PENDAHULUAN
Latar Belakang
daratan bumi. Dapat dikatakan bahwa tanah adalah sumber utama penyedia zat hara
bagi tumbuhan. Tanah juga adalah tapak utama terjadinya berbagai bentuk zat
didalam daur makanan. Tanah dikenal manusia sejak pertama kali manusia mengenal
budi daya pertanian. Sampai sekarang manusia masih mempelajari tanah karena
masih banyak hal yang perlu dikaji dari tanah agar budi daya pertanian lebih
berkembang. Tanah menjadi tumpuan hidup manusia karena sampai sekarang belum
ada yang menggantikan posisi tanah sebagai media tanam, meskipun sekarang sedang
Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam
jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin
pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum Tanah yang diusahakan untuk
secara tepat merupakan faktor penting dalam menentukan pertumbuhan dan hasil
tanaman yang akan diusahakan. Evaluasi kesuburan tanah adalah proses penilaian
produksinya ditentukan oleh kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi
tanaman dan tidak selalu dapat terpenuhi. Intensifnya penggunaan lahan tanpa adanya
pergiliran tanaman dapat menyebabkan terkurasnya unsur hara esensial dari dalam
2
tanah pada saat panen dan kesuburan tanah akan menurun secara terus menerus.
produktivitas tanah, sehingga penambahan unsur hara dalam tanah melalui proses
sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui unsur hara yang menjadi kendala
pendekatan uji tanah dimana penilaian dengan menggunakan metode ini relatif lebih
akurat dan cepat.Pengukuran sifat-sifat kimia dan biologi tanah sebagai parameter
masalah keharaan dalam tanah dan pembuatan anjuran pemupukan .Salah satu cara
yang sering digunakan dalam menilai kesuburan suatu tanah adalah melalui
pendekatan dengan analisis tanah atau uji tanah. Terdapat lima parameter kesuburan
tanah yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai status kesuburan tanah,
yaitu KTK; KB; C-organik; kadar P dan K total tanah sesuai petunjuk teknis evaluasi
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui status unsur hara
dari tanah andisol tuntungan dengan menggunakan metode Substraksi (minus one
test).
3
Hipotesis Praktikum
Pada tanah andisol yang diambil dari daerah Tungungan, Sumatera Utara
Kegunaan penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan jurnal ini adalah untuk memenuhi komponen
Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim, yang tinggi, tegap, biasanya
dengan batang tunggal yang dominan, walaupun mungkin ada beberapa cabang
pangkal (anakan) pada beberapa genotipa dan lingkungan. Kedudukan daunnya distik
(dua baris daun tunggal yang keluar dalam kedudukan berselang), dengan pelepah-
pelepah daun yang saling bertindih dan daundaun lebar yang relatif panjang. Jagung
merupakan salah satu spesies pertama yang ditunjukkan memiliki lintasan asam
dikarboksilat C4. Secara sistematika tanaman jagung memiliki klasifikasi antara lain
Perakaran tanaman jagung terdiri dari 4 macam akar, yaitu akar utama, akar
cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai
alat untuk mengisap air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam tanah,
mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat pernapasan.
Akar jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang
terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku. Ruas-
5
ruas bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak bulat pipih. Tunas
(batang liar) pada jagung umumnya terbentuk pada pangkal batang. Batang liar
adalah batang sekunder yang berkembang pada ketiak daun terbawah dekat
dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas dimiliki familia poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel–sel
epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam repon tanaman
menangani defisit air pada sel–sel daun. Jumlah daun tanaman jagung pada umunya
berkisar antara 10–18 helai, walauapun tanaman jagung mampu memproduksi 20-21
helai daun, namun tanaman jagung hanya 1–15 helai daun saja yang menyelesaikan
stadi vegetatif. Daun jagung tumbuh disetiap buku batang dan saling berhadapan satu
sama lain. Setiap pelepah daun jagung dibatasi oleh spikula yang berguna melindungi
dari air hujan serta embun agar tidak masuk kedalam pelepah (Dongoran, 2009).
