morfologi)

Daun

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

hijau

segar

segar

segar

segar

segar

segar

muda

Daun

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

hijau

muda

segar

segar

segar

agak

agak

muda

kuning kuning

segar

Daun

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

hijau

muda

segar

segar

segar

agak

agak

muda

kuning kuning

segar
4

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

muda

muda

muda

tua

tua

segar

segar

segar

segar

segar

segar

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hiaju

muda

segar

agak

agak

tua

tua

segar

kuning kuning segar

segar
Hijau

Hiaju

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

muda

segar

agak

agak

kekun layu

Hijau
layu

kuning kuning ingan


7

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

muda

segar

segar

segar

tua

tua

segar

segar

agak
kuning

Hijau

Hijau

Hjau

Hijau

Hijau

muda

segar

segar

agak

tua

Ungu

Ungu

kuning gelap
9

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

segar

segar

segar

segar

segar

segar

segar

Tabel 2. Data hasil pengukuran diameter batang jagung

Parameter

Perlakuan

Diameter
Batang
Jagung

1. Komplit
2. Min Ca
3. Min S
4. Min Mg
5. Min K
6. Min N
7. Min P
8. Min Fe
9. Min Mikro

Minggu ke-7
Diameter
(cm)
0.84
0.72
0.54
0.58
0.52
0.56
0.68
0.83
0.79

Tabel 3. Data hasil pengukuran berat tanaman jagung

Parameter

Perlakuan

Berat
basah
tanaman
Jagung

1. Komplit
2. Min Ca
3. Min S
4. Min Mg
5. Min K
6. Min N
7. Min P
8. Min Fe
9. Min Mikro

Minggu ke-7
Berat (gr)
310
132
155
120
115
15
121
124
160

Tabel 4. Rata-rata berat tanaman jagung


Nutrient treatment
Final
observation

Compl
ete

Min Ca

Min S

Min
Mg

Min K

Min N

Min P

Min Fe

Min
Mikro

Tinggi
tanaman
(cm)

35,42

25,14

20,07

20,85

22,57

17,71

20,28

22,42

31

Jumlah
daun

14,42

11,85

13,57

13,15

10,86

13,29

13

14,43

Panjang
daun (cm)

33

28,15

31

29,86

19,15

23,29

27,29

32,86

16,85

34,15

Tabel 5. Grafik diameter batang jagung

Min mikro
Min Fe
Min P
Min N
Min K
Min Mg
Min S
Min Ca
Komplit
0

0.1

0.2

0.3

0.4
cm

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

Tabel 6. Grafik berat jagung

Dalam ukuran berat gram (gr)


Min mikro

Min Fe

Min P

Min N

Min K

Min Mg

Min S

Min Ca

Komplit
0

50

100

150

200

Dalam ukuran berat gram (gr)

250

300

350

F. PEMBAHASAN
Pada larutan komplit memiliki larutan Ca(NO), KNO, MgSO, KHPO,
FeEDTA dan mikronutrien. Larutan Ca(NO) memiliki fungsi bagi pertumbuhan
tanaman adalah : 1) Sebagai pembentuk lamella tengah sel, 2) Membantu pembentukan
protein, 3) Membantu stabilitas mitokondria, 4) Membantu perpanjangan akar, 5)
Membantu litosis, 6) Membantu translokasi. Peranan KNO bagi pertumbuhan tanaman
:1) Berperan sebagai katalisator biologi atau aktivator enzim dalam metabolisme tubuh
tanama, 2) Metabolisme C, H dan P menjadi gula, 3) Metabolisme N dan sintesis
protein, 4) Menyalur dan pengendali unsur lain, 5) Penetral bahan beracun asam
organik, 6) Merangsang jaringan meristematik, 7) Pengatur stomata, 8 ) Merangsang
pertumbuhan akar. Peranan Mg bagi pertumbuhan tanaman antara lain :1) Sebagai inti
dari klorofil, 2) Menetukan fotosintesis, 3) Aktivator berbagai enzim, 4) Penting dalam
sintesis minyak. Fungsi fosfat atau fosfor atau di sini KHPO: 1) Penyusun asam
nukleat, Firin dan fosfolipid, 2) Penyimpan energi, 3) Mempercepat pertumbuhan akar,
4) Mempercepat pertumbuhan bunga dan buah, 5) Mempercepat pematangan, 6)
Memperbaiki mutu tanaman. FeEDTA memiliki peran 1) bagi pembentukan hijau daun
(klorofil), 2) Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein, 3)
Zat besi terdapat dalam enzim Katalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan
Cytohrom oxidase. Sedangkan mikronutrien berperan dalam pertumbuhan tumbuhan
jagung.
Pada larutan min Ca, maka yang terjadi adalah larutan tersebut hanya ada KNO,
MgSO, KHPO, FeEDTA dan mikronutrien sehingga tepi daun muda yang
mengalami klorosis, kuncup-kuncup muda akan mati karena perakarannya yang kurang
sempurna, kalaupun ada daun yang muncul, warnanya akan berubah dan jaringan di
beberapa tempat pada helai daun akan mati.
Pada perlakuan larutan minus S, maka pada jagung, daun muda yang berubah
menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, sedikit mengkilat agak
keputihan lantas berubah menjadi kuning kehijauan pertumbuhan tanaman akan
terhambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.
Pada perlakuan jagung min Mg daun jagung mengalami klorosis dan tampak
ada bercak-bercak coklat, daun yang semula hijau segar menjadi kekuningan dan