Biji jagung terletak dan berkembang pada tongkol jagung. Letak biji jagung
dibagi menjadi 3 tempat, yaitu 20% bagian pangkal, 60% bagian tengah, dan 20%
bagian ujung tongkol. Pada umumnya biji yang digunakan sebagai benih hanya
bagian tengahnya sekitar 60% dan yang bagian pangkal serta ujung masing- masing
Tanaman jagung disebut juga tanaman berumah satu, karena bunga jantan dan
betina terdapat dalam satu tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga jantan dalam
6
bentuk malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina pada tongkol yang
terletak kira-kira pada pertengahan tinggi batang. Biji jagung mempunyai bagian kulit
Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh baik pada daerah yang beriklim sedang hingga
subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0- 50°LU hingga
0-400 LS. Tanaman jagung menghendaki penyinaran matahari yang penuh dan suhu
yang diinginkan berkisar 21-34°C akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal
membutuhkan sinar matahari penuh, suhu optimum antara 26°C-30°C, curah hujan
yang dikehendaki 8 -200 mm/bulan dengan curah hujan yang optimal adalah 1200-
Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman jagung dari 0 sampai dengan 1300 m di
atas permukaan laut. Temperatur udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman
jagung adalah 23 – 27°C. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung pada
umumnya antara 200 sampai dengan 300 mm per bulan atau yang memiliki curah
hujan tahunan antara 800 sampai dengan 1200 mm. Tingkat kemasaman tanah tanah
yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung berkisar antara
tanamanjagung. Salah satu upaya adaptasi yang paling jitu dalam menghadapi
dampakperubahan iklim, seperti kondisi iklim yang tidak menentu dan pergeseran
Jagungdapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40
danmemberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
tumbuhdengan baik pada ketinggian tempat sampai dengan 3.000 meter di atas
permukaanlaut (mdpl). Jagung manis dapat beradaptasi dengan baik pada iklimantara
8
50°LU- 50°LS. Jagung manis merupakan tanaman yang memerlukan curah hujan
Tanah
tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah, dengan kriteria umum tanah
tersebut harus subur, gembur, kaya akan bahan organik dan drainase maupun aerase
baik. Kemasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman
jagung antara pH 5,6 sampai 7,5 (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Tanah yang baik untuk budidaya jagung manis harus memiliki lahan yang
sesuai untuk menunjang produksi dari jagung manis. Lahan tanahyangbaik untuk
budidaya jagung manis kering yang berpengairan cukup, tadah hujan, terasering,
gambut yang telah di perbaiki, dan sawah bekas menanam padi. Jagung manis harus
sedang.Reaksi tanah (pH) berkisar antara 5,2 - 8,5 yang optimal antara 5,8–7,8. Pada
didalamnya. pH lebih dari 7,0 unsur P terikat oleh CO sehingga tidak terlarut dalam
air. Hal ini mengakibatkan unsur hara sulit diserap oleh akar tanaman. Jadi, pH tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah subur, gembur,
banyak mengandung bahan organik, aerase dan drainasenya baik. Jagung dapat
tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan pengolahan yang baik.
9
Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.
Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang
baik bila pengelolaan tanah dikerjakan secara optimal, sehingga aerase dan
ketersediaan air di dalam tanah berada dalam kondisi baik dan optimal. Kemasaman
tanah (pH) yang baik dan optimal untuk pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara
Tanaman jagung tumbuh optimal pada tanah yang gembur, drainase baik,
dengan kelembaban tanah cukup, dan akan layu bila kelembaban tanah kurangdari
40% kapasitas lapang atau bila batangnya terendam air. Tanaman jagungdapat
ditanam pada lahan kering beriklim basah dan beriklim kering, sawah irigasi
untuk tanamanjagung manis adalah pada pH 6,8. Bila lahan kering ber-pH
kombinasi antara pupuk yang mengandung N, P dan K atau unsur lainnya dan
menghilangkan salah satu unsur dari unsur-unsur tersebut sehingga didapat perlakuan
Metode petak omisi atau metode minus satu unsur (Minus One Test)
hara dalam tanah secara langsung dilapangan. Teori yang relevan dengan metode
petak omisi adalah Hukum Minimum Van Leibig,s dimana hasil gabah ditentukan
oleh faktor yang berada dalam keadaan terbatas. Bila tanah tidak dicukupi dengan
hara yang berasal pupuk, maka hara yang berasal dari tanah saja yang akan
test artinya suatu set percobaan dengan memberikan semua hara yang diperlukan
tanaman (basal elements) kecuali unsur yang diamati. Prinsip dasar yang digunakan
dalam metode ini adalah hukum Liebig. Perlakuan pemupukan menggunakan teknik
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui peranan fungsi N, P
dan K bagi tanaman adalah dengan melakukan uji Minus One Test. Metode ini
dan K dengan menghilangkan salah satu unsur dari ketiga unsur tersebut sehingga
didapat perlakuan yang memeberikan hasil terendah. Perlakuan yang yang terdiri dari
bahwa unsur yag hilang merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan produksi pada
melalui teknik Minus One Test. Pengujian biologis dengan metode minus one test
jumlah anakan, keterlambatan kematangan, malai yang lebih kecil dan dengan adanya
protein, dan asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang penting dalam
diserap tanaman dalam bentuk NH4+ atau NO3, yang dipengaruhi oleh sifat tanah,
jenis tanaman dan tahapan dalam pertumbuhan tanaman. Pada tanah dengan
pengatusan yang baik N diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat, karena sudah
terjadi perubahan bentuk NH4+ menjadi NO3, sebaliknya pada tanah tergenang
mula daun menguning dan mengering lalu daun akan rontok dimana daun yang
menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas. didalam
tubuh tanaman nitrogen bersifat dinamis sehingga jika terjadi kekurangan nitrogen
pada bagian pucuk nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan ke organ
yang lebih muda, dengan demikian pada daun-daun yang lebih tua gejala kekurangan
(ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik (DNA dan RNA),
untuk membran sel (fosfolipid), dan fosfoprotein. Tanaman menyerap P dalam bentuk
ortofosfat primer (H2PO4) dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfet sekunder
(HPO4). Bentuk P dalam tanah dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu organik dan
Fosfor adalah unsur hara esensial dalam reaksi biokimia termasuk fotosintesis
dan respirasi. Fosfor merupakan komponen utama dari adenosin difosfat (ADP) dan
adenosin trifosfat (ATP) digunakan untuk mensuplai energi dalam reaksi biokimia
pada tumbuhan. Defisiensi P dalam tanaman menyebabkan ratio akar terhadap pucuk
lebih besar yang disebabkan oleh proporsi asimilat untuk partumbuhan akar yang
dialokasikan lebih besar dibandingkan dengan pucuk (Goh dan Hardter, 2007).
Unsur fosfor (P) adalah unsur esensial kedua setelah N yang berperan penting
dalam fotosintesis dan perkembangan akar. Ketersediaan fosfat dalam tanah jarang
yang melebihi 0,01% dari total P. Sebagian besar bentuk fosfat terikat oleh koloid
tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Tanah dengan kandungan organik rendah
seperti Oksisol dan Ultisol yang banyak terdapat di Indonesia kandungan fosfat dalam
organik bervariasi dari 20-80%, bahkan bisa kurang dari 20% tergantung tempat
Pengamatan secara visual pada tanaman yang kekurangan unsur hara P akan
menunjukkan gejala berupa daun tua akan menjadi berwarna ungu atau kemerahan.
13
akumulasi gula pada daun sebagai akibat dari terhambatnya proses sintesis protein
nitrogen dan sintesis protein, dan translokasi dari asimilat. Kalium dapat diserap dari
larutan tanah sebagai ion K+ , ion kalium relatif rendah berkisar 0,1– 0,2 me/100 g
tanah dan kompleks adsorpsi didominasi oleh Ca dan Mg. Apabila kekurangan ion
kalium menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur. Ketersediaan hara K
Unsur hara K pada tanaman penting untuk mempengaruhi jumlah daun dan
sumber K yang berbeda, yaitu KCl dan K 2SO4 Defisiensi unsur hara K terjadi pada
daun tua karena K diangkut ke daun muda. Gejala defisiensi unsur K timbul bercak
transparan pada daun, lalu daun mengering. (Matana dan Nurhaini, 2015).