tampak pucat, warna kekuningan ini pun timbul di antara tulang-tulang daun, dan
Daun mengering dan kerap kali langsung mati.
Pada jagung perlakuan larutan min K, daun terlihat lebih tua, batang dan
cabang lemah dan mudah rebah, dan muncul warna kuning di tepi daun yang sudah
tua yang akhirnya mengering dan rontok.
Pada tumbuhan jagung dengan perlakuan larutan min N, warna daun yang
hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning dan daun menjadi kering
dan berwarna merah kecoklatan.
Pada jagung yang perlakuannya diberi larutan min P, warna daunnya akan
tampak tua dan sering tampak mengkilap kemerahan, tepi daun bercabang dan batang
terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
Pada jagung dengan perlakuan larutan min Fe, pada daun muda, mula-mula
secara bertempat-tempat daun berwarna hijau pucat dan hijau kekuningan, tulang
daun tetap berwarna hijau serta jaringannya tidak mati dan pada tulang daun terjadi
klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning.
Sedangkan, pada tumbuhan jagung dengan

pemberian

larutan

min

mikronutrien, pertumbuhan jagung akan terhambat dan memiliki tinggi yang lebih
rendah dari tumbuhan jagung kelompok lain.

G. KESIMPULAN
Dari pengamatan saya, dapat saya simpulkan secara keseluruhan tumbuhan
jagung yang paling subur adalah tumbuhan jagung yang diberi perlakuan larutan
komplit, dan tumbuhan yang paling layu adalah tumbuhan jagung dengan perlakuan
larutan min S.

H. DAFTAR PUSTAKA

Cleon w. Ross, 1970. Plant Physiology Laboratory Manual, Wadsworth Publ.Comp.


Inc. California.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38848/4/Chapter%20ll.pdf.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21777/4/Chapter%20II.pdf.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Suyitno%20Aloysius,%20Drs.%20M
S./Buku%20Petunjuk%20Praktikum%20Fisiologi%20Tumbuhan%20Lanjut.pdf.
Pukan, Krispinus, K. 2003. Petujuk dan Asistensi Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Semarang : Laboratorium Biologi Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang.
Pukan, Krispinus, K. 2014. Petujuk dan Asistensi Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Semarang : Laboratorium Biologi Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang.
Robert J. and Whitehouse, D.G. 1976. Practical Plant Physiology. Longman, London.
Thomas C..Moore. 1974. Research experiences in Plant Physiology : A laboratory
Manual. Springer-Verlag Berlin.

http://cms.1m-bio.com/?page_id=676 diakses pada tanggal 15 Desember 2014

LAMPIRAN
GAMBAR

MORFOLOGI

Min Complete

Minggu ke:
1 : hijau segar
2 : hijau segar
3 : hijau segar
4 : hijau segar
5 : hijau segar
6 : hijau segar
7 : hijau segar

Min Ca

Minggu ke:
1 : hijau muda
2 : hijau segar
3 : hijau segar
4 : hijau segar
5 : hijau segar
6 : hijau segar
7 : hijau segar

Min S

Minggu ke:
1 : hijau muda segar
2 : hijau muda
3 : hijau segar
4 : hijau segar
5 : hijau segar
6 : hijau agak kekuningan
7 : hijau agak kekuningan

Min Mg

Minggu ke:
1 : hijau muda segar
2 : hijau muda segar
3 : hijau muda
4 : hijau tua segar
5 : hijau tua segar
6 : hijau segar
7 : hijau segar

Min K

Minggu ke:
1 : hijau muda
2 : hijau segar
3 : hijau agak kekuningan
4 : hijau agak kekuningan
5 : hijau tua segar
6 : hijau tua segar
7 : hijau segar

Min N

Minggu ke:
1 : hijau muda
2 : hijau segar
3 : hijau agak kekuningan
4 : hijau agak kekuningan
5 : hijau kekuningan
6 : hijau layu
7 : hijau layu dan tanamannya pendek

Min P

Minggu ke:
1 : hijau muda
2 : hijau segar
3 : hijau segar
4 : hijau segar
5 : hiaju tua
6 : hijau tua segar
7 : hijau segar sedikit kuning

Min Fe

Minggu ke:
1 : hijau muda
2 : hijau segar
3 : hijau segar
4 : hijau kekuningan
5 : hijau tua gelap
6 : ungu
7 : ungu

Min Mikro

Minggu ke:
1 : hijau segar
2 : hijau segar
3 : hijau segar
4 : hijau segar
5 : hijau segar
6 : hijau segar
7 : hijau segar

Anda mungkin juga menyukai