yaitu daun tuanya menunjukkan gejala daun yang terbakar di bagian ujungnya,
dimulai dari terbentuknya bintik-bintik kuning atau putih seukuran peniti di bagian
ujung daun dewasa yang kemudian akan berubah menjadi coklat. Bintik-bintik
kuning tersebut yang kemudian berkembang menjadi coklat merupakan jaringan daun
Kalsium termasuk unsur hara yang esensial bagi tumbuhan, unsur ini
mempunyai dua fungsi utama dalam pertumbuhan tanaman yaitu mengatur osmotic
getah sel dan sebagai pengatur metabolisme tanaman. Kalsium sangat penting untuk
Kalsium merupakan penyusun kalsium pektat, yang mengisi lamella tengah dinding
sel. Kalsium yang diserap tanama dalam bentuk Ca2+. Kekurangan kalsium
menyebabkan daun kuncup tidak dapat membuka,. Untuk gejala lain kekurangan Ca
Unsur Ca sangat tidak mobil dalam tanaman, alih tempat terbatas dari daun
tua ke bagian yang sedang tumbuh, dapat menyebabkan kekurangan Ca dalam buah,
umbi dan titik tumbuh akar dan batang, kekahatan Ca dapat saja terjadi pada tanah
yang memiliki kadar Ca yang tinggi, terutama jika laju transpirasinya rendah. Gejala
kekahatan pertumbuhan titik tumbuh batang dan akar terhambat, daun pada jagung
lengket (sticky), daun yang baru terbentuk tergulung, gangguan fisiologis pada organ
penyimpanan atau terbakar pada tepi daun serta, cupping pada daun muda, dan ujung
tunas muda atau bagian pucuk untuk berkembang, hal ini disebabkan terjadinya
bentuknya menjadi tidak normal, serta perubahan warna pada tulang daun dan
Magnesium diserap dalam bentuk Mg2+ dan merupakan bagian dari klorofil.
permukaan daun sebelah bawah, Mg sebagai pupuk diberikan dalam bentuk : MgSO 4,
MgCO3 dan Mg(OH)2. Di dalam tanah, Mg berasal dari dekomposisi buatan yang
mengandung mineral, seperti : biotit, terpentin, dan olivine. Ada bebeberapa faktor
keputihan sepanjang kanan kiri tulang daun dan pada daun tua yang akan mengalami
klorosis dengan warna merah keunguan sepanjang pinggir daun serta tampak
bercakbercak coklat. Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa tanah tersebut
bersifat masam, terutama timbul pada tanaman muda dengan pengolahan tanah yang
kurang intensif. Dengan pemberian dolomit dapat mengatasi masalah kahat Mg ini
timbulnya klorosis pada tepi daun yang tua, daun kecoklat-coklatan dan merah
keungu-unguan. Pada kondisi yang berat, daun tua akan menguning secara merata
tetapi tulang daun berwarna hijau, dan sering terjadi jaringan mati pada sisi pinggir
Tanah Andisol
Tanah Andisol merupakan tanah muda yang berkembang dari bahan induk
vulkanik pada ketinggian tempat di atas 700 meter dari permukaan laut, didaerah
iklim humid dengan curah hujan tinggi, drainase baik dan tidak pernah kering total.
Tanah Andisol berasal dari batuan volkanik yang cukup beragam. Tanah Andisol
adalah salah satu jenis tanah yang relatif subur namun mempunyai tingkat jerapan P
yang tinggi karena dirajai oleh mineral amorf seperti alofan, imogolit, ferihidrit dan
oksida-oksida hidrat Al dan Fe dengan permukaan spesifik yang luas, tanah andisol
juga merupakan tanah yang baik digunakan dalam dunia pertanian (Mukhlis, 2011).
unik, pada umumnya gembur, tekstur sedang (komposisi liat maupun pasir tiak terlalu
besar), dan beberapa unsur kesuburan tanah sangat mendukung untuk tanaman
budidaya pertanian. Penyebaran tanah Andisols tersebut cukup luas di wilayah lereng
atas sampai lereng bawah dari landform kerucut volkan (Purwono dan Hartono,2011).
oleh sebagian besar (90%) fosfat terikat oleh mineral liat alofan dan Al, sehingga
Meskipun pada Andisol mengandung bahan organik yang tinggi akan tetapi dengan
tanah oleh proses dekomposisi bahan organik tambahan (Ritonga et al., 2015).
17
Pertanian, Universitas Sumatera Utara di Jalan Dr. T. Mansur No. 9, Padang Bulan,
Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara pada ketinggian ±25 mdpl,
mengolah tanah, tali plastik pembatas lahan, timbangan, polibag sebagai tempat
penampung tanah, gembor sebagai alat penyiram air, meteran untuk mengukur tinggi
menghitung dosis pupuk, dan oven untuk mengering tajuk dan akar tanaman.
(45%) sebagai sumber N, pupuk KCl (60%) sebagai sumber K, pupuk TSP (46%)
sebagai sumber P, Kaptan (43%) sebagai sumber Ca, Kieserit (16%) sebagai sumber
Mg, tanah entisol kering yang diambil dari Tangkahan sebagai media utama
penanaman, kayu atau bambu sebagai bahan pacak dan plang, bibit jagung sebagai
Prosedur Kerja
polibag.
1 Kontrol -
2 Lengkap N P K Ca Mg
3 -N P K Ca Mg
4 -P N K Ca Mg
5 -K N P Ca Mg
6 -Ca N P K Mg
7 -Mg N P K Ca
8 -NP K Ca Mg
9 -NK P Ca Mg
10 -PK N Ca Mg
11 -KCa N P Mg
12 -CaMg NPK
6. Ditanamkan 3-4 bibit jagung setelah direndamkan dalam air selama 10 menit.
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Persiapan lahan merupakan usaha persiapan media tumbuh agar sesuai dan
erosi, dan mengendalikan gulma. Besar kecilnya persiapan lahan dipengaruhi oleh
faktor sifat fisik tanah, kemiringan lereng, jenis tanaman, waktu dan alat yang
tersedia, dan biaya. Tahapan pertama yang dilakukan adalah land clearing
(pembersihan lahan). Lahan yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma
(rumput liar).
Tanah diambil secara komposit dari lahan yang cukup luas. Umumnya satu
contoh tanah komposit terdiri dari 20-30 contoh tanah individual dianggap dapat
mewakili tanah seluas 10-15 ha. Hal tersebut tergantung pada keadaan setempat.
21
Makin homogen keadaan daerahnya makin sedikit jumlah contoh tanah individu yang
contoh tanah yang mewakili maka pengambilan tanah komposit dilakukan secara zig-
zag. Pada setiap titik tanah diambil pada kedalaman 0 sampai 20 cm setelah terlebih
tanah tidak boleh di tepi jalan raya, dekat rumah, dekat saluran drainase, bekas
timbunan dan bekas tumpukan sampah. Bahan tanah yang diambil dari setiap titik
dicampurkan secara merata dan ditempatkan pada wadah atau karung yang bersih
Contoh tanah yang telah diambil harus segera dikering-udarakan dengan cara
terkena hujan). Apabila tanah telah kering udara, maka dilakukan pengayakan dengan
Apabila seluruh polibag telah terisi tanah maka dilakukan pemasangan label
pada setiap polibag sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Label dibuat
besar dengan huruf yang jelas, jika terbuat dari kertas harus diberi plastic agar tidak
Pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan perlakuan dan dosis dari masing
masing pupuk. Pada saat tanam, seluruh dosis pupuk ditaburkan secara merata di
Benih tanaman indikator direndam terlebih dahulu dengan air selama kurang
lebih 15-30 menit kemudian ditanam tepat ditengah polibag sebanyak 3 sampai 4 biji
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
lapangan. Air penyiram yang dipakai adalah air bersih atau air hujan yang ditampung
Penjarangan
Penyiangan Gulma
diperlukan.
Pengamatan Parameter
Tinggi tanaman indikator diamati setiap minggu. Diukur mulai dasar batang
sampai daun terpanjang. Agar tidak terjadi perubahan dasar pengukuran akibat
pembumbunan, maka perlu dibuat patok atau pacak dasar pengukuran berupa kayu
kecil yang ditanamkan dekat batang dan diberi tanda tempat awal pengukuran dengan
Jumlah daun juga diamati setiap minggu. Perhitungan dilakukan langsung dan
daun yang telah dihitung diberikan tanda angka untuk mempermudah perhitungan
Diameter batang sama seperti parameter tinggi dan jumlah daun yang diamati
setiap minggu dengan menggunakan alat jangka sorong. Pengukuran diameter batang
dilakukan dari dua sisi batang yang berbeda, dikarenakan tanaman jagung memiliki
mulai dari 2 sampai 7 minggu setelah tanam (MST) dengan memperhatikan warna
pemotongan bagian atas tanaman mulai dari pangkal batang. Batang dan daun dicuci
dengan air, dibiarkan kering udara, baru kemudian dimasukkan ke dalam amplop
coklat yang telah diberi lubang dan label sesuai dengan perlakuan. Selanjutnya batang
dan daun yang telah dimasukkan ke dalam amplop tadi dikeringkan di dalam oven
pada temperatur 70°C selama kurang lebih dua malam (2x24 jam) lalu ditimbang
beratnya.
Setelah batang dipotong, maka akar yang tinggal di dalam tanah dikeluarkan
dengan cara mencuci tanah dengan air hingga akar terlepas, kemudian akar dicuci
Pemanenan
kasar akar dan tajuk tanaman serta bobot kering akar dan tajuk tanaman.
Hasil
Adapun hasil pengukuran tinggi tanaman jagung (Zea mays L.) dari setiap
140
Kontrol
120 Lengkap
-N
100 -P
-K
80 -Ca
-Mg
60 -NP
-NK
40 -PK
-KCa
20 -CaMg
0
14-Oct 21-Oct 28-Oct 7-Nov 11-Nov 21-Nov 25-Nov
29
Adapun hasil pengukuran diameter batang tanaman jagung (Zea mays L.) darri setiap
Gambar 14. Grafik Rata-rata Diameter Batang Tanaman Jagung (Zea mays L.)(mm)
20
18
16 Kontrol
Lengkap
14 -N
12 -P
-K
10 -Ca
-Mg
8 -NP
-NK
6
-PK
4 -KCa
-CaMg
2
0
14-Oct 21-Oct 28-Oct 7-Nov 11-Nov 21-Nov 25-Nov
30
Adapun hasil perhitungan jumlah daun tanaman jagung (Zea mays L.) dari
Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Jagung (Zea meys L.) (Helai)
PERLAKUAN
MS
T Kontrol Lengkap -N -P -K -Ca -Mg -NP -NK -PK -KCa -CaMg
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 3 3,5 3 3,4 3,5 3,5 3,5 4 3,5 3,5 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5,5 4,5 5 4,5 5,5 5 4 4,5 5,5 5,5 4,5
5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 6 6,5 5,5 4,5 5,5 5,5 6
6 8,5 9 8,5 8,5 9,5 10 11,5 7,5 7,5 8,5 9 9
7 8,5 9 8,5 8,5 9,5 10 12,5 8,5 7,5 8,5 9 9
Gambar 15. Grafik Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Jagung (Zea mays L.)
14
12
Kontrol
10 Lengkap
-N
-P
8 -K
-Ca
6 -Mg
-NP
-NK
4 -PK
-KCa
2 -CaMg
0
14-Oct 21-Oct 28-Oct 7-Nov 11-Nov 21-Nov 25-Nov
31
Adapun hasil perhitungan bobot kering oven (BKO) akar tanaman jagung
Tabel 5. Data Kering Oven Akar Tanaman Jagung (Zea mays L.) (g)
Bobot Kering Akar (g)
Perlakuan
U1 U2
Kontrol 6.48 12.10
Lengkap 10.77 6.63
-N 7.75 4.11
-P 8.78 5.48
-K 8.72 16.18
-Ca 11.56 9.66
-Mg 16.87 13.05
-NP 5.57 3.90
-NK 4.69 3.55
-PK 8.56 10.75
-KCa 6.96 7.15
-CaMg 12.34 4.88
Gambar 16. Diagram Bobot Kering Oven Akar Tanaman Jagung (Zea mays L.)
32
18
16
14
12
10
8 U1
U2
6
0
l a g g
tro ka
p -N -P -K -C -M -N
P
-N
K
-P
K Ca
n ng -K CaM
Ko Le -
Adapun hasil perhitungan bobot kering oven (BKO) tajuk tanaman jagung
Tabel 6. Data Kering Oven Tajuk Tanaman Jagung (Zea mays L.) (g)
Bobot Kering Tajuk (g)
Perlakuan
U1 U2
Kontrol 14.14 20.59
Lengkap 21.88 16.45
-N 9.21 11.66
-P 28.63 13.49
-K 23.64 100.30
-Ca 78.01 27.58
-Mg 146.83 75.20
-NP 14.20 6.28
-NK 7.04 11.52
-PK 30.24 45.90
-KCa 22.32 27.32
-CaMg 74.91 9.58
Gambar 17. Diagram Bobot Kering Oven Tajuk Tanaman Jagung (Zea mays L.)
33
160
140
120
100
80
U1
60 U2
40
20
0
l a g
tro ka
p -N -P -K -C -M -N
P
-N
K
-P
K Ca g
n ng -K CaM
Ko Le -
Pembahasan
Berdasarkan hasil dari percobaan, dapat dilihat pada pengamatan terakhir atau
pada 7 MST terlihat bahwa tinggi tanaman tertinggi terlihat pada perlakuan -Mg
dengan rata-rata 140,5 cm. Untuk data tinggi tanaman terendah yaitu pada perlakuan -
NP dengan rata-rata 84 cm. Hal ini dapat dapat dilihat bahwa pengurangan 1 unsur
hara pada tanah dapat terlihat dengan jelas perbandingan dari pertumbuhan tanaman
dimana pertumbuhan pada tanah muda tidak berjalan dengan baik. Hal ini
Nitrogen pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. (Goh dan Hardter, 2007) juga
lebih besar yang disebabkan oleh proporsi asimilat untuk partumbuhan akar yang
batang yang selalu meningkat setiap minggu nya dan diameter terbesar terdapat pada
-Ca dan -Mg dengan rata-rata 18,25mm dan Untuk data diameter terendah yaitu pada
perlakuan -N dengan rata-rata 12,35mm . Hal ini sesuai dengan literatur (Nugroho,
dan kerdil, mula-mula daun menguning dan mengering lalu daun akan rontok dimana
daun yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.
didalam tubuh tanaman nitrogen bersifat dinamis sehingga jika terjadi kekurangan
nitrogen pada bagian pucuk nitrogen yang tersimpan pada daun tua akan dipindahkan
ke organ yang lebih muda, dengan demikian pada daun-daun yang lebih tua gejala
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan pada parameter jumlah
daun terlihat bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan – Mg yaitu
dengan rata-rata 13,5 helai dan jumlah daun terendah (-NK) yaitu dengan rata-rata 7,5
helai. Hal ini sesuai dengan literatur (Matana dan Nurhaini, 2015) yang menyatakan
Unsur hara K pada tanaman penting untuk mempengaruhi jumlah daun dan ukuran.
K yang berbeda, yaitu KCl dan K 2SO4 Defisiensi unsur hara K terjadi pada daun tua
karena K diangkut ke daun muda. Gejala defisiensi unsur K timbul bercak transparan
pada daun, lalu daun mengering. Sumber unsur hara K adalah pupuk KCl.
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan bahwa setelah akar
diovenkan terlihat bahwa bobot kering akar tertinggi terdapat pada perlakuan –Mg
(U1) yaitu 16,87 g dan terendah pada perlakuan -NK (U2) yaitu 3,55 g. Ini dapat
35
dipengaruhi oleh jenis unsur hara dimana kekurangan unsur hara Nitrogen akan
membuat tanaman kerdil, apabila tanaman kerdil maka akar yang pada tanaman
tersebut kecil juga. Hal ini sesuai dengan literatur (Nugroho, 2013) yang
Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan bahwa setelah tajuk
diovenkan terlihat bahwa bobot kering tajuk tertinggi terdapat pada perlakuan -Mg
(U1) yaitu 146,83 g dan terendah pada perlakuan -NP (U1) yaitu 6,28 g. Ini dapat
gangguan pada pembentukan dan pertumbuhan akar, sesuai dengan literatur Herman
dan Pranowo (2013) yang menyatakan unsur P berperan penting dalam fotosintesis
menjadi lebih jelas yaitu tanaman menjadi lebih pendek, kurus, dan menguning lebih
KESIMPULAN
Kesimpulan.
tanah ini yaitu status unsur hara pada tanah andisol Tuntungan mengandung unsur
Nitrogen (N) dan Fosfor (P) yang rendah berdasarkan hasil perlakuan yang diamati
dengan Uji Minus Satu (Minus One Test), dimana setiap perlakuan yang mengandung
unsur Nitrogen (N) dan Fosfor (P) menunjukkan pertumbuhan tanaman jagung (Zea
mays L.) yang paling lambat di antara seluruh perlakuan baik dalam parameter tinggi
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan kepada peserta praktikum yaitu peserta
disarankan untuk menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam melakukan pengamatan
kesalahan apapun dalam pembuatan laporan, serta memberikan informasi yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Afandi,R.N.W, 2005, Ilmu Kesuburan Tanah, Penerbit Kansius, Yogyakarta
Atmaja, I. S. W. (2017). Pengaruh Uji Minus One Test pada Pertumbuhan Vegetatif
Tanaman Mentimun. Jurnal Logika, 19(1), 63-68.
Barnito, N. 2009. Budidaya Tanaman Jagung. Suka Abadi. Yogyakata. 96 hlm.
Goh, K.J., R. Hardter. 2007. General oil palm nutrition in International Planters
Conference on Management for Enhanced Profitability in Plantations.
Herman, M. dan D. Pranowo. 2013. Pengaruh Mikroba Pelarut Fosfat terhadap
Pertumbuhan dan Serapan Hara P Benih Kakao (Theobroma cacao L.).
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar.
Izah, L. 2009. Pengaruh Ekstrak Beberapa Jenis Gulma Terhadap PerkecambahanBiji
Jagung (Zea mays L.). Universitas Islam Negeri Maulana MalikIbrahim
Malang: Malang.
Juandi T, Selvie T, Marjam MT. 2016. Pertumbuhan dan Produksi Jagung Pulut
Lokal (Zea mays ceratina kulesh) pada Beberapa Dosis Pupuk NPK.
Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Maspeke, P., Ilahude, Z., & Zakaria, F. 2019. Pertumbuhan dan hasil jagung yang
dipupuk N, P, dan K pada tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten
Gorontalo. Journal of Tropical Soils, 14(1), 49-56.
Matana, Y.R., & Nurhaini, M. 2015. Respons Pemupukan N, P, K dan Mg Terhadap
Kandungan Unsur Hara Tanah dan Daun pada Tanaman Muda Kelapa Sawit.
B.Palma, 16(1):23-31.
Nugroho, A.W. 2013. Pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan awal
cemara udang (Casuarina Equisetifolia Var. Incana) pada gumuk pasir
pantai. Forest Rehabilitation Journal. 1(1): 113-125.
39
LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi Jagung (Zea mays L.) Varietas P21 Bison
42
Tanaman kerdil
Batang tanaman kurus
Kontrol
Daun tua menguning
hingga mengering
43
Tanaman kerdil
Pertumbuhan lambat
-NP Daun berwarna pucat
Daun menguning dimulai
dari tepi daun
46
Tanaman kerdil
Pertumbuhan terhambat
Luas daun kecil
-PK Daun tua menguning
dimulai dari tepi daun
Daun mengeluarkan
pigmentasi ungu
47
Kelompok :A
= 5672 x 100%
= 77.8%
Lampiran 3. Data Perkecambahan Jagung (Zea mays L.)
49